KONSEP GEOPOLITIK
Oleh :
Kelompok 1
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmat dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
kewarganegaraan demi tercapainya nilai yang kami harapkan.
Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB 1 …………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………….. 1
BAB 2 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 2
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB 3 …………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………………. 3
PEMBAHASAN
Pengertian Geopolitik
Kata geo-politik berasal dari kata geo dan politik. “geo” berarti bumi dan “politik” berasal dari
bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang
berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip),
keadaan, cara yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dari pengertian di
atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang
mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan
politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi,
yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4
unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara
geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Istilah geopolitik semula sebagai ilmu politik, kemudian berkembang menjadi pengetahuan
tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri _khas negara yang berupa bentuk,
Luas, letak, iklim, dan sumber daya alam_ sutau negara untuk membangun dan membina negara.
Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya menyusun pembinaan politik nasional
berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah berdasarkan cita-cita bangsa.
Adapun geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik dalam negara. Kemudian, teori
geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu, wawasan
nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan nasional suatu negara, dapat
dipelajari kemana arah arah perkembangan sautu negara.
Sebelum membahas wawasan nasional, terlebih dahulu perlu pembahasan tentang beberapa
pendapat dari para penulis geopolitik. Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang
membahas masalah politik dalam suatu negara, lalu berkembang menjadi ajaran yang
melegitimasi Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas sumbangsih pemikiran dari
pada penulis, diantaraya:
Frederich Ratzel(1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organism yang hidup.
Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa).
Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organism yang memerlukan ruang hidup
yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup maka negara akan
semakin bertahan kuat dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan
berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal
sebagai teori organism atau teori biologis
Rudof Kjellen (1864-1922) melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organism maka dia
menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organsime bukan hanya mirip.
Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan
tentang lebensraum ( ruang hidup ) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah suatu negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah,
maka negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi
warga negara. Untuk mencapai maksud tersebut negara harus mengusahakan :
a. Autarki yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung kepada
negara lain
Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategic yaitu
dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia sehingga pendapatnya dikenal dengan Teori
Daerah Jantung. Barang siapa yang menguasai daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia)
maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan
menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan
kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan ini konsep Wawasan Benua
atau konsep kekuatan di darat.
Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik yaitu
selain kekuatan darat diperlukan kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut muncul konsep
wawasan bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan
menguasai kekayaan dunia.
Keduanya memiliki pendapat lain yaitu kekuatan dirgantara lebih berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa
membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan karena memungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu angkatan udara dapat
menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan
peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi wawasan dirgantara atau konsep
kekuatan di udara.
Dengan Teori Kekuatan Maritim. Isi teori adalah Walter Raleigh mengatakan “siapa yang
menguasai laut akan mendominasi perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia”.
Pengertian Wawasan Nusantara Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata
Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia
dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia. Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat
Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”berdasarkan pendapat-pendapat
diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
B. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara Untuk menjamin persatuan dan kesatuan Dalam
kebhinekaan tersebut merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan yang diberi nama Wawasan Nusantara.Ada
dua landasan yang mengenai dasar wawasan nusantara :
1. Landasan Idiil Pancasila Pancasila diakui sebagai ideology dan dasar Negara yang
dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Yang telah mencerminkan nilai-nilai keseimbangan,
keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaa, kebersamaan dan kearifan dalam
membina kehidupan nasional
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi
pedoman pokok dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
C. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara Terdapa Tiga Unsur Dasar yaitu :
Wadah(Contour), isi ( Content), dan tata laku (Conduct)
1. Wadah Setelah menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai dalam wujud suprastruktur
politik. Sementara itu wadah dalam kegiatan bermasyarakat adalah berbagai lembaga dalam
wujud infrastruktur politik-suprastrukturpolitik.
2. Isi Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang etrdapat dalam pembukaan UUD 1945.
3. Tata Laku Tata laku merupakan interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari, tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah.
D. Dasar Hukum Wawasan Nusantara Dasar hukum wawasan nusantara diterima sebagai
konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara lain sebagai
berikut.
• Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idil
• UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.
- Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum - Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat
- Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MHDKK - yang mengutarakan
pendapatnya dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi antara lain sebagai
berikut.
a. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia
b. Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi pembagunan nasional
G. Tujuan Wawasan Nusantara Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa, ataupun daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Wawasan Nusantara wajib dijaga, dipatuhi, serta diterapkan oleh seluruh elemen masyarakat.
Terdapat 6 asas Wawasan Nusantara yang perlu untuk dipahami. Asas Kepentingan Bersama
Bangsa Indonesia memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Hal ini terlihat dalam proses
perjuangan mengusir penjajah untuk meraih kemenrdekaan. Kini asas kepentingan bersama juga
dapat diterapkan dalam masa pembangunan.
Asas Keadilan Bangsa Indonesia tanpa terkecuali mempunyai hak yang sama dalam segala aspek
kehidupan. Oleh karenanya kepentingan umum atau nasional harus di atas kepentingan pribadi
maupun golongan.
Asas Kejujuran Kejujuran dalam bertindak maupun berpikir merupakan hal yang sangat penting.
Lantaran itu, kehendak dan tindakan harus sesuai fakta dan tidak melanggar ketentuan hukum,
demi kemajuan bersama.
Asas Solidaritas Solidaritas bisa disebut sebagai kepedulian terhadap orang lain, serta rela
berkorban untuk kepentingan yang lebih luas. Solidaritas diterapkan dengan tetap mengusung
sikap saling memahami dan menghargai tanpa memandang perbedaan.
Asas Kerja sama Kesadaran tentang tujuan dan kepentingan yang sama tentu dapat dapat
menumbuhkan kesadaran untuk bekerjasama. Kerja sama dapat diwujudkan dengan koordinasi
antar elemen masyarakat, maupun menerapkan sifat gotong-royong dan saling membantu.
Asas Kesetiaan Kesetiaan menjadi salah satu pilar utama dalam asas Wawasan Nusantara.
Persatuan dan kesatuan tak bisa terwujud tanpa dilandasi kesetiaan. Hal itu dapat diwujudkan
dengan kesetiaan untuk melaksanakan segala keputusan bersama demi kemajuan bangsa dan
negara.
2.4 IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI AREA GLOBAL
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh.
Dalam era globalisasi pada saat ini sangatlah diperlukan keyakinan akan sebuah ideologi agar
selalu berada pada jalur yang terus menuju tujuan bangsa Indonesia. Banyak sekali yang harus
kita lakukan,contohnya adalah memahami apa arti dari sebuah bangsa dan tidak berbuat
perbuatan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia.
B. Aspek Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara
dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak 7 dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di
atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh.
Berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang
Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat
serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Dalam hal iniPerwujudan
Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dapat di artikan:
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, dan kesatuan bagi seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
b) Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas-luasnya.
c) Secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d) Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi,
membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik
yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
BidangEkonomi
Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah.
Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat, 80% untuk daerah.
Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat dan 80% untuk daerah.
Hasil minyak bumi, 85% untuk pusat, 15% untuk daerah dan gas alam, 70% untuk pusat dan
30% untuk daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah lagi dengan adanya “Dana Alokasi Umum”
yang dialokasikan untuk daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah totalnya
adalah 25% dari penerimaan dalam negeri APBN, sebagai perimbangan. (Dikutip dari berbagai
sumber)
Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi
budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua
daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya
dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman
bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam satu
kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu paham
geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan.Kesatuan wawasan nusantara ini
dilakukan dengan cara desentralisasi dalam penyelenggaran pemerintah.
SARAN
Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara kita perlu mengerti,
memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara serta hubungan warga negara
dengan negara, sehingga kita memiliki kesadaran sebagai warga Negara Indonesia.
Selain itu untuk terwujudnya keberhasilan dari implementasi ini diperlukan sosialisasi
dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga
negara Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diperlukan pendekatan
/sosialisasi/ pemasyarakatan dengan program yang teratur guna mewujudkan Ketahanan
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Margiyanto, MM,MPd. STIE IGI JAKARTA. 2020. Implementasi Wawasan Nusantara.
Jakarta
Advenda Prahastetra, Alga Kusuma Hariba, Fauzi Mustofa, Gallant Krisna Kusuma. 2014.
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI ERA GLOBALISASI. YOGYAKARTA