Anda di halaman 1dari 8

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

I Putu Pandu Setiawan


Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: pandupendog45@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pati dari ubi jalar dan menghitung rendemennya serta
mengidentifikasi sifat-sifat dari pati hasil isolasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis kuantitatif dan kualitatif. Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna kuning dari ubi jalar. Hasil
dari penelitian adalah kristal pati yang berbentuk bulat dan berwarna putih yang memberikan hasil positif pada
uji iodium, uji molisch, dan bentuk kristal. Persentase rendemen pati adalah 19,16%.
Kata kunci: karbohidrat, pati, ubi jalar

Abstract
This study aim to isolate starch from sweet potato and calculate the yield and identify the properties of starch
isolated. The method used in this study is a quantitative and qualitative analysis. The object of this study was a
yellow solid samples of sweet potato. Results of the research were crystalline starch that is round and white
which gives a positive result in iodine test, test molisch and crystalline form. The percentage of starch yield was
19.16%.
Keywords: carbohydrate, starch, sweet potato

PENDAHULUAN Pada umumnya, amilum mengandung sekitar


Karbohidrat merupakan senyawa 20% fraksi yang dapat larut dalam air disebut
polihidroksildehida dan keton polihidroksil amilosa dan sisanya adalah amilopektin yang
atau turunannya yang mempunyai rumus tidak larut dalam air. Amilosa dan amilopektin
umum Cn(H2O)n. Karbohidrat dikelompokkan tersusun atas unit-unit D-(+) –glukosa, tetapi
menjadi empat kelompok penting yaitu berbeda dalam ukuran dan bentuk molekulnya.
monosa-karida, disakarida, oligosakarida, dan Amilosa merupakan rantai lurus tersusun dari
polisakarida. Karbohidrat yang tidak dapat satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan
dielektrolisis menjadi senyawa yang lebih α-(1,4) D-glukosa. Hidrolisis amilosa hanya
sederhana disebut monosakarida. Karbohidrat menghasilkan disakarida (+)-maltosa dan lebih
yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul lanjut hanya monosakarida D-(+)-glukosa.
monosakarida yang disebut disakarida. Sedangkan amilopektin merupakan suatu
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang polisakarida yang jauh lebih besar daripada
bila dihidrolisis menghasilkan tiga hingga amilosa dan mengandung 1000 satuan glukosa
sepuluh monosakarida. Selanjutnya, atau lebih per molekul dan menyebabkan sifat
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi lengket. Seperti rantai dalam amilosa, rantai
banyak molekul monosakarida disebut utama dari amilopektin mengandung 1,4’-α-
polisakarida. Monosakarida merupakan D-glukosa dan terdapat percabangan rantai,
karbohidrat yang tidak dapat dielektrolisis sehingga terdapat satu glukosa ujung untuk
menjadi senyawa yang lebih sederhana. kira-kira tiap 25 satuan glukosa. Ikatan pada
Monosakarida dapat diklasifikasikan lebih titik percabangan ialah ikatan 1,6’-α-glikosida
lanjut menjadi aldosa bila monosakarida (Ralph J. Fessenden, 1982). Adapun struktur
mengandung gugus aldehid dan ketosa bila dari amilosa dan amilopektin dapat dilihat
mengandung gugus keton. Glukosa dan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
OH
fruktosa merupakan monosakarida dimana OH OH OH

glukosa adalah monomer penyusun amilum. O O


H H O H O
(Nurlita, 2004) H H H H
H

Amilum merupakan salah satu senyawa HO O O O OH


polisakarida yang terdiri dari monosakarida HO
OH HO OH HO OH HO OH
yang berikatan melalui ikatan oksigen. n

Monomer dari pati adalah glukosa yang Gambar 1. Amilosa


berikatan dengan ikatan α(1,4)-glikosidik.
