Bahan Belajar Bedah Onkologi
Bahan Belajar Bedah Onkologi
CA MAMMAE
- Anatomi
o Payudara terbentuk secara aembriologis dari milk ridge. Pada kasus adanya persisten
pada milk ridge, bisa terjadi payudara lebih dari 1 pasang disebut polimastia atau
polythelia (lebih dari 1 pasang nipple) ]
o Dari costa 3-7, dari linea parasternal s/d linea aksilaris anterior/midaxilla. Ada Tail of
Spence yaitu perpanjangan dari payudara pada area superolateral pectoral dan di
aksillaris anterior. Kepentingan : banyak limfonodi pada area tersebut, dan untuk
kepentingan radikal mastektomi
o Komponen muskulokutan m pectoralis mayor, m. seratus anterior, fascia pectoralis,
lig. Suspensory Copper yang terbentang dari fascia pectoral ke fascia superficial (pada
area profunda nipple) pada Ca Mammae yang sudah mengivasi ligament, akan terjadi
retraksi papil
o Komponen lemak pada retromammary space kaya akan limfonodi. Lobula ductuli
ductus lactiferous sinus lactiferous (tempat penyimpanan ASI)
o Blood supply
A mammaria interna bagian medial payudara
A thoracica lateral/ mammaria eksterna bagian lateral payudara
A thoracoacromial bagian superior
A Thoracodorsal serratus anterior dan latissimus dorsi
o Limfonodi regional
Limfonodi level I lnn mammaria eksterna, lnn subscapularis, lnn axillaris
Limfonodi level II lnn central dan lnn interpectoral (Rotter’s node)
Limfonodi level III lnn subclavicula/apical
Lnn supraclavicular
Lnn mammaria interna
alirannya berdasarkan kuadran
atas lateral lnn apical lnn centralis
bawah lateral lnn pectoralis lnn centralis
atas medial dan bawah media lnn mammaria interna lnn sentralis
o
o Pada premenopause
Estrogen pada payudara kebanyakan adalah E2, yang diproduksi oleh ovarium
atau gonad pada laki laki
Adanya estrogen yang menempel pada reseptor ER menyebabkan proliferasi
neoplastic pada payudara
Metabolit dari E2 bisa juga menyebabkan adanya perusakan DNA yang
berulang, metabolit yang paling sering yaitucathecol estrogen
3. Penyampaian hasil
1. Ada benjolan
2. Lokasi pada payudara sinistra/dekstra, kuadran apa
3. Jumlah
4. Diameter ukuran
5. Konsistensi (padat-kenyal, padat-keras, kistik)
6. Batas (tegas/tidak)
7. Permukaan (regular/tidak)
8. Mobilitas (terfiksir atau mobile)
9. Nyeri
10. Pembengkakakn KGB (pada aksila, supra atau infraklavikula),
jumlah, diameter, nyeri, dugaan metastasis atau tidak
o Pemeriksaan penunjang
Mammografi bisa sebagai skrining, diagnosis, dan follow up post kanker
1. Menggunakan 2 proyeksi yaitu mediolaterooblique dan kraniokadal)
2. Pelaporan menggunakan BIRADS
3. Tanda primer lesi ganas :
1. Densitas payudara meningkat
2. Batas tumor tidak jelas (comet sign), tanda bahwa adanya
infiltrasi ke jaringan sekitar
3. Gambaran stellate
4. Translusen di sekitar tumor
5. Adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan yaitu ukuran
<0,5mm, jumlah >5, terletak di parenkim payudara
6. Ukuran dari pemeriksaan klinis lebih besar dari ukuran di
radiologi
4. Tanda sekunder : retraksi kulit, perubahan puting payudara,
bertambahnya vaskularisasi, ada pembengkakan KGB aksila, keadaan
daerah tumor dan jaringan fibrogranular tidak teraturm kepadatan
subareolar berbentuk utas
USG tidak untuk skrining, namun bisa membantu diagnosis dari mamo.
Curiga ganas jika :
1. Permukaan tidak teratur
2. Echo interna heterogen
3. Tepi hyperechoic
4. Taller than wider
5. Vaskularisasi meningkat, masuk secara tegak lurus kea rah tumor
MRI
Pemeriksaan IHC
1. Reseptor estrogen dan progesterone
2. HER-2
3. Ki67
- Penentuan Stadium
-
-
-
o
Eritema pada kulit areola dan putting
Skuama
Discharge serosanguinus yang keluar dari puting
Ulkus
Adnaya kelainan putting seperti retraksi
o Workup
Mammografi
Skin scraping
o
THYROID
- Anatomi
- Fisiologis
- Nodul Tiroid
o Biasanya ditemukan tidak sengaja pada saat melakukan pemeriksaan penunjang sepertu
USG carotis, CT scan, PET scan dll
o Bisa terpalpasi, bisa juga tidak
o PENTING membedakan apakah nodul tersebut is a true nodule or neoplasma
o Anamnesis dan px Fisik
Mencari faktor risiko keganasan : anak-anak, usia <30 tahun atau >60 tahun,
riwayat terkena radiasi pada area leher, riwayat keluarga ca thyroid
Inspeksi :
Palpasi :
1. Tentukan dulu letak tiroid, yaitu di bagian bawah leher, ketika menelan
ikut bergerak, bentuknya 2 lobus dihubungkan isthmus
2. Ada nyeri tekan atau tidak
3. Letak nodule di lobus mana
4. Konsistensinya, lunak atau keras
5. diameter
6. Batas tegas/tidak
7. Permukaan kasar atau halus
Apakah ada sindroma obstruktif (stridor nafas), limfadenopati servikal, atau
paralisis pita suara tanda ca thyroid
o Alur diagnosis
o Pemeriksaan Penunjang
Serum TSH
1. Nilainya rendah kemungkinan hipertiroid (bisa subklinis atau overt)
cek scintigrafi/radionuclide thyroid scan dengan iodide.
