Teknik Eksplanasi Dan Teknik Subtitusi
Teknik Eksplanasi Dan Teknik Subtitusi
Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Terjemah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’aala atas selesainya makalah
kami yang berjudul “Teknik Eksplanasi dan Teknik Subtitusi”. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Dr. Chakam Failasuf, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Teori Terjemah yang telah membantu
memberikan banyak materi untuk pembuatan makalah ini. dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Adapun
kelebihan dan kekurangan dari makalah ini kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan. Demikian makalah ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat dan menambah
ilmu pengetahuan, terutama bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
12 November 2020
Penyusun
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada penerjemahan kalimat bahasa Arab ke bahasa Indonesia tidak mutlak terpaku pada
satu model dan teknik penerjemahan. Artinya, pada saat tertentu atau menurut penerjemah satu
dan lainnnya akan memilih model dan teknik penerjemahan yang berbeda untuk suatu kalimat
yang sama. Selanjutnya, untuk mencapai makna yang sepadan dalam bahasa Arab,
penerjemahan perlu diungkapkan dalam kalimat bahasa Indonesia yang tepat.
PEMBAHASAN
A. Teknik Eksplanasi
P | (S) | K |O |K
V +(Pro.) + FP +N + FP
S | P | O | K | K
Pro. + V + N + FP | FP
Wa ni‘ma al-wakîlu
(S) | P ( P | S )
(N) + FV (V + N )
S | P
N + FN
(S) | P ( P | S )
(N) + FV ( V + N )
P | S
FN + FN berklausa relatif
2. Pola Pengeksplisitan Fungsi
Namun, hal ini kurang lazim di dalam BP. Karena itu, penerjemah mengeksplisitkan dan
menerangkannya.
P. Pengeksplisitan S di dalam BS merupakan hal yang lazim, tetapi tidak lazim di dalam BP.
Dalam bahasa Arab dikenal konsep al-istitar dan al-hadz-fu. Tamam (1979:156)
memadankan kedua istilah dengan morfem zero yang ada dalam linguistik umum. Dia
menerangkan bahwa istilah pertama mengacu pada pelesapan pronomina yang berfungsi sebagai
S dalam kalimat verbal. Adapun istilah kedua merujuk pada penghilangan salah satu unsur dari
kontruksi frase yang saling melengkapi, yaitu frase endosentris distributif dan frase endosentris
atributif.
Keduanya menegaskan bahwa apa yang implisit di dalam BS akan dieksplisitkan di dalam BP.
Gejala inilah yang dimaksud dengan mengeksplisitkan fungsi S BA di dalam BI.
4. Takrif
yang ditandai dengan mengeksplisitkan unsur linguistik BS di dalam BP, sebagaimana terlihat
dari pola perubahan P-(S) menjadi S-P.
B. Teknik Substitusi
P|S|K
KS + FP + (KS-N) + FP
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai mata hati
K|P|S|K(S|P
P|K|S
(KS+ FP) + FP + FP
apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini
P|K|S|K
(KS+V) + FP + FN + FP
4. Takrif
Demikianlah, substitusi merupakan teknik penggantin fungsi unsur kalimat BS
dengan fungsi lain tatkala kalimat itu direstrukturisasi di dalam BP, sebagaimana terlihat
dari penggantian P dengan K pada kalimat nomina BS yang berpola P-S.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
➢ Teknik Ekspansi
Ekspalansi merupakan teknik penerjemahan yang ditandai dengan mengeksplesitkan
unsur linguistic BS di dalam BP, sebagaimana terlihat dari pola perubahan P-(S)
menjadi S-P.
➢ Teknik Substitusi
Substitusi merupakan teknik penggantian fungsi unsure kalimat BS dengan fungsi lain
tatkala kalimat itu direstrukturisasi di dalam BP, sebagaimana terlihat dari penggantian
P dengan K pada kalimat nomina BS yang berpola P- S.