Prposal Sempro Neneng Agustina
Prposal Sempro Neneng Agustina
OLEH:
NENENG AGUSTINA
NIM.1606110091
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVESITAS RIAU
PEKANBARU
2021
USUL PENELITIAN
OLEH:
NENENG AGUSTINA
NIM.1606110091
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah,
judul “Penapisan dan Uji Daya Antagonis Jamur Asal Rizosfer Tanaman Kelapa
sebagai pembimbing I dan Ir. Muhammad Ali, M.Sc sebagai pembimbing II yang
teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usul penelitian ini.
pembaca.
Neneng Agustina
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 3
1.3 Hipotesis .................................................................................. 3
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Uji daya antagonis jamur rizosfer tanaman kelapa terhadap
Phytophthora palmivora .................................................................... 19
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Skala keparahan penyakit pada bibit mentimun dalam uji
hipovirulensi ................................................................................... 22
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana jadwal pelaksanaan penelitian .............................................. 29
4. Bagan percobaan uji daya antagonis jamur dari rizosfer dari tanaman
kelapa terhadap P. palmivora Butler yang disusun berdasarkan
rancangan acak lengkap (RAL).......................................................... 32
viii
I PENDAHULUAN
besar sebagai sumber devisa negara dari sisi ekspor dengan hasil utama berupa
devisa setelah sawit, karet dan kakao. Berdasarkan data BPS, hingga triwulan ke-3
tahun 2020, ekspor kopra Indonesia sebesar 1,53 juta ton atau senilai USD 819,26
juta. Angka volume ekspor ini tercatat meningkat 14% dan 27% dari sisi nilai
Perkebunan, 2020).
Luas lahan dan produksi tanaman kelapa di Provinsi Riau dalam tiga tahun
dengan jumlah produksi 390.899 ton, tahun 2018 seluas 422.115 ha dengan
jumlah produksi 392.138 ton, dan meningkat pada tahun 2019 dengan luas yaitu
2020).
Budidaya tanaman kelapa tidak terlepas dari gangguan penyakit. Salah satu
penyakit penting pada tanaman kelapa adalah penyakit busuk umbut kelapa.
yang dapat menyebabkan tanaman mati dan buah gugur. Rata-rata kehilangan
hasil mencapai 15-30% setiap tahun dan serangan berat dapat mencapai 50-75%
1
(Lolong, 2011). Penularan penyakit di lapangan sangat cepat dan dapat
sintetis, sanitasi lingkungan, dan penanaman varietas tahan penyakit masih belum
ini lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek residu pada tanah dan
tanaman. Jamur antagonis bisa diperoleh dari rizosfer, dimana populasi jamur di
rizosfer biasanya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah bukan
agens hayati mampu mengendalikan patogen tular tanah dengan cara, yaitu
biji serta akar tanaman dari infeksi patogen. Mekanisme jamur antagonisnya
Trichoderma sp. adalah 77,8% dan Gliocladium sp., 73,3% dalam mengendalikan
2
penyakit layu Fusarium pada pisang (Suharjono et al., 2004), serta Trichoderma
dengan judul “Penapisan dan Uji Daya Antagonis Jamur Asal Rizosfer Tanaman
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi dan memperoleh isolat
jamur rizosfer dari tanaman kelapa yang berdaya antagonis tinggi terhadap
1.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah pada rizosfer tanaman kelapa terdapat jamur
penyakit busuk umbut tanaman kelapa dan mempunyai karakter morfologi yang
berbeda.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
kelapa sehingga tanaman baru tidak dapat tumbuh dengan baik. Jamur ini
semua tanaman. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu: a) kemampuan
c) produksi sporangia yang dapat menyebar melalui udara, angin, dan air irigasi
lembab dan dingin, dan dapat menginfeksi berkali-kali dari satu sporangia.
tanaman dalam bentuk oospora atau klamidospora untuk waktu yang lama dan
e) sporulasi yang cepat terjadi pada jaringan tanaman yaitu hanya berkisar 3-5 hari
sekunder dalam multi siklus dan akan cepat menular pada kondisi lingkungan
yang cocok.
