Anda di halaman 1dari 12

Laporan kasus dan resume di ruang operasi (OK) sectio sesarea ny.

a dengan letak sunsang di ruang


operasi rs-blud tanjungpinang

Laporan Kasus

Laporan kasus dan resume operasi sectio sesarea ny.a dengan letak sunsang di ruang operasi rs-blud
tanjungpinang

A. Pre Operatif
Pada tanggal 10 November 2011,pukul 10.00 WIB pasien datang bersama suami dari ruang CEMPAKA
kemudian diantar ke ruangan operasi menggunakan brangkar dengan identitas pasien sebagai berikut:
a. Nama : Ny.A
b. Umur : 30 tahun
c. Alamat : Perum pegadaian (bukit gulang permai blok D no.1)
d. No.Rm :
e. Tanggal masuk : 10 November 2011
f. Riwayat kehamilan : G2P2A0
g. HPHT : 2 Februari 2011
h. Pemeriksaan fisik focus
Pasien terpasang kateter (200 cc)
Pasien terpasang infuse RL 20tts/i
Kesadaran CM
 Abdomen
a. Inspeksi : Abdoment terdapat linea nigra,terdapat strie gravidarum
b. Palpasi : Abdoment terasa tegang,tinggi fundus uteri 3 jari dibawah px pada usia kehamilan 42
minggu,kepala bayi terletak di bagian kiri perut pasien dan ektrimitas bayi pada kanan perut
pasien.
c. Auskultasi : Sebelum masuk k ruang OK telah dihitung DJJ yaitu 120x/menit.
 Status psikologis
Wajah pasien tampak cemas dan gelisah,pasien mengatakan cemas dan trauma dalam menjalani
operasi sesar kembali,pasien juga menyatakan cemas akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Pasien berharap operasi berjalan lancer,cepat sembuh dan bayi serta pasien sehat.
1. Persiapan operasi
 Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 November 2011
HB : 12 gr%
Leukosit : 10500 mm3
Eritrosit : 4,2jt/mm3
Trombosit : 350.000 mm3
PCV : 34
Kolesterol : 285 mg/dl
Ureum : 13,5 mg/dl
SGPT : 56 U/L
SGOT : 27 U/L
GDA 110 mg/dl
 Dignosa : Janin letak sunsang
 Informed consent : Telah di setujui oleh pasien dan suami pasien yang di buat pada tanggal 10
November 2011
 Persiapan kamar bedah
1. Alat operatif steril
2. Meja/tempat tidur operasi
3. Monitor
4. Standart infuse
5. Suction
2. Pelaksanaan pembedahan
- Operator : Dr.Muhibah SpOG
- Asisten/Instrument: Opung-ainul
- Perawat onloop : Cinta
- Anastesi : Nuraida
- Jenis anastesi : Spinal
- Obat anastesi : Decain Spinal 0,5%
3. Persiapan instrument
- Gunting jaringan : 1 buah
- Gunting benang : 1 buah
- Needle holder : 2 buah
- Klem plen lurus : 2 buah
- Kleam plen bengkok : 2 buah
- Kocher lurus : 4 buah
- Scapel no 4 : 1 buah
- Bisturi no.20 : 1 buah
- Pinset anatomis : 2 buah
- Pinset sirugis : 2 buah
- Huck : 3 buah
- Penscter klem : 6 buah
- Mickomlie : 3 buah
- Duck klem : 7 buah
- Allis klem : 2 buah
- Canul section : 1 buah
- Bengkok : 1 buah
- Kom kecil : 1 buah
- Kassa : secukupnya
- Handscoon no 61/2,71/2 : 4 pasang
- Langen back : 2 buah
- Retraktor besar : 1 buah
- Duck besar : 2 buah
- Duck sedang : 2 buah
- Jas operasi : 4 helai
- Cromic no 1 : 4 pcs
- Silk black 2/0 : 1 pcs
- Surgikal no 1 : 1 pcs
- Plain no 1 : 2 pcs
B. Intra Operatif
Pukul 10.25
Pasien dibawa keruangan operasi 2 dengan menggunakan brancart,kemudian dipindahkan ke meja
operasi dengan kesadaran compos mentis,terpasang IVFD RL 20tts/I dan terpasang DC urine.Hsil TTV
TD: 140/100 HR:90X/mnt RR: 21 x/mnt

