Jurnal Keanekaragaman Pada Hewan Dan Tumbuhan
Jurnal Keanekaragaman Pada Hewan Dan Tumbuhan
PENDAHULUAN
Keanekaragaman adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis dan sifatnya.
Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna,
fungsi organ, tempat hidup dan lain-lain. Keanekaragaman makhluk hidup sangat penting bagi
kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki
kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki
tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah (Henubili, 2003).
Keanekaragaman dikenal juga dengan istilah “variasi”. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan
atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme (Salam, A. 1994).
Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban,
curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya
sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu individu
merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya. (Sutiowati, 2007).
1. Tingkat Gen
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies
makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di
dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun
fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan
berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman ini cukup mudah
dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan
morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut
sebagai varietas.
• Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan lain-lain
• Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga manalagi, mangga
golek, dan lain-lain
• Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor, durian monthong,
dan lain-lain.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:
• Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog, anjing german
shepherd, dan lain-lain
• Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing sphinx, dan lain-lain
• Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan lain-lain.
Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat persilangan alias
hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda serta pembudidayaan hewan dan
tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.
2. Tingkat Spesies
Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies
makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama di suatu tempat. Biasanya, semakin jauh dari
kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat spesies pun semakin tinggi. Misalnya, di hutan.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:
• Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang buah (Musa
paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
• Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma
domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).
• Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis, diantaranya kucing
leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris), dan kucing hutan (Felis chaus)
dan Genus Bos pada sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos
Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
• Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus) dan
Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).
3. Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan
iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan
lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan bervariasi pula. Contoh keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem:
• Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di
dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
• Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat hewan juga salah satunya beruang.
• Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan epifit. Hewan yang
hidup di dalamnya misalnya kera.
• Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian sekitar 4000 MDPL
dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem ini, hidup mamalia besar, karnivora,
dan herbivora.
• Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam, angin
kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta didominasi oleh kelompok
tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan
mamalia kecil.
• Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan barringtonia berbentuk perdu
atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga, burung pantai, dan lain-lain
Gen adalah satuan informasi genetic yang terdiri atas suatu urutan nukleotida spesifik dalam
DNA. Gen tersebut akan diwariskan dari setiap induk pada ketunannya. Kandungan genetic suatu
individu disebut sebagai genotip sedangkan ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme disebut
fenotip. Ekspresi fenotip ditentukan oleh genotip. Setiap individu memiliki kandungan genetik yang
berbeda meskipun tampilan fenotipnya hampir sama (Yatim, 1980).
Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah
total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Dalam pengertian lain,
keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik di dalam setiap spesies yang mencakup aspek
biokimia, struktur, dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya dan dibentuk dari
DNA. (Salam, 1994).
Keanekaragaman gen dapat disebabkan karena adanya perkawinan antara dua individu
makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan
perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang (Sutiowati, 2007).
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri
setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak
(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan
keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi) (Henubili,
2003).
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan praktikum keanekaragaman pada
hewan dan tumbuhan yaitu mendeskripsikan hasil pengamatan tentang berbagai variasi pada hewan
atau tumbuhan, membuat dendogram berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen, menentukan sejauh
mana persamaan dan perbedaan pada individu-individu yang diamati, dan menyimpulkan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kegiatan praktikum keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan ini dilaksanakan pada hari
Rabu,15 September 2021. Kegiatan praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing. Adapun
bahan yang dibutuhkan selama praktikum yaitu hewan dan tumbuhan. Sampel tumbuhan yang
digunakan yaitu Bunga Mawar, Bunga Bougenville, Bunga Anggrek, Bunga Herbras, dan Bunga
Keladi. Sementara sampel hewan yang digunakan yaitu, Ikan Louhan, Kucing, Ayam, Burung dan
Semut.
Terdapat beberapa langkah kerja yang harus dilakukan, langkah pertama yaitu tentukan
bahan yang hendak digunakan ditentukan (diwakili oleh satu sepesies hewan atau spesies
tumbuhan) dan juga sifat yang akan diamati. Langkah kedua, amati sifat dari bahan yang telah
ditentukan ,dan cari variasi yang ada pada setiap bahan, jumlah bahan yang diamati sebaiknya
cukup banyak untuk memberikan contoh yang baik. Langkah terakhir, hasil pengamatan dicatat
pada lembar pengamatan yang tersedia, sedapat mungkin variasi sifat yang telah diamati diambil
foto untuk memperjelas dan menguatkan hasil pengamatan.