4
Penyakit ini dapat mengakibatkan buah gugur muda dan tanaman mati.
Penyakit busuk umbut pada tanaman kelapa memiliki gejala perubahan warna
daun pada bagian pucuk terutama pada daun tombak yang belum terbuka dan di
sekitarnya. Perubahan warna terjadi secara cepat dengan warna daun menjadi
pucat dan tidak berkilau bila terkena sinar matahari. Daun muda kemudian
menjadi bengkok dan layu, dan diikuti dengan mengeringnya daun tajuk di bagian
dapat terbawa dan disebarkan oleh semut dan tikus (Newhook dan Jackson, 1997).
Hal yang sama terjadi pada tanaman kelapa bahwa inokulum dapat terbawa ke
bagian atas tanaman atau antar tanaman dan buah serangga (Oryctes dan semut)
kimia, penggunaan varietas tahan dan hayati. Pengendalian secara hayati dapat
yang banyak dikembangkan saat ini adalah jamur rizosfer. Pengendalian hayati
2003). Beberapa jenis jamur yang bersifat antagonis terhadap patogen tular tanah
5
dan berpotensi sebagai agens hayati diantaranya adalah Gliocladium sp. dan
akar tanaman. Semakin kaya bahan organik pada rizosfer, makin padat pula
oleh lingkungan yang berada di dalam tanah. Tanah rizosfer adalah tanah yang
dan mengkolonisasi tanaman inang (Taufiq, 2012) sehingga dapat memicu reaksi
berfungsi sebagai tempat pertahanan luar bagi tanaman terhadap serangan patogen
akar dan tular tanah. Jamur rizosfer merupakan jamur yang dapat berperan dalam
6
Trichoderma sp., Penicillium sp, Aspergillus sp dan Gliocladium sp.
merupakan jamur rizosfer yang umum terdapat dalam tanah, tumbuh dengan cepat
dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Trichoderma sp. merupakan jenis
jamur yang tersebar luas di dalam tanah. Jamur ini diklasifikasikan ke dalam:
bercabang banyak dan teratur, agak berbentuk kerucut, konidia berbentuk oval,
tersebar luas pada berbagai jenis tanah dan substrat organik. Jamur ini terdiri dari
Trichoderma sp. dalam media biakan tumbuh dengan cepat, miselium hialin,
bersepta dengan banyak percabangan hifa berdinding lembut. Warna koloni ada
yang kekuningan, kuning dan hijau. Pada ujung konidiofor terbentuk fialid dengan
bentuk seperti botol. Konidia berwarna hijau dan jernih, bentuk konidia sebagian
Koloni Trichoderma pada awal inkubasi akan bewarna putih yang selanjutnya
berubah menjadi kuning dan akhirnya berubah menjadi hijau tua pada umur
inkubasi lanjut. Konidiumnya berbentuk bulat, agak bulat sampai bulat telur
(Soesanto. 2008).
7
(mikoparasit, antibiosis, kompetisi), meningkatkan ketersediaan hara dan
Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak diuji
menggunakan agens hayati seperti Trichoderma sp. yang terseleksi ini diharapkan
pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk pengendalian penyakit
sp. Gliocladium sp. merupakan jamur yang terdapat di berbagai jenis tanah dan
rizosfer tanaman. Gliocladium sp. tumbuh dengan cepat, teksturnya berbulu halus,
putih pada awalnya dan menjadi pucat hingga hijau tua dengan sporulasi
Konidia berbentuk lonjong sampai pipih dan hyaline (Barnett & Hunter, 1998).
