2007
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat
yang diberikan sehingga penyusunan profil kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007
dapat di susun sesuai harapan.
Profil Kesehatan Puskesmas Matakali merupakan salahsatu Produk penting dari sistim
Informasi Kesehatan. Profil ini adalah sarana untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Visi Kecamatan Sehat 2010 sekaligus memberikan gambaran kesehatan di
wilayah Puskesmas Matakali berupa,Gambaran umum,Derajat kesehatan ,Upaya
pelayanan kesehatan,Sumber daya kesehatan yang disajikan dalam bentuk narasi,table
dan grafik.
Di era Desentaralisasi pemanfaatan data sebagai acuan sangat penting dalam menyusun
perencanaan baik di tingkat Puskesmas maupun di tingkat Kabupaten sehingga lebih
terarah dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan setiap program di Puskesmas.
Data yang disajikan pada Profil Kesehatan Puskesmas Matakali tahun 2007 ini adalah
Paduan dari data BPS Kab.Polewali Mandar dengan data Pengamatan langsung ( Door to
Door ) yang disajikan dalam bentuk cakupan program ( Basic Six ) Puskesmas Matakali .
Dalam Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007 ini ada beberapa
hambatan yang ditemui sehingga bila ada kekurangan dalam penyusunan mohon di
maklumi
Akhirnya Tim Penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berpartisipasi dalam penyusunan profil kesehatan Puskesmas Matakali tahun 2007
Wassalam
Penyusun
LATAR BELAKANG
Sesuai dengan strategi Indonesia Sehat tahun 2010 dan kebutuhan pembangunan
sektor Kesehatan di era desentralisasi ini. Departemen Kesehatan sudah
menetapkan Visi dan Misi Puskesmas.Visi pembangunan kesehatan melalui
Puskesmas adalah terwujudnya Kecamatan tahun 2010.
Kecamatan sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang hidup di lingkungan yang sehat dan berprilaku masyarakatnya yang juga
sehat ,mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang ada di wilayahnya serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya .
Untuk mewujudkan Visi Kecamatan Sehat 2010, Puskesmas Matakali memanfaat
kapasitas dan potensi Puskesmas secara Optimal, sehingga secara bertahap visi
Puskesmas Matakali dapat dikembangkan dan terwujud yaitu :
Untuk mewujudkan visi tersebut, ada tiga Misi yang harus diemban Puskesmas
Matakali :
S t r a t e g i:
BAB II
GAMBARAN UMUM
GEOGRAFI
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Matakali adalah 57,62 Km 2 dengan batas –
batas wilayah sebagai berikut :
Berikut :
DERAJAT KESEHATAN
Indikator derajat kesehatan dan target yang hendak di capai tahun 2010 adalah
sebagai berikut :
Fasilitas Pendidikan :
Sarana
1 Puskesmas (non perawatan) yaitu Puskesmas Matakali berlokasi di Jl. Poros Majene
No.161, Kel. Matakali, Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polmas,
Provinsi Sulawesi Barat.
3 Pustu masing-masing :
2 Polindes masing-masing :
24 Posyandu masing-masing :
Fasilitas Kendaraan
Tenaga
Jumlah tenaga stuktural dan fungsional puskesmas matakali dapat dilihat pada table 48
TATA USAHA
SYAMSUDDIN UMAR
ROSMAWATI
FAUZAN
SUHARTINI
PUSTU PATAMPANUA
Hj. ANDI MULIATI
BUNGAROSI
HAJARAH
Sarana Peribadatan :
Masjid : 27 buah
Gereja : 4 buah
Sarana Olah Raga : Dari 1 Kelurahan dan 5 Desa di kecamatan matakali terdapat 4
lapangan yang memungkinkan untuk kegiatan olah raga seperti sepak bola, bola volley,
takrow dan masih banyak lagi jenis olah raga yang bisa dikembangkan.
BAB III
Sementara upaya program yang lain, misalnya Laboratorium sederhana dan Kesehatan Jiwa
juga akan dikembangkan sesuai dengan tuntutan masalah kesehatan masyarakat.
Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif adalah kegiatan
program lain (misalnya kegiatan imunisasi merupakan kegiatan pokok P2M) yang
dilaksanakan pada program KIA karena sasaran penduduk program P2M (ibu hamil dan anak-
anak) juga menjadi sasaran program KIA.
Memberikan nasihat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi karena kekurangan
protein dan kalori dan memperkenalkan jenis makanan tambahan (vitamin dan garam
beryodium). Integrasi program PKM (konseling) dan Gizi.
Merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan. Integrasi program pengobatan.
Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas. Integrasi dengan
program perawatan kesehatan masyarakat.
Angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sepanjang Januari sampai dengan
desember 2007 Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu masyarakat sedikit lebih mengerti
akan pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan
kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan
rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk
dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan mengurangi
berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya penyebaran
penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat
tertentu agar terhindar dari penularan penyakit.
Secara umum penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC, kolera, thypus
abdominalis, demam berdarah, malaria, frambusia, filariasis, poliomyelitis, batuk rejan dan
cacingan.
Lebih khusus untuk Puskesmas Matakali, penyakit yang masih endemis adalah ;
a). Rabies
Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies ( anjing, kucing, kera dan hewan
lainnya)
Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR yang rendah tetapi memiliki CFR
( Case Fatality Rate ) yang tinggi sehingga penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera
diatasi.
Dari Pengelolah program Rabies Puskesmas Matakali pada tahun 2007 ditemukan adanya
penderita yang digigit hewan penular Rabies.namun Penderita Positif Rabies Tidak ada
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu bayi, anak-anak
dan dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1 juta kematian anak.
Didaerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab utama kematian dan penghambat
pertumbuhan anak.
Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau 35 % dari
penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria akan meningkat akibat
mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan lingkungan antara lain karena pembagunan
wilayah yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan. Jumlah penderita ( dapat
dilihat pada tabel 10 )
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit memiliki kasus yang rendah namun
memiliki CFR yang tinggi. Lokasi yang paling sering mewabah adalah daerah yang
berpenduduk padat dengan sanitasi yang buruk.
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang menular yang sifatnya akut dan
disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui perantaraan vector nyamuk Aedes
Aegypti.
Angka CFR yang tinggi dari penyakit ini sehingga dengan 1 penderita saja yang meninggal
dinyatakan KLB.
Sepanjang Januari sampai Desember 2007 jumlah penderita DBD di wilayah kecamatan
Matakali adalah 0 kasus
Upaya untuk mengatasi hal ini dilakukan Abatesasi dan pemantauan jentik berkala.
Filariasis atau penyakit kaki gajah penularannya melalui nyamuk sebagai vektor. Endemik
pada sebagian besar daerah panas lembab di dunia. Tingginya prevalensi tergantung kepada
besarnya infeksi dari reservoir dan vector yang berlebihan.
Berdasarakan hasil pendataan dan pengobatan massal Pencegahan penyakit Filariasis jumlah
cakupan pengobatan sebanyak 96 %, Penderita penyakit Filariasis tidak ada kasus baru pada
tahun 2007.
a). Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio, “E.Choli”, klostridia dan
intoksikasi / keracunan makanan. Merupakan penyakit yang mudah menular dan sering
menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal musim penghujan.
Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan dapat
menekan berkembangnya masalah kesehatan.
Dalam tahun terakhir 2007 didapati jumlah penderita diare adalah 561 kasus, menurun
dibandingkan tahun 2006 .
Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan oleh kuman
kusta mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan
tubuh lainnya.
Sepanjang Tahun 2007 ditemukan penderita Kusta Type MB 2 penderita dan
PB 1 penderita dengan status pengobatan tuntas. ( Lihat tabel 11 )
c). Typhoid
Penyakit Typhoid merupakan penyakit yang menyerang system pencernaan manusia. Penyakit
ini dapat ditularkan melalui air dengan lingkungan yang tercemar. Oleh karena itu sering
mewabah pada daerah yang sulit mendapatkan air bersih untuk dikomsumsi masyarakat.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih
banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan khususnya Bayi dan Anak
Balita. Dalam program ISPA Penyakit ini digolongkan menjadi tiga, Bukan
Pneumonia, Pneumonia dan Pneumonia berat.
