Anda di halaman 1dari 10

REVIEW: PEMANFAATAN PATI TERMODIFIKASI SEBAGAI EKSIPIEN

FARMASETIKA
REVIEW: UTILIZATION OF MODIFIED STARCH AS PHARMACEUTICAL
EXCIPIENT
Resi Resdiani1,*, Dolih Gozali2, Aji Najihudin2
1
Prodi S1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Umiversitas Garut
2
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Umiversitas Garut
*Email korespondensi: Resiresdiani09@gmail.com

ABSTRACT
Modified starch is starch that has undergone controlled physical or chemical changes so
that it changes one or more of its original properties, one of the uses of starch itself is as an
excipient. The types of starch used consisted of cassava starch, corn starch, breadfruit
starch and sweet potato starch, a review of articles from research related to modified starch
as an excipient was carried out to see its use in the pharmaceutical field. The method used
in writing this review is to find and analyze the literature obtained from relevant sources
with various predetermined keywords. Modified starch provides better yields and benefits
than natural starch, so this modified starch can be adapted based on its application such as
fillers, binders, crushers, carriers, increasing the degree of substitution and coating agents
in tablets.
Keywords: Modified starch, excipients, pharmaceutical

ABSTRAK
Pati modifikasi merupakan pati yang telah mengalami perubahan sifat fisika atau kimia
secara terkendali sehingga mengubah satu atau lebih dari sifat asalnya, salah satu kegunaan
dari pati itu sendiri adalah sebagai eksipien. Jenis pati yang digunakan itu terdiri dari pati
singkong, pati jagung, pati sukun dan pati ubi jalar, dilakukan review artikel dari penelitian
yang berkaitan dengan pati termodifikasi sebagai eksipien untuk melihat pemanfaatannya
dibidang farmasetika. Metode yang dilakukan dalam penulisan review ini adalah dengan
mencari dan menganalisis pustaka yang diperoleh dari sumber-sumber yang relevan
dengan berbagai kata kunci yang telah ditentukan. Pati termodifikasi memberikan hasil
serta manfaat yang lebih baik daripada pati alami, jadi modifikasi pati ini dapat disesuaikan
berdasarkan peruntukannya seperti bahan pengisi, pengikat, penghancur, pembawa,
peningkatan derajat substitusi dan bahan penyalut pada tablet.
Kata Kunci: pati termodifikasi, eksipien, farmasetika
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan potensi pasar farmasi yang cukup besar,
Indonesia juga merupakan negara tropis yang memiliki keunggulan dalam
keanekaragaman sumber pati misalnya dari umbi-umbian yang berpotensi mengandung
pati seperti diperoleh dari jagung, kentang, singkong, gandum dan pohon sagu. [1]. Namun
berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan diperoleh bahwa 95% bahan baku Indonesia
masih bergantung pada impor yang membuat bangsa yang konsumtif, padahal Indonesia
kaya akan keanekaragaman hayati dan memiliki potensi yang cukup besar sebagai
penghasil bahan baku obat salah satunya pati. [2] [3].
Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin
dan material antara seperti, protein dan lemak. Umumnya pati mengandung 15-30%
amilosa, 70-85% amilopektin dan 5-10% material antara. Struktur dan jenis material antara
tiap sumber pati berbeda tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut. [4]. Pati
diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti beras,
sagu, kentang singkong, jagung, gandum, ubi kayu dan ubi jalar. [5]. Pati juga dapat
diperoleh dari hasil ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan
biji durian. Ekstraksi pati merupakan proses untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman
dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang terdapat pada tanaman tersebut.
[6].
Pati merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat dalam batang dan biji suatu
tanaman dan membentuk butiran dalam sel di plastid, terpisah dari sitoplasma. Sebagian
besar pati disimpan dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar, kentang dll), biji (jagung, padi
gandum), batang (sagu) dan buah. [4]. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih
dan tanpa rasa manis. Tidak larut dalam air, alkohol dan eter. Pati alami akan mengalami
berbagai perubahan fisikokima selama proses termal. Khususnya, ketika dipanaskan dalam
air, butiran pati akan membengkak, diikuti dengan perubahan struktur kristal pati tersebut.
[7].
