Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Lembaga Kesehatan

Lembaga kesehatan merupakan hal penting dalam suatu kelompok masyarakat yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah kerjanya

Usaha kesehatan pokok yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

2) Kesehatan ibu dan anak

3) Hygiene dan sanitasi lingkungan

4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat 

5) Pengumpulan data- data untuk perencanaan dan penilaian (statistik kesehatan)

6) Perawatan kesehatan masyarakat

7) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.

1. Menolak vaksin
Menolak vaksin, seperti kasus vaksin Measles & Rubella, bukan hanya terjadi di Indonesia.
Masalah ini juga terjadi di Amerika Serikat dan kini masuk dalam perhatian dunia.

"Keraguan vaksin -keengganan atau penolakan untuk melakukan vaksinasi meskipun vaksin
tersedia- dapat menyebabkan kemunduran dalam menanggulangi penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin," kata WHO, dikutip dari dari CNN.

Lihat juga:'Tercekik' Obesitas dan Bayang-bayang Penyakit Mematikan


Menurut WHO, vaksin merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari
penyakit. Saat ini, vaksin mencegah 2-3 juta kematian per tahun. Ke depannya, angka ini
dapat meningkat lebih dari 1,5 juta kematian jika cakupan vaksinasi global ikut meningkat.

Kemunduran vaksin ini mulai terlihat dengan peningkatan kasus Measles atau campak
sebanyak 30 persen. Padahal, penyakit ini hampir musnah di beberapa negara.

2. Resistansi obat
Sisi gelap dari keberhasilan antibiotik, antiviral, dan antimalaria adalah dapat menyebabkan
super-resistan terhadap obat. Resistansi obat ini mengakibatkan penyakit-penyakit infeksi
seperti pneumonia, tuberkulosis (TBS), genore, dan salmonellosis.

Sekitar 1,6 juta orang meninggal setiap tahun karena TBC dan banyak pasien menderita
karena antibiotik tidak berfungsi.

WHO kini tengah berusaha memerangi resistansi obat dengan meningkatkan kesadaran,
mengurangi infeksi, dan mendorong penggunaan obat-obatan secara hati-hati.

3. Polusi udara dan perubahan iklim


WHO menyatakan, polusi udara telah membunuh tujuh juta orang setiap tahunnya. Sekitar
90 persen orang di dunia menghirup polusi udara itu.

Lihat juga:Indonesia Hadapi Tiga Beban Penyakit


Polusi udara itu dapat menembus sistem pernapasan dan peredaran darah sehingga
merusak paru-paru, jantung, dan otak. Polusi udara itu menyebabkan berbagai penyakit
seperti kanker, stroke, jantung, dan paru-paru.

Penyebab utama dari pencemaran udara ini merupakan kontribusi dari perubahan iklim.
WHO memprediksi, antara 2020-2050, perubahan iklim menyebabkan 250 ribu tambahan
kematian setiap tahun karena kekurangan gizi, malaria, diare, dan stres akibat panas.

4. Pandemi flu global


Pandemi influenza akan menyerang dunia.

"(Dunia) akan menghadapi pandemi influenza lain, yang tidak kami ketahui kapan mewabah
dan seberapa besar keparahannya," prediksi WHO.

Flu yang mendominasi saat ini adalah H1N1 atau dikenal juga dengan flu babi. WHO kini
tengah memantau peredaran virus flu untuk mendeteksi potensi pandemi. Tercatat 153
institusi di 114 negara terlibat dalam pengawasan global terhadap flu ini.

5. Krisis di tempat rentan


Tempat rentan juga mengancam jiwa. WHO mendapati lebih dari 1,6 miliar orang atau 1/5
populasi dunia hidup di daerah krisis seperti kekeringan, kelaparan, konflik, dan pemindahan
atau pengungsian.

Banjir besar dan suhu yang sangat dingin membawa kesengsaraan bagi orang-orang yang
tinggal di tempat rentan.

Lihat juga:Krisis Obesitas Jadi Ancaman Keamanan Nasional AS


6. Ancaman patogen seperti Ebola
Wabah Ebola kembali merebak di Kongo tahun lalu. WHO menyebut wabah itu menyebar di
kota-kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang. Ebola diprediksi masih menjadi ancaman
global di 2019.
Selain itu, para ahli juga mengantisipasi penyakit demam lainnya seperti Zika, Nipah, MERS-
COV, dan SARS.

7. Penyakit tidak menular


Lebih dari 70 persen kematian di dunia berasal dari penyakit tidak menular seperti kanker,
diabetes, dan penyakit jantung. Ancaman ini juga menjadi ancaman yang diprioritaskan oleh
Kementerian Kesehatan di Indonesia.

"Ini termasuk 15 juta orang yang meninggal prematur atau berusia di antara 30-69 tahun,"
kata WHO.

Meningkatnya penyakit tidak menular didorong oleh lima faktor risiko utama yakni tembakau,
aktvitas fisik yang menurun, penggunaan alkohol, diet tidak sehat, dan polusi udara.

8. Demam Berdarah Dengue (DBD)


DBD juga masuk dalam ancaman kesehatan global dari WHO. Diperkirakan, 40 persen
orang di dunia berisiko terkena DBD dan sekitar 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya.
Sebanyak 20 persen di antaranya berujung kematian.

DBD mulai mewabah saat musim hujan ketika banyak genangan air yang menjadi sarang
jentik nyamuk Aedes aegypti.

Lihat juga:Gizi Buruk dan Penyakit Tidak Menular Hantui 2019


Wilayah DKI Jakarta bahkan sudah menetapkan fase waspada DBD selama Januari hingga
Maret 2019.

9. Layanan kesehatan yang lemah


Kurangnya kualitas dan akses layanan kesehatan primer menjadi masalah besar di seluruh
dunia.

"Perawatan kesehatan primer dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan


seseorang selama hidupnya. Namun, banyak negara tidak memiliki fasilitas perawatan
kesehatan primer yang memadai," kata WHO.

10. HIV
Meski sudah banyak kemajuan mengatasi HIV, penyakit ini tetap patut diwaspadai.
Sebanyak 37 orang di dunia kini hidup dengan HIV.

Sekitar 22 juta orang kini sudah mendapatkan perawatan dengan menggunakan obat
antiretroviral untuk mencegah infeksi virus HIV. WHO kini tengah mempromosikan tes uji
sendiri agar setiap orang dapat mengetahui status dan mendapatkan perawatan. (ptj/asr)

11. Corona Virus Disease 19 (COVID 19)


covid-19 menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan mental sejak Perang Dunia II
dan menimbulkan dampak yang dapat dirasakan selama bertahun-tahun setelah
virus dikendalikan.

Anda mungkin juga menyukai