Di dunia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) jadi penyebab kematian dari
2 Juta Anak Balita pada tahun 2000. Di Indonesia , ISPA merupakan penyebab
36,4% kematian bayi tahun 1992 dan 32,1 % kematian bayi pada tahun 1995,
serta penyebab 18,2 % kematian pada balita tahun 1992 dan 38,8% tahun 1995.
Berdasarkan data dari P2M program ISPA tahun 2007 Puskesmas Matakali
Cakupan penderita ISPA bukan pneumoni 2195 kasus, pneumoni 0 dan
pneumoni berat 0 .
Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara
sehingga memungkinkan penularan penyakit ini. Dan faktor resiko lainnya
seperti; Gizi kurang, Status Imunisasi yang tidak lengkap, Menbedung Anak,
Pemberian ASI tidak/kurang Memadai, Riwayat penyakit cronis, dan Orang tua
perokok.
e). Tubercolusis (TB)
Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala khas. Pada
umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menyerang kelompok
usia produktif 15 tahun keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya dideteksi melalui
pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif.
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ; Proporsi Suspek yang diperiksa
dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate), Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka
Kesalahan Baca (Error Rate).
Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan istilah Ice Berg Phenomena ,
dimana jumlah penderita yang tidak terlaporkan (muncul) lebih banyak dari pada yang
terlaporkan, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam upaya penemuan kasus.
Dari bulan Januari – Desember tahun 2007 peningkatan angka kesembuhan penderita 80
% ,Persentase cakupan BTA Positif 29 % dan angka penemuan klinis 21 %
Ada tujuh penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan kematian atau cacad,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut adalah
Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan ; batuk
seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis –B.
1). Poliomyelitis
Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama mengenai dan merusak
sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti motorik batang otak sehingga
menimbulkan kelumpuhan dan atrofi otot.Dan sepanjang tahun 2007 tidak di temukan adanya
kasus poliomyelitis di wialayah puskesmas Matakali.
2). Campak
Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama mengenai anak umur 6 bulan
– 5 tahun.,dan tidak ada kasus penyakit campak di wilayah Puskesmas Matakali.
3). Diftheri
Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium
Diftheriae. Sangat mudah menular terutama mengenai anak-anak umur 2 bulan – 5 tahun.
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama lain penyakit
ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus hari.
5). Tetanus
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di Negara yang
sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak merupakan parameter daripada berhasil
atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu daerah atau suatu Negara.
7). Hepatitis-B
Ialah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada hati.
Berdasarkan laporan P2 (Surveylans) Puskesmas Matakali akhir Desember
2007 belum pernah dilaporkan adanya ketujuh macam penyakit tersebut di
atas.
Hasil Cakupan Peningkatan Gizi
Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali wilayah kerja
Puskesmas Matakali. Penyebab langsung adalah komsumsi zat gizi kurang dan infeksi
penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan ditingkat rumah
tangga, asuhan Ibu dan anak serta pelayanan kesehatan. Disisi lain yang menjadi penyebab
utama yakni, kemiskinan , pendidikan, ketersediaan pangan, kesempatan kerja. Puskesmas
harus mengatasi masalah gizi, khususnya pada kelompok ibu hamil dan balita, terutama
setelah paska krisis multi dimensi tahun 1998.
Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan secara rutin
setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbang/Posyandu.
Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke Puskesmas
untuk ANC dilakukan minimal 4 kali sepanjang kehamilannya.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT penyuluhan
(pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui demonstrasi pemilihan bahan makanan
yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan
yang sifatnya suplementasi (Vitamin A, Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya).
Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi (sulfas ferrosus) untuk
ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian obat cacing untuk anak yang
kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi Vitamin A,
cakupan Fe, Kapsul Yodium.