Ayam
Variasi Sifat (dalam spesies yang sama)
No Sifat yang diamati Individu/Varietas/Kultivar/Strain
1 2 3 4
1 Bentuk mata bulat 1 1 1 1
2 Paruh pendek 1 0 0 1
3 Warna mata merah 0 0 0 0
4 Warna bulu terdiri dari dua warna 1 1 1 1
5 Ekor pendek 1 0 1 0
6 Ekor panjang 0 1 0 1
7 Ukuran badan besar 1 0 1 1
8 Ukuran kaki panjang 0 1 0 0
Tabel 2.2 : Hasil Pengamatan Pada Ayam
Pada tabel 2.5 menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan variasi sifat terhadap
satu sama lainnya. Persamaan sifat atau karakter yang didapat pada pengamatan Ikan Louhan
(Louhan golden base bonsai) adalah masing-masing varietas memiliki warna yang sama pada
seluruh tubuhnya, mempunyai warna mata yang sama yakni Mata pada bagian luar berwarna merah
dan hitam pada bagian dalam serta panjang sirip yang sama pada semua varietas yang diamati.
Sedangkan variasi atau keragaman yang didapat pada pengamatan Ikan Louhan (Louhan
golden base bonsai) yakni adanya corak bewarna silver pada sisik bagian atas kepala varietas 1 dan
4 tetapi tidak ditemukan pada varietas 2 dan 3. Bagian nonong (jenong) pada kepala juga terdapat
perbedaan seperti pada varietas 2 dan 4 lebih menonjol dan agak ke bawah sedangkan pada varietas
1 dan 3 tidak terlalu menonjol dan cekung. Selain itu, terdapat keragaman pada ukuran dan bentuk
perut setiap varietas. Pada varietas 1 dan 3 ukuran tubuh lebih kecil dan bentuk perut lebih besar,
sedangkan pada varietas 2 dan 4 ukuran tubuh lebih besar dan bentuk perut lebih kecil.
Perbedaan terdapat pada individu-individu tersebut terjadi pada tingkatan gen. Variasi
organisme ini terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor eksternal dapat berupa sinar matahari, cahaya, makanan, kelembaban, dsb. Faktor tersebut
akan mempengaruhi faktor internal (faktor menurun yang diwariskan) yaitu adanya pengaruh
lingkungan terhadap fenotip suatu individu. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan perbedaan
genotip pada sifat tertentu yang dimiliki setiap individu sehingga memiliki fenotip (penampakan)
yang berbeda-beda (Salam, 1994).
Variasi dalam sistem biologi secara teoritis terbagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya
yaitu variasi genetik merupakan variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat
kekal dan diwariskan secara turun menurun dari satu sel ke sel yang lain. Apa bila gen berubah,
maka sifat sifat pun ikut berubah . Sifat sifat yang di tentukan oleh gen disebut genotipe. Hal ini
dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri,2002).
Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan
seperti cahaya,kelembaban,pH tanah dan lainnya. Keadaan faktor-faktor lingkungannya sama
dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang
memadai tentang komposisi lingkunigan akan menentukan genotipe yang sesuai untuk variasi
tertentu.(Welsh,1991).
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada masing-masing individu
terdapat perbedaan dan persamaan sifat. Hal ini terjadi karena adanya sifat - sifat yang menurun dan
adanya pengaruh lingkungan. Tumbuhan dan hewan juga mempunyai variasi antara lain dalam
bentuk, warna dan ukuran.
Kemungkinan yang menyebabkan keranekaragaman genetic karena adanya
keranekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau keanekaragaman gen
dapat memunculkan variasi.
Adanya keanekaragaman ini tentunya memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar,seperti
mengaja keseimbangan ekosistem,menjadi sumber kehidupan,sumber ekonomi,memajukan ilmu
pengetahuan,dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA