Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI PUSKESMAS SEBA KABUPATEN SABU RAIJUA

HALAMAN JUDUL
GAMBARAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SEBA KABUPATEN SABU RAIJUA

OLEH:

ARIAND M. LULU NIM: 1607010252

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI PUSKESMAS SEBA
KABUPATEN SABU RAIJUA

GAMBARAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


SEBA KABUPATEN SABU RAIJUA

OLEH :

Ariand M. Lulu NIM. 1707010064

Telah disetujui untuk diajukan dalam seminar magang pada tanggal …..

Kupang, November 2020

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Panitia,

Dr. Pius Weraman, SKM., M.Kes Anna Henny Talahatu, S.Pi.,M.Si


NIP.19640501 198411 1 001 NIP.19810313 200801 2 016

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat dan perlindungan-Nya, saya telah menyelesaikan magang di
Puskesmas Seba Kabupaten Sabu Raijua, serta menyelesaikan penyusunan dan
pembuatan laporan dari hasil magang dengan baik.
Magang merupakan salah satu mata kuliah pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Nusa Cendana, yang berbasis kompetensi dan wajib
diprogramkan oleh setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan beberapa
persyaratan akademik, sebagaimana tertera pada pedoman Pendidikan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Undana. Tujuannya adalah untuk melengkapi pengalaman
dan keterampilan setiap mahasiswa/i FKM Undana guna meningkatkan
kompetensinya sesuai dengan bidang keilmuan pada masing-masing jurusan.
Melalui kegiatan magang ini, setiap mahasiswa/i diberikan kesempatan untuk
mengenal dunia kerja yang akan digelutinya, serta dapat menerapkan berbagai
ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya pada bangku perkuliahan dalam
menanggulangi permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi
di lokasi magang. Saya memperoleh pengalaman yang berharga karena dapat
melihat secara langsung permasalahan yang ada di wilayah kerja puskesmas Seba
seperti Diare yang salah satu penyebabnya diakibatkan kurangnya pengetahuan
dan ketrampilan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat (PHBS).
Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak sebagai berikut.
1. Bapak Dr.Apris Adu,S.Pt, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Nusa Cendana yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan magang dan memberikan pembekalan
tentang pedoman umum magang.
2. Panitia Magang FKM Undana tahun 2020 selaku fasilitator kegiatan magang.
3. Bapak Pius Weraman, S.KM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan
yang telah memberikan berbagai bimbingan serta arahan kepada saya selama
pelaksanaan magang di Puskesmas Seba Kabupaten Sabu Raijua.

ii
4. Kepala Puskesmas Seba beserta jajarannya yang telah bersedia menerima
saya sebagai mahasiswa magang dan membantu kelancaran pelaksanaan
magang.
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa FKM UNDANA, khususnya semua rekan
yang mengikuti kegiatan magang.
6. Orang tua, pacar, dan sahabat yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil demi kelancaran kegiatan magang ini.
7. Serta kepada pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga segala dukungan yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Instansi-instansi terkait serta masyarakat dalam
wilayah kerja puskesmas Seba.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, segala kritik maupun saran yang membangun sangat berguna demi
penyempurnaan laporan ini. Akhirnya, semoga laporan ini dapat menjadi referensi
dan juga sumber literatur yang bermanfaat untuk kita semua.

Kupang, November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Tujuan........................................................................................................... 3

C. Manfaat......................................................................................................... 3

BAB II METODE PELAKSANAAN MAGANG........................................... 5

A. Lokasi Dan Waktu Magang......................................................................... 5

B. Jenis Kegiatan...............................................................................................5

C. Jenis Data......................................................................................................5

D. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data.........................................................5

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG.....................................7

A. Data Umum Wilayah Tempat Magang.........................................................7

B. Situasi Sumber Daya Kesehatan...................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................14

iv
A. Hasil............................................................................................................14