spora seolah-olah terikat atau konidia dalam satu kepala konidia. Jamur
8
keduanya. Jamur ini pertama kali dilaporkan memproduksi bahan anti cendawan
Jamur ini bersifat kosmopolitan, dapat diisolasi dari tanah, sisa-sisa tanaman
lapuk serta dari lingkungan udara (Noveriza, 2007). Aspergillus sp. memiliki
Ciri-ciri spesifik dari Aspergillus adalah hifa septat dan bercabang, sedangkan
hifa yang muncul di dalam permukaan umumnya hifa fertil. Koloni jamur
berkelompok dengan konidiofor septat atau nonseptat, muncul dari “foot cell”,
9
Penicillium dimanfaatkan manusia dalam perindustrian keju, antibiotik, asam-
asam organik seperti asam sitrat, fumarat, oksalat, glukonat, dan sebagainya.
Senyawa metabolit yang terdapat pada jamur Penicillium sp. selain digunakan
untuk pencegahan penyakit pada manusia juga dapat digunakan untuk patogen
tanaman. Jamur ini dapat ditemukan terutama pada tanah, tanaman yang rusak dan
Menurut Barnet dan Hunter (1972), warna koloni Penicillium sp. pada media
PDA (Potato Dextrose Agar ) adalah abu-abu kehijauan. Setelah 7 hari pada suhu
mencapai 30–42 mm, terlihat seperti beludru atau butiran atau benang wool,
kadang menghasilkan sinema pada bagian tepi. Konidia berwarna hijau abu- abu
dan kadang menghasilkan eksudat bening . Konidiofor dari beberapa strain ber
tumpuk membentuk sinema, kususnya pada bagian tepi koloni. Konidia terbentuk
diujung hifa udara, umumnya 2-3 tingkat percabangan dengan sikat licin dan
panjang, rata–rata sikat antara 200-400 µm dan lebar 3,5–5 µm. Jamur Penicillium
khusus menyerupai kepala sikat, konidia berbentuk bulat, oval atau bulat panjang.
berasal dari rizosfer kakao memiliki daya antagonis tertinggi yaitu 82,7%
L.) dibandingkan dengan jamur antagonis lain. Rianti (2010) melaporkan bahwa
10
berasal dari tanaman cabai (Capsicum annum) dengan persentase antagonis rata-
rata 82,38%. Penelitian Sundari et al. (2014) melaporkan bahwa daya antagonis
jamur Trichoderma sp. terhadap jamur Diplodia sp. penyebab penyakit busuk
batang tanaman jeruk siam (Citrus nobilis)adalah 70, 83% (Vawdrey et al., 2002).
11
III METODOLOGI
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tanah asal rizosfer
Hilir, isolat P. palmivora butler koleksi Balai Penelitian Kelapa dan Palma
Manado, benih mentimun, media potato dextrose agar (PDA) (Komposisi dan
cara pembuatan media PDA disajikan pada Lampiran 2), media agar air 2 %,
spiritus, amoxilin, kertas tisu, alkohol 70 %, aquades steril, aluminium foil, plastik
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bor belgi, pisau, jarum
ose, cawan petri berdiameter 9 cm, Erlenmeyer 250 dan 500 ml, gelas piala 500
ml, tabung reaksi 25 ml, rak tabung reaksi, spatula, batang pengaduk, gunting,
pisau, lampu bunsen, pipet tetes, automatic mixer, cork borer, autoclave,
mikroskop binokuler, kaca objek, kaca penutup, plastik, label, alat tulis dan
kamera.
12
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 6 tahap, yaitu 1) isolasi dan pemurnian jamur asal
eksperimen; 4) uji pertumbuhan jamur asal rizosfer tanaman kelapa yang berdaya
6) identifikasi secara morfologi jamur asal rizofer tanaman kelapa yang berdaya
observatif.