Ibu Nifas
Cakupan Tablet Fe
Akibat dari kekurangan Fe ini dapat menyebabkan Bayi BBLR, Perdarahan, Resiko Kematian
Ibu Dan Anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan Fe melalui
Program pemberian tablet Fe, Pemeriksaan Hb, Penyuluhan PUGS dan penganeka ragaman
makanan.
Pemberian kapsul Yodium ditujukan pada beberapa sasaran yaitu Ibu hamil, Ibu menyusui,
Wanita Usia Subur, dan anak Usia Sekolah. Pembagian wilayah kerja menurut kategori
endemiknya sebagai berikut :
Pencapaian pemberian Kapsul yodium pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui WUS dan Usia Sekolah
di Kecamatan Matakali tahun 2007 hanya 28 % karena wilayah puskesmas Matakali bukan
daerah Endemik.
Berdasarkan hasil pendataan dan survey penggunaan garam beryodium tahun 2007 di
kecamatan Matakali menununjukkan keberhasilan yang berarti. Hal ini terlihat dari tingkat
komsumsi garam beryodium cukup di kecamatan Matakali 2007, tingkat komsumsinya telah
mencapai 99 %.
Akibat dari kekurangan Yodium akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, menciptakan
generasi yang lemah. Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan upaya Program penyuluhan
PUGS, GAKI, Penggunaan Garam Beryodium, Pemberian Kapsul Yodium.
Indikator status kesehatan juga diukur berdasarkan gizi penduduk menurut ; Status Gizi,
Anemia, KEK, BBLR, GAKI.
Status Gizi
Berdasarkan hasil pendataan akhir desember 2007 status gizi balita paling banyak adalah baik
dengan persentase 71 %.
Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang disebabkan
kekurangan zat besi (Fe). Dari data KIA diperoleh informasi bahwa tahun 2007 angka
kematian ibu menurun.
Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe selama hamil sebanyak
90 tablet.
Laporan KIA tahun 2007 1,5 % BBLR umum disebabkan karena KEK pada Ibu hamil
GAKI
Berdasarkan hasil pemetaan Gaky pada tahun 2007 dilaporkan bahwa TGR ( Total Goiter Rate
) Kecamatan Matakali tidak ada Gaky
Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan agent yang
memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi risiko timbulnya
gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan peluang agent untuk
berkembang (breeding).
r.
Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007
Pengobatan
b. Mengirim (merujuk) penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan jenis penyakit
yang tidak mampu ditangani oleh Puskesmas.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh
petugas , apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
3.Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan
kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
5.Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhana.
9.Rujukan medik
Tujuan :
Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi gangguan
kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-anak
sekolah dan ibu hamil.
1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih mampu
5 Desa
TABEL 2
UMUR
L P
N KELURAHAN / DESA JUMLAH RASIO BEBAN
