Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEANEKARAGAMAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN


Syafira Maulida Moris1 , Septiara Putri2, Sofia Afridianti3, Widia Tri Ayulia Putri4, Vega Tiara
Intena5
Kelompok Genotipe B2, Jurusan Biologi
Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
Email : syafiramoris19@gmail.com

PENDAHULUAN
Keanekaragaman adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis dan sifatnya.
Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna,
fungsi organ, tempat hidup dan lain-lain. Keanekaragaman makhluk hidup sangat penting bagi
kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki
kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki
tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah (Henubili, 2003).

Keanekaragaman dikenal juga dengan istilah “variasi”. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan
atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme (Salam, A. 1994).

Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban,
curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya
sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu
merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya. (Sutiowati, 2007).

Secara garis besar, keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Tingkat Gen

Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies
makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di
dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun
fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan
berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman ini cukup mudah
dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan
morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut
sebagai varietas.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:

• Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan lain-lain

• Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga manalagi, mangga
golek, dan lain-lain

• Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor, durian monthong,
dan lain-lain.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:

• Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog, anjing german
shepherd, dan lain-lain

• Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing sphinx, dan lain-lain

• Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan lain-lain.

Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat persilangan alias
hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda serta pembudidayaan hewan dan
tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

2. Tingkat Spesies

Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies
makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama di suatu tempat. Biasanya, semakin jauh dari
kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat spesies pun semakin tinggi. Misalnya, di hutan.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:

• Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang buah (Musa
paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).

• Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma
domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:

• Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis, diantaranya kucing
leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris), dan kucing hutan (Felis chaus)
dan Genus Bos pada sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos
Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).

• Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus) dan
Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).

3. Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan
iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan
lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan bervariasi pula. Contoh keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem:

• Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di
dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
• Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat hewan juga salah satunya beruang.

• Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan epifit. Hewan yang
hidup di dalamnya misalnya kera.

• Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian sekitar 4000 MDPL
dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem ini, hidup mamalia besar, karnivora,
dan herbivora.

• Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam, angin
kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta didominasi oleh kelompok
tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan
mamalia kecil.

• Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan barringtonia berbentuk perdu
atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga, burung pantai, dan lain-lain

Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,


keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas)
yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis
dan tingkat ekosistem (Suryo, 1996).

Gen adalah satuan informasi genetic yang terdiri atas suatu urutan nukleotida spesifik dalam
DNA. Gen tersebut akan diwariskan dari setiap induk pada ketunannya. Kandungan genetic suatu
individu disebut sebagai genotip sedangkan ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme disebut
fenotip. Ekspresi fenotip ditentukan oleh genotip. Setiap individu memiliki kandungan genetik yang
berbeda meskipun tampilan fenotipnya hampir sama (Yatim, 1980).

Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah
total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Dalam pengertian lain,
keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik di dalam setiap spesies yang mencakup aspek
biokimia, struktur, dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya dan dibentuk dari
DNA. (Salam, 1994).

Keanekaragaman gen dapat disebabkan karena adanya perkawinan antara dua individu
makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan
perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang (Sutiowati, 2007).

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri
setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak
(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan
keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi) (Henubili,
2003).

Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan praktikum keanekaragaman pada
hewan dan tumbuhan yaitu mendeskripsikan hasil pengamatan tentang berbagai variasi pada hewan
atau tumbuhan, membuat dendogram berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen, menentukan sejauh
mana persamaan dan perbedaan pada individu-individu yang diamati, dan menyimpulkan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.

BAHAN DAN METODE

Kegiatan praktikum keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan ini dilaksanakan pada hari
Rabu,15 September 2021. Kegiatan praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing. Adapun
bahan yang dibutuhkan selama praktikum yaitu hewan dan tumbuhan. Sampel tumbuhan yang
digunakan yaitu Bunga Mawar, Bunga Bougenville, Bunga Anggrek, Bunga Herbras, dan Bunga
Keladi. Sementara sampel hewan yang digunakan yaitu, Ikan Louhan, Kucing, Ayam, Burung dan
Semut.