Teknik yang digunakan dalam proses isolasi jamur asal rizosfer tanaman
acak lengkap (RAL). Uji antagonis yang digunakan adalah teknik biakan ganda
(dual culture) yang terdiri dari 19 isolat jamur rizosfer tanaman kelapa dengan 3
13
ulangan, sehingga diperoleh 19 x 3 unit percobaan (Lampiran 3). Perlakuan dalam
penelitian ini adalah isolat jamur asal rizofer tanaman kelapa (R) sebagai berikut:
14
3.3.4 Uji hiperparasitisme isolat jamur yang berdaya antagonis tinggi
Uji ini dilakukan dengan melihat interaksi isolat jamur yang memiliki persentase
berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 isolat rizosfer
(Lampiran 4). Perlakuan dalam penelitian ini adalah isolat-isolat jamur berdaya
15
berdasarkan ciri- ciri makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis
koloni, diameter koloni, bentuk tepi koloni, tekstur permukaan koloni dan bentuk
koloni (Saidin, 2008). Identifikasi jamur hasil isolasi mengacu pada buku
identifikasi jamur Food and Indoor Fungi (Samson et al., 2010), Introductory
Indragiri Hilir, Riau. Lahan dipilih dengan purposive sampling yaitu dengan
memilih lahan yang ada tanaman yang sakit diantara tanaman yang sehat dari
sebanyak 5% dari luas 1 ha sehingga diperoleh luas petak sampel 500 m2.
memilih tanaman yang sehat diantara tanaman yang sakit dari lahan. Sampel tanah
diambil sebanyak 5 tanaman dari 4 sisi yang berbeda dari setiap tanaman
16
sampel tanah dicampur menjadi satu dan dimasukkan kedalam 1 kantong plastik
A ke Laboratorium Penyakit Tanaman.
dan selanjutnya dibawa
10-2-10-6 diambil dengan mengunakan pipet tetes sebanyak satu ml, kemudian
dituang ke dalam media PDA setengah padat dengan metode pour plate. Media
yang telah padat diinkubasi pada suhu kamar selama 5 hari. Jamur tumbuh,
ditumbuhkan pada media PDA steril untuk memperoleh biakan murni (Samson et
al., 2010).
jarum ose steril kemudian diinkubasi pada suhu ruangan selama 7 hari di dalam
inkubator.
17
3.4.6 Peremajaan isolat Phytophtora palmivora
Isolat P. palmivora berasal dari Balai Penelitian Kelapa dan Palma, Manado,
Sulawesi Utara dalam media PDA miring. Isolat yang telah tersedia kemudian
diambil dengan menggunakan jarum ose steril dan ditumbuhkan kembali di media
dengan aquades sebanyak 2 kali. Benih dikecambahkan dalam cawan petri yang
telah dilapisi kertas saring yang dibasahi aquades dan diinkubasi selama 2 hari
pada suhu ruangan. Bibit mentimun dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi media agar air 2 % dan ditumbukan 3 hari pada suhu ruangan.
Isolat jamur yang akan diuji diinkubasi selama 3 hari pada media PDA steril
setelah pemindahan bibit ke dalam media Agar air 2 %. Isolat jamur dipotong
dengan cork borer berukuran 5 mm yang berumur 3 hari dan diletakkan dibagian
tengah hipokotil bibit mentimun serta diinkubasikan pada suhu ruangan. Setiap
perlakuan pada uji hipovirulensi terdiri atas 2 ulangan dan pengamatan dilakukan
sampai 14 hari setelah inokulasi dengan melihat gejala bercak dari bibit
18
3.4.8 Uji daya antagonis jamur asal rizosfer tanaman kelapa terhadap
Phytophthora palmivora Butler
Uji daya antagonis jamur rizosfer dilakukan dengan metode biakan ganda
(dual culture), dengan cara memotong bagian tepi masing-masing jamur asal
rizosfer dan jamur patogen P. palmivora yang tumbuh pada media PDA
menggunakan cork borer sehingga didapatkan ukuran yang seragam yaitu 5 mm.