O TANGGUNGAN
TABEL 3
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG MELEK
HURUF DIWILAYAH PUSKESMAS MATAKALI TAHUN 2007
L P
1 MATAKALI 2.349 4 5 >10 th -44
. PATAMPANUA 3.676 1 6 th
2 PASIANG 3.273 5 9
. I.MAKKOMBO 2.107 2 3
3 NG 9 1
1.777
. TONROLIMA 0 0
4 1.633 7 3
Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007
. BARUMBUNG 5 9
5 7 7
. 5 7
6 5 0
. 3 7
3
TABEL 5
1. MATAKALI 71 0 0
2. PATAMPANUA 110 0 0
3. PASIANG 106 1 0
4. TONROLIMA 53 0 0
5. BARUMBUNG 50 1 0
6. I.MAKKOMBONG 65 1 0
3. PASIANG -
4. TONROLIMA -
5. I.MAKKOMBONG -
6. BARUMBUNG -
TABEL 7
KECELAKAAN LALU
LINTAS
N KELURAHAN / KETERANGAN
LUKA MENINGGAL
O DESA
1. MATAKALI 355 0
2. PATAMPANUA 384 0
4. I.MAKKOMBONG 131 0
5. TONROLIMA 227 0
6. BARUMBUNG 142 0
JUMLAH 1.432 0
TABEL 8
YANG DI TANGANI
1. MATAKALI 0 3 0
2. PATAMPANUA 0 2 0
3. PASIANG 0 3 0
5. I.MAKKOMBONG 0 2 0
6. BARUMBUNG 0 1 0
TABEL 9
YANG DI TANGANI/DIOBATI
1. MATAKALI 0 0 0 230
2. PATAMPANUA 0 1 0 72
3. PASIANG 0 0 0 76
4. TONROLIMA 0 0 0 91
5. I.MAKKOMBONG 0 0 0 44
6. BARUMBUNG 0 0 0 48
Jumlah 0 1 0 561
DI OBATI
MALARIA MALARIA
N KELURAHAN KET
POSITIF KLINIS
O /DESA
1. MATAKALI 0 3
2. PATAMPANUA 0 96
3. PASIANG 0 5
4. TONROLIMA 0 0
5. I.MAKKOMBONG 0 0
6. BARUMBUNG 0 0
TABEL 11
1. MATAKALI 1 0
2. PATAMPANUA - -
4. TONROLIMA 1 1
5. I.MAKKOMBONG 0 -
6. BARUMBUNG 0 -
KECAMATAN 2 1
TABEL 12
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
TB.PA
RU+
DIFTER PERTU TETA POL CAMP
( Positif
I SIS NUS IO AK
)
1. MATAKALI 0 0 0 0 5
2. PATAMPANU 0 0 0 0 0
A
3. 0 0 0 0 0
PASIANG
4. 0 0 0 0 0
TONROLIMA
5. 0 0 0 0 0
I.MAKKOMB
6. 0 0 0 0 12
ONG
BARUMBUN
G
TABEL 14
JUMLAH KUNJUNGAN
1. MATAKALI 14
2. PATAMPANUA 22
3. PASIANG 21
4. TONROLIMA 11
5. I.MAKKOMBONG 13
6. BARUMBUNG 10
TABEL 15
N KELURAHAN/DESA RAWAN
O GIZI
1. MATAKALI 11 160 86 0 0
4. TONROLIMA 8 156 70 0 0
5. I.MAKKOMBONG 5 190 47 0 0
6. BARUMBUNG 1 135 70 0 0
1. MATAKALI 69 % 80 %
3. PASIANG 49 % 58 %
4. TONROLIMA 81 % 101 %
5. I.MAKKOMBONG 68 % 64 %
6. BARUMBUNG 56 % 65 %
TABEL 17
TABEL 18
PESERTA KB
BARU AKTIF
N KELURAHAN/DESA JUMLAH KET
O PUS
JENIS KONTRASEPSI
1. MATAKALI - 4 96 131 1 - -
2. PATAMPANUA - - 64 34 - - -
4. TONROLIMA - 13 82 80 2 - -
5. I.MAKKOMBON - 9 83 88 - - -
G
6. - 6 40 41 7 3 -
BARUMBUNG
TABEL 21
JENIS KELURAHAN/DESA
TABEL 22
PELAYANAN KESEHATAN
BAYI BALITA
N KELURAHAN / DESA KET
O
1. MATAKALI 71 227
4. TONROLIMA 53 247
5. I.MAKKOMBONG 65 257
6. BARUMBUNG 50 187
TABEL 23
JUMLAH BUMIL
Fe 1 Fe 3
NO KELURAHAN /DESA KET
1. MATAKALI 68 51
3. PASIANG 103 70
4. TONROLIMA 61 54
5. I.MAKKOMBONG 73 32
6. BARUMBUNG 53 35
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
TABEL 25
KETERSEDIAAN DARAH
UNTUK
N KECAMATAN KET
BUMIL BAYI
O
1. MATAKALI 0 0
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI DAN
KOMPLIKASI YANG DITANGANI DI WILAYAH PUSKESMAS MATAKALI TAHUN
2007
1. MATAKALI 0 0
2. PATAMPANUA 0 0
3. PASIANG 0 0
4. TONROLIMA 0 0
5. I.MAKKOMBONG 0 0
6. BARUMBUNG 0 0
TABEL 27
KEMAMPUAN GAWAT
DARURAT
N PUSKESMAS KET
YA TIDAK
1. PUSK.MATAKALI √ -
2. PUSTU PASIANG √ -
3. PUSTU TONROLIMA √ -
4. PUSTU PATAMPANUA √ -
5. POLINDES BARUMBUNG - √
6. POLINDES - √
I.MAKKOMBONG
TABEL 28
1. MATAKALI √
2. PATAMPANUA -
3. PASIANG -
4. TONROLIMA -
5. I.MAKKOMBONG -
6. BARUMBUNG -
JUMLAH DISERANG
PENDERITA MENINGGAL
N KELURAHAN /DESA KET
O
1. MATAKALI 5 - CAMPAK
2. PATAMPANUA - -
3. PASIANG - -
4. TONROLIMA - -
5. I.MAKKOMBONG - -
6. BARUMBUNG - -
TABEL 30
1. MATAKALI 177
2. PATAMPANUA 202
3. PASIANG 325
4. TONROLIMA 88
5. I.MAKKOMBONG 132
6. BARUMBUNG 121
TABEL 31
KATEGORI
1. MATAKALI √ -
3. PASIANG √ -
4. TONROLIMA √ -
5. I.MAKKOMBONG - √
6. BARUMBUNG √ -
TABEL 32
TABEL 33
TABEL 34
TABEL 35
1. MATAKALI 0
PELAYANAN KESEHATAN
TABEL 37
1. MATAKALI 54
3. PASIANG 62
4. TONROLIMA 52
5. I.MAKKOMBONG 35
6. BARUMBUNG 28
TABEL 38
1. MATAKALI 0
TABEL 39
JUMLAH KUNJUNGAN
TABEL 40
1. MATAKALI 78 %
TABEL 41
1. MATAKALI 100 % -
TABEL 42
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
TABEL 43
2. PATAMPANUA 98 %
3. PASIANG 98 %
4. TONROLIMA 98 %
5. I.MAKKOMBONG 93 %
6. BARUMBUNG 97 %
TABEL 44
1. MATAKALI 71 %
2. PATAMPANUA 58 %
3. PASIANG 49 %
4. TONROLIMA 54 %
5. I.MAKKOMBONG 70 %
6. BARUMBUNG 71 %
TABEL 45
SARANA
Profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007
N KELURAHAN KET
O /DESA TEMPAT -TEMPAT PENGELOLAAN
UMUM MAKANAN
1. MATAKALI 25 3
2. PATAMPANUA 20 4
3. PASIANG 21 8
4. TONROLIMA 18 -
5. I.MAKKOMBONG 11 -
6. BARUMBUNG 12 -
TABEL 46
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
TABEL 47
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
TABEL 48
1 BIDAN
1 PERAWAT
TABEL 49
1. MATAKALI 0
2. PATAMPANUA 0
3. PASIANG 0
4. TONROLIMA 0
5. I.MAKKOMBONG 0
6. BARUMBUNG 0
BAB IV
Dengan tersusunnya profil Kesehatan Puskesmas Matakali Tahun 2007, maka diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kinerja sekaligus Evaluasi pencapaian
program pelayanan kesehatan di Puskesmas Matakali dibidang kesehatan dengan menilai
derajat kesehatan dari beberapa aspek diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status
gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan,
pemerataan pelayanan kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber daya manusia,
sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana.
Diera Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik dalam
menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Untuk menjawab kepentingan diatas, maka profil ini disusun setiap tahunnya yang
memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Matakali dalam
bentuk persentase
Pencapaian Upaya Program Puskesmas. Profil ini disajikan dalam bentuk teks, lampiran
beberapa table dan grafik, untuk mempermudah menganalisis masalah kesehatan. Progam
kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan terutama dalam hal perencanaan
kesehatan yang berbasis bottom up untuk mengetahui kebutuhan oleh masing tingkatan
pelayanan kesehatan. Sementara dalam hal pendanaan kondisinya masih jauh dari anggaran
yang layak untuk bidang kesehatan.