Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

(CAMSHAFT)

Dosen Pembimbing :

Dr. Imam Basori,S.T.,M.T.

Disusun Oleh :

Muhammad Ghifari Ukasya (1502619008)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK


MESIN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang
dengan pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga merambah dalam
bidang industri manufaktur. Sehingga saat ini manusia dituntut untuk mempunyai skill dan
kemampuan yang cukup untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bekembang dengan pesat. Salah satu cara untuk mengimbangi kemajuan
teknologi yaitu dengan cara mengubah pola pikir yang cenderung konsumtif menjadi pola
pikir yang kreatif dan inovatif dengan cara menciptakan suatu mesin yang dapat bermanfaat
khususnya dalam bidang industri.

Mesin yang diciptakan harus mempunyai mutu yang baik, meliputi kepresisian yang
tinggi, bentuk benda kerja yang kompleks serta kemampuan untuk menghasilkan produk
secara masal. Mesin-mesin ini diciptakan dengan tujuan untuk mengefisienkan waktu dan
tenaga. Ada banyak jenis mesin yang telah diciptakan, tetapi dengan menijau kebutuhan
yang ada penulis akan membuat mesin modifikasi camshaft.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan dalam dunia modifikasi motor 4 langkah yang
semakin pesat tetapi masih kurang mandiri dalam prosesnya, penulis ingin ikut serta
berperan memajukan perkembangan teknologi di Indonesia dengan cara membuat mesin
modifikasi camshaf. Dengan mesin modifikasi camshaft ini diharapkan para mekanik motor
4 langkah Indonesia dapat terus berinovasi khususnya dalam membuat kontur camshaft
(noken as) yang dinginkan untuk meningkatkan power mesin motor 4 langkah. Sehingga
para mekanik tidak hanya bergantung pada camshaft (noken as) racing yang
dijual dipasaran.

Camshaft atau yang disebut juga dengan noken as adalah komponen


penting pada motor 4 langkah yang berfungsi mengatur sirkulasi bahan bakar dan udara
yang masuk ke ruang bakar maupun mengatur gas hasil pembakaran keluar dari ruang
bakar.

Modifikasi camshaft ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan camshaft pada


putaran tinggi dimana dengan berubahanya kontur camshaft bisa memperlama waktu
pembukaan katup hisap dan katup buang. Sehingga campuran bahan bakar dan udara yang
masuk ke ruang bakar lebih banyak dan dapat menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi dari
pada pemakaian kontur camshaft standar.

Perubahan kontur camshaft yang dilakukan secara manual dengan menggunakan


mesin gerinda akan menghasilkan kontur camshaft yang kurang baik atau sering kurang pas
dengan apa yang diharapkan. Karena dalam proses perubahan kontur camshaft para
mekanik hanya mengandalkan pengalaman dan instingnya saja. Sedangkan bila dikerjakan
dengan menggunakan mesin modifikasi camshaft hasilnya akan lebih efektif dan efisien jika
dibandingkan dengan proses pengerjaan secara manual.
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah:

1. Bagaimana desain dari mesin modifikasi camshaft ?

2. Bagaimana proses pembuatan poros transmisi pada mesin modifikasi

camshaft ?

3. Bagaimana proses pembuatan rangka pada mesin modifikasi camshaft ?

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu Camshaft?

2. Apa saja alat dan bahan dalam pembuatan Camshaft?

3. Bagaimana tahapan proses dalam membuat Camshaft?

D. Tujuan

1. Mengetahui apa itu camshaft

2. Mengetahui apa saja alat dan bahan dalam pembuatan camshaft

3. Memahami tahapan proses dalam membuat camshaft


BAB II
Pembahasan

A. Camshaft
Camshaft atau biasa juga disebut sebagai noken as, merupakan komponen terpenting
dalam sepeda motor. Komponen ini mengatur timing Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati
Bawah (TMB) pada sepeda motor. Biasanya komponen ini dimiliki oleh mesin empat tak
yang banyak digunakan pada saat ini.

Metode Pemilihan Material Secara garis besar material dibagi dalam beberapa kelompok
besar. Fungsi yang spesifik dari material bisa di tentukan apabila induk materialnya sudah di
ketahui. Setiap material mempunyai struktur, mechanical properties, physical properties, dan
modification properties yang berbeda-beda.

