Anda di halaman 1dari 2

MORBIDITAS (kesakitan) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat

kesehatan penduduk. Semakin tinggi morbiditas, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin
buruk. Sebaliknya semakin rendah morbiditas (kesakitan) menunjukkan derajat kesehatan penduduk
yang semakin baik [1]. Pengertian morbiditas (kesakitan) adalah kondisi seseorang dikatakan sakit
apabila keluhan kesehatan yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari yaitu tidak dapat melakukan
kegiatan seperti bekerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya secara normal sebagaimana
biasanya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kesehatan, morbiditas (kesakitan) disebabkan
karena sakit sindrom gawat napas neonatus, tuberkulosis dan diare [2]. Penyakit asma, tuberkulosis dan
diare menimbulkan dampak negatif pada kehidupan pasien, menyebabkan anak sering tidak masuk
sekolah, membatasi aktivitas pribadi maupun keluarga dan penurunan produktivitas kerja [3]. Penyakit-
penyakit tersebut muncul karena gaya hidup dan pola makan yang salah, serta lingkungan yang kotor
semua bermula dari minimnya pengetahuan mengenai masalah kesehatan itu sendiri baik tentang gizi
maupun lingkungan.

Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare

merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan

berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3

setelah TB dan Pneumo-nia. Penyebab diare pada bayi tidak dapat dilepaskan dari

kebiasaan hidup sehat dari setiap keluarga. Faktor tersebut meliputi pemberian ASI,

makanan pendamping ASI, penggunaaan air bersih yang cukup, kebiasaan mencuci

tangan pada ibu, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya, serta

membuang tinja yang benar (Depkes RI, 2011).

Berdasarkan data laporan dari kementrian Kesehatan Republik Indonesia

penyebab tersering kematian bayi 0-11 bulan adalah diare, pneumonia, necroticans

entero collitis (NEC). Diare menduduki peringkat pertama kematian bayi dengan 31,4

% kasus. (Kemenkes RI, 2009)


Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti
luar morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistik atau
ukuran tentang peristiwa- peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang mempengaruhinya (determinant
faktor seperti: faktor sosial, ekonomi dan budaya.

Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk, tentunya mortalitas/
kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang. Meskipun demikian, seiring dengan semakin
majunya ilmu kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup secara klinik

 Penyakit menular  Penyakit degeneratif  Kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap
kematia

UNICEF pada tahun 2015 menyebutkan penyebab utama kematian balita yaitu pneumonia, diare,
malaria, kekurangan gizi. Dari 8,8 juta kematian anak di dunia, 1,6 juta adalah akibat pneumonia dan
1,3 juta karena diare. Kematian karena penyakit ini sangat terkait dengan kekurangan gizi,
kemiskinan dan kurangnya akses perawatan Kesehatan. Lebih dari 98% kematian pneumonia dan
diare pada anak-anak terjadi di negara berkembang (4)

Kemenkes RI menyatakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif serta gizi yang cukup dapat melindungi
anak dari penyakit radang paru-paru (pneumonia). Penyakit ini merupakan pembunuh balita terbesar ke
dua di dunia.(8)

Departemen Kesehatan (Depkes) menyatakan faktor risiko kejadian Pneumonia terbagi atas dua
kelompok besar yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor instrinsik meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, berat badan lahir rendah, status imunisasi,
pemberian ASI, dan pemberian vitamin A.

Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe rumah, ventilasi, kelembaban,
letak dapur, jenis bahan bakar, penggunaan obat nyamuk, asap rokok, penghasilan keluarga serta faktor
ibu baik pendidikan, umur ibu, maupun pengetahuan ibu.(9)

Anda mungkin juga menyukai