OH
H kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan
HO H
O
sebagai hasil dari reaksi yang positif akan
HO H
OH
H
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna
H OH
O
H
biru akan muncul kembali. Di dalam amilum
HO
HO H
H
H H O sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu
H
OH
O O amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan
H
HO H H H OH amilopektin yang larut dalam air dingin.
H
OH
O O Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa
H
HO H H akan membentuk micelles yaitu molekul-
H
OH
OH molekul yang bergerombol dan tidak kasat
Gambar 2. Amilopektin mata karena hanya pada tingkat molekuler.
Amilum penyusun bahan makanan dari (Suja, 2003)
tumbuh-tumbuhan dan banyak dijumpai dalam Micelles ini dapat mengikat I2 yang
biji-bijian maupun umbi-umbian contohnya terkandung dalam reagen iodium dan
ubi jalar kuning. Data kandungan karbohidrat memberikan warna biru khas pada larutan
pada ubi jalar kuning dapat dilihat pada tabel yang diuji.
berikut. Pada saat pemanasan, molekul-molekul
Tabel 1. Data kandungan gizi ubi jalar akan saling menjauh sehingga micellespun
kuning/100 g tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi
N Kandunga Banyaknya dalam mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang
o n Ubi Ubi Ubi ditimbulkan menjadi menghilang. Micelles
Gizi Putih Mera Kunin akan terbentuk kembali pada saat didinginkan
h g dan warna biru khas pun kembali muncul.
1 Kalori (kal) 123,0 123,00 136,00 Warna biru khas yang ditimbulkan sebagai
0 hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika
2 Protein (g) 1,80 1,80 1,10 larutan yang telah positif dalam pengujian iod
3 Lemak (g) 0,70 0,70 0,40 ditambah dengan NaOH. Ion Na+ yang bersifat
4 Karbohidrat 27,90 27,90 32,30 alkalis akan mengikat iodium sehingga warna
(g) biru khas akan memudar dan hilang.(Nurlita,
5 Air (g) 68,50 68,50 - 2002).
6 Serat kasar 0,90 1,20 1,40
Uji Molisch
7 Kadar gula 0,40 0,40 0,30
Karbohidrat dengan zat tertentu akan
8 Beta 31,20 174,20 -
menghasilkan warna tertentu yang akan dapat
karoten
digunakan untuk analisis kualitatif. Bila
karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol
Berdasarkan data di atas, diketahui
dalam alkohol kemudian ditambahkan dengan
bahwa karbohidrat yang terkandung dalam ubi
H2SO4 pekat secara hati-hati pada batas cairan
jalar kuning kuning adalah sebesar 32,30
akan terbentuk furfural yang berwarna ungu.
gram dalam 100 g ubi jalar kuning kuning.
Reaksi ini disebut reaksi molisch dan
Adapun beberapa pengujian yang biasa
merupakan reaksi umum dari karbohidrat.
dilakukan untuk menentukan kandungan yang
Tes molisch didasarkan pada reaksi
terdapat dalam karbohidrat dapat diuraikan
antara α naftol dengan fultural atau hidroksi
sebagai berikut.
metal fultural. Jika dalam suatu cuplikan
terdapat karbohidrat, maka akan terbentuk
Uji Iodium
cicin berwarna merah pada permukaan lapisan
Pada uji ini digunakan reagen iodin
warna merah akan segera berubah dan larutan
(larutan I2 dalam KI). Penambahan iodium
menjadi warna ungu tua dan akan terbentuk
pada suatu polisakarida akan menyababkan
endapan berwarna ungu. Uji ini sangat efektif
terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna
untuk senyawa-senyawa yang dapat
spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa
mengahasilkan warna biru. Warna biru yang
fultural atau senyawa fultural tersubstitusi
dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari
seperti hidroksimetil furtural. Warna yang
ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
terjadi disebabkan oleh kondensasi senyawa
Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin
furtural atau derivatnya dengan α naftol.
Adapun reaksi pembentukan cincin ungu digunakan dengan mencampurkan Fehling A
adalah sebagai berikut. dan B dengan volume yang sama. Jika terdapat
H O gula pereduksi pada cuplikan maka warna biru
O dari pereduksi Fehling akan hilang dan
H OH endapan merah atau kuning dari Cu 2O akan
H2SO4 H
H terbentuk.
