Anda di halaman 1dari 36

Penyelesaian

Perselisihan
Blue Bubbles
Hubungan Industrial
Marhansyah AS, SE, MM.
HP: 0816.145.0066

Pelatihan HIK Lini & Serikat Pekerja


Serikat Pekerja Logam Elektronikwww.company.com
& Mesin
SPSI Kota Tangerang
Puncak, 23-24 April 2010
Penyelesaian PHI

0. Grievance Procedure
0

1. Perundingan Bipartit

2. Sidang Mediasi

3. Sidang Pembuktian - PHI

4. Sidang Putusan Hakim - PHI


ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION
(ADR)
Perselisihan

Perselisihan

Masal
Individual Kolektif
Perselisihan Hubungan Industrial

1.Perselisihan Hak
2.Perselisihan Kepentingan
3.Perselisihan PHK
4.Perselisihan Antar SP/SB
Perselisihan Hak

• Tidak dipenuhinya hak


• Akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama
--------------------------------
• Kesengajaan untuk tidak memenuhi hak ?
Perselisihan Kepentingan

• Pertentangan pendapat dan kepentingan


antara pengusaha dan pekerja
• Obyek perselisihan adalah masalah-masalah
yang di luar hak normatif
• Terjadi pada pembuatan dan atau perubahan
ketentuan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
Perselisihan PHK

• Kehendak sepihak untuk melakukan


pemutusan hubungan kerja
• Tidak terdapat kesesuaian kedua pihak
mengenai pengakhiran hubungan kerja
(besarnya pembayaran akhir, cara
pengakhiran, hak-hak lain yang timbul
sehubungan dengan PHK)
Perselisihan Antar SP/SB

• Para pihak yang berselisih adalah SP/SB


dalam satu perusahaan
• Permasalahan : keanggotaan, pelaksanaan
hak dan kewajiban keserikatpekerjaan
• Dapat terjadi, biasanya dapat diselesaikan
secara internal/ bipartit
Grievance Procedure (1)

• Grievance adalah keluhan


• Keluhan bila tidak dituntaskan akan dapat
berkembang menjadi keresahan, dan selanjutnya
menjadi perselisihan
• Lazim dilaksanakan di semua industri/
perusahaan
• Di PKB/PP KKKS terdapat Bab tentang
Grievance Procedure, Penyelesaian Keluhan.
• Keluhan mis: Career Development, Salary
Increase, Sucession, Fairness, Reward, PA, dll.
Grievance Procedure (1)

SUPV HR/IR VP &


DEPT
PEKERJA MGR PRES
YES
Keluhan
Lisan NO
YES
Keluhan YES
Tertulis NO YES

NO YES
NO
NO
Sengketa (1)

• Sengketa: suatu pertentangan antara dua


pihak atas tujuan, pemahaman, dan
kepentingan yang berbeda satu sama lain.
• Namun sebetulnya dari sisi positif, suatu
sengketa bukan merupakan ancaman atau
keadaan yang negatif.
• Kedua pihak seyogyanya dapat melihat
bahwa sengketa mempunyai potensi untuk
munculnya kreativitas dan perkembangan.
(Borisof & Victor)
Sengketa (2)

• Perbedaan pendapat dan penafsiran


(dapat) berdampak pada timbulnya
kerugian pihak ybs
• Sengketa dapat langsung diselesaikan
oleh para pihak sendiri
• Banyak sekali sengketa yang tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh para pihak
• Diperlukan bantuan pihak lain untuk
membantu menyelesaikan sengketa
Penyelesaian Sengketa Pada Umumnya

• Penyelesaian suatu sengketa dengan bantuan


pihak ketiga (selain pengadilan), bukan
merupakan hal baru.
• Tidak dapat dihindari, manusia senantiasa
terlibat dengan masyarakat sekitarnya yang
penuh dengan pertentangan, dan bersamaan
dengan itu sejarah hukum berlangsung secara
paralel.
• Di manapun ditemukan seseorang/lembaga
yang bertindak sebagai penengah untuk
menyelesaikan sengketa yang timbul secara adil
dan tidak memihak.
(Priyatna Abdurrasyid)
PENYELESAIAN SENGKETA