dalam cawan petri yang berisi media PDA steril dengan jarak 3 cm, kemudian
diinkubasikan pada suhu ruangan. Gambar 1 menunjukkan uji daya hambat jamur
3 cm 3 cm
R P
r2 r1
3 cm
Keterangan:
R = Jamur asal rizosfer tanaman kelapa
P = Jamur patogen P. palmivora
r1 = Jari-jari koloni P. palmivora yang menjauhi jamur antagonis asal
rizosfer tanaman kelapa
r2 = Jari-jari koloni P. palmivora yang mendekatijamur antagonis asal
rizosfer tanaman kelapa
3.4.9 Uji pertumbuhan jamur asal rizosfer tanaman kelapa yang berdaya
antagonis tinggi terhadap Phytophthora palmivora Butler
antagonis tinggi pada media PDA steril. Koloni isolat jamur asal rizosfer dipotong
19
jamur dan diambil menggunakan jarum ose lalu dipindahkan ke cawan petri yang
berisi media PDA steril. Koloni jamur selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar.
Pertumbuhan isolat jamur tersebut diamati setiap hari sampai miselium jamur
pada salah satu jamur antagonis telah memenuhi media PDA pada cawan petri.
b
R P
c
Gambar 2. Uji hiperparasitisme isolat jamur rizosfer tanaman kelapa yang berdaya
anatagonis tinggi terhadap P. palmivora. R= jamur rizosfer dan P=
jamur P. palmivora, a: cawan petri, b: potongan PDA, c: media PDA
dan d: kaca objek
20
koloni, arah penyebaran dan tekstur miselium. Pengamatan mikroskopis dilakukan
menggunakan jamur ose steril dan meletakkannya diatas gelas objek yang telah
isterilkan dengan alkohol 70%, selanjutnya ditetesi dengan aquades. Gelas objek
buku literatur yang berjudul Pictorial Soil and Seed fungi (Watanabe, 2002).
3.5 Pengamatan
visual seperti bentuk, warna dan tekstur penyebaran koloni pada media PDA.
berikut :
DSI =
Keterangan :
DSI = Indeks keparahan penyakit
N = Nilai tingkat keparahan penyakit masing-masing bibit
Z = Jumlah bibit yang digunakan
Nilai tingkat keparahan (N) penyakit diukur berdasarkan skala pada Tabel 1:
21
Tabel 1. Skala keparahan penyakit pada bibit mentimun dalam uji hipovirulensi
Skala Keterangan
0 Sehat dan tidak ada infeksi penyakit
1 Satu atau dua bercak coklat muda < 0,25 cm
2 Bercak coklaat muda (ukuran 0,25 cm - 0,5 cm) dan area kebasahan
<10% pada hipokotil
3 Bercak coklat muda sampai tua >1,0 cm dan kemudian bergabung
dengan bercak lainnya dan daerah kebasahan 10%<X<100% pada
hipokotil (daun masih tegar dan putih)
4 Hipokotil rebah daun layu dan mati
Sumber: Candoso dan Echandi, 1987 dalam Worosuryani (2006).