B. Pembahasan.................................................................................................16

BAB VI PENUTUP........................................................................................ 19

A. Simpulan.................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Seba........................ 8


Tabel 3.2 Prasarana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Seba........................... 9
Tabel 3.3 Daftar Ketenagaan di Puskesmas Seba ............................................... 9
Tabel 4.1 Distribusi Penyakit Diare Di Puskesmas Seba Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2018........................................................................... 14
Tabel 4.2 Distribusi Penyakit Diare Di Puskesmas Seba Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2019........................................................................... 14
Tabel 4.3 Distribusi Penyakit Diare Di Puskesmas Seba Berdasarkan Jenis
Kelamin Dari Januari Sampai September 2020..................................15
Tabel 4.4 Distribusi Penyakit Diare Di Puskesmas Seba Menurut Kelompok
Umur Di Puskesmas Seba Dari Januari - September 2020................. 15
Tabel 4.5 Jumlah Penderita Yang Diberikan oralit............................................. 16
Tabel 4.6 Persentase Penderita Diare Per Kelompok Umur................................ 18

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keediaan Instansi


Lampiran 2 Absen Kegiatan Magang
Lampiran 3 Struktur Organisasi Puskesmas
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan Magang
Lampiran 5 Lembar Kegiatan Magang
Lampiran 6 Lembaran Konsultasi Laporan Magang

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas merupakan ujung tombak pembangunan
kesehatan dimana puskesmas memegang peranan penting dalam meningkatkan
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar
terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Secara fungsional puskesmas memiliki peran memberikan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu, membina peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat sebagai suatu upaya pembagunan
kesehatan. Selain itu, puskesmas juga memiliki fungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan yang mampu memberikan dampak positif terhadap
kesehatan, sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta
memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, terjangkau, adil
dan merata.
Pembangunan kesehatan telah dilaksanakan sejak dulu, namun
permasalahan kesehatan masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat hingga
saat ini. Masalah ini terkait dengan adalah minimnya akses terhadap air bersih,
rendahnya rumah yang memenuhi syarat kesehatan, kondisi lingkungan yang
buruk, rendahnya status gizi, rendahnya cakupan Imunisasi serta rendahnya
partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program upaya kesehatan.
Tentunya banyak faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut baik dari segi
ekonomi, sosial kesehatan dan lain sebagainya. Dengan adanya program-program
baru dengan inovasi dan pendekatan yang baik diharapkan mampu memberikan
dampak positif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

1
Menurut data profil kesehatan Nusa Tenggara Timur tahun 2017, terdapat
penyakit menular dan tidak menular yang masih tinggi dan ada yang mengalami
fluktuasi di setiap tahunnya. Berdasarkan data tahun 2017, menunjukan bahwa
sampai saat ini penyakit yang terbanyak ditangani oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas adalah Diare, disusuli dengan penyakit gastritis akut, myalgia,
hipertensi, dan penyakit kulit alergi (Profil Kesehatan Provinsi NTT tahun 2017).
Terjadinya kasus penyakit tidak terlepas dari perilaku masyarakat yang
secara sadar maupun tidak sadar melakukan suatu tindakan. Hal tersebut pun
terjadi di puskesmas Seba, berdasarkan data yang diperoleh bahwa masyarakat
belum sepenuhnya berperilaku sehat. Pada bagian ini, faktor perilaku menjadi
prediktor utama dalam terjadinya suatu masalah kesehatan. Tentunya perilaku
dipengaruhi oleh pengetahuan/informasi, kemauan, dan kemampuan individu
untuk dapat berperilaku hidup sehat. Selain perilaku, faktor lingkungan, ekonomi,
sosial dan kebijakan juga berpengaruh terhadap individu untuk dapat berperilaku
hidup bersih dan sehat. Keadaan lingkungan yang kurang mendukung seperti
kurangnya menjaga kebersihan rumah dan sanitasi lingkungan buruk juga menjadi
salah satu masalah di wilayah kerja puskesmas Seba. Berdasarkan data Puskesmas
Seba tahun 2020 dari bulan januari sampai bulan juni, pencapaian PHBS sebesar
55.6% dan ketersediaan jamban keluarga yang belum optimal.
Meningkatnya angka kesakitan serta rendahnya persentase rumah tangga
yang memenuhi PHBS dan memiliki jamban keluarga yang sesuai standar
menunjukkan belum optimalnya kinerja pembangunan kesehatan yang telah
dilakukan selama ini, terutama dalam program promosi kesehatan yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan m
asyarakat yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui be
rbagai saluran media dan teknik promosi kesehatan. Selain itu, diupayakan
program-program kesehatan yang inovatif dalam upaya mengubah pola pikir dan
perilaku masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan.
Berdasarkan data capaian program dalam upaya peningkatan
pembangunan kesehatan yang masih minim ini, maka perlu dilakukan kerjasama
dari berbagai lintas sektor dalam penanggulangan masalah kesehatan yang mana

2
penyelesaiannya membutuhkan intervensi dan sinergi, termasuk oleh masyarakat
dan lebih khususnya dalam hal ini individu yang secara langsung mengetahui
kondisi fisik, lingkungan dan kesehatannya. Puskesmas Seba sendiri sebagai salah
satu intansi pelayanan kesehatan tingkat pertama telah berkontribusi dengan
menjalankan berbagai program yang berkaitan secara langsung dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang juga meliputi program sanitasi berbasis total,
pemantauan dan pengelolaan ketersediaan air bersih dan ketersediaan jamban
layak bagi keluarga. Adapun salah satu upaya dalam bidang pendidikan yang
dapat dilakukan yaitu melalui program magang yang dilaksanakan oleh instansi
pendidikan kepada anak didiknya guna mengatasi masalah tersebut sesuai
kompetensi dan pengalaman bidang keilmuan yang dipelajari serta sebuah praktik
nyata dalam melakukan suatu bentuk upaya sesuai dengan teori yang telah
dipelajari.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengalaman kerja praktis kepada mahasiswa dalam
upaya meningkatkan keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan
tentang dunia kerja sesuai bidang peminatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melatih kemampuan mahasiswa untuk menerapkan kaidah-kaidah
ilmiah dalam menanggulangi permasalahan kesehatan masyarakat
yang dihadapi di dunia kerja sesuai dengan bidang peminatan
b. Melatih kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam tim
maupun di instansi tempat magang

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Magang
a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara institusi tempat magang dan Fakultas Kesehatan Masyarakat
b. Dapat membantu meringankan tugas-tugas kerja
c. Dapat bertukar ilmu dengan mahasiswa yang melakukan magang

3
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
a. Terjalinnya kerjasama bilateral antara universitas dengan instansi
b. Universitas akan dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman kerja magang yang dilakukan
c. Meningkatkan pengalaman dan pengetahuan mahasiswa di dunia kerja
3. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh gambaran umum situasi kerja di Puskesmas Seba
Kabupaten Sabu Raijua.
b. Mendapat pengalaman nyata yang terkait dengan aplikasi ilmu
kesehatan masyarakat yang telah dipelajari
c. Menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan,
pengorganisasian masyarakat dan program-program kesehatan

4
BAB II
METODE PELAKSANAAN MAGANG

A. Lokasi dan Waktu Magang


Kegiatan magang dilaksanakan di Puskesmas Seba, Kecamatan Sabu Barat
Kabupaten Sabu Raijua.
Waktu pelaksanaan magang berlangsung dalam dua tahap yakni tahap
pembekalan yang dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2020 yang dilakukan secara
online melalui Zoom Meeting dan tahap pelaksanaan pada tanggal 21 Oktober -
27 Oktober 2020 selama 6 hari kerja atau seminggu.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan selama magang dijalankan oleh mahasiswa
magang diantaranya sebagai berikut:
1. Mengikuti kegiatan Kesling yang dijalankan
Puskesmas
2. Mengambil data Puskesmas untuk dianalisis

C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data yang diperoleh di Puskesmas Seba Kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu
Raijua meliputi:
a. Profil Puskesmas Seba
b. Data Diare 3 tahun terakhir

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan seluruh data sekunder yang
telah diperoleh.
2. Penyajian Data

5
Penyajian data bertujuan agar hasil penelitian dapat dibaca dengan
mudah dan dipahami orang lain, juga dapat dianalisis dan disimpulkan.
Dari data-data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan
tabel.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

A. DATA UMUM WILAYAH TEMPAT MAGANG


1. Geografi
Puskesmas Seba berada di Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat,
Kabupaten Sabu Raijua. Puskesmas Seba merupakan salah satu Puskesmas
di wilayah Kabupaten Sabu Raijua yang secara administratif wilayah
kerja Puskesmas Seba terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan yaitu:
a. Desa Menia
b. Desa Delo
c. Desa Robo Aba
d. Desa Raemadia
e. Desa Raeloro
f. Desa Nadawawi
g. Desa Raekore
h. Desa Raenyale
i. Desa Remude
j. Desa Ledeana
k. Desa Depe
l. Desa Titinalede
m. Desa Teriwu
n. Desa Raenalulu
o. Desa Ledekepaka
p. Desa Raedewa
q. Desa Djadu
r. Kelurahan Mebba

Batas wilayah Kecamatan Sabu Barat:


a. Sebelah Utara : Laut Sawu
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sabu Liae

7
c. Sebelah Barat : Kecamatan Hawu Mehara dan Laut Sawu
d. Sebelah Timur : Kecamatan Sabu Tengah

Puskesmas Seba merupakan daerah dengan topografi 100% merupakan


daratan, yang memiliki luas wilayah 152,44 km2.
Jumlah penduduk sebanyak 35.126 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 6973
KK atau 4 jiwa/KK (Kecamatan Sabu Barat dalam Angka).

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Pada Wilayah Kerja Puskesmas Seba


DESA / KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK
Mebba 3619
Raeloro 2037
Nadawawi 2399
Raemadia 2508
Ledeana 2006
Robo Aba 1298
Menia 3335
Delo 1401
Raenyale 2290
Raekore 1983
Raemude 2135
Titinalede 878
Teriwu 1311
Raenalulu 1816
Depe 1650
Djadu 823
Raedewa 2351
Ledekepaka 1286
JUMLAH 35.126

2. Bangunan
Puskesmas Seba merupakan Puskesmas Rawat Inap yang berdiri sejak
tahun 1974 dan telah direnovasi beberapa kali. Dalam program perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat maka Puskesmas Seba
mempunyai 13 Pustu, 3 Polindes dan 1 Poskesdes yang terletak di Desa
Robo Aba.

8
B. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
1. Prasarana
Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Seba
terdapat prasarana pendukungnya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Prasarana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Seba

Tahun
No Nama Prasarana Jumlah Kondisi Ket
Pengadaan
1. Ambulance 2 1 Baik, 1 Rusak Ringan
2. Puskesmas Rusak Sedang
1
Keliling
3. Motor Baik 12, Rusak Ringan 2008 - 2014
14
1, Rusak Berat 1
4. Genset 1 Baik 2014
5. Sumber air: Rusak Sedang
1
Sumur
6. Komputer 2 1 Baik, 1 Rusak Sedang 2014 & 2016
7. Laptop 6 5 Baik, 1 rusak Berat 2015 - 2016
8. Printer 4 3 Baik, 1 Rusak 2015 - 2016
9. SPAL 1 Baik 2016

2. Ketenagaan
Tabel 3.3 Daftar Ketenagaan di Pukesmas Seba
Jumlah Pegawai
Ket
PKM Kontrak
No Profesi
/PUSTU PNS Dinas
Umum Prov Pusat
KPPKB
1 PKM Seba Dokter
- - 2 - -
Umum
Dokter Gigi - - 1 - -
Kesehatan
1 - - - -
Masyarakat
Bidan (DIII
8 - 3 - -
Kebidanan)
Bidan (SPK) 1 - - - -
Perawat (S1
Keperawatan - 1 1 - -
Ners)
Perawat (S1 1 - - - -