SENGKETA
Non Adjudikatif
Adjudikatif (ADR/ APS)
PENYELESAIAN

DISELESAIKAN DISELESAIKAN
(DIPUTUS) LEMBAGA PARA PIHAK SENDIRI

•LITIGASI: PENGADILAN MEDIASI NEGOSIASI


•NON LITIGASI: ARBITRASE KONSILIASI
KONSULTASI
PENILAIAN AHLI, dll
UU NO 2 TAHUN 2004
PEMBATALAN Hak, PHK
MAHKAMAH AGUNG 30 HARI

PUTUSAN
FINAL PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 50 HARI
MENGIKAT

ARBITRASI KONSILIASI MEDIASI


(2&4) (2,3&4) (1,2,3,4) 30 HARI 140 HARI

BERDASARKAN KESEPAKATAN

CATATKAN PERSELISIHAN DI DISNAKER.


DISNAKER TAWARKAN PENYELESAIAN :
KONSILIASI ATAU ARBITRASI (TUNGGU 7 HARI)

B I P A R T I T 30 HARI

HAK KEPENTINGAN PHK ANTAR SP/SB


(1) (2) (3) (4)
PERSELISIHAN
Proses Administrasi Kasasi
Sidang ke-7 Sidang ke-8
Penyerahan kesimpulan PUTUSAN HAKIM
Oleh Tergugat

Sidang ke-6
Pembuktian oleh Tergugat
Oleh Tergugat
Sidang ke-5
Pembuktian oleh Penggugat
Oleh Penggugat
Sidang ke-4 SIDANG
Penyampaian Duplik
Oleh Tergugat
PENGADILAN
Sidang ke-3
PERDATA
Penyampaian Replik
Oleh Penggugat
Sidang ke-2
Penyampaian jawaban
Oleh Tergugat
Sidang ke-1
Pemeriksaan identitas
Para pihak dan Penyampaian www.company.com
Gugatan oleh Penggugat
KEKUASAAN KEHAKIMAN INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERADILAN PERADILAN PERADILAN PERADILAN


MILITER AGAMA TUN UMUM

PENGADILAN PENGADILAN
PAJAK ANAK

PENGADILAN
NIAGA

PENGADILAN
HAM
MENTERI
PERHUBUNGAN PENGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL

MAHKAMAH PENGADILAN MAHKAMAH


PELAYARAN KORUPSI SYARIAH
Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial

HAKIM KETUA
(Hakim Karier)

HAKIM AD HOC HAKIM AD HOC


(Org Pengusaha) (Org Pekerja)
Pengadilan Hubungan Industrial – Jawa Barat
Bandung
Kuasa Hukum Para Pihak

Pasal 87
• Serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi
pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa
hukum untuk beracara di Pengadilan
Hubungan Industrial untuk mewakili
anggotanya.
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION
(ADR)
Kelebihan APS (1)

• Pertimbangan kultural (musyawarah untuk


mufakat)
• Sarana penyelesaian yang lebih ekonomis,
baik dari sudut pandang biaya maupun waktu
• Membahas agenda permasalahan secara
lebih luas, komprehensif dan fleksibel
• Penyelesaian diusahakan untuk
mendapatkan solusi “win-win” & “sharing
pain”
• Proses dan hasil penyelesaian tidak untuk
konsumsi umum  privat dan rahasia
• Prosedur jauh lebih fleksibel
Kelebihan APS (2)
• Hubungan baik antar pihak dapat tetap
terjaga
• Kesepakatan lebih memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan para pihak
• Tingginya kemungkinan untuk
melaksanakan kesepakatan
• Kesepakatan dapat lebih inovatif dan kreatif
• Para pihak lebih memiliki kontrol atas proses
• Penyelesaian sengketa secara tuntas
• Bila gagal tidak ada pihak yang merasa
kalah
Kelebihan APS (3)