Terdapat beberapa langkah kerja yang harus dilakukan, langkah pertama yaitu tentukan
bahan yang hendak digunakan ditentukan (diwakili oleh satu sepesies hewan atau spesies
tumbuhan) dan juga sifat yang akan diamati. Langkah kedua, amati sifat dari bahan yang telah
ditentukan ,dan cari variasi yang ada pada setiap bahan, jumlah bahan yang diamati sebaiknya
cukup banyak untuk memberikan contoh yang baik. Langkah terakhir, hasil pengamatan dicatat
pada lembar pengamatan yang tersedia, sedapat mungkin variasi sifat yang telah diamati diambil
foto untuk memperjelas dan menguatkan hasil pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keanekaragaman Pada Tumbuhan


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1 : Hasil Pengamatan Pada Bunga Mawar (Rose)
Bunga Mawar (Rose)
Variasi Sifat (dalam species yang sama)
Individu/varietas/kultivar/strain
NO Sifat yang diamati (karakter)
1 2 3 4 5
.
1. Warna bunga 0 0 0 0 0
2. Warna daun hijau 1 1 1 1 1
3. Batang berwarna hijau 1 1 1 1 1
4. Batang halus dan licin 0 1 1 0 0
5. Bentuk batang bulat memanjang 1 1 1 1 1
6. Bentuk daun bulat 1 1 1 1 1
7. Bentuk mahkota berlapis-lapis 1 1 1 1 1
8. Tepi daun bergerigi 1 1 1 1 1
Bunga Bougenville
Variasi Sifat (dalam spesies yang sama)
No Sifat yang diamati Individu/Varietas/Kultivar/Strain
1 2 3 4
1 Warna bunga merah 1 0 0 0
2 Kelopak Bunga 3 1 1 1 1
3 Putik Bunga 3 1 1 1 1
4 Kelopak bunga tipis 1 1 1 1
5 Bentuk daun elips 1 1 1 1
6 Ukuran daun 3 cm 1 1 0 1
7 Bentuk bunga menyerupai terompet 1 1 1 1
Tabel 1.2 : Hasil Pengamatan Pada Bunga Bougenville

Bunga Anggrek ( Orchiddaceae )


Variasi Sifat (dalam species yang sama)
Individu/varietas/kultivar/strain
NO Sifat yang diamati (karakter)
1 2 3 4 5
.
1. Warna bunga 1 1 1 0 0
2. Warna daun hijau 1 1 1 1 1
4 Ukuran batang panjang 1 0 0 0 0
6. Ukuran daun memanjang 1 1 0 1 1
7. Daun tebal 1 1 1 0 0
8. Daun sejajar 1 1 1 1 1
Tabel 1.3 : Hasil Pengamatan Pada Bunga Anggrek (Orchiddaceae)
Tanaman Keladi (Caladium gingerland)

No. Variasi sifat (dalam spesies yang sama)


Sifat yang diamati (Karakter) Individu/varietas/kultivar/strain
1 2 3 4
1. Daun membentuk hati 1 1 1 1
2. Daun panjang ke bawah 0 0 0 1
3. Corak/motif daun kecil dan banyak 0 1 1 0
4. Tekstur daun tidak licin 0 0 0 0
5. Tulang daun berwarna putih 1 0 1 0
6. Warna dasar daun dominan putih 1 1 1 0
7. Tepi daun berwarna hijau tua 1 1 0 0
8. Tepi daun bergelombang/bergerigi 1 1 1 1
9. Ujung daun panjang dan meruncing 1 0 0 1
Tabel 1.4 : Hasil Pengamatan Pada Tanaman Keladi (Caladium gingerland)

Bunga Herbras (Gerbera)


Variasi Sifat (dalam species yang sama)
NO Sifat yang diamati (karakter) Individu/varietas/kultivar/strain
. 1 2 3 4 5
1. Warna bunga 0 0 0 0 0
2. Warna daun hijau 1 1 1 1 1
3. Tangkai daun berwarna hijau 1 1 1 1 1
4. Bentuk daun bergerigi besar 1 1 1 1 1
5. Ukuran daun besar memanjang 1 1 0 1 0
6. Ukuran daun lebih kecil 0 0 1 0 1
7. Bentuk mahkota ganda 0 0 0 1 1
8. Bentuk mahkota berlapis-lapis 1 1 1 0 0
Tabel 1.5 : Hasil Pengamatan Pada Bunga Herbras (Gerbera)
2. Keanekaragaman Pada Hewan
Kucing (Felis Catus)
Variasi Sifat (dalam species yang sama)
Individu/varietas/kultivar/strain
NO Sifat yang diamati (karakter)
1 2 3 4
.
1. Mata berbentuk bulat dan besar 1 0 0 1
2. Warna bulu terdiri dari 2 warna 1 1 0 0
3. Bentuk kuping besar dan panjang 0 1 1 0
4. Bentuk hidung pesek 1 0 0 1
5. Bulu panjang dan lebat 1 0 0 1
6. Bentuk wajah tirus 0 1 1 0
7. Bentuk tubuh tinggi dan ramping 0 1 1 0
8. Ekor panjang 1 1 1 1
Tabel 2.1 : Hasil Pengamatan Pada Kucing (Felis Catus)

Ayam
Variasi Sifat (dalam spesies yang sama)
No Sifat yang diamati Individu/Varietas/Kultivar/Strain
1 2 3 4
1 Bentuk mata bulat 1 1 1 1
2 Paruh pendek 1 0 0 1
3 Warna mata merah 0 0 0 0
4 Warna bulu terdiri dari dua warna 1 1 1 1
5 Ekor pendek 1 0 1 0
6 Ekor panjang 0 1 0 1
7 Ukuran badan besar 1 0 1 1
8 Ukuran kaki panjang 0 1 0 0
Tabel 2.2 : Hasil Pengamatan Pada Ayam

Burung Kenari ( Serinus canaria )