9
Keperawatan)
Perawat (DIII
9 - 1 - -
Keperawatan)
Perawat
2 - - - -
(SPK)
Perawat Gigi
- - 1 - -
(DIII)
Perawat Gigi -
1 - - -
(SPRG)
Farmasi 1 - - - -
Nutrisionis 1 - 3 - -
Sanitarian 1 - 3 - -
Analis
2 - 2 - -
Kesehatan
Tenaga Non
Kesehatan 1 - 2 - -
(SMA)
Supir (SMA) - - - - -
Cleaning
service - - 2 - -
(SMA)
2 Pustu Perawat - 3 1 - -
Menia Bidan - - 1 - -
3 Pustu Delo Perawat - - 1 - -
Bidan - - 1 - -
4 Poskesdes Perawat - 1 1 - -
Robo Aba Bidan - - 1 - -
5 Pustu Perawat - - 1 - -
Raemadia Bidan - - 1 - -
6 Pustu Perawat - - 1 - -
Nadawawi Bidan - - 1 - -
7 Pustu Perawat - - 1 - -
Raekore Bidan - - 1 - -
8 Pustu Perawat - - 1 - -
Raenyale Bidan - 1 1 - -
9 Pustu Perawat - - 1 - -
Raemude
Bidan - - 1 - -
(Eiwou)
10 Pustu Perawat - - 1 - -
Raemude
Bidan 1 - - - -
(Mapipa)
11 Polindes Perawat - - 1 1 -
Ledeana Bidan - - 1 - -
12 Pustu Depe Perawat - - 1 - -
Bidan - - 1 - -

10
13 Pustu Perawat - - 1 - -
Titinalede Bidan - - 1 - -
14 Pestu Perawat - - - 1 -
Teriwu Bidan 1 - - - -
15 Pustu Perawat - - 1 - -
Ledekepaka
Bidan - - - - 1
16 Pustu Perawat - - 1 - -
Raenalulu Bidan - - 1 - -
17 Pustu Perawat - - 1 - -
Raedewa Bidan - - - - 1
18 Pustu Djadu Perawat - - 1 - -
Bidan - - 1 - -

3. Pengorganisasian
a. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas
Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai dalam jangka
waktu tertentu, yang realistis dan dapat menyemangati upaya untuk
mewujudkan serta sejalan dengan fungsinya. Visi Puskesmas Seba
adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu,
Memuaskan, Profesional Untuk Mencapai Masyarakat Sehat dan
Produktif.”
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan dan sesuai
dengan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh staf
dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Puskesmas Seba dan
program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu yang akan
datang. Untuk mencapai visi tersebut di atas, Puskesmas Seba
mempunyai misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam rangka
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu
2) Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3) Meningkatkan kualitas kemandirian masyarakat untuk berperilaku
sehat dalam upaya mencapai masyarakat yang sehat dan produktif.

11
Yang menjadi tujuan Puskesmas Seba adalah:
1) Menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat
2) Memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan
pasien
3) Mewujudkan tata kelola Puskesmas yang profesional, akuntabel,
efektif dan efisien.

Motto Puskesmas Seba “MELAYANI DENGAN HATI”.


Tata Nilai yang dianut oleh Puskesmas Seba adalah “PRIMA”.
PRIMA singkatan dari:
1) Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik
2) Ramah
Memiliki sikap sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan
kerja
3) Inovatif dan Inisiatif
Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
4) Malu
Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
5) Akuntabel
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggungjawabkan.

b. Struktur Organisasi Puskesmas (Lampiran 3)


Struktur organisasi merupakan perwujutan yang menentukan hubungan
diantara fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggot
organisasi. Struktur orgaisasi Puskesmas Seba terdiri dari Kepala
Puskesmas, Kepala Sub Tata Usaha, Kelompok Jabatan Fungsional dan

12
Program. Masing-masing bekerja sesuai dengan uraian tugas yang telah
ditetapkan.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel 4.1 Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun


2018
JENIS KELAMIN
BULAN
L P
JANUARI 99 104
FEBRUARI 29 32
MARET 23 17
APRIL 12 17
MEI 30 42
JUNI 14 9
JULI 18 17
AGUSTUS 65 64
SEPTEMBER 53 54
OKTOBER 32 23
NOVEMBER 39 53
DESEMBER 29 30
JUMLAH 443 462
Sumber: Laporan Bulanan Diare Puskesmas Seba 2018

Berdasarkan tabel diatas, penderita diare berjenis kelamin perempuan lebih


banyak yaitu 462 kasus daripada penderita laki-laki yang berjumlah 443 kasus.

Tabel 4.2 Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019
JENIS KELAMIN
BULAN
L P
JANUARI 21 31
FEBRUARI 32 35
MARET 35 37
APRIL 20 32
MEI 30 42
JUNI 23 24
JULI 18 17
AGUSTUS 21 18
SEPTEMBER 19 16
OKTOBER 27 22

14
NOVEMBER 39 53
DESEMBER 29 30
JUMLAH 314 357
Sumber: Laporan Bulanan Penyakit Diare Puskesmas Seba 2019

Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2019 jumlah penderita diare lebih banyak
masih didominasi oleh perempuan dengan jumlah kasus 357 sedangkan pada laki-
laki jumlah kasus 314.

Tabel 4.3 Distribusi Penyakit Diare Menurut Jenis Kelamin Di Puskesmas


Seba Dari Bulan Januari - September 2020
Jumlah Kasus
BULAN
L P
JANUARI 29 23
FEBRUARI 48 33
MARET 20 28
APRIL 19 18
MEI 17 13
JUNI 21 17
JULI 18 17
AGUSTUS 21 18
SEPTEMBER 33 28
JUMLAH 226 195
Sumber: Laporan Bulanan Penyakit Diare Puskesmas Seba 2020

Berdasarkan tabel diatas, hingga september 2020 jumlah penderita diare lebih
banyak terjadi pada laki-laki yaitu sebanyak 226 kasus dibandingkan perempuan
yang berjumlah 195 kasus.

Tabel 4.4 Distribusi Penyakit Diare di Puskesmas Seba Menurut Kelompok


Umur Dari Januari sampai September 2020
Jumlah Kasus JUMLAH
KELOMPOK
UMUR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep
0 - < 6 bln 2 4 1 0 3 2 2 1 2 17
> 6 bln - < 1 thn 2 7 1 3 1 2 3 1 3 23
1 - 4 thn 21 23 11 8 2 6 15 15 27 128
5 - 9 thn 4 17 4 5 2 5 3 3 4 47
10 - 14 thn 3 6 1 2 1 0 5 2 3 23

15
15 - 19 thn 3 4 0 0 3 0 1 2 1 14
> 20 thn 27 19 30 19 18 23 6 15 21 178
JUMLAH 62 80 48 37 30 38 35 39 61 430
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Seba

Berdasarkan tabel diatas, penyakit diare lebih banyak terjadi pada kelompok umur
1 - 4 tahun dengan jumlah 128 kasus dan lebih sedikit terjadi pada kelompok
umur 15 - 19 tahun dengan jumlah 14 kasus.

Tabel 4.5 Jumlah Penderita Diare yang Diberi Oralit


BULAN Jumlah Penderita Yang Diberi Oralit
Januari 25
Februari 16
Maret 22
April 18
Mei 24
Juni 25
Juli 13
Agustus 15
September 32
JUMLAH 190

Berdasarkan tabel diatas, pemberian oralit untuk penderita diare lebih banyak
terjadi pada bulan september sebanyak 32 dan paling sedikit pada bulan juli
sebanyak 13.

B. PEMBAHASAN
Kasus Diare dapat terjadi karena saniatasi yang buruk, air yang tercemar, air
yang tidak dimasak terlebih dahulu, maupun dari faktor-faktor sosial budaya
tertentu. Bahaya utama diare yaitu kematian akibat tubuh kehilangan banyak air
dan garam yang terlarut atau dehidrasi.
Indikator Penanggulangan Penyakit Diare (P2 Diare) berdasarkan buku
pedoman pengendalian penyakit diare (Dirjen PP & PL, 2020) yaitu Angka
Penemuan Diare (case detection rate/CDR), cakupan pelayanan, kualitas