• Alternatif Penyelesaian Sengketa di luar


pengadilan sejalan dengan semangat
kemitraan dalam hubungan industrial
• Ciri penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui Alternatif Penyelesaian
Sengketa adalah”win-win”
• Para pihak menghendaki terpeliharanya
hubungan kerja yang berkesinambungan
dalam suasana harmonis
PERUNDINGAN
BIPARTIT = NEGOSIASI
Perundingan Bipartit
• Dalam bidang business disebut “negosiasi”
• Memerlukan skill khusus dalam negosiasi
(sangat jarang yang mempunyai skill
negosiasi)
• Tahap paling awal dalam proses
penyelesaian PHI sesuai UU No 2/ 2004
• Prasyarat untuk proses selanjutnya
Fenomena Dalam
Perundingan Bipartit
• Para pihak tidak selalu
mempunyai persiapan yang
baik untuk berunding
• Para pihak pada umumnya
kurang/tidak mengetahui Bagaimana
hakikat dan teknik seharusnya ?
perundingan bipartit
• Perundingan Bipartit
sebatas proforma yang
harus dilaksanakan untuk
lanjut ke proses berikutnya
Perundingan Bipartit
UU 02/2004

• Bila mencapai kesepakatan, buat Perjanjian


Bersama, daftarkan ke Pengadilan HI
• Bila tidak mencapai kesepakatan, buat Risalah
Perundingan Bipartit, ditandatangani para
pihak
• Penyelesaian perselisihan paling ideal dalam
konteks hubungan industrial
• Risalah perundingan Bipartit merupakan
syarat agar perkara bisa masuk ke tahap
berikutnya: Arbitrase, Konsiliasi, atau Mediasi
MEDIASI VS NEGOSIASI

• Mediasi: suatu proses untuk mencapai


kesepakatan atas suatu sengketa dengan
bantuan pihak ketiga. Keputusan akhir
ada para pihak yang bersengketa
• Negosiasi: suatu proses untuk mencapai
kesepakatan atas suatu sengketa yang
dilakukan langsung oleh para pihak yang
bersengketa
• Mediasi : pada dasarnya merupakan
proses negosiasi yang dibantu oleh
pihak ketiga
Penyelesaian PHI Melalui
Pihak Ketiga (1)

• Ketika dua pihak tidak berhasil


mencapai kesepakatan, diperlukan
pihak ketiga untuk membantu
menyelesaikan perselisihan
Penyelesaian PHI Melalui
Pihak Ketiga (2)

• Bila dua pihak berhasil mencapai


kesepakatan, dibuat Perjanjian Bersama,
daftarkan ke Pengadilan HI
• Bila dua pihak tidak berhasil mencapai
kesepakatan, Konsiliator/Mediator wajib
membuat anjuran tertulis
• Risalah Konsiliasi/ Mediasi merupakan
syarat untuk dapat diterimanya gugatan
di Pengadilan HI
Praktek Mediasi Hubungan
Industrial

• Perlukah dikeluarkan anjuran tertulis ?


• Anjuran Mediator bersifat “legalistik”, anjuran yang
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Secara tidak disadari mediasi mirip dengan
“pemerantaraan” dalam UU 22/1957 (Pegawai Perantara)
• Kesuksesan mediator untuk mendamaikan para pihak
tidak mendapat credit/reward dari pemerintah
• Kegagalan mediator untuk mendamaikan para pihak tidak
berdampak pada penilaian kinerja mediator
Terobosan/ Wacana

• Untuk membantu penyelesaian perselisihan


hubungan industrial, gunakan Mediator bisnis
(Certified Mediator)
• Bila para pihak dapat mencapai kata sepakat
buat “Akta Perdamaian”= Perjanjian Bersama
(UU No 2 tahun 2004)
sekian

Marhansyah AS, SE, MM.


Sr.Consultant/ Sr Trainer Industrial Relations
0816 145 0066
marhansyah@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai