Anda di halaman 1dari 5

KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA

Syafira Maulida Moris


Kelompok Genotipe B2, Jurusan Biologi
Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
Email : syafiramoris19@gmail.com

A. Tujuan Praktikum
1. Mengamati variasi sifat pada manusia, khususnya sifat-sifat fisik (fenotip)
2. Membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanyak dalam populasi
kelas
3. Membuat model cakram genetika berdasarkan hasil pengamatan

B. Dasar Teori

Variasi adalah keanekaragaman dalam satu spesies. Manusia tergolong dalam satu spesies
yaitu Homo sapiens. Tidak ada dua manusia tepat sama, individu satu dengan lainnya mempunyai
persamaan dan perbedaan sifat yang menurun baik sifat kualitatif maupun sifat kuantitatif. Perbedaan
yang ada diantara individu satu dengan lainnya ditentukan oleh faktor genetic. Dan faktor lingkungan
maka individu yang bergenotip sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda (Widianti
dan Noor, 2015).

Keanekaragaman merupakan salah satu dari ciri-ciri dari benda hidup. Adanya
keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Manusia memperhatikan adanya variasi pada beberapa ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui
fenotip untuk mempelajarinya. Beberapa ciri-ciri tersebut tidak mengalami seleksi alam sehingga
tetap ada hingga sekarang dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika dengan beberapa cara
(Suratsih, 2017:3).

Dalam menentukan keanekaragaman manusia ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari kenampakan
yang ada antara lain : ujung telinga yang bebas dan yang melekat, ibu jari yang dapat membengkok
dan yang tidak, bulu mata yang panjang dan juga yang pendek, ramput yang lurus dan tidak lurus
(keriting), adanya bulu pada ruas tenggah pada jari-jari tangan dan tidak ada bulu, lidah dapat melipat
atau tidak, memiliki lesung pipit atau tidak, golongan darah ABO, dan sifat-sifat lainnya (Suratsih,
2017:3).

Secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua yaitu
variasi genetik dan variasi non genetik. Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor
keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang
lain. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut
genotif, ini dikenal sebagai pembawa. Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat
individu ditentukan oleh gen. faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan
memunculkan sifat yang tampak atau fenotif (Syamsuri, 2002).

Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan
seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, makanan, suhu, curah hujan. Keadaan faktor-faktor
lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda.
Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai
untuk kondisis tertentu (Welsh, 1991).

Fungsi utama dari banyak gen adalah menghasilkan protein yang mengaktifkan maupun
menonaktifkan gen lain. Perkembangan merupakan proses yang membingungkan – sebuah sistem
komunikasi yang sangat rumit namun harmonis dan terkoordinasi dengan baik, melibatkan sinyal-
sinyal kimia yang tidak hanya dari dalam tubuh tetapi juga dari luar tubuh. (Fried, 2005:71).

Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya keanekaragaman


genetik merupakan hasil dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Manusia memperlihatkan variasi
pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya.
Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai
sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara (Suryo, 1996:7).

1. Hereditas sifat-sifat yang menurun pada manusia

Karakteristik yang timbul ditentukan oleh pasangan alel tunggal seperti yang telah
dibicarakan dinyatakan sebagai sifat-sifat Mendel yang sederhana(terkait hukum Mendel I pada
manusia). Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif. Alel dominan adalah alel yang
bersifat menutupi atau mendominasi pada alel lain sehingga keturunan dari alel tersebut memiliki ciri
yang sama dengan ciri yang dimiliki oleh sifat induknya. Sementara alel resesif adalah alel yang
sifatnya adalah lemah dan tertutupi oleh dominan.

2. Cakram Genetika

Cakram genetika adalah suatu bentuk gambar cakram yang di dalamnya terdapat bagian -
bagian yang di tengah hanya terdiri dari 2 bagian dan semakin keluar bagian bagian ini semakin terdiri
dari banyak bagian. Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya dapat
dilihat dari kenampakan yang ada (walaupun, ibu jari yang dapat dibengkokkan memperlihatkan
beberapa variasi, yang mungkin menyulitkan pengamatan, tapi dengan pengamatan yang baik pasti
akan dapat diketahui). Pengamatan keenam adalah pengamatan golongan darah ABO. Dari keenam
ciri-ciri akan diketahui perbedaan dari masing-masing individu yang ada di dalam kelas.

Keenam ciri-ciri yang akan diamati adalah sebagai berikut:


1. Ramput lurus atau rambut keriting
2. Kisaran rambut ke kanan atau kekiri
3. Berlesung pipit atau tidak berlesung
4. Kuping bebas atau kuping melekat
5. Lidah melipat atau lidah tidak melipat
6. Golongan darah A, B, AB, O

Rambut lurus merupakan sifat resesif dengan genotip tt. Sedangkan rambut keriting adalah
sifat dominan dengan genotip TT. Rambut ikal mempunyai genotip Tt. Adanya rambut pada ruas
tengah jari-jari tangan merupakan sifat dominan, sedangkan tidak adanya rambut pada ruas tengah
jari jari tangan merupakan sifat resesif (Suryo, 1996:10).
Ujung telinga menggantung dan menempel adalah satu contoh dari sifat genetika. Gen untuk
ujung telinga menggantung adalah dominan, sedangkan untuk ujung telinga menempel adalah resesif.
Ibu jari yang melengkung termasuk sifat dominan, sedangkan ibu jari yang lurus bersifat resesif.
(Suryo, 1996: 9).

Di bagian terluar dari cakram terdapat indeks genetika. Fungsi indeks adalah untuk
mengetahui ciri apa saja yang dimiliki seorang individu. Hal ini terkait jika terjadi suatu kecelakaan
dan korban sulit teridentifikasi maka indeks genetika dapat membantu polisi untuk melacak orang
tersebut. Hal ini biasa dipakai dulu saat belum ada teknologi test DNA seperti sekarang. Karena setiap
orang memiliki ciri yang berbeda. Oleh karena itu walaupun ada seseorang yang memiliki indeks
genetika yang sama tapi ada ciri lain yang sesuai hukum hereditas manusia yang berbeda.
C. Metode

NAMA YANG DIAMATI


Syafira Maulida Moris
Sofia Afridianti
Septiara Putri
Widia Tri Ayulia Putri
Vega Tiara Intena

Cara Kerja :

Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas


4-5 orang

Lakukan candra pada sifat-sifat yang tampak pada setiap anggota


kelompok, sekurang-kurangnya 8 sifat

Tuliskan hasil pencandraan pada table yang tersedia, tentukan pula


kemungkinan genotip dari sifat tersebut dengan mengingat sifat
dominan dan resesifnya.

Buatlah cakram genetika berdasarkan pengamatan dari kelompok,


Usahakan setiap individu dalam kelompok diberi warna yang berbeda.

Tentukan angka indeks dari setiap anggota kelompok


DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 1996. Genetika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.

Susanto, Agus H. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Stansfield, William D. 1983. Genetika, Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Woeryadi. 1976. Studi Keanekaragaman Organisme. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Fried, George. 2005. Biologi. Jakarta : Erlangga

Aditya. 2018. PRAKTIKUM GENETIKA TOPIK 2 KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA.


https://www.academia.edu/37860571/PRAKTIKUM_GENETIKA_TOPIK_2_KEANEKARAGA
MAN_PADA_MANUSIA ( Diakses pada tanggal 22 September 2021 pukul 17.54 WIB )

Anda mungkin juga menyukai