H OH
-3 H2O
H OH H H Hidrolisis dengan asam
CH2 OH Pati atau amilum merupakan
polisakarida yang terdapat pada sebagian besar
tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu
H O amilosa dan amilopektin. Amilosa (+- 20 %)
O memilki strusktur linier dan dengan iodium
H OH memberikan warna biru serta larut dalam air.
O CH2OH
H OH H2SO4 Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+-
H
-3 H2O 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan
H OH
penambahan iodium fraksi memberikan warna
H OH H H
ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam
CH2OH bila dipanaskan akan terhidrolisis menjdi
senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil
Gambar 4. Pembentukan cincin ungu hidrolisis dapat dengan iodium dan
menghasilkan warna biru sampai tidak
Uji benedict dan fehling berwarna. Hasil akhir hidrolisis dapat
Amilum/pati memiliki gugus gula ditegaskan dengan uji Benedict. Misalnya saja
pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dengan sukrosa, jika direaksikan dengan HCl dalam
pengujian Benedict yang akan memberikan keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
warna kehijauan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan glukosan dan fruktosa.
positif. Larutan amilum yang dipanaskan
setelah diteteskan pada reagen benedict akan Hidrolisis dengan enzim
memberi warna kehijauan. Dengan demikian, Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
amilum mengandung gula pereduksi. Larutan bantuan enzim amilase yang terdapat dalam
tembaga alkalis pada reagen Benedict bila ludah. Oleh enzim amilase, amilum diubah
direaksikan dengan karbohidrat yang memiliki menjadi maltosa. Hidrolisis amilosa oleh a-
gugus aldehid atau keton bebas akan terjadi amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap
reduksi membentuk Cupro oksida (Cu2O) yang pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan
ditandai dengan warna kehijauan sebagai maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi
akibat adanya reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan
mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap
berwarna merah bata. kedua relatif lambat dengan pembentukan
Larutan Benedict dibuat dengan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
melarutkan natrium sitrat (Na3C6H5O7. 11H2O) Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis
dan zat anhidrous. Melarutkan CuSO 4 hidrat dengan a-amilase menghasilkan glukosa,
ke dalam air dan memasukkannya perlahan- maltosa dan berbagai jenis a-limit dekstrin
lahan ke dalam larutan sitrat. Jika dalam yang merupakan oligosakarida yang terdiri
cuplikan tidak terdapat gula pereduksi, maka dari 4  atau lebih residu gula yang semuanya
larutan jernih. Jika terdapat gula pereduksi, mengandung ikatan a-1,6 glikosidik
maka akan terbentuk endapan Cu2O. (Suhartono, 1989 dalam Fazzi, 2010).
Larutan Fehling terdiri dari dua lapisan. Hidrolisis dengan enzim dapat
Larutan Fehling A dibuat dengan melarutkan menghasilkan beberapa produk hidrolisat pati
kristal Cu (II) sulfat ke dalam air yang dengan sifat-sifat tertentu yang didasarkan
mengandung beberapa tetes asam sulfat encer. pada nilai DE (ekuivalen dekstrosa). Nilai DE
Larutan Fehling B dibuat dengan melarutkan 100 adalah murni dekstrosa sedangkan nilai
NaOH dan natrium kalium tartarat (garam DE 0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai
Rochelle) ke dalam air. Pereaksi Fehling DE 50 adalah maltosa, nilai DE di bawah 20
adalah maltodekstrin, sedangkan hidrolisat
dengan DE berkisar antara 20-100 adalah sirup 3 Glukosa 1 %
glukosa.

