think again!
Paradigma
think again!
Lahirnya Filsafat
think again!
Karakteristik
think again!
Filsuf-filsuf Miletus
think again!
Phytagoras
think again!
Heraclitus
think again!
Parminedes
think again!
Zeno of Elea
Murid Parminedes yang mendukung pendapat
gurunya
The Dichotomy:
x
A B
½x ½.½ x ½.½.½ x
A B
think again!
Sokrates
What is piety (kesalehan)?
kewajiban moral
Metode dilema: apakah dosen
melarang mencontek karena itu
salah, ataukah itu salah karena
dosen melarang?
Apakah kebaikan itu baik
karena Tuhan menyukainya,
atau Tuhan menyukai itu karena
baik?
think again!
Sokrates
Kita memiliki kapabilitas untuk
membedakan yang baik dan yang buruk.
Sesuatu memiliki kriteria sendiri agar
menjadi baik/buruk
Hal ini tidak bisa diajarkan karena tidak
mudah untuk diajarkan
think again!
Plato
What is virtue?
(keutamaan/kebajikan)
Apakah kebajikan berasal
dari hasrat kita berbuat
baik?
Jika iya, mengapa kebajikan
manusia bervariasi?
think again!
Plato
Kebajikan bukan berasal dari hasrat
melainkan dari pengetahuan tentang yang
baik dan yang buruk
Dari mana kita mendapatkan pengetahuan
tersebut? (epistemologi)
Apakah kita mempelajari sesuatu yang
belum kita ketahui, atau mempelajari
sesuatu yang sebenarnya telah kita
ketahui?
think again!
Plato
think again!
Aristoteles
Berbeda dengan gurunya,
Plato, Aristoteles menolak
bahwa pengetahuan berasal
dari dunia ide.
Mengedepankan pengamatan
indrawi
Bertujuan menyatukan semua
pengetahuan di dalam sebuah
sistem pemikiran yang koheren
dengan membangun sebuah
metodologi yang disebut
LOGIKA
think again!
Aristoteles
Bentuk kalimat subyek-predikat merupakan
ekspresi kebenaran primer
Dengan predikasi, subyek dikategorikan
Penggunaan kata-kata homonim, sinonim, dan
paronim dalam predikat.
Kategori di bagi dalam kualitas dan kuantitas
Kualitas Kuantitas
Afirmatif Universal
Negatif Partikular
think again!
Aristoteles
Universal Afirmatif (A) Universal Negatif (E)
Partikular Afirmatif (I) Partikular Negatif (O)
think again!
Aristoteles
Mengasumsikan bahwa pengetahuan
teoretis bisa didapatkan dari apa yang
telah kita ketahui
Menggunakan metode silogisme, sebuah
deduksi menuju kebenaran baru dari
prinsip-prinsip yang telah diketahui benar
Four Causes (prinsip kecukupan alasan)
Material cause
Formal cause
Efficient cause
Final cause
think again!
Descartes
think again!
Descartes
think again!