Proses pembakaran gas pada mesin 4 langkah dikendalikan oleh mekanisme katup.
Mekanisme katup merupakan suatu mekanisme dalam engine yang memiliki tugas untuk
mengatur open-close engine valve (buka-tutup katup) saluran masuk dan buang pada ruang
bakar sebuah engine (motor bakar). Pada gambar berikut dapat dilihat bagaimana sistem kerja
dari mekanisme katup tersebut.

Sistem kerja mekanisme katup dimulai saat poros engkol berputar, maka akan mengakibatkan
berputarnya camshaft yang dihubungkan melalui timing chain dan roda gigi/sprocket.
Camshaft akan menggerakan rocker arm dan rocker arm akan menekan batang katup
sehingga terjadi pergerakan katup.
Camshaft yang disebut juga poros bubungan atau poros nok berfungsi untuk mengatur
membuka dan menutupnya katup hisap maupun katup buang (valve poppet) pada kepala
silinder. Bentuk camshaft berupa batangan silinder dengan panjang tertentu yang memiliki
bentuk khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai seperti telur pada badannya yang disebut
cam atau biasa juga disebut lobe atau bubungan. Bagian yang bernama cam/lobe inilah yang
akan bertugas menggerakkan katup mesin sehingga mampu membuka lubang masuk dan
keluar ruang bakar mesin dan waktu buka-tutup inilah yang dapat mempengaruhi tenaga pada
sebuah mesin.

Dalam proses kerjanya, camshaft berputar seiring dengan putaran mesin. Camshaft berputar
lebih lambat dari poros engkol karena jumlah gigi sprocket poros bubungan dua kali lebih
banyak dari pada jumlah gigi sprocket poros engkol. Cam atau lobe merupakan bagian dari
camshaft yang akan membuka dan menutup katup. Cam sendiri berbentuk seperti telur
dimana pada saat katup menyentuh bagian yang paling lonjong, maka katup akan terbuka.
Dan apabila katup bertemu dengan bagian yang paling datar maka katup akan terbuka.
Berdasarkan hal diatas, maka untuk menentukan material camshaft harus mempertimbangkan
hal-hal sebagi berikut :
• Tahan panas
Camshaft merupakan bagian dari suatu engine dimana terjadi pembakaran dan menimbulkan
panas. Oleh sebab itu material yang dipilih merupakan material yang tahan terhadap panas.
• Tahan putaran tinggi (kekuatan lelah tinggi)
Material camshaft haruslah yang tahan putaran tinggi karena dalam melakukan tugasnya,
camshaft berputar dengan kecepatan tinggi secara terus menerus.

• Tahan gesekan / aus


Untuk membuka dan menutup katup, terjadi kontak langsung antara cam/lobe dengan katup.
Oleh sebab itu material yang dipilih haruslah tahan terhadap gesekan/aus.
• Kekakuan (Stiffness) tinggi, agar tahan terhadap defleksi
• Ductile (Ulet)
Material camshaft harus cukup ulet agar tidak mudah terdeformasi plastis.
• Process ability yang baik (mampu dibentuk dengan proses manufaktur)
• Densitas rendah (ringan), agar komponen camshaft tidak terlalu berat.
• Harga murah (berkaitan dengan biaya produksi)

(1-2)---(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan lebih diutamakan dari sifat tahan putaran tinggi
(tahan lelah) karena ketika material tidak tahan panas dan gesekan maka dampaknya akan
berakibat kerusakan yang lebih cepat pada camshaft daripada akibat putaran tinggi secara
terus menerus.

(1-3);(1-4)---(1-0);(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan juga lebih diutamakan daripada
kekekuan dan keuletan karena sekaku dan seulet apapun material camshaft bila tidak tahan
panas dan gesekan akan percuma.

(1-5)---(0-1) Material yang lebih mampu proses lebih diutamakan karena sebaik apapun sifat
tahan panas dan gesekan material bila mampu prosesnya tidak baik maka dampaknya akan
sulit mencapai bentuk dan kualitas permukaan yang dikehendaki, dan juga cost yang
dibutuhkan akan lebih tinggi.

(1-6)---(1-0) Efek bobot camshaft terhadap bobot keseluruhan sistem tidak terlalu besar,
maka dari itu sifat tahan panas dan gesekan lebih diutamakan dari bobot material yang
ringan.

(1-7)---(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan material lebih diutamakan daripada harga
material karena apabila suatu material murah namun ketahanan panas dan gesekannya tidak
baik maka tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft.

(2-3);(2-4)---(1-0);(1-0) Ketahanan lelah material lebih diutamakan dari kekakuan karena


sekaku dan seulet apapun material bila ketahanan lelah terhadap putaran tingginya tidak baik
maka masa pakainya tidak akan lama.

(2-5)---(0-1) Material yang mampu prosesnya lebih baik lebih diutamakan karena
pengaruhnya pada kelancaran dan efektivitas proses manufaktur dari camshaft, serta kualitas
bentuk dan permukaan yang dukehendaki.

(2-6)---(1-0) Efek bobot camshaft terhadap bobot keseluruhan sistem tidak terlalu besar,
maka dari itu sifat ketahanan lelah terhadap putaran tinggi lebih diutamakan dari bobot
material yang ringan.
(2-7)---(1-0) Sifat ketahanan lelah material terhadap putaran tinggi lebih diutamakan daripada
harga material karena apabila suatu material murah namun ketahanan lelahnya tidak baik
maka tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft dan masa pakainya tidak akan lama.

(3-4)---(1-0) Material yang memiliki kekakuan dan kekerasan tinggi lebih diutamakan
daripada yang ulet karena dengan kekakuan dan kekerasan tinggi maka kemungkinan
terjadinya defleksi atau kerusakan akibat gesekan menjadi lebih kecil.

(3-5)---(1-0) Kekakuan dan kekerasan material lebih diutamakan dari sifat mampu proses
karena masih bisa dicapai dengan proses tertentu meskipun dengan cost proses yang sedikit
lebih besar.

(3-6)---(0-1) Akan lebih baik jika bisa didapatkan material yang memiliki kekakuan dan
kekerasan yang cukup tinggi namun tetap dengan bobot yang ringan, karena meskipun efek
bobot camshaft terhadap bobot sistem keseluruhan tidak terlalu besar namun juga tetap harus
diperhatikan.

(3-7)---(1-0) Kekakuan dan kekerasan material lebih diutamakan daripada harga material
karena apabila suatu material murah namun kekakuan dan kekerasannya tidak baik maka
tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft dengan baik.

(4-5)---(0-1) Material yang mampu prosesnya lebih baik lebih diutamakan karena
pengaruhnya pada kelancaran dan efektivitas proses manufaktur dari camshaft, serta kualitas
bentuk dan permukaan yang dukehendaki. Material yang sangat ulet akan lebih sulit untuk
diproses.

(4-6)---(1-0) Keuletan material lebih diutamakan daripada bobot material yang ringan karena
bobot camshaft pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap bobot sistem keseluruhan dan
keuletan material sendiri berfungsi menjaga camshaft terhadap kemungkinan deformasi
plastis.

(4-7)---(0-1) Harga material yang murah lebih diutamakan daripada keuletan material karena
keuletan pada camshaft tetap diperlukan namun tidak perlu terlalu tinggi sehingga
memungkinkan dicari material yang cukup ulet namun tetap murah.

(5-6)---(0-1) Masih memungkinkan untuk mencari material yang lebih ringan namun tetap
bisa diproses, maka bobot material bisa lebih diutamakan dari sifat mampu proses material.

(5-7)---(1-0) Harga murah material tetap harus memperhatikan sifat mampu prosesnya karena
akan percuma jika didapat harga murah dari material namun cost / biaya prosesnya justru
menjadi lebih tinggi.

