Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP GEOPOLITIK

Oleh :

Kelompok 1

1. Afan Fadli (2010002) 10. Azra Putri Fidelia (2010020)


2. Agustin Bethari Wulandari (2010004) 11. Celvin Novtrie Ramadhan (2010022)
3. Alif Aviella Hasrian (2010006) 12. Choirun Nisak (2010024)
4. Ambarwati Baiduri Intan Rumatiga (2010008) 13. Dafqi Zukhrufiyah Salsabila (2010026)
5. Andreas Alfa Bramantio Darso (2010010) 14. Debby Silvi Anggeraini (2010028)
6. Anggi Diva Sabrina (2010012) 15. Deva Alka Fabiola (2010030)
7. Anggun Dhevira Hanum Setyowati (2010014) 16. Dewi Ilmiyati (2010032)
8. Arfiana Mayang Damayanti (2010016) 17. Dhinar Ayu Wardana (2010034)
9. Ardya Regita Cahyani (2010018) 18. Diana Putri Rahmawati (2010036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmat dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
kewarganegaraan demi tercapainya nilai yang kami harapkan.

Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Demikian yang bisa kami sampaikan, sekian dan terima kasih.

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………….... i

BAB 1 …………………………………………………………………………………………………………………………………. 1

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………….. 1

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………………………………… 1

1.2 RUMUS MASALAH ……………………………………………………………………………………………………………. 1

BAB 2 …………………………………………………………………………………………………………………………………… 2

PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………………… 2

2.1 KONSEP GEOPOLITIK ……………………………………………………………………………………………………….. 2


2.2 TEORI-TEORI GEOPOLITIK NEGARA BESAR ……………………………………..………………………………… 2
2.3 WAWASAN NUSANTARA (GEOPOLITIK INDONESIA)……………………..…………………………………… 2
2.4 IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI AREA GLOBAL………………………………………………..2

BAB 3 …………………………………………………………………………………………………………………………………. 3

PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………………. 3

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………………… 3


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasionalnya


bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut
Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas
pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Konsep geopolitik
Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa.Sebagai Negara
yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan
Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Tak hanya faktor geografi, wawasan
nusantara juga mengutamakan kepentingan masyarakat dalam aspek lain seperti social budaya,
politik, pertahanan dan keamanan, dan ekonomi. Kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bermartabat dengan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Pemahaman dan pelaksanaan
wawasan nusantara yang lebih baik dalam ranah kehidupan pribadi maupun kolektif serta dalam
wilayah publik sangat menentukan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dibutuhkan
kesadaran warga negara dan penyelanggara negara yang memadai didalam melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab. Di tengah tekanan berbagai masalah yang menghimpit bangsa.
Hal ini merupakan bagian integral yang menjamin eksitensi bangsa dan negara dalam
mewujudkan cita-cita nasional sekaligus manifestasi cita-cita leluhur kita, dengan tetap
menghargai kebhinekaan itu sebagai anugerah Tuhan dan aset bangsa. Untuk mengetahui lebih
jauh mengenai keterkaitan antara wawasan nusantara dan geopolitik, penulis mencoba
membahasnya melalui sebuah makalah yang berjudul “WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA”.

1.2 RUMUS MASALAH

1.Apa pengertian hakikat dan kedudukan wawasan Nusantara?

2.apa pentingnya wilayah sebagai ruang hidup bangsa?

3.bagaimana wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia?


BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 KONSEPSI GEOPOLITIK

Pengertian Geopolitik

Kata geo-politik berasal dari kata geo dan politik. “geo” berarti bumi dan “politik” berasal dari
bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang
berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip),
keadaan, cara yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dari pengertian di
atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang
mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan
politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi,
yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4
unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara
geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Perkembangan Teori Geopolitik

Istilah geopolitik semula sebagai ilmu politik, kemudian berkembang menjadi pengetahuan
tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi ciri _khas negara yang berupa bentuk,
Luas, letak, iklim, dan sumber daya alam_ sutau negara untuk membangun dan membina negara.
Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya menyusun pembinaan politik nasional
berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah berdasarkan cita-cita bangsa.
Adapun geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik dalam negara. Kemudian, teori
geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu, wawasan
nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan nasional suatu negara, dapat
dipelajari kemana arah arah perkembangan sautu negara.