Uji Osazon
Seperti aldehid, aldosa bereaksi dengan
METODE
fenilhidrazin menghasilkan fenilhidrazon. Jika
Penelitian dilakukan di Laboratorium
fenilhidrazin yang digunakan berlebihan maka
Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia
reaksi akan berlangsung lebih lanjut
UNDIKSHA.
menghasilkan osazon yang mengandung dua
residu fenilhidrazin per molekul. Reaksi yang
Alat dan Bahan
sama juga dialami oleh ketosa.
Terdapat beberapa alat dan bahan
Fenilhidrazin akan mengubah
yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat
karbohidrat menjadi osazon yang dengan
yang digunakan antara lain cawan petri, gelas
mudah diisolasi dan dimurnikan melalui
kimia, kain kasa, batang pengaduk, spatula,
kristalisasi. Pembuatan osazon merupakan
kaca arloji, cawan porselain, neraca analitik,
salah satu cara yang dapat digunakan untuk
pipet tetes, erlenmeyer, gelas ukur, rak tabung
mengidentifikasi karbohidrat baik
reaksi, tabung reaksi, pemanas, mikroskop,
monosakarida, oligosakarida, maupun
kaca preparat, mortar, dan alu.
polisakarida karena osazon berupa kristal
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
padat yang karakteristik. Hal ini disebabkan
penelitian ini adalah Ubi jalar kuning,
karena masing-masing bahan memiliki rantai
Aquades, Kristal iodium, KI, α-naftol,
hidrokarbon yang berbeda-beda pula, ada yang
Alkohol, Asam sulfat, Fehling A, Fehling B,
rantai hidrokarbonya lurus dan ada pula yang
Benedict, Asam klorida, NaOH, Saliva,
bercabang.
Fenilhidrazin, dan Asam asetat glasial.
Pembentukan kristal
Prosedur Kerja
Bentuk kristal dari pati adalah seperti
Metode dari penelitian ini adalah
butiran-butiran. Secara teoritis gambar kristal
metode eksperimen dengan analisis data secara
pati jika dilihat dengan mikroskop yaitu seperti
kuantitatif dan kualitatif. Pada isolasi pati dari
ditunjukkan pada gambar.
ubi jalar, pertama ubi yang cukup besar
dikupas, ditimbang beratnya. Kemudian
diparut sampai halus kemudian campurkan
dengan 500mL air dalam gelas kimia besar.
Lalu diaduk dengan kuat kemudian saring
dengan kain. Suspensi dibiarkan mengendap
lalu didekantasi. Endapan yang terbentuk
Gambar 5. Bentuk kristal pati dicuci dengan air sebanyak 2x kemudian
Untuk mengidentifikasi karbohidrat dekantasi. Pati yang berhasil diisolasi
baik monosakarida, oligosakarida, maupun dipindahkan ke dalam kaca arloji. Kemudian,
polisakarida dapat dibedakan melalui bentuk dikeringkan dalam oven dan ditimbang pati
kristalnya yang diamati dibawah mikroskop. yang telah kering. Rendemennya dihitung
Adapun bentuk kristalnya dapat dilihat pada terhadap berat mula-mula ubi, kemudian
tabel berikut. diperiksa sifat kimianya.
Tabel 2. Bentuk kristal karbohidrat Pada uji iodium, ditambahkan 9 mL
No Zat Uji Bentuk Kristal air ke dalam 1mL larutan koloid dan aduk. Ke
dalam larutan tersebut ditambahkan 10 mL air
yang mengandung 2 tetes larutan iodium ( 10
1 Maltosa gram kristal iodium dalam 20 gram KI dalam
80 mL air ) larutan ini setara dengan 0,33 ppm
2 Galaktosa 1 % pati. Larutan tersebut diencerkan sepuluh kali.
Warnanya diamati.
Pada uji molisch, ditambahkan 2 tetes
larutan α-Naftol kedalam larutan koloid pati
(15% α-Naftol dalam alkohol 95%). 6,19 gram
Kemudian diteteskan asam sulfat pekat secara = x 100% = 6,19%
100 gram
perlahan-lahan melaui dinding tabung, tabung Rendemen yang diperoleh yaitu sebagai
dimiringkan, jangan tercampur. Warna pada berikut.
bidang batas campuran diamati. massa pati percobaan
Pada uji Fehling, ditambahkan % rendemen = x
massa pati teoritis
campuran larutan fehling A dan B (1:1)
100%
sebanyak 5 mL ke dalam 3 mL larutan koloid
6,19 gram
pati. Campuran reaksi dipanaskan dalam = x 100% = 19,16%
penangas air selama 30 menit. Perubahan 32,30 gram
yang terjadi diamati.
Pada hidrolisis dengan asam, Pembahasan
dimasukkan 4-5 tetes HCl pekat ke dalam 50 Dalam praktikum yang ini yang
mL larutan koloid pati. Campuran dipanaskan dilakukan adalah mengisolasi pati dari
dalam penangas air selama 30 menit. sumbernya yang dalam hal ini adalah ubi jalar
Dinginkan, lalu dinetralkan dengan larutan kuning, kemudian mengidentifikasi pati
NaOH 10%. Kemudian dilakukan uji fehling berdasarkan sifat yang dimiliki serta
dan uji iodium. menghitung hasil rendemen yang diperoleh
Pada hidrolisis dengan enzim, ke yakni membandingkan pati yang diperoleh
dalam larutan koloid pati dimasukkan 1-2 mL dengan berat awal sumber yang digunakan.
saliva (air ludah) dan campur dengan baik. Dalam mengisolasi zat pati yang terkandung
Kemudian dimasukkan dalam penangas air pada ubi jalar kuning, ubi jalar kuning harus
dengan suhu 38-400C selama 25 menit. Lalu diperkecil ukurannya yakni dapat dengan cara
dilakukan uji fehling dan uji iodium. diparut sebelum nantinya dilarutkan dalam air.
Pada uji osazon, ke dalam 5 mL Tujuan memperkecil ukuran ini adalah untuk
larutan koloid pati dan 5 mL larutan koloid memperbesar probabilitas larutnya zat pati
pati yang sudah dihidrolisis dimasukkan 3 mL dalam air dan memperkecil kemungkinan
reagen fenilhidrazin (yang baru dibuat) dengan teroklusinya zat pati dalam ubi jalar kuning.
asam asetat glasial 1 mL. Kemudian diaduk Zat pati atau amilum atau starch
dan dipanaskan dalam penangas air. Warna merupakan suatu karbohidrat polisakarida
dan bentuk kristal yanng terjadi di bawah yang terkandung dalam ubi jalar kuning.
mikroskop diamati. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida
Pada uji bentuk kristal, sedikit pati yang kedua-duanya adalah polimer dari
kering hasil isolasi ditaruh dalam kaca arloji glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan
kemudian dicampur dengan sedikit air. sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-
Teteskan dalam kaca objek. Lalu diamati dan 300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan
digambar bentuk kristalnya. Kemudian a 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan
dibandingkan bentuk kristalnya dengan hasil rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas
percobaan asazon, dibandingkan pula dengan molekul D-glukosa yang sebagian besar
literatur. mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian
lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-
HASIL DAN PEMBAHASAN glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang,
Hasil sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
adalah pati kering berwarna putih dengan lebih besar daripada molekul amilosa karena
massa 6,19 gram. Massa ubi halus yang terdiri atas lebih dari 1.000 unit glukosa. Butir-
digunakan adalah 100,00 gram. Massa pati butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi
secara teoretis (dalam literatur) adalah 32,30 apabila suspensi dalam air dipanaskan, akan
gram. terbentuk suatu larutan koloid yang kental..
Kadar pati dalam Ubi yang digunakan yaitu Dalam praktikum ini yang diperoleh adalah
sebagai berikut. kedua jenis zat pati yakni amilosa dan
massa pati yang diperoleh amilopektin. Bukti diperolehnya kedua jenis
Kadar = x 100% zat pati ini adalah ada beberapa pati yang
massa ubi yang digunakan
bersifat keras yang merupakan amilosa dan
beberapa zat pati ada yang bersifat lengket
yang merupakan amilopektin. Berdasarkan koloid pati yang berwarna bening
praktikum ini, dari 100 gram parutan ubi jalar dicampurkan dengan larutan I2 dalam KI yang
kuning diperoleh zat pati sebanyak 6,19 gram. berwarna bening menghasilkan campuran
Jadi dapat diketahui bahwa dalam 100 gram berwarna hijau kehitaman. Hasil pengamatan
parutan ubi jalar kuning mengandung pati sedikit berbeda dengan teori. Secara teori
sebanyak 6,19 sehingga kadar zat patinya penambahan iodium menyebabkan
sebesar 6,19%. Secara teoritis berdasarkan terbentuknya warna biru tua. Penambahan
literatur yang diperoleh, kadar zat pati iodium ini akan bereaksi dengan amilum pati
(karbohidrat) dalam ubi jalar kuning kuning membentuk suatu senyawa kompleks adsorpsi
100 gram sebanyak 32,30% sehingga yang berwarna spesifik yakni khusus pati
rendemen yang diperoleh sebesar 19,16%. berwarna biru. Di dalam pati, terdapat unit-
Perbedaan ini disebabkan karena beberapa hal unit glukosa (monosakarida) yang membentuk
yakni (1) ubi jalar kuning memiliki kandungan rantai heliks karena adanya ikatan dengan
zat pati yang berbeda-beda tergantung dari konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk
optimalnya proses fotosintesis yang ini menyebabkan zat pati dapat membentuk
menghasilkan karbohidrat, (2) kemungkinan kompleks dengan molekul iodium yang dapat
masih terdapat zat pati pada ampas karena masuk ke dalam spiralnya, sehingga
proses pengadukan dan pemerasan dilakukan menyebabkan warna biru tua pada kompleks
secara manual sehingga hasil yang diperoleh tersebut. Perbedaan ini disebabkan karena
belum maksimal, (3) proses dekantasi dan perbedaan dalam mengitepretasikan warna.
pencucian zat pati belum optimal sehingga Uji Molisch merupakan uji yang
kemungkinan masih terdapat zat pati pada sisa dilakukan untuk medeteksi adanya keberadaan
pencucian dan filtrat dekantasi. senyawa karbohidrat. Uji ini akan positif
Prosedur selanjutnya setelah zat pati terhadap semua jenis karbohidrat baik
dalam ubi jalar kuning terisolasi adalah monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
mengidentifikasi zat pati yang diperoleh polisakarida dimana menggunakan reagen α-
berdasarkan sifat-sifatnya. Uji yang dilakukan naftol yang nantinya akan memberikan hasil
terhadap pati hasil isolasi adalah uji iodium, pengamatan berupa cincin ungu. Dalam
uji Molisch (α-naftol), uji benedict/uji fehling, praktikum ini, zat pati hasil isolasi
uji osazon dan bentuk kristal sedangkan uji memberikan hasil postif terhadap uji Molisch.
yang dilakukan terhadap pati yang telah Reagen α-naftol dibuat campuran padatan α-
dihirolisis oleh asam dan enzim adalah uji naftol dengan etanol. Penambahan asam sulfat
fehling/benedict, uji iodium, uji osazon dan pekat menyebabkan zat pati menjadi
bentuk kristal. Karena identifikasi ini bersifat terhidrolisis menjadi monosakarida yang
kualitatif maka pati yang diperoleh harus selanjutnya terhidrolisis kembali akibat asam
dilarutkan terlebih dahulu sehingga nanti yang sulfat menjadi furfural atau metil hidroksi
diuji adalah larutan pati. Larutan pati yang furfural. Senyawa furfural ini kemudian akan
diperoleh tidak lah bersifat homogen, namun bereaksi dengan α-naftol membentuk senyawa
membentuk larutan agak kenyal sehingga kompleks yang berwarna ungu yang sering
disebut dengan larutan koloid pati. Untuk disebut cincin ungu. Cincin ungu ini
membuat larutan koloid pati maka digunakan merupakan batas antara larutan koloid
air dingin dan air panas. Air dingin digunakan karbohidrat yang berada di lapisan atas dan
untuk melarutkan amilopektin sedangkan air larutan asam sulfat yang berada dilapisan
panas digunakan untuk melarutkan amilosa. bawah. Persamaan reaksi yang terbentuk pada
Uji iodium merupakan uji identifikasi uji Molisch adalah sebagai berikut.
terhadap adanya karbohidrat khususnya Uji Fehling merupakan uji untuk
golongan polisakarida. Dalam uji iodium ini, mendeteksi keberadaan gula pereduksi. Gula
reagen yang digunakan adalah larutan I 2 dalam pereduksi merupakan golongan karbohidrat
KI. Larutan ini dibuat dari campuran padatan monosakarida yang memiliki gugus aldehid
iodium (I2) dan padatan KI yang dilarutkan bebas sehingga dapat mereduksi berbagai
dalam pelarut air. Berdasarkan hasil macam reduktor, sedangkan monosakarida
pengamatan, ketika penambahan larutan I2 ketosa tidak termasuk gula pereduksi karena
dalam KI ke dalam larutan koloid yang telah mengandung gugus keton. Golongan
diencerkan, menyebabkan terjadinya disakarida, oligosakarida, dan polisakarida
perubahan warna. Pada awalnya, larutan yang tersusun oleh monomer monosakarida
yang mengandung gugus aldehid tidak tersebut. untuk menguji hasil hidrolisisnya
termasuk gula pereduksi karena tidak terdapat juga digunakan uji iodium dan uji fehling.
lagi gugus aldehid yang dapat mengalami Berdasarkan hasil pengamatan, uji fehling
mutarotasi karena telah terikat dengan memberikan hasil negatif yang ditandai
monomer lain. Berdasarkan hasil pengamatan, dengan tidak adanya perubahan apapun,
uji fehling terhadap zat pati mengindikasikan sedangkan uji iodium memberikan hasil positif
hasil negatif karena pati merupakan yang ditandai dengan perubahan warna
karbohidrat golongan polisakarida dimana menjadi biru tua. Ini menunjukkan bahwa
gugus aldehidnya tidak dapat bermutarotasi hidrolisis pati dengan bantuan enzim
menjadi rantai terbuka sehingga tidak dapat menyebabkan semua pati belum terhidrolisis
mereduksi reagen fehling atau reagen benedict. sempurna menjadi monosakarida yang dalam
Zat amilum + Cu2+[tartarat] + OH- hal ini adalah glukosa.
Zat amilum + Cu2+[sitrat] + OH- Uji osazon dilakukan pada pati hasil
Proses selanjutnya adalah hidrolisis pati isolasi dan pada hasil hidrolisis. Uji osazon
yang diperoleh dengan asam. Asam yang menggunakan pereaksi fenilhidrazin dan asam
digunakan adalah asam klorida (HCl) dan glasial (asam asetat). fenilhidrazin bereaksi
dengan bantuan pemanasan untuk dengan monosakarida dan beberapa disakarida
mempercepat proses hidrolisis pati dengan membentuk hidrazon dan osazon berupa
asam klorida. Pati merupakan karbohidrat kristal kuning. Hidrazon merupakan substansi
polisakarida yang akan terhidrolisis menjadi yang mudah larut (soluble) dan sulit diisolasi
disakarida kemudian terhidrolisis kembali sedang osazon kebalikannya, ia relatif tidak
menjadi monosakarida berupa molekul- melarut. Reaksi hanya menyangkut karbon
molekul glukosa. Setelah terhidrolisis asam, karbonil (yaitu gugus aldehida atau keton) dan
kelebihan asam yang terdapat dalam campuran karbon yang berdekatan. Glukosa, fruktosa
dinetralkan dengan NaOH. Penetralan ini dan manosa akan membentuk struktur osazon
bertujuan agar kelebihan asam berubah yang sama karena posisi gugus –OH dan atom
menjadi garam akibat bereaksi dengan basa H pada atom karbon nomor 3, 4, dan 5 sama.
yang menyebabkan tidak ada lagi asam lagi Untuk mengamati bentuk kristal dari
yang tersisa sehingga untuk uji selanjutnya amilum yang diisolasi caranya adalah dengan
dapat dilangsungkan dan tidak mengganggu membasahi amilum kering dengan sedikit air
proses selanjutnya. Setelah ini, uji terhadap kemudian larutan ini diletakkan pada kaca
hasil hidrolisis dilakukan untuk mengetahui objek dan diamati. Dari hasil pengamatan
apakah sudah terhidrolisis sempurna atau terlihat bahwa struktur kristal berupa bulatan.
belum terhidrolisis atau terhidrolisis Jadi, struktur ini menggambarkan struktur
sebagaian. Uji yang dilakukan adalah uji granula amilum. Kristal dari pati hasil isolasi,
iodium dan uji fehling. Berdasarkan hasil dan kristal osazon memiliki bentuk yang
pengamatan, pada uji iodium menunjukkan berbeda karena gugus yang terikat juga
perubahan warna yakni menjadi biru tua. Hal berbeda. Untuk kristal pati hasil isolasi
ini mengindikasikan bahwa pati belum memiliki bentuk kristal butiran bulat-bulat
terhidrolisis sempurna karena berdasarkan uji sedangkan kristal osazon berbentuk bulat agak
ternyata masih terdapat beberapa pati yang meruncing. Perbedaan bentuk kristal ini
belum terhidrolisis atau pati yang sudah disebabkan karena masing-masing karbohidrat
terhidrolisis sebagian. Karena terhidrolisis memiliki rantai karbon yang berbeda-beda
sebagaian maka pati berubah menjadi sehingga setiap karbohidrat memiliki bentuk
disakarida dan monosakarida yakni maltosa yang spesifik.
dan glukosa. Pada uji fehling memberikan
hasil negatif yang mengindikasikan bahwa pati KESIMPULAN
belum terhidrolisis sempurna. Berdasarkan percobaan yang telah
Proses selanjutnya adalah dilakukan dapat diberikan beberapa simpulan
menghidrolisis pati dengan bantuan enzim yaitu untuk mengisolasi zat pati yang
yakni enzim amilase yang berasal dari saliva terkandung pada ubi jalar kuning maka
(air ludah). Proses hidrolisis ini juga dibantu dilakukan proses pelarutan parutan ubi jalar
dengan pemanasan namun untuk hidrolisis kuning ke dalam air, memisahkan ampas ubi
dengan enzim ini harus pada suhu 38-40 oC jalar kuning dan mendekantasi zat pati yang
karena kinerja enzim akan optimal pada suhu terbentuk. Adapun rendemen pati hasil isolasi
sebesar 19,16%. Untuk mengidentifikasi zat
pati yang telah diisolasi dapat menggunakan
uji iodium, uji Fehling, Uji Benedict, Uji
Molisch, hidrolisis dengan asam dan enzim,
Uji Osazon, dan bentuk kristal.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku
dosen pengampu, Drs. I Dewa Putu Subamia,
M.Pd., laboran Jurusan Pendidikan Kimia, atas
arahan dan bimbingan selama melakukan
penelitian dan Ni Putu Candra Mahayani serta
Ni Made Willy Larashati Anastasia selaku
rekan satu kelompok atas dukungan dan
bantuannya dalam penelitian maupun dalam
penyelesaian artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia
Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Nurlita, F., & Suja, I W. 2004. Buku Ajar
Praktikum Kimia Organik. Singaraja:
IKIP Negeri Singaraja
Nurlita, F., Muderawan, I W. & Suja, I W.
2002. Buku Ajar Kimia Organik II.
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja
Suja, I W. & Muderawan, I W. 2003. Buku
Ajar Kimia Organik Lanjut. Singaraja :
IKIP Negeri Singaraja

Anda mungkin juga menyukai