Pukul 10.30
Pasien mulai disiapkan untuk dilakukan tindakan anastesi oleh perawat Nuraida diberikan secara
spinal(Regional) dengan obat anastesi decain spinal 0,5%(vertebra lumbalis 3-5)

Pukul 10.35
Setelah dilakukan tindakan anastesi lalu perawat melakukan posisi celuler diatas meja operasi dengan
tindakan fiksasi daerah lengan tangan kanan dan kiri

Pukul 10.40
Operator dan asisten mencuci tangan dengan antiseptic hybrid scrub dengan teknik steril(scrubing)
lalu dibilas dengan alcohol 96%. Operator dan asisten memakai jas operasi ( Gowning) oleh perawat
onlop kemudian memakai handscoon steril (Gloving).

Pukul 10.43
Asisten operator mendisinfeksi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi menggunakan cairal alcohol
96% dan betadhin 10% (iodine prvidone)

Pukul 11.47
Bagian tubuh pasien yang akan di operasi kemudian ditutup menggunakan kain steril mulai dari
kaki,kepala,dada untuk membentuk batas tegas operasi (Drapping)

11.52
Operator mulai melakukan insisi mulai dari jaringan kulit,cutis,subkutis,fasia,otot jaringan yang
menutupi uterus (peritoneum) sambil menghentikan perdarahan kemudian dilanjutkan dengan
menginsisi bagian uterus

11.56
Operator memecahkan ketuban dengan menggunakan pinset kemudian cairan amnion disedot dengan
menggunakan suction

11.00
Operator mengeluarkan kepala bayi dengan menggunakan tangan dengan cara menekan fundus uteri
kemudian memuter secara perlahan dengan tujuan kepala bayi dapat terlepas dari uterus kemudian
operator memegang kepala bayi dengan gerakan biparietal dari uterus kebawah keatas sampai bahu
bayi terlepas dari uterus kemudian mengeluarkan bagian abdomen dan ekstrimitas bayi sambil
mensuction cairan disekitarnya.

10.04
Setelah bayi lahir,asisten langsung melakukan tindakan pemotongan tali pusat dengan terlebih dahulu
mengklem dikedua belah sisi tali pusat kemudian memotong bagian tengah yang diklem,bayi dibawa
ke ruangan resusitasi bayi dengan berat bayi 3,7 kg.

10.07
Operator mengeluarkan plasenta dengan menarik perlahan sambil mensuction cairan dan darah
dalam uterus

10.12
Luka operasi ditutup kembali dengan cara mengheacting uterus menggunakan chromic no.1 kemudian
bagian abdomen yaitu mulai dari petitonium dan otot menggunakan plain no.1,fasia menggunakan
surygil no.1,subkutis dengan plain no.1 dan kutis menggunakan silk no 2/0,kemudian dibersikah dan
ditutupi dengan kassa steril diberikan bethadine dan dilapisi kassa kemudian diplaster

10.25
Pasien dirapikan dan alat-alat dicuci kemudian disterilkan,ruangan dibersihkan dibantu oleh
mahasiswa

10.30
Operator,assisten dan perawat onlop membuka handscoon dan baju operasi kemudian mencuci
tangan. Pasien dipindahkan dari meja operasi ke brancart menuju ruang RR.

C. Post Operatif
Pasien dipindahkan keruang RR pada pukul 11.32,kesadaran CM dengan TTV:
Tekanan darah : 130/100
Suhu : 36
Nadi : 82x/mnt
RR : 20x/mnt
 Pasien mengatakan nyeri pada bekas luka
 Terdapat kemerahan pada bekas luka
 Pasien mengatakan perih pada lukanya
 Terdapat nyeri tekan
 Skala nyeri pasien 5
 Wajah pasien tanpak meringis
 Pasien tanpak memegangi bekas luka operasinya
 Pasien menyatakan nyeri terjadi kira-kira hampir setiap 30 mnt sx
Instruksi dokter bedah:
1. Bedress
2. Makan bubur saring
3. Terapi medis:
- Remopain
- Kadacilin 2x1
- Ranitidine 2x1
- Calnex 2x1
- Ketorolak 2x1
Instruksi dokter anastesi : Tirah baring 24 jam.