Beberapa Pandangan Para Pemikir Mengenai Geopolitik

Sebelum membahas wawasan nasional, terlebih dahulu perlu pembahasan tentang beberapa
pendapat dari para penulis geopolitik. Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang
membahas masalah politik dalam suatu negara, lalu berkembang menjadi ajaran yang
melegitimasi Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas sumbangsih pemikiran dari
pada penulis, diantaraya:

1. Teori Geopolitik Kontinental Friedrich Ratzel (1844-1904).Teori yang dikemukakannya


adalah teori ruang yang dalam konsepsinya dipengaruhi oleh ahli biologi Charles Darwin.
Ia menyamakan negara sebagai makhluk hidup yang makin sempurna serta membutuhkan
ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya, bahwa bangsa yang
berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak
wilayah bangsa yang “primitif”. Pendapat ini dipertegas Rudolf Kjellen (1864-1922)
dengan teori kekuatan, yang pada pokoknya menyatakan bahwa negara adalah satuan
politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual. Dengan
kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat
swasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme social.
2. Karl Haushofer (1869-1946).Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara yang jaya di dunia. Untuk menjadi jaya,
suatu bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada
hakekatnya dunia dapat dibagi atas empat kawasan benua (Pan Region) dan dipimpin
oleh negara unggul. Teori Ruang dan Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta
dikenal pula sebagai teori Pan Regional, yaitu:Lebensraum (ruang hidup) yang
“cukup”;Autarki (swasembada); sertaDunia dibagi empat Pan Region, tiap region
dipimpin satu bangsa (nation) yang unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan
Rusia India, serta Pan Eropa Afrika. Dari pembagian daerah inilah, dapat diketahui
percaturan politik masalah lalu dan masa depan.Pengaruh Haushofer _menjelang Perang
Dunia II_ sangat besar di Jerman ataupun di Jepang. Semboyan Macht und Erde di
Jerman serta doktrin Fukoku Kyohei di Jepang melandasi pembangunan kekuatan
angkatan perang kedua negara tersebut menjelang Perang Dunia III
3. Wawasan Geopilitik
Selanjutnya masih ada beberapa pandangan geopolitik lain, akan tetapi lebih cenderung
menunjukkan kepada suatu wawasan yaitu
a) Wawasan Benua Sir Halford Mackinder (1861-1947)Teori Daerah Jantung (dikenal
pula sebagai wawasan benua). Dalam teori ahli geografi ini, mungkin terkandung
maksud agar negara lain selalu berpaling pada pembentukan kekuatan darat. Dengan
demikian, tidak mengganggu pengembangan armada laut Inggris. Teorinya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
 Dunia terdiri atas 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), serta sisanya
1/12 pulau lainnya.
 Daerah terdiri atas Daerah Jantung (Heartland), terletak di pulau dunia, yaitu
Rusia, Siberia, sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent)
meliputi Eropa Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur,
serta Bulan Sabit Luar (outer cresent) meliputi Afrika, Australia, Amerika / Benua
Baru.
 Apabila suatu negara ingin menguasai dunia, harus menguasai Dunia Jantung,
untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai.Teori geopolitik Mackinder
dapat disimpulkan sebagai berikut Who rules East Europe commands the
Heartland; who rules the Heartland commands the world; Island, Who rules the
world Island commands the World.
b) Wawasan Bahari Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-
1914)Teori Kekuatan Maritim yang direncanangkan oleh Raleigh, bertepatan dengan
kebangkitan armada Inggris dan belanda yang ditandai dengan kemajuan teknologi
perkapalan dan pelabuhan, serta semangat perdagangan yang tidak lagi mencari emas
dan sutra di Timur (Simbolon,1995 : 425).Pada masa ini pula, lahir pemikiran hukum
laut internasional yang berlaku sampai tahun 1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui
melalui SU PBB).
a) Sir W.Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan menguasai perdagangan
dunia/kekayaan dan akhirnya menguasai dunia, karena itu ia harus memiliki
armada laut yang kuat. Sebagai tindak lanjut, maka Inggris berusaha menguasai
pantai-pantai benua, paling tidak menyewanya.
b) Alfred T.Mahan: Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di
laut, maka harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Menurut
Mahan, di samping hal tersebut, juga perlu diperhatikan masalah akses ke laut dan
jumlah penduduk karena faktor ini juga akan memungkinkan kemampuan industri
untuk kemandirian suatu bangsa dan negara.
c) Wawasan Dirgantara Giulio Douhet (1869-1930) William Mitcel (1879-1936).Awal
abad XX merupakan kebangkitan ilm pengetahuan penerbangan. Kedua orang ini
mencita-citakan berdinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa
kekuatan udara mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta kemenangan akhir
ditentukan oleh kekuatan udara.
d) Wawasan Kombinasi. Nicholas J. Spijkman (1893-1943).Teori Daerah Batas
(Rimland theory). Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan Haushover, terutama
dalam membagi daerah. Karena ia adalah bangsa Belanda yang pada dasarnya bangsa
mari_tim, maka menurutnya penguasa daerah jantung harus ada akses ke laut
hendaknya menguasai pantai Eurasia. Dalam teorinya tersirat:
 Dunia menurunya terbagi empat daerah, yaitu daerah jantung (Hearland), Bulan
Babit Dalam(Rimland), Bulan Sabit Luar, dan Dunia Baru(Benua amerika).
 Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia.
 Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar panga_ruhnya dalam
percaturan politik dunia dari pada daerah jantung; serta
 Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.

2.2 TEORI-TEORI GEOPOLITIK NEGARA BESAR

1. Teori geopolitik Frederich Ratzel

Frederich Ratzel(1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organism yang hidup.
Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa).
Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organism yang memerlukan ruang hidup
yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup maka negara akan
semakin bertahan kuat dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan
berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal
sebagai teori organism atau teori biologis

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen

Rudof Kjellen (1864-1922) melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organism maka dia
menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organsime bukan hanya mirip.

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan
tentang lebensraum ( ruang hidup ) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah suatu negara semakin banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah,
maka negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi
warga negara. Untuk mencapai maksud tersebut negara harus mengusahakan :

a. Autarki yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa tergantung kepada
negara lain

b. Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional)

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder

Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategic yaitu
dengan penguasaan daerah-daerah jantung dunia sehingga pendapatnya dikenal dengan Teori
Daerah Jantung. Barang siapa yang menguasai daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia)
maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan
menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan
kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan ini konsep Wawasan Benua
atau konsep kekuatan di darat.

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan

Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik yaitu
selain kekuatan darat diperlukan kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut muncul konsep
wawasan bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan
menguasai kekayaan dunia.

6. Teori Geopolitik Gulio Douhet, WIliam Mitchel

Keduanya memiliki pendapat lain yaitu kekuatan dirgantara lebih berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa
membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan karena memungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu angkatan udara dapat
menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan
peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi wawasan dirgantara atau konsep
kekuatan di udara.

7. Teori Geopolitik Nicolas J. Spijkman

Nicolas J. Spijkman(1879-1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia


membagi dunia dalam 4 wilayah / area :

a. Pivote area, mencakup wilayah daerah jantung

b. Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia

c. Ocenian Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan.

d. New World, mencakup wilayah Amerika.

8. Teori Walter Raleigh dan Alfred T. Mahan 

Dengan Teori Kekuatan Maritim. Isi teori adalah Walter Raleigh mengatakan “siapa yang
menguasai laut akan mendominasi perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia”.

2.3 WAWASAN NUSANTARA (GEOPOLITIK INDONESIA)

Pengertian Wawasan Nusantara Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata
Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia
dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia. Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut :

a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.”

b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat
Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”berdasarkan pendapat-pendapat
diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

A. Hakikat Wawasan Nusantara Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara


merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan
wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya,
dan pertahanan keamanan.

B. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara Untuk menjamin persatuan dan kesatuan Dalam
kebhinekaan tersebut merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan yang diberi nama Wawasan Nusantara.Ada
dua landasan yang mengenai dasar wawasan nusantara :

1. Landasan Idiil Pancasila Pancasila diakui sebagai ideology dan dasar Negara yang
dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Yang telah mencerminkan nilai-nilai keseimbangan,
keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaa, kebersamaan dan kearifan dalam
membina kehidupan nasional

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi
pedoman pokok dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara Terdapa Tiga Unsur Dasar yaitu :
Wadah(Contour), isi ( Content), dan tata laku (Conduct)

1. Wadah Setelah menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai dalam wujud suprastruktur
politik. Sementara itu wadah dalam kegiatan bermasyarakat adalah berbagai lembaga dalam
wujud infrastruktur politik-suprastrukturpolitik.

2. Isi Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang etrdapat dalam pembukaan UUD 1945.

3. Tata Laku Tata laku merupakan interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari, tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah.
D. Dasar Hukum Wawasan Nusantara Dasar hukum wawasan nusantara diterima sebagai
konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara lain sebagai
berikut.

- Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973.

- Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN.

- Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

E. Kedudukan Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa.


Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi
bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu
konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia. Dalam paradigma nasional, kedudukan wawasan
nusantara adalah sebagai berikut.

• Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idil

• UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai landasan
konstitusional.

• Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional

F. Fungsi Wawasan Nusantara Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,


dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, terdapat
berbagai fungsi wawasan nusantara yang baik secara umum, menurut pendapat para ahli dan
pembagiannya antara lain sebagai berikut.

- Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum - Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat

Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

- Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MHDKK - yang mengutarakan
pendapatnya dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi antara lain sebagai
berikut.

a. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia

b. Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi pembagunan nasional
G. Tujuan Wawasan Nusantara Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa, ataupun daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.

H. Asas Wawasan Nusantara Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau


kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan
setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap
kesepakatan bersama. Harus disadari bahwa jika asas

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Wawasan Nusantara wajib dijaga, dipatuhi, serta diterapkan oleh seluruh elemen masyarakat.
Terdapat 6 asas Wawasan Nusantara yang perlu untuk dipahami. Asas Kepentingan Bersama
Bangsa Indonesia memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Hal ini terlihat dalam proses
perjuangan mengusir penjajah untuk meraih kemenrdekaan. Kini asas kepentingan bersama juga
dapat diterapkan dalam masa pembangunan.

Asas Keadilan Bangsa Indonesia tanpa terkecuali mempunyai hak yang sama dalam segala aspek
kehidupan. Oleh karenanya kepentingan umum atau nasional harus di atas kepentingan pribadi
maupun golongan.

Asas Kejujuran Kejujuran dalam bertindak maupun berpikir merupakan hal yang sangat penting.
Lantaran itu, kehendak dan tindakan harus sesuai fakta dan tidak melanggar ketentuan hukum,
demi kemajuan bersama.

Asas Solidaritas Solidaritas bisa disebut sebagai kepedulian terhadap orang lain, serta rela
berkorban untuk kepentingan yang lebih luas. Solidaritas diterapkan dengan tetap mengusung
sikap saling memahami dan menghargai tanpa memandang perbedaan.

Asas Kerja sama Kesadaran tentang tujuan dan kepentingan yang sama tentu dapat dapat
menumbuhkan kesadaran untuk bekerjasama. Kerja sama dapat diwujudkan dengan koordinasi
antar elemen masyarakat, maupun menerapkan sifat gotong-royong dan saling membantu.

Asas Kesetiaan Kesetiaan menjadi salah satu pilar utama dalam asas Wawasan Nusantara.
Persatuan dan kesatuan tak bisa terwujud tanpa dilandasi kesetiaan. Hal itu dapat diwujudkan
dengan kesetiaan untuk melaksanakan segala keputusan bersama demi kemajuan bangsa dan
negara.
2.4 IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI AREA GLOBAL

Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh.

Dalam era globalisasi pada saat ini sangatlah diperlukan keyakinan akan sebuah ideologi agar
selalu berada pada jalur yang terus menuju tujuan bangsa Indonesia. Banyak sekali yang harus
kita lakukan,contohnya adalah memahami apa arti dari sebuah bangsa dan tidak berbuat
perbuatan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia.

B. Aspek Politik

Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara
dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak 7 dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di
atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh.
Berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang
Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat
serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Dalam hal iniPerwujudan
Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dapat di artikan:

a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, dan kesatuan bagi seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
b) Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas-luasnya.
c) Secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d) Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi,
membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik
yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

BidangEkonomi

Contoh Implementasi Wawasan Nusantara dalam bidang ekonomi diantaranya dengan


menyeimbangkan Keuangan Pusat dan Daerah dengan keluarnya Undang-Undang No. 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Pembagian keuangan yang
semula hampir 80% anggaran daerah harus menunggu didatangkan dari pusat, padahal 90%
hasil-hasil daerah diserahkan pada pemerintahan pusat, kini pada UU tersebut diubah menjadi :

Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah.

Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat, 80% untuk daerah.

Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat dan 80% untuk daerah.

Hasil minyak bumi, 85% untuk pusat, 15% untuk daerah dan gas alam, 70% untuk pusat dan
30% untuk daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah lagi dengan adanya “Dana Alokasi Umum”
yang dialokasikan untuk daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah totalnya
adalah 25% dari penerimaan dalam negeri APBN, sebagai perimbangan. (Dikutip dari berbagai
sumber)

Bidang Sosial  dan Budaya

Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan


sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk
perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus Karunia Sang Pensipta.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan
bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan
berdasarkan status sosialnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:

Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi
budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua
daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.

Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya
dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

Aspek Pertahanan dan Keamanan


Ada Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu:

1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada


setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap
warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.

2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman
bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.

3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesi
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Wawasan Nusantara adalah pandangan untuk menjadi bangsa yang satu dan utuh dalam satu
kesatuan republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional maka diperlukan suatu paham
geopolitik dan dikembangkan menjadi wawasan nusantara dan diwujudkan sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan.Kesatuan wawasan nusantara ini
dilakukan dengan cara desentralisasi dalam penyelenggaran pemerintah.

SARAN

Untuk tercapainya keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara kita perlu mengerti,
memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara serta hubungan warga negara
dengan negara, sehingga kita memiliki kesadaran sebagai warga Negara Indonesia.

Selain itu untuk terwujudnya keberhasilan dari implementasi ini diperlukan sosialisasi
dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga
negara Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diperlukan pendekatan
/sosialisasi/ pemasyarakatan dengan program yang teratur guna mewujudkan Ketahanan
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan 2012. Hartomo Media Pustaka. Jakarta

Pendidikan Pancasila. 201. Ghalia Indonesia. Bogor

2005. Geopolitik Indonesia, Jakarta, Dirjendikti, Makalah SUSCADOS Angkatan I 2005

Unikom. Geopolik Indonesia. https://repository.unikom.ac.id/36348/1/Geopolitik


%20Indonesia.doc

Dosen pendidikan 3. 2021. Pengertian Geopolitik Menurut Ahli.


http://www.academia.edu/30165952/makalah_wawasan_nusantara_sebagai_geopolitik_indonesia
http://tofacanchujitsuna.blogspot.co.id/2015/09/makalah-wawasan-nusantarasebagai.html
http://xcontohmakalah.blogspot.co.id/2013/10/wawasan-nusantara-sebagaigeopolitik.html

Dr. Margiyanto, MM,MPd. STIE IGI JAKARTA. 2020. Implementasi Wawasan Nusantara.
Jakarta
Advenda Prahastetra, Alga Kusuma Hariba, Fauzi Mustofa, Gallant Krisna Kusuma. 2014.
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI ERA GLOBALISASI. YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai