Di susun oleh:
Mar’atus Sa’diyah ( 20020007 )
Prodi : Ekonomi Syariah
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan
hidayah, inayah dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan makalah iniselesai dengan baik
dan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya kami selakupenyusun tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa semogatercurahkan selalu shalawat serta salam
kepada manusia termulia yakni bagindaRasulullah Muhammad SAW yang berkat usaha
kerja kerasnya kita dipersatukandalam persaudaraan yang lurus lagi benar dan semoga
kita selaku ummatnyaselalu dalam jalan-Nya dan mengikuti jalan Nabi Muhammad
SAW.Dalam pembuatan makalah ini kami tidak begitu mendapat banyakkesulitan karena
adanya saran dari berbagai pihak tentang pembuatannya. Namun,tidak menutup
kemungkinan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyakkekurangan, baik dari
penulisan, ejaan dan sebagainya. Oleh karenanya, kamisangat mengharapkan dengan
lapang dada, kritik dan saran yang bersifatmembangun.Akhirnya, kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih Ibu AyuAzhara, M.M yang telah memberikan tugas dan
bimbingannya kepada kami,yang mana ini akan membantu kami agar terbiasa dalam
pembuatan makalah.Tidak lupa kami ucapkan pula terima kasih kepada seluruh pihak
yang telahmemberikan bantuannya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
inidengan baik.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gambar 7.1 Hubungan antara Kesediaan untuk Berproduksi dengan Kurva Penawaran
Untuk kurva penawaran jangka pendek dari sektor industri secara keseluruhan dapat di
rumuskan lewat penjumlahan horizontal seluruh kurva penawaran jangka pendek masing-
masing perusahaan. Lebih jelasnya untuk mengilustrasikan penjumlahan horizontal kurva
penawaran dapat dilihat di gambar 7.2. Kurva marginal untuk dua perusahan di
lambnagkan dengan MCa pada panel (a) dan Mb pada panel (b). Dua kurva biaya
marginal akan berlaku bila harga-harga lebih besar dari pada harga variable rata-rata
minimum dari masingmasing produsen. Di panel (a), perusahaan hanya memproduksi q1,
jika harga yang berlaku adalah P1. Dan bila harganya P2 perusahaan akan memproduksi
sebesar q2. Ini berlaku untuk produsen kedua yang berproduksi pada q1 b apabila harga
yang berlaku P1, begitu juga dengan bila harga berada di P2 maka produsen kedua akan
memproduksi q2b. Jika di asumsikan industri yang sama Teori Penawaran Islam 100
hanya produsen a dan b jadi penambahan secara horizontal merupakan penawaran
industry atau ∑ MC.
Marginal Cost dan Kurva Penawaran Dalam jangka pendek, perusahaan akan
memaksimalkan labanya dengan memilih jumlah output dimana harga sama dengan
marginal cost. Selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada nilai minimal biaya
variabel rata-rata (AVC). Jika kedua keadaan tersebut terpenuhi, maka itulah kurva
penawaran. 104 Kurva penawaran bersifat naik dari kiri bawah ke kanan atas disebabkan
karena adanya hubungan yang positif diantara harga dan jumlah barang yang ditawarkan,
yitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan.105 Di tiap tingkat harga
di bawah minimum AVC, dan nilai yang di tawarkan adalah nihil. Ketika tingkat harga
sama dengan AVC, maka jumlah yang di tawarkan adalah Q2. Untuk tigkat harga di atas
AVC, maka jumlah yang di tawarkan akan di gambarkan kurva MC. Dimisalkan ketika
tingkat harga smaa dengan ATC, maka jumlah yang di tawarkan adalah kurav Q2. Jadi
kurva penawaran adalah kurva marginal cost yang diatas AVC, yaitu kurva yang dicetak
tebal yang memiliki selisih antara kurva ATC dan kurva AVC yang di gambarkan dengan
celah di antara kedua kurva tersebut,menggambarkan AFC (average fixed cost). Untuk
tingkat harga diatas AVC, namun di bawah AVC (yaitu antar output Q2 dan Q3), berarti
perusahaan mengalami kerugian setiap output yang di jual karena harga lebih kecil di
banding ATC, seperti yang di gambarkan leh kurva penawaran yang berada di antara
kurva ATC dan AVC. Meski harga lebih kecil di banding ATC, tapi bagi perusahaan
tetap menjual outpunya karena perusahaan sudah mampu membayar AVC nya, dan
kerugian yang terjadi sebesar AFC nya. FC adalah biaya tetap yang harus dibayar
perusahaan apakah perusahaan berproduksi atau tidak berproduksi, maka perusahaan
lebih baik memproduksi output sejumlah Q2 dan Q3. Teori Penawaran Islam 102
Producer surplus merupakan selisih antara total revenue dengan total variable
yang dapat di hitung dengan dua cara, yakni cara pertama dengan system matematis total
revenue adalah hasil kali P*Q* dan untuk Teori Penawaran Islam 103 total variable cost
adalah hasil kali AVC dengan Q*. Selisih keduanya dapat di gambarkan dengan segi
empat yang diarsir yaitu hasil kali antara (P*-AVC) dengan Q*. 106 Inilah yang disebut
producer surplus yang secara matematis di tulis dengan: Produser surplus = TR-TVC = (P
x Q)-(AVC x Q) = (P – AVC) x Q
Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai sebesar, misalnya Rp l00
per liter bensin premium, atau misalnya 10% dari harga per unit, akan meningkatkan
average total cost. Peningkatan ATC secara langsung juga berarti peningkatan MC.
Bila harga tetap pada tingkat harga semula, maka peningkatan biaya ini berarti
penurunan profit. Karena total revenue tetap sedangkan total cost meningkat. Sebelum
adanya pajak penjualan, tingkat profit sebesar profit1. Dengan adanya pengenaan pajak
penjualan, tingkat profit menurun menjadi profit2.
Secara grafis keadaan tanpa adanya pajak penjualan digambarkan pada diagram
yang atas oleh kurva average total cost ATC1, dan kurva marginal cost MC1. Harga
berada pada tingkat P*. Sedangkan diagram bawah menggambarkan fungsi profit yang
diturunkan dari diagram atas.
Ketika kurva ATC¬1, memotong garis harga dari atas, jumlah penawaran adalah
Q1'. Pada titik Q1', tingkat profit nihil karena pada titik ini AR=ATC yang berarti
TR=TC. Tingkat profit nihil ini digambarkan oleh kurva profit, pada diagram bawah
yaitu titik Q1' pada garis horizonral sumbu X. Begitu pula ketika kurva ATC1, memotong
garis harga dari bawah, jumlah penawaran adalah Q1”.Pada titik Q1" ini, tingkat profit
juga nihil. Itu sebabnya kurva profit1, pada tingkat output Q1” juga berada pada garis
horizontal sumbu X.
Ketika kurva MC1 = P*, profit mengapa tingkat maksimal. Ini terjadi pada tingkat
produksi Q1*.Tingkat profit maksimal ini digambarkan oleh kurva profit1, pada diagram
bawah yaitu titik Q1*. Total profit digambarkan oleh segiempat profit1, yang diarsir pada
diagram atas.
Adanya pengenaan pajak penjualan meningkatkan ATC dari ATC menjadi ATC2
dan MC1 menjadi MC2.Harga tetap berada pada tingkat P*.Ketika kurva ATC,
memotong garis harga dari atas, jumlah penawaran adalah Q2'. Pada titik Q2', tingkat
profit nihil karena pada titik ini AR=ATC yang berarti TR = TC. Tingkat profit nihil ini
digambarkan oleh kurva profit2, pada diagram bawah yaitu titik Q2' = pada garis
horizontal sumbu X. Begitu pula ketika kurva ATC2 memotong garis harga dari bawah,
jumlah penawaran adalah Q2”. Pada titik Q2” ini, tingkat profit juga nihil. Itu sebabnya
kurva profit2 pada tingkat output Q2” juga berada pada garis horizontal sumbu X.
Ketika kurva MC2 = P*, profit mencapai tingkat maksimal. Ini terjadi pada
tingkat produksi Q*.Tingkat profit maksimal ini digambarkan oleh kurva profit 2 pada
diagram bawah yaitu titik Q2*. Total profit digambarkan oleh segi empat profit2, yang
diarsir. Jelaslah profi1 lebih kecil dibanding profit2. Secara pararel kita dapat pula
mengatakan bahwa producer surplus dengan adanya pajak penjualan lebih kecil
dibandingkan producer surplus tanpa adanya pajak penjualan.
3. Mengecilnya rentang skala produksi dari Q1'Q1" menjadi Q2’Q2” Dimana Q1' <>2’ dan
Q1’Q2”
Pengaruh zakat terhadap penawaran dapat dilihat dari dua sisi.Yang pertama
adalah melihat pengaruh kewajiban membayar zakat terhadap perilaku penawaran.Dalam
hal ini dicontohkan zakat perniagaan. Di sisi lain adalah pengaruh zakat produktif, yakni
alokasi zakat kegiatan produktif dari mustahik terhadap kurva penawaran.
Jika kita membahas sisi pemanfaatan zakat untuk kegiatan produktif dari
mustahik, dapat diduga bahwa zakat yang diberikan itu akan membuka peluang untuk
dapat memproduksi sesuatu. Karena zakat yang disalurkan biasanya berbentuk qardhul
hasan, maka tidak ada biaya atas penggunaan zakat sebagai faktor produksi. Dengan
demikian, mustahik yang menjadi produsen dengan dana zakat produktif dapat
menawarkan barang/jasa dengan biaya yang lebih kompetitif, akibatnya akan
meningkatkan penawaran. Kurva penawaran akan bergeser kebawah akibat dukungan
dana zakat produktif tersebut.
Dalam ilmu ekonomi, ini berarti yang menjadi objek zakat perniagaan adalah
revenue minus cost.Ulama berbeda pendapat mengenai komponen biaya.Sebagian
berpendapat bahwa biaya tetap boleh diperhitungkan, sedang sebagian lainnya
berpendapat bahwa hanya biaya variabel saja yang boleh diperhitungkan.Dalam ilmu
ekonomi pendapat pertama berarti yang menjadi objek zakat adalah economic rent,
sedangkan pendapat kedua berarti yang menjadi objek zakat adalah quasri mt ataup
roducer surplus. Pendapat mana pun yang digunakan atas objek zakat ini sama sekali
tidak memberikan pengaruh terhadap ATC, yang berarti pula tidak ada pengaruh terhadap
profit yang dihasilkan. Pengenaan zakat perniagaan juga sama sekali tidak memberikan
pengaruh terhadap MC, yang berarti pula tidak memberikan pengaruh terhadap kurva
penawaran. Upaya memaksimalkan profit berarti pula memaksimalkan producer surplus,
dan sekaligus berarti memaksimalkan zakat yang harus dibayar. Jadi dengan adanya
pengenaan zakat perniagaan perilaku memaksimalkan profit berjalan sejalan dengan
perilaku memaksimalkan zakat.
Gambar: Pengaruh Zakat Perniagaan terhadap Laba
Pada titik Q1’ tingkat profit nihil karena pada titik ini AR = ATC yang berarti TR
= TC. Tingkat profit nihil ini digambarkan oleh kurva profit 1 pada diagram bawah, yaitu
titik Q, pada garis horizontal sumbu X . Begitu pula ketika kurva ATC1 memotong garis
harga dari bawah, jumlah penawaran adalah Q1”.Padat itik Q1" ini, tingkat profit juga
nihil. Itu sebabnya kurva profit1 padat ingkat output Q1" juga berada pada garis
horizontal sumbu X.
Ketika kurva MC1 = P*, Profit mencapai tingkat maksimal. Ini terjadi pada
tingkat produksi Q1*.Tingkat profit maksimal ini digambarkan oleh kurva profit, pada
diagram bawah yaitu titik Q1*.Pada titik Q1* pula tingkat zakat maksimal
tercapai.Keadaan ini digambarkan dengan puncak kurva profit dan puncak kurva zakat
yang terjadi pada titik Q1* (diagram bawah).
Secara grafis, upaya produsen melarikan diri dari tanggung jawab ini
digambarkan dengan turunya ATC dari ATC1 menjadi ATC2, dan marginal cost turun
dari MC1 menjadi MC2. Dengan tingkat MC yang lebih rendah (MC2 < MC1) produsen
akan menawarkan lebih banyak barang, sedangkan dengan tingkat ATC yang lebih
rendah (ATC2 < ATC1) Produsen akan menerima average economic rent yang lebih
besar pula. Dengan demikian, profit akan naik dari profit1 menjadi profit2.