mulai hari ke-3 setelah inkubasi sampai salah satu miselium jamur memenuhi
media PDA dalam cawan petri. Pengukuran dilakukan terhadap jari-jari patogen
P= x 100%
Keterangan :
diameter koloni dan kecepatan pertumbuhan isolat jamur yag ditumbuhkan pada
22
medium PDA. Diameter koloni jamur asal rizosfer diukur setiap hari sampai salah
satu miselium jamur memenuhi medium PDA dalam cawan petri dengan cara
membuat garis vertikal dan horizontal yang berpotongan tepat pada titik tengah
dibawah cawan petri. Diameter koloni jamur dihitung berdasarkan rumus dan
Gambar 3 berikut:
d2
d1
Gambar 3. Pengukuran diameter koloni jamur asal rizosfer tanaman kelapa pada
cawan petri
D=
Keterangan :
D = Diameter jamur
d1 = Diameter horizontal jamur
d2 = Diameter vertikal
V= D(n+1)-Dn
Keterangan :
23
3.5.5 Tipe hipeparasitisme jamur asal rizosfer tanaman kelapa dengan
Phytophthora palmivora Butler
antagonis tinggi dilakukan pada saat hifa jamur rizosfer berkontak dengan hifa
dengan skalpel steril dan mengambil kaca objek dari dalam cawan petri kemudian
jamur secara visual seperti warna, bentuk dan pola penyebaran koloni pada
medium PDA dalam cawan petri. Pengamatan karakteristik jamur rizosfer yang
pedoman Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Barnett dan Hunter, 1972) dan
rizosfer, indeks keparahan penyakit, tipe-tie hifa jamur asal rizosfer terhadap
24
deskriptif dan data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Data hasil
pengamatan daya hambat jamur rizosfer dan pengukuran diameter serta kecepatan
pertumbuhan jamur rizosfer dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan
Yij = µ + Ri + ɛij
Yij = Hasil pengamatan pada suatu unit percobaan pada perlakuan jamur asal
rizosfer tanaman kelapa ke-i yang mendapat ulangan ke-j
μ = Nilai tengah umum
Ri = Pengaruh perlakuan jamur asal rizosfer ke-i
ɛij = Pengaruh galat pada perlakuan jamur asal rizosfer ke-i dan ulangan ke-j
25
DAFTAR PUSTAKA
Amaria, W., E. Taufiq dan R. Harni. 2013. Seleksi dan Identifikasi Jamur
Antagonis Sebagai Agens Hayati Jamur Akar Putih (Rigidoporus
microporus) pada tanaman karet. Buletin RISTRI4 (1): 55-64.
Barnet, H.L. & Hunter, B.B. (1972).Illustrated Genera Of Imperfect Fungi (Third
Edition) . Minneapolis, Minnesota : Burgess Publishing Company.
Carlile M.J., S. C. Watkinson dan G.W. Goodday. 2001. The Fungi 2nd. New
York, London. Academy Press.
Hadioetomo, R.S. 1999. Mikrobiologi Pangan dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Gramedia. Jakarta.
Hanada, R.E. 2010. Endophytic fungal diversity in Theobroma cacao (cacao) and
T. grandiflorum (cupuacu) tree and their potential for growth promotion
and biocontrol of black-pod disease. Fungal Biology 114: 901−910.
25
Hutabalian, M., M.I. Pinem, DAN s. Oemry. 2015. Uji antagonisme beberapa
jamur saprofit dan endofit dari tanaman pisang teerhadap Fusarium
oxysporum f.sp. cubens di Laboratorium. Jurnal Online Agroteknologi
3(2):687-695.
Lilik, R. , Wibowo, B.S., Irwan, C., 2010. Pemanfaatan Agens Antagonis dalam
Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura.
http://www.bbopt.litbang.deptan.go.id akses 30 Januari 2021.
Purwantisari, S dan Rini, B.H. 2009. Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous
Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di
Desa Pakis, Magelang. Universitas Diponegoro. Jurnal BIOMA, 11(2) :
45-53 .
26
Rianti, R. 2010. Uji Antagonis Trichoderma harzianum terhadap Fusarium spp.
penyebab penyakit layu pada tanaman cabai (Capsicum annum) secara in
vitro. Skripsi [Tidak dipublikasikan]. Universitas Tanjungpura.
Pontianak.
Saidin, M, 2008, Isolasi Jamur Penghasil Enzim Amilase dari Substrat Ubi Jalar
(Ipomoeabatatas). Skripsi [Tidak dipublikasikan]. Universitas Ahmad
Dahlan. Yogyakarta.
Samson, RA, Houbraken, J, Thrane, JC, Frisvad and Andersen, F, 2010, Food and
Indoor Fungi, Fungal Biodiversity Centre Utrech, Netherlands.
Sundari, A., S. Khotimah dan R. Linda. 2014. Daya antagonis jamur Trichoderma
sp. terhadap jamur Diplodia sp. penyebab busuk batang jeruk siam
(Citrus nobilis). Protobiont. 3. 2.:106-110.
Suryanto, D., S. Patonah dan E. Munir. 2010. Control of Fusarium wilt of chili
with chitinolytic bacteria. Hayati J Biosci. 17 (1): 5-8.
Tanada Y. & H. K. Kaya, 1993. Insect Pathology. Academic Press Inc, London.
27
Umrah, T., R.R. Anggraeni, I. N. P. Esyanti dan Aryantha. 2009. Antagonitas dan
efektivitas Trichoderma sp. dalam menekan perkembangan Phytoptora
palmivora pada buah kakao. Agroland. 16(1): 9-16.
Vawdrey, L.L., T.M. Martin, and J. De Faveri. 2002. The potensial of organic soil
amendments, and a biological control agent (Trichoderma sp) for the
management of Phytophthora root rot of papaw in far northern
queensland. Australasian plant pathology 31:391-399.
Watanabe, T. 2002. Soil and Seed Fungi. Morfhologies of Cultured Fungi and
Key to Species. Second Edition. New York.CRC Press.
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 2. Bahan dan cara pembuatan media PDA
1. Kentang 200g/l
2. Dextrose 20g/l
3. Agar 20 g/l
4. Aquades 1 liter
5. Amoxilin 1gr/l
Cara kerja:
menggunakan autoclave pada suhu 121°C dengan tekanan 1,5 atm selama
30 menit.
30
Lampiran 3. Teknik pengambilan sampel tanah rizosfer
5m
10 m
b. Petak sampel
4m
2,5 m
Keterangan :
= Tanaman kelapa
= Tanaman sakit
= Tanaman sehat
= Petak sampel
31
Lampiran 3. Bagan percobaan uji daya antagonis jamur dari rizosfer tanaman
kelapa terhadap P. palmivora Butler yang disusun berdasarkan
rancangan lengkap (RAL)
R8 R3 R9
(I) (II) (III)
R10 R7 R2
(III) (II) (III)
R10 R11 R7
(II) (III) (III)
R2 R4 R3
(II) (I) (III)
R5 R5 R2
(II) (III) (I)
R4 R8 R6
(III) (II) (I)
R4 R1 R5
(II) (III) (I)
R1 R9 R9
(II) (I) (III)
32
R6 R10 R7
(III) (II) (I)
R8 R11 R6
(III) (II) (II)
R3 R1 R11
(I) (I) (I)
33
R12 R17 R18
(I) (II) (III)
Keterangan :
R1, R2, R3, R4, R5, R6, R3, R7, R8, R9, R10, R11, = Perlakuan (isolat jamur rizosfer
R12, R13, R14, R15, R16, R17, R18, R19. tanaman kelapa)
I, II, III = Ulangan
(X dan Y) jarak antar unit percobaan = 5 cm
34
Lampiran 4. Bagan percobaan uji pertumbuhan jamur dari rizosfer kelapa yang
memiliki daya antagonis tertinggi yang disusun berdasarkan
rancangan acak lengkap (RAL)
R7 R4 R1 R5
(I) (II) (IV) (III)
R1 R7 R3 R2
(III) (II) (IV) (I)
R3 R6 R7 R4
(II) (I) (III) (IV)
R6 R4 R3 R7
(II) (I) (III) (IV)
R2 R6 R5 R3
(II) (III) (IV) (I)
R4 R2 R1 R5
(III) (IV) (I) (II)
R2 R1 R5 R6
(III) (II) (I) (IV)
Keterangan :
T1, T2, T3, T4,T5, T6, T7 = Perlakuan (jamur antagonis asal
rizosfer tanaman kelapa)
I, II, III = Ulangan
(X dan Y) jarak antar unit percobaan = 5 cm
35
Lampiran 6. Karakteristik morfologi koloni jamur
36