D. Analisa data
Data Etiologi Probblem
DS: Janin letak sunsang Ansietas
- pasien menyatakan cemas akan terjadi
sesuatu yang tidak di inginkan
- Pasien menyatakan cemas dan trauma Terdapat amnion dalam
menjalani operasi sesar kembali plasenta
DO:
- Wajah pasien tampak cemas
- Pasien tanpak gelisah Amnion terinfeksi
TTV bakteri
- TD : 130/100
- Nadi : 92x/mnt
- Suhu : 36 Terjadi karioamnionitis
- RR : 21x/mnt

Kontraksi uterus tak


baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc

Ansietas

DS:
- Pasien menyatakan nyeri pada bagian Janin letak sunsang
bekas operasi
- Pasien menyatakan Perih pada bagian
bekas lukanya Terdapat amnion dalam
- Pasien menyatakan nyeri terjadi hampir plasenta
setiap 30 mnt sx Nyeri akut
DO:
- Wajah pasien tanpak meringis Amnion terinfeksi
- Pasien tanpak memegangi bekas bakteri
perutnya/bekas luka operasi
- Terdapat nyeri tekan
- Skala nyeri 5 Terjadi karioamnionitis

Kontraksi uterus tak


baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc
Nyeri

DS:
- Pasien menyatakan nyeri pada bagian
bekas operasi Janin letak sunsang
- Pasien menyatakan Perih pada bagian
bekas lukanya
- Pasien menyatakan nyeri terjadi hampir Terdapat amnion dalam
setiap 30 mnt sx plasenta
DO:
- Wajah pasien tanpak meringis
- Pasien tanpak memegangi bekas Amnion terinfeksi
perutnya/bekas luka operasi bakteri
- Jumlah Leukosit 10500
- Terdapat kemerahan pada sekitar luka Resiko tinggi
Terjadi karioamnionitis infeksi

Kontraksi uterus tak


baik

Induksi servik tidak baik

Dilakukan Sc

Resiko tinggi infeksi

E. Prioritas Masalah
1. Ansietas
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
3. Resiko tinggi infeksi

F. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d krisis situasi,ancaman konsep diri, tindakan operasi
2. Nyeri b/d peningkatan/kontraksi lama,respon psikologis
3. Resiko tinggi infeksi b/d prosedur infasif