16
pelayanan (Pemberian Oralit dan Penggunaan Infus), angka kematian pada saat
KLB, dan % penderita diare perkelompok umur di sarana kesehatan.
Pada laporan ini, akan dibahas 3 indikator Penanggulangan Penyakit Diare
yaitu Angka Penemuan Diare (Case Detection Rate/CDR), kualitas pelayanan
(Pemberian oralit), dan % penderita diare perkelompok umur.
1. Angka Penemuan Diare (Case Detection Rate/CDR)
Target Penemuan Diare = 10% X Perkiraan

Keterangan:
Perkiraan penderita diare adalah angka kesakitan X jumlah penduduk
dalam 1 tahun.
JumlahPenderita
Perkiraan Penderita Diare = 1000 x Jumlah Penduduk
430
Perkiraan Penderita Diare = 1000 x 35.126
Sehingga, jumlah perkiraan penderita diare di wilayah kerja Puskesmas
Seba adalah 15.104,18.

2. Kualitas Layanan (Pemberian Oralit)


Jumlah Penderita Diare Diberi Oralit
Angka Penggunaan Oralit = Jumlah Penderita Diare Yang Dilayani
X100%
190
Angka Penggunaan Oralit = 430 X100%
Sehingga, Angka Penggunaan Oralit di Puskesmas Seba adalah 44,19%.

3. % Penderita Diare Perkelompok Umur


Jumlah penderita diare untuk tiap golongan umur di bagi dengan seluruh
penderita diare yang berkunjung ke sarana kesehatan dikali 100%.
Hasilnya akan diperoleh seperti tabel berikut.

17
Tabel 4.6 Persentase Penderita Diare Per Kelompok Umur

KELOMPOK
JUMLAH %
UMUR
0 - < 6 bln 17 3,95
> 6 bln - < 1 thn 23 5,35
1 - 4 thn 128 29,77
5 - 9 thn 47 10,93
10 - 14 thn 23 5,35
15 - 19 thn 14 3,26
> 20 thn 178 41,40

Berdasarkan tabel diatas, persentase penderita diare di Puskesmas Seba


paling tinggi adalah pada kelompok umur > 20 tahun yaitu 41,40 %. Hal ini
terjadi karena kelompok umur > 20 memiliki banyak rentang usia, yang
paling rentan terkena penyakit diare adalah pada kelompok umur 1 - 4
tahun yaitu memiliki persentase diare sebesar 29,77.

18
BAB V
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pelaksanaan magang Tahun 2020 di Puskesmas Seba Kabupaten Sabu
Raijua dilaksanakan selama satu minggu. Puskesmas Seba memiliki wilayah
kerja sebanyak 17 desaa dan 1 kelurahan.
Penyakit Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang tinggi di
Puskesmas Seba. Berdasarkan tinjauan dari indikator Pengendalian Penyakit
Diare yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat dilihat kualitas
layanan di Puskesmas Seba berdasarkan pemberian oralit adalah sebesar
44,19 % dengan kelompok yang rentan terhadap penyakit diare adalah
kelompok umur 1 - 4 tahun yaitu dengan persentase sebesar 29,77 %.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anurf , Utami. 2016. Metode Penelitian Bab Iii. Resopitory.Umy.Ac. Id


Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Profil Kesehatan Puskesmas Seba
Usman, 2015. Bab III Metode Penelitian.Pdf. Eprints.Uny.Ac.Id
(https://eprints.uny.ac.id/38420/3/BAB%20III%20METODE
%20PENELITIAN.pdf)

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga


kesehatan (http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-
pemerintah-nomor-32-tahun-1996-tentang-tenaga-kesehatan-.pdf)

http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttg-
Puskesmas.pdf

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PUSKESMAS_5.pdf

https://id.scribd.com/document/326055708/Fungsi-Dan-Peran-Puskesmas

https://Www.Ndaru.Net/Wp-Content/Uploads/Audit-Kinerja-Sektor-Publik-
Pengumpulan-Dan-Pengolahan-Data.Pdf

https://www.academia.edu/29936058/MAKALAH_STATISTIK_KESEHATAN

http://promkes.kemkes.go.id/desa-siaga

20

Anda mungkin juga menyukai