Kegunaan pati dari berbagai tanaman berfungsi sebagai eksipien farmasi. Pati
tersedia secara luas dan berguna dalam produksi tablet karena sifatnya yang inert, murah
dan penggunaannya sebagai pengisi, pengikat, desintegran dan glidan. Pati memiliki
kelebihan sebagai eksipien yaitu dapat tercampurkan dan memiliki sifat inert dengan
sebagian besar bahan obat. [8] [9].
Pati atau amilum yang umum digunakan dalam industri farmasi terbagi menjadi 2,
yaitu pati alami dan pati yang dimodifikasi. Pati alami (native starch) merupakan pati yang
dihasilkan dari umbi – umbian dan belum mengalami perubahan sifat fisika dan kimia atau
diolah secara fisika-kimia. [10] Pati alami seperti tapioka, pati jagung, sagu dan pati-patian
lainnya mempunyai beberapa kekurangan ketika dipakai sebagai bahan baku dalam industi
pangan maupun non-pangan. Pati alami memiliki sifat alir dan kompersibilitas yang kurang
baik. [11]. Jika diolah pati membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan energi
tinggi, juga pasta yang terbentuk keras serta tidak bening. disamping itu sifatnya terlalu
lengket dan tidak tahan perlakuan asam. Kekurangan tersebut dapat menjadi kendala dan
terbatasi dalam penggunaannya dalam industry. [12]. Oleh karena itu dilakukan modifikasi
pati untuk mengatasi sifat-sifat dasar pati alami yang kurang menguntungkan. [13]. Pati
modifikasi merupakan pati yang telah mengalami perubahan sifat fisika atau kimia secara
terkendali sehingga merubah pada gugus hidroksilnya lewat suatu reaksi kimia
(esterifikasi, sterifikasi atau oksidasi) yang dapat mengubah satu atau lebih dari sifat
asalnya yang digunakan untuk berbagai alasan, diantaranya pati termodifikasi mempunyai
sifat fungsional yang tidak dimiliki oleh pati alam. [2] [11], [14]. Modifikasi pati dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti: secara kimia, biokimia dan fisik. [15].
Modifikasi pati umumnya dilakukan untuk memperbaiki atau menambahkan sifat-
sifat fungsional tertentu yang tidak terdapat pada pati alami. [16]. Pati alami dapat dibuat
menjadi pati termodifikasi atau modified starch, dengan sifat sifat yang dikehendaki atau
sesuai dengan kebutuhan. [12]. Salah satu contoh dari penggunaan pati termodifikasi
adalah sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tablet dan untuk memberikan sifat produk
yang lebih padat. Pati termodifikasi memiliki potensi besar untuk memenuhi bahan
tambahan pangan maupun sumber bahan baku untuk industri farmasi. [17].
Pati dapat dimodifikasi secara fisika maupun kimia. Modifikasi secara fisika dapat
dilakukan dengan cara autoclaving-cooling (pemanasan-pendinginan). [18]. Modifikasi
secara kimiawi dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti hidrolisis menggunakan
enzim, dekomposisi asam, oksidasi, eterefikasio, eterifikasi dan ikatan silang. Setiap
metode modifikasi tersebut menghasilkan pati termodifikasi dengan sifat yang berbeda-
beda. [11] [12].
Eksipien atau bahan tambahan merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
ke dalam formulasi suatu sediaan farmasi. Eksipien sangat bermanfaat untuk memperbaiki
sifat zat aktif sehingga mempermudah dalam proses produksi sediaan farmasi. Eksipien
yang digunakan harus memiliki sifat yang tidak toksik, inert secara farmakologis, stabil
secara fisika dan kimia baik secara tersendiri ataupun dikombinasikan dengan zat aktif dan
relatif murah. Eksipien meliputi bahan pengisi, pengikat, disintegran, dan lubrikan. Salah
satu eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi adalah pati.[8]. [19].
Banyaknya peneliti yang menggunakan pati termodifikasi sebagai eksipien menjadi
landasan dilakukan review ini untuk memberikan informasi dan melihat manfaat dari
penggunaan pati termodifikasi sebagai eksipien farmasetika.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penyususnan review artikel ini adalah penelusuran
pustaka dengan mesin pencarian berupa google dengan beberapa situs penyedia jurnal
online antara lain google scholar, mendeley, science direct, dan PubMed dimana pustaka
yang digunakan adalah jurnal-jurnal yang relevan dengan tema pati termodifikasi sebagai
eksipien farmasetika dari jurnal nasional maupun Internasional. Penelusuran pustaka
dengan kata kunci “pati termodifikasi”, “pati termodifikasi sebagai eksipien farmasetika”,
dan “modified starch”. Pustaka yang digunakan merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan
dalam rentang waktu 10 tahun terakhir antara 2011-2021. Kemudian dilakukan screening
sehingga didapatkan pustaka primer atau jurnal utama dan pustaka pendukung. Selanjutnya
dilakukan pengkajian jurnal sehingga didapat data yang kemudian diolah dan dituangkan
dalam bentuk paragraf serta disusun dalam sebuah tabel untuk memudahkam dalam proses
penjelasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada review artikel ini dilihat bagaimana pemanfaatan dari pati termodifikasi
sebagai eksipien farmasetika. Jenis pati yang digunakan itu terdiri dari pati singkong, pati
jagung, pati sukun, pati ubi jalar, pati pisang talas, pati talas, pati pisang kapok dan pati
ganyong. Pati tersebut dimodifikasi baik secara fisika, kimia ataupun fisikokimia, metode
umum yang digunakan dalam modifikasi pati secara fisika itu antara lain dilakukan dengan
cara perlakuan panas, gesekan pada suatu lempengan, pembekuan dalam cairan nitrogen
cair, radiasi dan lain-lain.kemudian secara kimia pada umumnya yaitu dilakukan melalui
berbagai cara seperti hidrolisis menggunakan enzim, dekomposisi asam, oksidasi,
eterefikasio, eterifikasi dan ikatan silang.ataupun gabungan antara fisika dan kimia. Hasil
dari modifikasi pati tersebut menunjukan pengaruh sebagai eksipiennya itu sendiri. Pada
review ini, dicari artikel penelitian dengan jenis pati, jenis modifikasi dan fungsi eksipien
farmasetika yang berbeda.
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, didapatkan data manfaat sebagai
eksipien farmasetika dari berbagai jenis pati yang dimodifikasi sebagai berikut:
Table 1. Data pemanfaatan pati termodifikasi sebagai eksipien farmasetika

Jenis
No. Judul Artikel Pengarang Jenis Pati Eksipien
Modifikasi
1. Pengembangan eksipien Octavia et Pati Fisikokimia Pengikat Dan
sediaan tablet dari pati el., 2019 singkong Penghancur
singkong termodifikasi
secara fisikokimia
untuk peningkatan sifat
farmasetikanya
2. Modifikasi Pati Yusuf rt Pati fisikokimia Pembawa
Singkong Pregelatin al.,. 2008 singkong
Sebagai Bahan
Pembawa Cetak
Langsung
3. Modifikasi Pati sukun Zuhra et al., Pati Kimiawi: Pati Meningkatkan
dengan metode ikat 2004 sukun Ikatan Silang Nilai Derajat
silang menggunakan Substitusi
trinatrium trimetafosfat
4. Modifikasi pati jagung Simanjunta Pati Reaksi Pengisi
dengan metode reaksi k et al., jagung enzimatis
enzimatis 2017
5. Upaya peningkatan sifat Mahalia, Pati ubi Fisikokimia Meningkatkan
farmasetika eksipien 2018 jalar Sifat
sediaan tablet dari pati Farmasetikany
ubi jalar a
6. Modifikasi pati dari Hariati et Pati Fisika: Teknik Disintegran
buah pisang talas al., 2015 pisang pemanasan
sebagai eksipien tablet talas
dengan teknik
pemanasan dalam
berbagai temperatur
7. Formulasi Tablet salut Pradana, Pati Fisika Penyalut
teofilin menggunakan 2010 singkong Tablet
eksipien koproses
pregelatinisasi pati
singkong-metilselulosa
sebagai bahan penyalut
8. Pembuatan dan evaluasi Suhery et Pati Talas Dengan bakteri Meningkatkan
pati talas (colocasia al., 2015 asam laktat Sifat
esculanta schoot) Farmasetikany
termodifikasi dengan a
bakteri asam laktat
(lactobacillus sp)
9. Karakteristik Pati Armayun, Pati Ikatan Silang Meningkatkan
Pisang Kepok (Musa Puttu Hetty. Pisang Menggunakan Sifat
Paradisiaca var. Kepok Sodium Farmasetikany
formatyca) Tripolyphospha a
Termodifikasi dengan t (STTP)
Metode Ikatan Silang
Menggunakan Sodium
Tripolyphosphat
(STTP)
10. Evaluasi Fisikokimia Putri et al., Pati Esterifikasi dan Meningkatkan
Pati Ganyong (Canna 2016 Ganyong Hidrolisis asam Kelarutan
Indica L) Modifikasi Dalam Air Dan
Esterifikasi dan Sifat Alirnya.
Hidrolisis asam

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data bahwa beberapa pati tersebut memiliki


berbagai manfaat sebagai eksipien farmasetika diantaranya sebagai pengikat dan
penghancur tablet, sebagai bahan pembawa, dapat meningkatkan derajat substitusi, bahan
pengisi dan bahan penyalut pada tablet.
Pada jurnal karangan Octavia et el., 2019, pati yang digunakan adalah pati
singkong dengan modifikasi secara fisikokimia dengan 3 tahap yaitu tahap ekstraksi pati
singkong, tahap modifikasi pati singkong dengan panas langsung, penambahan pentanol-1
dan penambahan asam asetat, tahap selanjutnya analisis sifat farmasetika. Pada pati
singkong modifikasi ini dapat memberi manfaat sebagai pengikat dan penghancur sediaan
tablet karena memiliki kekerasan yang lebih baik, ukuran partikel lebih besar dan memiliki
sifat alir yang baik. [20].
Pada jurnal karangan Yusuf et al., 2008, pati yang digunakan adalah pati singkong
dengan modifikasi secara fisikokimia dengan penambahan L-HPC LH 11 sebesar 5% dan
10% Sebagai bahan pembawa cetak langsung. Modifikasi ini memberikan manfaat yaitu
dapat meningkatkan kompaktibilitas dan daya desintegran sehingga tablet memiliki
kekerasan dan waktu hancur yang lebih baik. Kemudian pada modifikasi ini dalam pati
singkong pregelatin mampu menghasilkan tablet yang baik dengan kadar bahan aktif 30%.
[21].
Pada jurnal karangan Zuhra et al., 2004, pati yang digunakan adalah pati sukun
dengan modifikasi ikat silang menggunakan trinatrium trimetafosfat. Pada modifikasi ini
memberikan manfaat dapat meningkatkan nilai derajat substitusi dan menurunkan swelling
power yang disebabkan karena semakin banyak banyak terbentuk ikatan silang fosfat
dengan molekul amilosa didalam granula pati menyebabkan pembengkatakan menjadi
terbatas. [22].
Pada jurnal karangan Simanjuntak et al., 2017, pati yang digunakan adalah pati jagung
dengan metode reaksi enzimatis aliran air yang buruk dari pati dapat diperbaiki dengan
modifikasi menjadi maltodekstrin. Modifikasi ini memberikan manfaat sebagai bahan
pengisi formulasi tablet kompresi langsung. [2].
Pada jurnal karangan Mahalia, 2018, pati yang digunakan adalah pati ubi jalar
dengan modifikasi secara fisika dan kimia dengan 3 metode yaitu modifikasi dengan
pemanasan secara langsung, modifikasi dengan pentanol-1 dan deskriptif-komparatif.
Modifikasi ini memberikan manfaat sebagai bahan tambahan tablet karena memiliki
kekerasan yang lebih tinggi, ukuran partikel yang lebih besar, dan memiliki sifat alir yang
baik. [23].
Pada jurnal karangan Hariati et al., 2015, pati yang digunakan adalah pati dari
pisang talas dengan modifikasi teknik pemanasan dalam berbagai temperature. Modifikasi
ini memberi manfaat sebagai bahan tambahan tablet dikarenakan memiliki ukuran partikel
pati pregelatinasi lebih besar sehingga menghasilkan sifat alir yang lebih baik. [24].
Pada jurnal karangan Pradana, 2010, pati yang digunakan adalah pati singkong
dengan modifikasi fisika atau pregelatinisasi pati singkong (PPS). Modifikasi ini
bermanfaat sebagai bahan penyalut tablet teofilin yang dapat menahan pelepasan obat.
[25].