Variasi Sifat (dalam species yang sama)
Individu/varietas/kultivar/strain
NO Sifat yang diamati (karakter)
1 2 3 4
.
1. Bulu tebal 1 0 1 1
2. Bentuk tubuh bulat 1 1 1 1
4 Warna bulu cerah 1 1 1 1
6. Sayap dan ekor pendek 1 1 1 0
7. Betubuh panjang 0 0 1 1
Tabel 2.3 : Hasil Pengamatan Pada Burung Kenari ( Serinus canaria )
Semut
Variasi sifat (dalam spesies yang sama)
No.
Sifat yang diamati (Karakter) Individu/varietas/kultivar/strain
1 2 3 4
1. Berukuran kecil 0 1 1 1
2. Berwarna hitam 1 1 0 0
3. Memiliki sayap 1 0 0 0
4. Kaki berjumlah 6 1 1 1 1
5. Warna kepala lebih gelap 0 0 o 1
6. Memiliki antena 1 1 1 1
Tabel 2.4 : Hasil Pengamatan Pada Semut
Ikan Louhan (Louhan golden base bonsai)
Variasi Sifat (dalam species yang sama)
NO Sifat yang diamati (karakter) Individu/varietas/kultivar/strain
. 1 2 3 4
1. Seluruh tubuh ikan berwarna pink 1 1 1 1
bercampur orange dan kuning
2. Terdapat corak berwarna silver pada 1 0 1 0
sisik bagian atas kepala
3. Mata pada bagian luar berwarna merah 1 1 1 1
dan hitam pada bagian dalam
4. Bagian nonong (jenong) pada kepala 0 1 0 1
lebih menonjol dan agak ke bawah
5. Bagian nonong (jenong) pada kepala 1 0 1 0
tidak terlalu menonjol dan cekung
6. Ukuran tubuh ikan lebih besar 0 1 0 1
7. Ukuran tubuh ikan lebih kecil 1 0 1 0
8. Bentuk perut lebih ramping 0 1 0 1
9. Bentuk perut lebih besar 1 0 1 0
10. Panjang sirip ikan 1 1 1 1
Tabel 2.5 : Hasil Pengamatan Pada Ikan Louhan (Louhan golden base bonsai)
Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies atau populasi. Dengan
adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman dari organisme dalam suatu spesies. jika
kita mengamati sifat- sifat yang ada pada tumbuhan dan hewan akan terlihat persamaan-persamaan
dan perbedaan - perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya sifat - sifat yang menurun dan adanya
pengaruh lingkungan. Tumbuhan dan hewan juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk,
warna dan ukuran.
Pada hasil pengamatan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa adanya persamaan dan perbedaan
variasi sifat pada masing-masing individu. Persamaan sifat yang ada pada pengamatan bunga
mawar atau rose adalah semua individu memiliki batang dan daun yang berwarna hijau, bentuk
daun bulat dengan batang yang bulat dan memanjang serta memiliki tepi daun yang bergerigi.
Kemudian, terdapat pula beberapa perbedaan sifat pada bunga mawar, yaitu setiap individu
memiliki warna bunga yang berbeda, dan beberapa individu memiliki batang yang halus dan licin.
Pada individu 1 sampai 5 semuanya berbeda warna bunga, individu 1 berwarna putih, individu 2
berwarna biru, individu 3 berwarna orange, individu 4 berwarna merah dan individu 5 berwarna
kuning. Perbedaan lain yang dapat dilihat yaitu tekstur batang pada individu 1, 4 dan 5 agak kasar
dan tajam dikarenakan terdapatnya lebih banyak duri.
Lalu, pada hasil pengamatan tabel 1.2 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan
perbedaan variasi sifat terhadap satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada
pengamatan bunga bougenville ini adalah bentuk bunga yang menyerupai terompet, kelopak bunga
tipis, jumlah putik bunga yang terdiri dari 3 putik, jumlah kelopak bunga dan bentuk daun yang
elips.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada bunga bougenville adalah adanya
variasi pada warna bunga, yaitu pada individu 1 warna bunga merah, individu 2 berwarna putih,
individu 3 berwarna ungu dan individu 4 berwana merah muda. Kemudian perbedaan sifat
bougenville juga dapat kita lihat pada perbedaan ukuran daun, individu 3 memiliki daun yang
sedikit lebih lebar dari individu 1, 2 dan 4.
Pada hasil pengamatan tabel 1.3 terdapat persamaan sifat pada bentuk daun dan warna daun,
bentuk daun bunga Anggrek yang diamati semuanya berbentuk sejajar dengan warna daun hijau.
Perbedaan sifat pada bunga anggrek terdapat pada warna bunga, warna bunga pada individu 1, 2
dan 3 adalah sama sementara pada individu 3 dan 4 berbeda. Kemudian batang pada individu 1
berukuran panjang, sementara pada individu yang lainnya tidak panjang / pendek. Daun pada
individu 3 berukuran panjang, sementara pada individu lainnya tidak. Dan yang terakhir, daun pada
individu 1, 2 dan 3 terbilang tebal, sementara pada individu 3 dan 4 daun berukuran tipis.
Pada hasil pengamatan tabel 1.4 yaitu pada tanaman keladi menunjukkan bahwa adanya
persamaan dan perbedaan variasi sifat terhadap satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter
yang didapat pada pengamatan tanaman keladi ini adalah persamaan pada masing-masing daun
yang berbentuk hati, tekstur daun yang keset atau tidak licin dan tepi daun yang bergelombang atau
bergerigi pada semua varietas yang diamati.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada tanaman keladi gingerland adalah
adanya variasi pada bentuk daun, yaitu pada individu atau varietas keempat didapatkan keladi
dengan bentuk daun lebih memanjang ke bawah dibandingkan dengan varietas yang ke-1, 2, dan 3
dengan bentuk daun yang lebih lebar atau bulat. Kemudian perbedaan sifat keladi juga dapat kita
lihat pada perbedaan bentuk dan jumlah corak atau motif yang ada pada masing-masing daun, yang
mana pada varietas kedua dan ketiga keduanya memiliki corak lebih kecil dengan jumlah yang
banyak dibandingkan varietas kesatu dan keempat dengan corak yang lebih besar dan sedikit.
Kemudian variasi sifat selanjutnya yaitu perbedaan warna pada tulang daun yang terdapat pada
varietas kesatu dan ketiga yang memiliki tulang daun berwarna putih. Perbedaan selanjutnya yaitu
warna dasar daun pada varietas keempat yang warnanya dominan berwarna hijau dibandingkan
putih. Kemudian untuk warna tepi daun pada varietas ketiga dan keempat berbeda dengan varietas
lainnya yang berwarna hijau tua, serta bentuk pada ujung daun yang meruncing didapat pada
varietas kesatu dan keempat berdasarkan tanaman keladi gingerland yang diamati.
Pada hasil pengamatan tabel 1.5 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan
variasi sifat terhadap satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada
pengamatan bunga herbras adalah masing-masing bunga memiliki daun dan tangkai yang berwarna
hijau serta bentuk daun bergerigi besar pada semua varietas yang diamati.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada bunga herbras adalah warna pada
bunga, ukuran daun dan bentuk mahkota bunga. Pada semua varietas bunga herbras yang diaamati
memiliki warna yang berbeda-beda antara lain kuning pada varietas 1, putih pada varietas 2, merah
pada varietas 3, pink sedikit lebih tua pada varietas 4 dan pink muda pada varietas 5. Ukuran daun
pada semua varietas juga berbeda yakni pada varietas 1, 2 dan 4 ukuran daun lebih besar
memanjang sedangkan pada varietas 3 dan 5 memiliki ukuran daun lebih kecil memanjang. Selain
itu, semua varietas yang diamati juga memiliki keragaman pada bentuk mahkota seperti pada
varietas 4 dan 5 bentuk mahkota ganda sedangkan pada varietas 1, 2 dan 3 memiliki bentuk
mahkota berlapis-lapis.
Kemudian, sama hal nya dengan tumbuhan, hewan juga memiliki perbedaan dan persamaan
sifat, hal ini dapat kita ketahui melalui tabel-tabel diatas.
Pada tabel 2.1 yang mengamati Kucing (felis catus) dapat dilihat bahwa adanya persamaan
dan perbedaan variasi sifat terhadap masing-masing individu. Persamaan sifat yang didapat pada
pengamatan kucing adalah pada ukuran ekor yang panjang. Masing-masing individu memiliki
bentuk ekor yang panjang dan lurus.
Sedangkan variasi sifat yang terdapat pada kucing yaitu bentuk mata yang berbeda, pada
individu 2 dan 3 bentuk mata cenderung sipit dan tidak besar. Warna bulu pada individu 3 dan 4
hanya terdiri dari 1 warna saja sedangkan pada individu 1 dan 2 memiliki 2 warna. Pada individu 1
bentuk kuping cenderung kecil dan pendek sementara individu lainnya berbentuk besar dan
panjang. Pada individu 1 dan 4 memiliki bentuk hidung yang pesek dan bulu yang panjang dan
lebat. Pada individu 2 dan 3 memiliki bentuk wajah lebih tirus dibandingkan dengan individu 1 dan
4. Bentuk tubuh pada individu 2 dan 3 berbentuk tinggi dan ramping sedangkan pada individu 1 dan
4 memiliki tubuh agak pendek dan gemuk.
Kemudian, pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan variasi
sifat terhadap satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada pengamatan ayam
adalah masing-masing ayam memiliki mata bulat berwarna hitam bukan merah dan warna bulu
terdiri dari dua warna, meskipun warna bulunya tidak sama.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada ayam adalah paruh ayam, panjang
ekor, ukuran kaki dan ukuran badan. Pada varietas ayam 1 dan 4 berparuh pendek sedangkan
varietas 2 dan 3 berparuh panjang. Pada varietas ayam 1 dan 3 berekor pendek sedangkan 2 dan 4
berekor panjang. Pada varietas 2 ukuran badan ayam kecil tetapi ukuran kakinya panjang.
Sementara pada varietas 1, 3 dan 4 ukuran badan ayam besar tetapi ukuran kakinya pendek.
Pada tabel 2.3 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan variasi sifat terhadap
satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada pengamatan Burung Kenari
(Serinus canaria) yakni, semua varietas yang diamati memiliki bentuk tubuh yang bulat dan bulu
berwarna cerah.
Sedangkan variasi atau keragaman sifat yang didapat pada pengamatan Burung Kenari
(Serinus canaria) yakni, adanya perbedaan pada bulu varietas 2 yang memiliki bulu tidak tebal
dibandingkan dengan varietas 1, 3 dan 4. Selanjutnya perbedaan variasi sifat juga ditemukan pada
varietas 4 yang memiliki sayap dan ekor lebih panjang dari pada varietas 1, 2 dan 3 yang memiliki
sayap dan ekor yang pendek. Selain itu, perbedaan atau keragaman yang didapat yakni, pada
varietas 3 dan 4 bertubuh panjang dibandingkan dengan varietas 1 dan 2.
Kemudian Berdasarkan tabel 2.4 hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa adanya
persamaan dan perbedaan variasi sifat terhadap satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter
yang didapat pada pengamatan semut ini adalah persamaan pada jumlah kaki dan jumlah antena
yang dimiliki oleh semua varietas semut yang diamati.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada semut Pheidole Megacephala adalah
adanya variasi pada ukuran tubuh semut itu sendiri, yang mana pada varietas pertama semut
berukuran lebih besar. Perbedaan ini terjadi karena varietas pertama merupakan ratu semut. Hal ini
berlaku juga pada sifat ketiga yaitu adanya sayap pada varietas semut pertama. Variasi sifat lainnya
adalah warna semut yang berbeda, di mana varietas pertama dan kedua memiliki warna tubuh
cokelat kehitaman sedangkan varietas ketiga dan keempat memiliki warna tubuh cokelat
kemerahan. Selain itu, perbedaan warna juga terjadi pada semut dengan varietas keempat yang
mana semut ini memiliki warna kepala lebih gelap dibandingkan varietas lain yang warna kepala
dan tubuhnya sama. Variasi warna tersebut dapat disebabkan oleh adanya ekspresi dari gen
(fenotip) yang dimiliki oleh semut. Sehingga dalam satu jenis semut ini, akan mendapatkan variasi
dari fenotipnya yang sangat beragam. Keragaman ini disebut dengan keanekaragaman hayati tingkat
genetik.

Pada tabel 2.5 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan variasi sifat terhadap
satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada pengamatan Ikan Louhan
(Louhan golden base bonsai) adalah masing-masing varietas memiliki warna yang sama pada
seluruh tubuhnya, mempunyai warna mata yang sama yakni Mata pada bagian luar berwarna merah
dan hitam pada bagian dalam serta panjang sirip yang sama pada semua varietas yang diamati.

Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada pengamatan Ikan Louhan (Louhan
golden base bonsai) yakni adanya corak bewarna silver pada sisik bagian atas kepala varietas 1 dan
4 tetapi tidak ditemukan pada varietas 2 dan 3. Bagian nonong (jenong) pada kepala juga terdapat
perbedaan seperti pada varietas 2 dan 4 lebih menonjol dan agak ke bawah sedangkan pada varietas
1 dan 3 tidak terlalu menonjol dan cekung. Selain itu, terdapat keragaman pada ukuran dan bentuk
perut setiap varietas. Pada varietas 1 dan 3 ukuran tubuh lebih kecil dan bentuk perut lebih besar,
sedangkan pada varietas 2 dan 4 ukuran tubuh lebih besar dan bentuk perut lebih kecil.

Pentingnya keragaman yaitu karena dengan adanya keragaman/variasi kita dapat


membedakan makhluk hidup dari segi bentuk, warna, ukuran, tempat hidup, tingkah laku, bentuk
interaksi, golongan darah.

Kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetic karena adanya keragaman gen,


maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau keanekaragaman gen dapat memunculkan
variasi. Contohnya pada manusia. Seorang anak kembar, keduanya tidak akan serupa atau sama
persis. Pasti saja terdapat perbedaan, misalnya bulu matanya, bentuk hidunganya, tingginya,dan
lain-lain walaupun mereka mempunyai gen yang sama yang berasal dari kedua orang tuanya.
Contoh lain, tanaman mangga. Tanaman mangga mempunyai banyak varietas, bentuk buah yang
berbeda, rasa. Tanaman mangga gadung ada yang rasanya manis dan asam, padahal satu spesies.
Akan tetapi, variasi ini tidak dapat digunakan sebagai pembeda untuk memisahkan mereka dalam
spesies yang berbeda.

Perbedaan terdapat pada individu-individu tersebut terjadi pada tingkatan gen. Variasi
organisme ini terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor eksternal dapat berupa sinar matahari, cahaya, makanan, kelembaban, dsb. Faktor tersebut
akan mempengaruhi faktor internal (faktor menurun yang diwariskan) yaitu adanya pengaruh
lingkungan terhadap fenotip suatu individu. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan perbedaan
genotip pada sifat tertentu yang dimiliki setiap individu sehingga memiliki fenotip (penampakan)
yang berbeda-beda (Salam, 1994).

Variasi dalam sistem biologi secara teoritis terbagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya
yaitu variasi genetik merupakan variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat
kekal dan diwariskan secara turun menurun dari satu sel ke sel yang lain. Apa bila gen berubah,
maka sifat sifat pun ikut berubah . Sifat sifat yang di tentukan oleh gen disebut genotipe. Hal ini
dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri,2002).

Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan
seperti cahaya,kelembaban,pH tanah dan lainnya. Keadaan faktor-faktor lingkungannya sama
dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang
memadai tentang komposisi lingkunigan akan menentukan genotipe yang sesuai untuk variasi
tertentu.(Welsh,1991).

Menurut Suryo (1996), faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman


makhluk hidup adalah: Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal
seperti materi genetik atau faktor lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses
atau peristiwa yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari
reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya.

Adapun ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan laporan praktikum tentang


keanekaragaman tumbuhan dan hewan, yaitu QS Al Hajj pada bagian penutup yang artinya “Surat
Al Hajj mengingatkan manusia kepada adanya hari berbangkit dengan mengemukakan bukti-bukti
tentang kejadian dan proses perkembangan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu
sudah sewajarnya manusia bersyukur dan menyembah Allah Tuhan semesta alam. Juga
mengemukakan tentang disyariatkannya haji, mengenai waktu-waktu yang boleh melakukan
peperangan dan yang tidak boleh melakukannya berhubungan adanya bulan-bulan suci yang
ditentukan Allah.”

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masing-masing individu
terdapat perbedaan dan persamaan sifat. Hal ini terjadi karena adanya sifat - sifat yang menurun dan
adanya pengaruh lingkungan. Tumbuhan dan hewan juga mempunyai variasi antara lain dalam
bentuk, warna dan ukuran.
Kemungkinan yang menyebabkan keranekaragaman genetic karena adanya
keranekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau keanekaragaman gen
dapat memunculkan variasi.
Adanya keanekaragaman ini tentunya memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar,seperti
mengaja keseimbangan ekosistem,menjadi sumber kehidupan,sumber ekonomi,memajukan ilmu
pengetahuan,dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Leksono,Amin S. 2010. Keanekaragaman Hayati:Teori dan Aplikasi. Malang:Universitas Brawijaya


Press.
Taufik (2016). Laporan genetika keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
https://www.academia.edu/ (Diakses pada tanggal 12 September 2021 pukul 21:00)
Salam, A (1994). Keanekaragaman Genetik. Jakarta : Andi Offset
Suryo. 1996. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Yatim, W. 1980. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
Sutiowati, T. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press.

Anda mungkin juga menyukai