FEBRIANTI
2111102412068
PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
1
TELAAH JURNAL
I. DESKRIPSI UMUM
No Item : -
1. Judul Jurnal : Face Masks and Cough Etiquette Reduce the Cough
Aerosol Concentration of Pseudomonas aeruginosa in People with Cystic Fibrosis
5
(counfounding variabel) dalam data base line tersebar
seimbang pada setiap kelompok? jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variabel perancu?
Pada penelitian ini tidak dijelaskan variabel perancunya.
Pada penelitian ini juga aerosol secara genetik tidak dapat dibedakan
dari mereka yang terisolasi dalam pasangannya sampel dahak. Tiga
peserta lainnya (dua dengan satu tidak bisa dibedakan genotipe P.
aeruginosa dalam kecocokannya kombinasi aerosol/sputum dan satu
dengan dua galur P. aeruginosa yang tidak dapat dibedakan dalam
kombinasi aerosol/sputum yang cocok) masing-masing ditemukan
memiliki satu tambahan Strain P. aeruginosa dalam kultur
aerosolnya yang tidak terdeteksi dalam dahaknya. Tiga peserta yang
telah diisolasi S. maltophilia dalam dahak mereka juga dihasilkan
aerosol yang menumbuhkan organisme ini (dikonfirmasi dengan
desorpsi laser berbantuan matriks/ ionisasi-spektrometri massa
waktu penerbangan). Ketika total CFU P. aeruginosa sebesar aerosol
batuk yang tidak ditemukan dikaitkan dengan demografi, klinis, dan
parameter mikrobiologis, secara statistik korelasi signifikan
6
diidentifikasi hanya antara sputum yang ditransformasi log Jumlah P.
aeruginosa dan aerosol total beban (r = 0,55, P = 0,01). rata-rata (SD)
persentase partikel yang dapat dikultur dalam rentang ukuran yang
dapat dihirup (<4,7 mm, dikumpulkan pada Andersen Cascade
Impactor tahap 3–6) adalah 71% (27) dalam batuk yang tidak
ditemukan manuver dan 86% (30) dalam batuk manuver etiket (P =
0,21). Bicara manuver. Tidak ada CFU aerosol yang pulih dari salah
satu manuver bicara untuk 23 dari 24 (96%) peserta, dan satu
aerosol P. aeruginosa CFU dikultur dari tersisa dua peserta (satu
bertopeng dan satu studi membuka kedok) (Tabel 2).
8
model laboratorium terkontrol (33). Di dalam kontras,
Zuckerman dan rekan menemukan tidak ada perbedaan dalam
tingkat kontaminasi udara ruang pemeriksaan rawat jalan
antara pasien yang memakai masker dan membuka masker
dengan CF, meskipun sampel udara positif secara keseluruhan
hasil rendah, termasuk pada kelompok control tanpa masker
(0,7%) (34).
2. Bagaiman nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?
metode yang relatif murah secara efektif mengganggu
penyebaran aerosol P. Aeruginosa di droplet nuclei yang
dihasilkan selama batuk pada orang dengan CF, dengan masker
bedah memberikan kenyamanan pemakai yang ditingkatkan.
Ini data mendukung Yayasan Fibrosis Kistik Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Pedoman yang merekomendasikan bahwa
individu dengan CF memakai masker bedah untuk mengurangi
pencemaran dan potensi lingkungan penyebaran aerosol yang
layak terkait dengan batuk di area kesehatan umum fasilitas
(21). Etika batuk berkurang aerosol bakteri yang layak, tetapi
tidak untuk tingkat yang sama seperti topeng. Studi masa depan
akan menilai apakah aplikasi masker oleh pemakai dan durasi
pemakaian masker yang lebih lama dalam kohort CF
memengaruhi tolerabilitas pemakai dan efektivitas masker.
3. Bagaimana applicability hasil penelitian menurut peneliti?
apakah hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan
praktik keperawatan ditinjau dari aspek
fasilitas,pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek
legal?
Pada penelitian ini juga bisa diterapkan ditatanan pemberi
pelayanan kesehatan dalam etika berbatuk dan penggunaan
masker
4. Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada setting
praktik klinik lainnya?
Iya, karena dapat memberikan pengetahuan dan diterapkan
9
lebih lanjut.
5. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan
penelitian? Apakah kelemahan ini tidak menurunkan
validitas hasil penelitian?
Kekuatan :
Kelemahan :
10