Pada jurnal karangan Suhery et al., 2015, pati yang digunakan adalah pati talas
yang dimodifikasi dengan bakteri asam laktat. Modifikasi ini memberikan manfaat sebagai
bahan pengisi yang lebih baik selain itu daya pengembangan dan kadar amilosa pati talas
termodifikasi mengalami peningkatan. [26].
Pada Jurnal Karamgam Armayun, Puttu Hetty. Pati yang digunakan adalah Pati
Pisang Kepok yang dimodifikasi dengan Ikatan Silang Menggunakan Sodium
Tripolyphosphat (STTP). Modifikasi ini memberikan manfaat untuk meningkatkan
farmasetiknya demgan menambahkan STTP semakin meningkat persen fosfat, derajat
substitusi, kadar amilosa, kadar pati dan swelling power. Konsentrasi STPP Menghasilkan
karakteristik pati pisang kapok termodifikasi terbaik. [13].
Pada Jurnal karangan Putri et al., 2016, pati yang digunakan adalah pati Pati
Ganyong dengan modifikasi Esterifikasi dan Hidrolisis asam. Modifikasi ini memberikan
manfaat untuk Meningkatkan kelarutan dalam air dan sifat alirnya yang lebih baik. [27].
Menurut Jurnal penelitian karangan Sari et al., 2008, modifikasi amilum singkong
secara pregelatin dengan metode cetak langsung membuktikan bahwa modifikasi amilum
secara pregelatin mampu memperbaiki sifat alir amilum alami dan kompaktibilitas tablet.
Dari hasil pemeriksaan kompaktibilitas diperoleh hasil sebesar 11,49%, bila dihubungkan
dengan sifat alir maka amilum singkong pregelatin ini memiliki sifat alir yang sangat baik.
[28].
Pati dalam bentuk alami merupakan pati yang belum mengalami perubahan fisika
dan kimia. Pati ini sering digunakan sebagai bahan pengisi dan pengikat dalam farmasi,
namun pati alami memiliki keterbatasan seperti jika diolah pati membutuhkan waktu yang
lama dan membutuhkan energi tinggi, juga pasta yang terbentuk keras serta tidak bening,
disamping itu sifatnya terlalu lengket dan tidak tahan perlakuan asam. [12]. Kekurangan
tersebut dapat menjadi kendala dan terbatasi dalam penggunaannya dalam industri. Oleh
karena itu untuk memperbaiki dan mensiasati keterbatasan tersebut, maka dilakukan
modifikasi pati baik secara fisik maupun kimia. [29]. Dengan tujuan untuk menghasilkan
sifat yang lebih baik untuk memperbaiki sifat sebelumnya atau untuk merubah beberapa
sifat lainnya. [30].
Dari beberapa jurnal penelitian rata-rata menyatakan bahwa pati alami yang belum
mengalami perubahan fisik dan kimia memiliki beberapa keterbatasan ketika digunakan
sebagai eksipien maka dari itu dilakukan modifikasi secara fisika maupun kimia untuk
memperbaiki keterbatasan tersebut dengan tujuan untuk menghasilkan manfaat yang lebih
baik sebagai eksipien dibidang farmasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa beberapa
jenis pati yang dirmodifikasi dapat memberikan beberapa manfaat yaitu sebagai pengikat
dan penghancur tablet, sebagai bahan pembawa, dapat meningkatkan derajat substitusi,
bahan pengisi dan bahan penyalut pada tablet.

UCAPAN TERIMA KASIH


Tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
Dr. Apt. Dolih Gozali, MS. selaku dosen pembimbing utama dan kepada Apt. Aji
Najihudin, M.Farm. selaku pembimbing serta yang telah membimbing dan memberikan
dukungan serta waktunya sehingga penulis bisa menyelesaikan review jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Rahmayuni, H. Faizah, V. S. Johan, and Hadiyati, “Karakterisasi Pati Sagu
Terasetilasi,” pp. 230–236, 2014.
[2] L. B. Simanjuntak, A. Y. Chaerunisaa, and M. Abdassah, “Modifikasi Pati Jagung
dengan Metode Reaksi Enzimatis,” J. Sains dan Teknol. Farm. Indones., vol. 6, no.
2, pp. 47–55, 2017.
[3] Y. Syukri, “POTENSI AMILUM LOKAL SEBAGAI EKSIPIEN DALAM
FORMULASI SEDIAAN TABLET,” vol. 3, no. September, 2007.
[4] A. Zulaidah, “PENINGKATAN NILAI GUNA PATI ALAMI MELALUI PROSES
MODIFIKASI PATI,” 1985.
[5] A. T. W, I. S. P, A. Ayucitra, and L. E. K. Setiawan, “MODIFIKASI ASETILASI
DAN CROSS-LINKING,” pp. 836–844, 1876.
[6] M. Cornelia, R. Syarief, H. Effendi, and B. Nurtama, “Pemanfaatan Pati Biji Durian
(Durio zibethinus Murr.) dan Pati Sagu (Metroxylon sp.) Dalam Pembuatan
Bioplastik,” J. Kim. dan Kemasan, vol. 35, no. 1, p. 20, 2013, doi:
10.24817/jkk.v35i1.1869.
[7] N. Othman, N. A. Azahari, and H. Ismail, “Thermal Properties of Polyvinyl Alcohol
(PVOH)/Corn Starch Blend Film,” Malaysian Polym. J., vol. 6, no. 6, pp. 147–154,
2011.
[8] R. B. S. Priyanti, C. I. S. Arisanti, and J. Anton, “SIFAT FISIK GRANUL
AMILUM JAGUNG YANG DIMODIFIKASI SECARA ENZIMATIS DENGAN
Lactobacilus acidophilus PADA BERBAGAI WAKTU FERMENTASI,” Sifat Fis.
Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis (Rissang B.S.P., Sri A.,
Jemmy A.P.), pp. 67–74, 2012.
[9] A. Hu et al., “Ultrasonic frequency effect on corn starch and its cavitation,” LWT -
Food Sci. Technol., vol. 60, no. 2, pp. 941–947, 2015, doi:
10.1016/j.lwt.2014.10.048.
[10] A. Rahayu Sakinah and I. Sunan Kurniawansyah, “Isolasi, Karakterisasi Sifat
Fisikokimia, dan Aplikasi Pati Jagung Dalam Bidang Farmasetik,” Farmaka, vol. 4,
no. 2, pp. 430–442, 2013.
[11] A. T. Dewi, “PREPARASI DAN EVALUASI KO-PROSES PATI GEMBILI
(Dioscorea esculenta L) PREGELATINASI-HPMC SEBAGAI EKSIPIEN
TABLET KEMPA LANGSUNG,” J. Pharmacopolium, vol. 2, no. 2, pp. 94–103,
2019, doi: 10.36465/jop.v2i2.487.
[12] S. Koswara, “Teknologi modifikasi pati,” EbookPangan, pp. 1–32, 2009, [Online].
Available: http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-
MODIFIKASI-PATI.pdf.
[13] P. H. et al. Armayuni, “KARAKTERISTIK PATI PISANG KEPOK (Musa
paradisiaca var. formatipyca) TERMODIFIKASI DENGAN METODE IKATAN
SILANG MENGGUNAKAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHAT (STPP),” vol. 349,
pp. 1–10.
[14] N. Y. Lubis, N. Fauziah, R. R. Ilahi, and A. Rustamsyah, “Peningkatan Nilai
Ekonomi Modifikasi Pati Umbi Taka ( Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Biskuit Herbal,” vol. 4, no. 5, pp. 2511–2517, 2019.
[15] I. N. K. Putra, N. W. Wisaniyasa, and A. A. I. Wiadnyani, “Optimisasi Suhu
Pemanasan dan Kadar Air pada Produksi Pati Talas Kimpul Termodifikasi dengan
Teknik Heat Moisture Treatment ( HMT ),” vol. 36, no. 3, pp. 302–307, 2016.
[16] R. R. Maulani, Rahmawati, J. Munarso, and D. Saputra, “PERUBAHAN SIFAT
KIMIA PATI JAGUNG PUTIH HASIL MODIFIKASI,” no. January, 2018.
[17] H. Herawati, “Teknologi proses produksi,” J. Litbang Pertan., vol. 31, no. 12, pp.
68–76, 2012.
[18] T. D. Hartatik and Damar, “TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES
FUNGSIONAL DARI EFFECT ADDITIONAL OF CMC AND GUM ARAB
STABILIZER TO CHARACTERISTICS OF FUNCTIONAL COOKIES FROM,”
vol. 15, no. 1, 2017.
[19] R. Khairunnisa, M. Nisa, R. Riski, and A. Fatmawaty, “Evaluasi Sifat Alir Dari Pati
Talas Safira ( Colocasia esculenta var Antiquorum ) Sebagai Eksipien Dalam
Formulasi Tablet,” vol. 1, no. 1, pp. 22–26, 2016.
[20] M. Octavia, Y. Syukri, and F. Firdaus, “PENGEMBANGAN EKSIPIEN SEDIAAN
TABLET DARI PATI SINGKONG (Manihot esculenta, Crantz.)
TERMODIFIKASI SECARA FISIKOKIMIA UNTUK PENINGKATAN SIFAT
FARMASETIKANYA,” Med. Sains J. Ilm. Kefarmasian, vol. 3, no. 2, pp. 119–
130, 2019, doi: 10.37874/ms.v3i2.54.
[21] H. Yusuf, A. Radjaram, and D. Setyawan, “Modifikasi Pati Singkong Pregelatin
Sebagai Bahan Pembawa Cetak Langsung,” Penelit. Med. Eksata, vol. 7, no. 1, pp.
31–47, 2008.
[22] C. F. Zuhra, M. Ginting, and A. Syufiatun, “Modifikasi Pati Sukun Dengan Metode
Ikat Silang Menggunakan Trinatrium Trimetafosfat,” Chem. Nat. Acta, vol. 4, pp.
142–146, 2004.
[23] L. D. Mahalia, “Upaya Peningkatan Sifat Farmasetika Eksipien Sediaan Tablet dari
Pati Ubi Jalar,” J. Surya Med., vol. 3, no. 2, pp. 106–114, 2018, doi:
10.33084/jsm.v3i2.107.
[24] H. Hariati, M. Ardana, and L. Rijai, “Modifikasi Pati Dari Buah Pisang Talas
Sebagai Eksipien Tablet Dengan Teknik Pemanasan Dalam Berbagai Temperatur,”
pp. 231–241, 2015, doi: 10.25026/mpc.v1i1.30.
[25] R. Pradana, “Formulasi Tablet salut Teofilin Menggunakan Eksipien Koproses
Pregelatinisasi pati Singkong- Metilselulosa sebagai bahan Penyalut,” Pharm. Sci.
Res., vol. 7, no. 1, 2010, doi: 10.7454/psr.v7i1.3450.
[26] W. N. Suhery, D. Anggraini, and N. Endri, “Production and evaluation of modified
taro (Colocasia esculenta Schott) starch by lactic acid bacteria (Lactobacillus sp),” J.
Sains Farm. Klin., vol. 1, no. 2, pp. 207–214, 2015, [Online]. Available:
http://jsfkonline.org/index.php/jsfk/article/view/36.
[27] A. P. Putri, T. Octari, N. Annisa, A. Gadri, and H. Aprilia, “Evaluasi Fisikokimia
Pati Ganyong ( Canna indica L ) Modifikasi Esterifikasi dan Hidrolisis Asam
Physicochemical Evaluation of Esterification and Acid Hydrolysis Modified Canna
indica L Starch,” vol. 3, 2016.
[28] K. L. K. Sari, I. G. N. J. A. Prasetia, and C. I. S. Arisanti, “PENGARUH RASIO
AMILUM:AIR DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP SIFAT FISIK AMILUM
SINGKONG PREGELATIN YANG DITUJUKAN SEBAGAI EKSIPIEN
TABLET,” 2008.
[29] T. Fortuna, L. Juszczak, and M. Palasiński, “EJPAU 2001. Fortuna T. , Juszczak L. ,
Palasiński M. PROPERTIES OF CORN AND WHEAT STARCH PHOSPHATES
OBTAINED FROM GRANULES SEGREGATED ACCORDING TO THEIR
SIZE.” http://www.ejpau.media.pl/volume4/issue2/food/art-05.html (accessed Sep.
23, 2021).
[30] H. Jacobs and J. A. Delcour, “Hydrothermal Modifications of Granular Starch, with
Retention of the Granular Structure: A Review,” J. Agric. Food Chem., vol. 46, no.
8, 1998, doi: 10.1021/jf980169k.

Anda mungkin juga menyukai