A.    Data Demografi


Nama Klien : Ny. K Nama Suami : Tn. S
Umur Klien : 25 tahun Umur Suami : 24 tahun
Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Sidareja I/IV
Status Perkawinan : Kawin Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Diagnosa medik : Oligohidramnion
Suku : Jawa Tgl masuk RS : 6 Maret 2009
Pendidikan : SLTP Tgl pengkajian : 9 Maret 2009
B.    Keluhan utama saat ini:
Cemas dengan rencana tindakan operasi caesar yang akan dilakukan.
C.    Riwayat penyakit dahulu:
Klien tidak ada menderita penyakit sebelumnya.
D.    Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada menderita penyakit dalam keluarga NY. K ataupun dari pihak suami.
Genogram:
E.    Riwayat Ginekologi
Klien tidak ada menderita penyakit menular seksual dan belum pernah mengalami pembedahan ginekologi.
F.     Riwayat Obstetri (menarche, siklus menstruasi, karakteristik menstruasi)
Menarche usia 15 tahun, siklus haid teratur 28 hari dan lama 7 hari.
G1 P0 A0 HPHT : 6 Juni 2008
HPL : 13 Maret 2009 Usia kehamilan : 39 minggu 3 hari
Keluhan yang muncul selama kehamilan ini:
1.      Trimester I : tidak ada.
2.      Trimester II : tidak ada.
3.      Trimester III : oligohidramnion.
G.    Kebiasaan yang merugikan :
Klien tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol.
H.    Imunisasi:
Klien mendapatkan imunisasi TT di puskesmas.
I.       Kebutuhan dasar sehari-sehari:
1.      Nutrisi:
Klien makan 3 kali sehari, menu nasi lauk dan sayur serta susu 1 kali sehari. Tidak ada keluhan mual dan
muntah. Tidak ada riwayat alergi makanan. Minum lebih kurang 1500 cc/hari.
2.      Eliminasi
Klien BAK 5-7 kali sehari, warna urine jernih lebih kurang 1500 cc/ hari. Tidak ada keluhan saat berkemih. BAB 2
kali sehari dengan konsistensi lunak, tidak ada keluhan konstipasi.
3.      Aktivitas dan latihan
Aktivitas selama hamil tidak ada perubahan, klien tetap menjalankan aktivitasnya sebagai ibu rumah
tangga. Tidak ada keluhan sesak atau pusing saat beraktifitas.
4.      Istirahat dan tidur
Tidak ada gangguan dalam pola tidur. Malam hari tidur 7 jam dan siang 1 jam.
5.      Seksualitas
Klien melakukan aktifitas seksual 1 kali dalam seminggu. Tidak ada keluahan dalam aktifitas seksual.
6.      Persepsi dan kognitif
Status mental : Kesadaran komposmentis
Pendengaran : baik, dapat mendengar dengan baik.
Perabaan : baik, tidak ada keluhan sensasi perabaan.
Berbicara : bicara jelas dan bisa dipahami.
Kejang : tidak ada kejang selama kehamilan.
Penciuman : baik, tidak ada keluhan
Nyeri : tidak ada nyeri.
Kognitif : klien kadang-kadang terlihat merenung dan gugup.
J.      Persepsi diri dan konsep diri
1.      Motivasi terhadap kehamilan : klien dan suami menyatakan kehamilan yang pertama ini sangat
diharapkan.
2.      Efek kehamilan terhadap body image : tidak ada masalah bagi klien terhadap perubahan bentuk
tubuh.
3.      Orang paling dekat : suami dan ibu klien.
4.      Tujuan dari kehamilan : untuk melanjutkan keturunan.
K.    Keluarga Berencana
Klien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
L.     Pemeriksaan Fisik
1.      Kaji vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 88 x/menit
o
Temperatur : 36,7 C RR : 20 x/mnt
BB : 50 kg TB : 150 cm
2.    Kulit, rambut dan kuku
Inspeksi kulit terdapat linea nigra, tidak ada pucat di daerah akral. Kebersihan rambut baik dan kuku pendek
bersih.
3.    Pemeriksaan head to toe :
a.       Kepala dan leher
1)      Skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, tidak ada edema palpebra. Klien tidak menggunakan
kacamata.
2)      Tidak ada pembesaran limphe node anterior dan posterior dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
b.     Telinga bersih, membran timpani utuh.
c.     Mulut, tenggorokan dan hidung
Mukosa mulut lembab, gigi lengkap, tidak ada keluhan. Faring tidak hiperemis, tidak ada pembesaran
tonsil. Mukosa hidung lembab dan tidak ada epistaksis.
d.    Thoraks dan paru-paru
Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, palpasi dalam batas normal. Suara paru vesikular, tidak
ada bunyi tambahan weezhing atau ronchi.
e.     Payudara
Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola mammae. Putting susu menonjol keluar. Teraba lunak
dan tidak ada teraba benjolan.
f.      Jantung
Pulsasi ictus cordis tidak terlihat, teraba dalam batas normal. Pada perkusi tidak ada pembesaran
jantung. Terdengar bunyi jantung I dan II.
g.     Abdomen
Inspeksi terdapat linea nigra.
Leopold I : teraba bokong di fundus.
Leopold II : bagian kanan teraba punggung, di kiri teraba bagian kecil.
Leopold III : teraba kepala.
Leopold IV : divergent
TFU : 31 cm
DJJ : 140 x/menit, frekuensi teratur (12-12-12).
Tafsiran berat janin 3100 gram.
h.      Genetalia
Distribusi rambut merata, tidak ada bekas luka.
i.        Anus dan rectum
Tidak ada hemoroid, tidak ada lesi.
j.       Vaskularisasi perifer
Wajah tidak pucat, ekstremitas tidak pucat, pengisian kapiler 2-3 detik, tidak ada edema.
k.      Perkusi refleks tendo
Normal, refleks +1 tidak ada klonus
l.        Neurologik
Tidak ada keluhan pusing

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN SECTIO CAESAREA
EX CPD DI IBS RS TUGUREJO SEMARANG

I.                   Asuhan Keperawatan Pre Operatif di Kamar Bedah


Timbang terima pasien dengan petugas pengantar pasien :
Pada tanggal 31 januari 2012, pukul 9.20 di IBS RS Tugurejo Semarang
1.      Biodata Pasien
a.       Nama                                 : Ny. A
b.      Umur                                 : 32 tahun
c.       No. CM                             : 27. 63. 07
d.      Bangsal                             : Boegenvil
e.       Dx. Medis                         : CPD
f.       Tindakan Operasi              : SC
g.      Jenis Anestesi                    : Spinal Anestesi
h.      Kamar Operasi/Tgl            : OK 1/31 januari 2012
i.        Ceck list Pre Operatif tentang :
         Gelang identitas                      : Ada
         Informent Consent                  : Ada
         Pasien Puasa                            : 6 – 8 jam
         Premedikasi                             : Ondansentron 4mg/2ml (mengurangi mual)
         Mandi keramas, Oral hygiene, kuku bersih
         Acsesoris (gelang, kalung, gigi palsu, soft lens) : Tidak ada
         Make-up (lipstik, kitek kuku, eye shadow)     :Tidak ada
         Penyakit kronis menahun        : Tidak ada
         Catatan Alergi thd : tidak ada
2.      Definisi dan Pathways

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono,
2005, hal. 133).
Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk kelahiran janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus
(Liu, 2007, hal. 227).
Pathway    : Lampiran
3.      Pengkajian
a.       Status Fisiologis : Baik                             Tingkat Kesadaran : Composmentis
b.      Status Psikososial :
Subyektif :
         Pasien / keluarga sering bertanya tentang operasi (lamanya operasi, dokternya siapa)
         Pasien mengatakan takut menghadapi operasi
Obyektif :
         Pasien kelihatan tegang
         Kulit teraba dingin
         Tremor atau gemetar
         TD : 123/89 mmHg, N : 92 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36’ C
Data lain :
         Hasil USG dan pelvimetri  = CPD (pinggul sempit)
         Hb       : 15.5 g/dl
         Gol darah : O
         Gula darah sewaktu : 92

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A
No CM            : 27.63.07
Usia                 :32 thn
Dx. INTERVENSI KEPERAWATAN
No TT
Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Takut, Cemas b/d Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat - Untuk mengetahui
kurangnya tindakan keperawatan kecemasan Ps. tingkat kecemasan dan
pengetahuan, selama 1 x 10 menit (berat, sedang, tepat cara
ancaman diharapkan takut,cemas ringan) memberikan asuhan
kegagalan operasi ps. Berkurang atau hilang keperawatan
DS : dengan KH : 2. Kaji TTV - Untuk mengetahui
- Ps. Mengatakan - Ps. Terlihat rileks seberapa tingkat
takut menghadapi - Ps. Mengungkapkan kecemasan ps.
operasi cemas berkurang/hilang - membantu
- Ps/keluarga - TTV dalam batas normal 3. Beri dukungan
emosional mengurangi
sering bertanya TD : < 140/90 mmHg kecemasan
tentang operasi N : 60-90 x/mnt - Membantu
DO : S : 36’-37’ C 4. Ajarkan teknik mengurangi
- Ps. Kelihatan RR : 16-24 x/mnt relaksasi (tarik nafas kecemasan
tegang dalam, imajinasi dll) - Agar ps. Mengetahui
- Kulit teraba dingin 5. Beri pengetahuan tentang jalannya
- Tremor atau tentang jalannya operasi dan
gemetar operasi sectio kecemasan pasien
- TD : 123/89 berkurang
mmHg
- N : 92 x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- S : 36’ C

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A
No CM            : 27.63.07
Usia                 : 32 thn
No
Tanggal/ jam Tindakan Keperawatan Respon Pasien TT
Dx
1 31 jan 2012 - Mengkaji tingkat kecemasan S : - ps. Mengatakan cemas
09.20 ps., Memberi ps. Dukungan menghadapi operasi berkurang
emosional, Mengajarkan ps. - Ps. Kooperatif
Teknik relaksasi (tarik nafas - Ps. Bertanya tentang lama nya
dalam), Memberi pengetahuan operasi, dokternya siapa
ke ps. Tentang jalannya operasi O : - Ps. Terlihat aktif bertanya
sectio - Ps. Terlihat melakukan teknik
relaksasi nfas dalam
- Ps. Tidak terlihat tremor
- Kulit masih teraba dingin
- TD : 123/89 mmHg
- N : 92 x/mnt
- S : 36’ C
- RR : 22 x/mnt

EVALUASI
Nama               : Ny. A
No CM            : 27.63.07
Usia                 : 32 thn
No Tanggal/jam Evaluasi (SOAP) TT
1 31 jan 2012 S : - ps. Mengatakan cemas menghadapi operasi berkurang
09.30 - Ps. Kooperatif
- Ps. Bertanya tentang lama nya operasi, dokternya siapa
O : - Ps. Terlihat aktif bertanya
- Ps. Terlihat melakukan teknik relaksasi nfas dalam
- Ps. Tidak terlihat tremor
- Kulit masih teraba dingin
- TD : 123/89 mmHg
- N : 92 x/mnt
- S : 36’ C
- RR : 22 x/mnt
 A :Masalah cemas, takut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi Beri dukungan emosional, kaji TTV

II.                Asuhan Keperawatan Intra Operatif di Kamar Bedah

A.    Pengkajian
1.      Subyektif : -
2.      Obyektif
Pasien sadar dengan spinal anestesi :
         Tidak ada batuk
         Posisi pasien    : supinasi, kaki lebih rendah dari kepala
         TD       : 115/57 mmHg
         RR       : 24 x/menit
         Nadi    : 81 x/menit,                S: 36’ C
         Lebar luka                   : 15 cm, Horizontal
         Lama Pembedahan      : 15 menit
         Jumlah pendarahan     : 500 cc
Data lain : pasien terlihat menangis, gemetar, menggigit bibir.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A
No CM            : 27.63.07
Usia                 : 32 thn
N INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan TT
o Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Resiko gangguan pola nafas Setelah dilakukan tindakan - Kaji pola nafas ps. - Untuk mengetahui suplai
b/d  posisi klien keperawatan selama 1 x 15 (dalam, dangkal) oksigen sesuai kebutuhan
DS :- menit diharapkan resiko - Untuk mengetahui adanya
DO : gangguan pola nafas dapat - Monitor TTV tanda-tanda kegawatan
- Tidak ada batuk dihindari dengan KH : - Agar obat anestesi tidak
- posisi ps. Supinasi, kaki - Pola nafas pasien normal (16- mengalir ke otak, jantung, paru-
lebih rendah dari kepala 24 x/mnt) - Beri ps. Posisi kaki paru
- TD :115/57 mmHg - TTV dalam batas normal lebih rendah dari - Memenuhi kebutuhan ps. akan
- N : 81 x/mnt TD : < 140/90 mmHg kepala O2
- S : 36’ C S : 36’ – 37,5’ C
- RR : 24 x/mnt N : 60-90 x/mnt
RR : 16-24 x/mnt - Beri terapi O2
2. Resiko defisit volume cairan Setelah dilakukan tindakan - Observasi - Untuk mengetahui banyak
tubuh b/d Pendarahan keperawatan selama 1 x 15 pendarahan cairan yang keluar dan memberi
DS :- menit diharapkan intake dan cairan masuk sesuai/seimbang
DO : output cairan seimbang dengan dengan cairan yang keluar
- Lebar luka 15 cm, KH : - Agar tidak terjadi defisit volume
horizontal - Output (500cc) = Intake > cairan
- Jumlah darah : 500 cc 500cc - Untuk mengetahui tanda
- TTV dalam batas normal TD : kegawatan
90-140 mmHg, S : 36-37’ C - Menyeimbangkan cairan/darah
N : 60-90 x/mnt - Monitor intake dan yang keluar dengan cairan infuse
RR : 16-24 x/mnt Output RL dan NaCl
- Monitor TTV

- Kolaborasi
pemberian cairan
elektrolit (RL, NaCl)
3 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan - Kaji lebar luka, - Mengetahui besar/kecilnya
pertahanan primer tidak keperawatan selama 1 x 15 letak luka resiko infeksi
adekuat (kulit tak utuh, menit diharapkan resiko infeksi - Mencegah infeksi di daerah
trauma jaringan, insisi dapat dicegah dengan KH : - Lakukan tindakan sekitar sayatan
bedah) - Tidak ada tanda-tanda infeksi steril (desinfektan,
DS : - (rubor, dolor, colour, kalor, memakai alat, baju
DO : terdapat luka bedah fungiolesa) steril)
lebar 15 cm, horizontal

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A
No CM            : 27.63.07
Usia                 : 32 thn
No
Tanggal/jam Tindakan Keperawatan Respon Pasien TT
Dx
1, 2, 31 jan 2012 - Mengkaji Pola nafas klien S:-
3 09.30 - Memberi posisi supinasi (kaki lebih rendah dari O : - TD :115/57 mmHg, RR :24 x/mnt, S : 36’ C,
kepala) N ; 81 x/mnt
- Memberi obat anestesi (antara lumbal 3 dan 4) - ps. terlihat terbaring dengan posisi supinasi,
09.32 - Memasang manset tensimeter di ekstremitas atas kaki lebih rendah dari kepala
(sinistra) - terpasang O2 dengan nassal kanul 3 lt/mnt
- Memasang alat pemantau HR dan saturasi O2 di - jumlah pendarahan ; 500cc
ekstremitas atas (dekstra) - terpasang infus NaCl 500cc
09.34 - Memasang nassal kanul O2 3lt/mnt - terpasang inf. RL (guyur 200cc)
- Dokter, perawat mencuci tangan - Oxytocin 1 A (drip)
- Dokter, perawat mengenakan pakaian operasi steril - Bledstop 1 A (Bolus)
-  Melakukan desinfektan di daerah abdomen (yang - Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV)
akan dioperasi dengan iodyne) - Ketorolac 3 x 30 mg (IV)
- Menyiram daerah desinfektan (yang telah diberi - Tramadol 3 x 100 mg ( IV)
iodyne ) dengan NaCl - Lebar luka 15 cm,horizontal (dijahit)
09.36 - Memasang duk streril (mengelilingi) abdomen yang
akan di sayat
- Menyayat abdomen sampai 7 lapisan (lebar luka 15
cm, horizontal)
- Mengeluarkan bayi
09.40
- Mensuction darah yang sebelumnya diguyur NaCl
500 cc
- Memberi cairan elektrolit NaCl (guyur)
09.47 - Mengobservasi pendarahan
- Memantau TTV
- Memberi cairan elektrolit RL (guyur 200cc) dan obat
09.52 sesuai kolaborasi :
*Oxytocin 1 A (drip)
*Bledstop 1 A(bolus)
*Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV)
*Ketorolac 3 x 30 mg (IV)
*Tramadol 3 x 100 mg (IV)
- penutupan luka dengan dijahit
- Menutup jahitan luka dengan kassa steril
sebelumnya diberi iodyne
EVALUASI
Nama               : Ny. A                                                            Usia     : 32 thn
No CM            : 67.23.07
No Tanggal/ja
EVALUASI (SOAP) TT
Dx m
1. 31 jan 2012 S:-
09.55 O :- - TD :115/57 mmHg, RR :24 x/mnt, S : 36’ C, N ; 81 x/mnt
- ps. terlihat terbaring dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah dari kepala
- terpasang O2 dengan nassal kanul 2 lt/mnt
A : Masalah resiko gangguan pola nafas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi Beri terapi O2, Monitor TTV, dan posisi supinasi kaki lebih rendah dari kepala

2. 09.55 S:-
O : - jumlah pendarahan ; 500cc
- terpasang infus NaCl 500cc
- terpasang inf. RL (guyur 200cc)
- Oxytocin 1 A (drip)
- Bledstop 1 A (Bolus)
- Efedrin 1 A (10 mg) + Aquabides 4 cc (IV)
- Ketorolac 3 x 30 mg (IV)
- Tramadol 3 x 100 mg ( IV)
A : Masalah resiko defisit volume cairan teratasi
P : Lanjutkan intervensi Monitor intake dan output, dan kolaborasi pemberian cairan elektrolit
3. 09.55 S:-
O : - Lebar luka 15 cm, horizontal (dijahit)
A : Masalah resiko infeksi teratasi
P : Lanjutkan intervensi lakukan tindakan steril (desinfektan dalam mengganti balut)

III.             Asuhan Keperawatan Post Operatif di Kamar Bedah


A.    Pengkajian
1.      Subyektif             : Ny. A mengatakan lega operasi sectio telah selesai
2.      Obyektif
         TD       : 121/68 mmHg
         RR       : 22 x/menit,                N : 76 x/menit, S : 36’ C
         Lebar luka                   : 15 cm, horizontal
         Lama operasi               : 15 menit
         Jumlah pendarahan     : 500 cc
         Posisi ps.                     : supinasi, kaki lebih rendah dari kepala
3.      Standar score
BROMAGE SCORE

N
KRITERIA Score Score
o
1Dapat mengangkat tungkai bawah 0
2Tidak dapat menekukan lutut tetapi dapat mengangkat kaki 1
Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapi masih dapat menekuk
3 2
lutut
4 Tidak dapat mengangkat kaki sama sekali 3
Keterangan      : Jika score <2 maka ps. dapat dipindahkan ke ruangan
Kesimpulan     : Ny. A tidak dapat menekkukan kedua lututnya, tetapi mampu mengangkat kaki keduanya jadi
score nya 1 dan bisa di bawa ke ruangan.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A                                                            Usia     : 32 thn
No CM            : 27.63.07
N INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan TT
o Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Resiko injury b/d efek anestesi, Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan ps. untuk - Memperlancar
immobilisasi, Kelemahan fisik keperawatan selama 1 x 10 menit menggerak-gerakkan peredaran darah,
DS : - diharapkan resiko injury dapat ekstremitas bawah mempercepat mobilisasi
DO :- ps. dengan posisi supinasi, dihindari dengan KH : - mencegah resiko
kaki lebih rendah dari kepala - Fisik kembali normal - memasang cidera (jatuh dari bed)
- ps. terlihat terbaring dengan - Ekstremitas bawah dapat penghalang samping
spinal anestesi (ps. sadar, mobilisasi kembali ( dengan score bed
ekstremitas bawah tidak bisa < 2)
bergerak)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama               : Ny. A                                                            Usia     : 32 thn
No CM            : 27.63.07
No
Tanggal/jam Tindakan Keperawatan Respon Pasien TT
Dx
1, 2 31 jan 2012 Di Recovery Room dilakukan S:
10.00 tindakan sebagai berikut : O : -- TD :121/68 mmHg, RR :22
- Memonitoring TTV x/mnt, S : 36’ C, N ; 76 x/mnt
- Memasang nassal kanul O2 2 - ps. terlihat terbaring dengan
lt/mnt posisi supinasi, kaki lebih rendah
- Memberi ps. posisi kaki lebih dari kepala
rendah dari kepala (supinasi) - terpasang O2 dengan nassal
- Memasang pengaman samping kanul 2 lt/mnt
bed  - terlihat ps. terbaring di bed
- Menganjurkan ps. untuk dengan penghalang di samping
mengangkat kaki/menekkukan kanan kiri
lutut - ps. terlihat mencoba
- Mengkaji gerakan ekstremitas mengangkat kaki, dan bisa
dengan Bromage Score mengangkat kaki setelah ± 3
menit menggerak-gerakan
ekstremitas bawah, namun
belum dapat menekkukan lutut
(score 1)
EVALUASI
Nama               : Ny. A                                                Usia     : 32 thn
No CM            : 27.63.07
No Dx Tanggal/jam EVALUASI (SOAP) TT
3. 10.10 S : Ps. kooperatif
O : ps. terlihat mencoba mengangkat kaki, dan bisa mengangkat
kaki setelah ± 3 menit menggerak-gerakan ekstremitas bawah,
namun belum dapat menekkukan lutut (score 1)
A : Masalah resiko injury teratasi (ps. dipindahkan ke ruangan)
P : Lanjutkan intervensi (operkan kepada perawat ruangan) :
untuk menggerak-gerakkan kaki, memasang penghalang bed

Anda mungkin juga menyukai