Nodul yang kecil bisa menurunkan TSH <1 ng/mL
2. Nilai normal atau tinggi dilihat apakah memenuhi kriteria USG
untuk FNA atau tidak
Scintigraphy menilai apakah nodule fungsional atau tidak fungsional
USG untuk bisa melihat ukuran, letak, serta gambaran nodule, dan untuk
guiding FNA. USG juga bisa memberikan gambaran yang jelas pada nodule yang
letaknya di posterior, atau nodule kistik.
Curiga adanya nodul ganas -- >tampakan solid hypoechoic FNA disaranakan
Curiga nodul low risk ganas tampakan isoechoic, hyperechoic, atau partial
cystic FNA disarankan JIKA UKURAN >=1.5 cm
Purely Cystic Nodule tidak perlu FNA
FNA
FNA dilakukan pada semua nodule tanpa melihat ukurannya, dengsn kriteria
USg sebagaia berikut :
- Subcapsular locations adjacent to the recurrent laryngeal nerve or
trachea
- Extrathyroidal extension
- Extrusion through rim calcifications
- Associated with sonographically abnormal cervical lymph nodes
FNA HARUS dilakukan pada Nodule dengan ukuran >=1 cm, dengan kriteri USG
sebagai berikut
- Batas ireguler
- Mikrokalsifikasi
- Taller than wider
- Rim calcification dengan ekstrusi soft tissue
Nodul yang tidak masuk kriteria untuk dilakukan FNA harus di monitor
Paratiroid
o Hiperparatiroid hiperkalsemia
Gejala bones (adanya brown tumor pada tulang, akibat adanya aktivitas
osteoklastik pada tulang), stones (nefrolitiasis), abdominal groan (hipergastrin
peptic ulcer), moan (penkes, gejala neuropsikiatri)
o Hipoparatiroid hipokalsemia
Gejala : gejala neurologis numbness, perioral tingling,
Chovstek’s sign penekanan pada n. VII di depan tragus menyebabkan
kedutan pada facial muscle
Trosseu’s sign tensi dikembangkan selama 5 menit di atas tekanan darah
sistol, lalu akan terdapat muscle spasm obstetrician hand
Kegawatan Ca Mammae
Hiperkalsemia
o Salah satu dari sindrom paraneoplastic
o Patofisiologi :
o Tanda dan gejala
Mual muntah
Konstipasi
Nyeri tulang
Polyuria dan polydipsia
Anoreksia
o Pemeriksaan Lab : disebut hiperkalsemia jika >2,6 mml/L, hiperkalsemia berat jika >3.5
mmol/L
o Terapi :
Pada pasien asimptomatis dengan kalsium >2,6 konservatif
Pada pasien simptomatis atau hiperkalsemia berat rehidrasi dengan cairan
isotonis 1-2 L/2 jam + furosemide 20-40 mg
Berikan bifosfonat untuk menurunkan kadar kalsium
Agen lain selain bifosfonar :
Gallium nitrat 200mg/m2 selama 5 hari
Kalsitonin subkutan atau IM 4-8 IU tiap 6-8 jam
Pikamisin 25mcg/kgbb selama 3-6 jam, diulang interval 3-7 hari
Pendarahan
o Etiologic :
disebabkan invasi sel sel kanker ke dalam pembulu darah dan meruska
pembulu darah.
bisa juga karena kerusakan hati,pemebrian antikoagulan
benturan pada tumor
o tatalaksana :
mengontrol pendarahan
mengganti cairan yang hilang
bisa dilakukan pemberian PRC, FFP, atau transfuse trombosit jika AT <20.000
Metastasis ke otak
o Tanda dan gejala :
Nyeri kepala berupa migrain atau kluster
Mual muntah tanda kenaikan TIK
Kejang
Gangguan neurologis fokal
o Terapi :
Menurunkan TIK mannitol
Mencegah kejang dengan obat gol benzodiazepin
Fraktur patologi
o Gejala : nyeri tulang, terdapat garis fraktur pada rontgent, deficit neurologis
o Terapi : terapi fraktur pada umunya
o
Kegawatan Onkologi
o Terapi :
Elevasi kepala 15 derajat untuk menurunkan edema di ekstremitas atas dan
wajah
Pemberian diuretic furosemide 40mg/12 jam
Kortikosteroid untuk menurunkan inflamasi pada area laring
deksametason 4mg/6 jam atau MP 500mg/6 jam
Ditunda pemberiannya jika curiga adanya limfoma
Thrombolitik atau antikoagulan jika dicurigai adanya penyebab thrombus
o Terapi definitive –
Radiasi, chemo, atau bedah
Stenting vena cava
Compression nervus spinalis
o Etiologic : diakibatkan pendesakan nervus spinalis oleh tumor (primer) atau akibat
adanya metastasis pada tulang (sekunder)
o Tanda dan Gejala
Penurunan sensoris pada dermatome nervus yang tertekan
Penurunan motoris pada myotom
Nyeri
o Terapi :
Imobilisasi mencegah kerusakan lebih lanjut
Steroid untuk menurunkan inflamasi pada nervus, deksametason 10 mg IV,
dosis maintenance 16 mg/jam
Pasang kateter urin untuk mengatasi retensi urin
Konsul saraf untuk MRI
Hiperkalsemia
o Etiopathogenesis disebabkan oleh akibat adanya PTH related protein, meningkatnya
calcitriol yang dihasilkan tumor, dan akitvitas osteoklastik oleh tumor yang metastasis
PTH related protein kebanyakan dihasilkan oleh tumor ex : ca mammae, ca paru.
PTH rP memiliki aktivitas yang sama seperti PTH sehingga dapat meningkatkan
absorpsi kalsium ke dalam darah
Reaksi osteoklastik dari metastasis tumor yang metastasis ke tulang
menginduksi aktivitas osteoklastik, sehingga calcium dalam darah meningkat
Calcitriol yang dilepaskan oleh tumor sering pada limfoma (NHL dan HL) ,
adanya calcitriol yang diproduksi tumor menyebabkan penurunan PTH
(feedback negative). Harusnya kan kalo ada hiperkalsemia akan memberikan
feedback negative terhadap PTH dan calcitriol, namun pada penderita kanker,
calcitriol
o Penegakkan diagnosis
Pemeriksaan albumin dan globulin karena kalsium kebanyakan akan terikat
dengan albumin ,sehingga jika terjadi hyperalbuminemia atau hipoalbumin
dapat menyebabkan calcium yang terdeteksi menjadi naik palsu atau rendah
palsu
Pemeriksaan ca 2+ >2.6 hiperkalsemia, >3.5 hiperkalsemia berat (butuh
penanganan lanjut)
Pemeriksaan PTH kecurigaan adanya hiperparatiroid pada pasien kanker
Pemeriksaan PTH-rP
o Terapi :
Pada hiperkalsemia ringan sedang tidak dibutuhkan immediate terapi
Pada hiperkalsemia berat (dengan nilai calcium corrected albumin >3.5) –
Hidrasi NaCl 1-2 L/2 jam hingga diuresis 100-150 ml/jam
Pemberian bifosfonat berupa zalodrenic acid 4 mg/ 15 menit IV atau
bentuk bifosfonat lain
Jika bifosfonat alergi, bisa diberikan
o Gallium nitrat 200mg/m2 selama 5 hari
o Kalsitonin subkutan atau IM 4-8 IU tiap 6-8 jam
o Pikamisin 25mcg/kgbb selama 3-6 jam, diulang interval 3-7 hari
Tumor Lysis Syndrome
o Etiologic : sering pada tumor padat yang highly proliferation, leukimia, atau limfoma
yang sensitf terhadap terapi
o Pathogenesis : penghancuran dari sel tumor menyebabkan keluarnya kalium, potassium,
dan purine, menyebabkan hiperkalemia, hiperfosfatemia, dan menghasilkan uric acid
sebagai hasil metabolisme dari purine.
o Gejala dan tanda
Terjadi dalam 48-72 jam post treatment
LDH yang tinggi serta GFR yang menurun pada saat pretreatment
Tanda tanda hiperkalemia menyebabkan adanya Tall T, VF, aritmia jantung,
mual muntah, nyeri perut, paralysis
Hipefosfatemia menyebabkan pembentukan kristal fosfat yang dapat
meyebabkan kerusakan ginjal
Hiperurisemia bisa menyebabkan AKI karena pembentukan kristal uric acid
pada tubulus
o Terapi
Allopurinol pre dan post treatment
Hidrasi NaCl 0,9% pre chemoterapi
Demam Neutropenia
o Definisi : demam >38 derajat, selama > 1 jam, dengan neutropenia <500 atau <1000 dan
akan terus turun dalam 48 jam
o Patogenesis :
Berdasarkan tempatnya, neutrophil dibagi jadi 3 area yaitu di BM (fase mitotic
dan maturase), di aliran darah (fase marginal), dan di jaringan (sekuestrasi).
Pada pasien kanker, chemotherapy menyebabkan penurunan pada produksi
neutrophil di BM
o Tanda gejala
Demam >38
Neutrophil <500
Jika sudah ada hipotensi dan tanda syok lain sepsis neutropenia
o Terapi
Rehidrasi hingga MAP >65 mmhg
Antibiotic broad spectrum
Mencari focus infeksi