(6-7)---(0-1) Masih memungkinkan untuk mencari alternatif material dengan harga murah
namun tetap memiliki bobot yang cukup ringan, maka harga material bisa lebih diutamakan
daripada bobot material yang ringan.
2. Menentukan Kandidat Bahan
Ada 3 kandidat bahan yang digunakan sebagai alternatif untuk bahan pembuatan camshaft,
yakni sebagai berikut :
- Cast Iron (Malleable)
Cast iron dipilih sebagai salah satu alternatif karena memiliki kekerasan yang tinggi dan
tahan untuk bekerja pada temperatur tinggi, dimana sifat ini diperlukan pada camshaft
terutama pada bagian bubungan (cam) yang mengalami gesekan secara terus-menerus.
- Steels (Carbon steel)
Carbon steel dipilih sebagai salah satu alternatif karena memliki sifat-sifat material yang
dibutuhkan pada camshaft seperti kekerasan (meskipun tidak setinggi cast iron), keuletan dan
ketahanan lelah yang cukup baik.
- Alumunium alloy (die cast)
Sementara alumunium die cast dipilih sebagai salah satu alternatif karena memiliki bobot
yang ringan dimana ini diperlukan supaya konstruksi menjadi lebih ringan dan efisiensi
bahan bakar menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian dan perhitungan di atas, maka bahan / material yang dipilih untuk
pembuatan camshaft adalah Cast Irons (Mallaeble)

III. Pemilihan Proses

Setelah melakukan proses pemilihan material, langkah selanjutnya adalah proses


pemilihan proses manufaktur. Proses ini perlu dilakukan untuk memilih proses manufaktur
yang sesuai untuk camshaft berdasrkan material yang telah dipilih dan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan kebutuhan camshaft yang dinginkan.
Karena material yang dipilih cast iron, maka proses pembuatan camshaft ini adalah
shaping (proses bentuk awal dengan pengecoran) dan finishing (penyelesaian akhir). Proses
shaping adalah proses pembentukan awal suatu produk dari suatu material. Sedangkan untuk
proses finshing sudah pasti menggunakan proses bubut untuk pembubutan diameter poros
yang ditumpu bearing, proses gerinda untuk penggerindaan dan pembentukan cam hingga
profil akhir dan proses poles untuk pemolesan permukaan cam hingga kehalusan tercapai.
Untuk menentukan metode yang digunakan bergantung dari beberapa faktor antara lain: jenis
material yang akan dibentuk, bentuk produk, toleransi, massa, kakasaran, kekakuan. Untuk
proses shapping adalah menggunakan proses pengecoran. Proses pengecoran yang mungkin
digunakan untuk cam ini adalah sand casting, die casting, dan investment casting.

1.Proses Sand Casting

Keuntungan dari sand casting adalah :


- Hampir semua logam dapat digunakan
- Hampir tidak ada batasan ukuran dan bentuk bagian
- Sangat kompleks
- Biaya peralatan murah
- Umumnya jalur dari pola langsung ke casting
Keterbatasan :
- Selalu memerlukan pemesinan
- Hasil permukaaan kasar
- Sulit untuk mendapatkan toleransi yang kecil
- Kemungkinan cacat pada beberapa material

2. Proses Die Casting

Keuntungan :
- Hasil permukannya halus
- Akurasi dimensi yang bagus
- Proses pembuatan cepat
Keterbatasan :
- Biaya cetakan mahal
- Terbatas pada logam non ferrous (untuk logam fero ditambah cold chamber)
- Pengerjaan terbatas pada part yang kecil

3. Proses Investment Casting

Gambar III.3 Proses investment casting


Keuntungan :
- Hasil produk mempunyai akurasi yang tinggi
- Hasil permukaan yang bagus
- Pengerjaan tidak terlau rumit
- Dapat mengecor semua logam
- Toleransi kecil.
Keterbatasan :
- Terbatas pada pegerjaan parts yang kecil
- Biaya pembuatan pola dan cetakan mahal
- Biaya tenaga kerja yang tinggi

Spesifikasi camshaft yang dinginkan yang berhubungan dengan proses manufaktur umumnya
adalah :
- Kekasaran kecil
- Toleransi kecil
- Ringan

Berdasarkan pertimbangan keuntungan dan keterbatasan dari beberapa proses casting dan
juga berdasarkan spesifikasi camshaft yang dinginkan, maka proses yang dipilh untuk metal
shaping pada camshaft adalah : Die Casting (cold chamber), prosesnya cepat dan
menghasilkan permukaan yang sudah halus serta ketelitian yang tinggi sehingga nantinya
proses finishing juga bisa lebih cepat. Dan untuk mass production proses ini akan lebih
efektif dan efisien.
IV. Kesimpulan

Dari uraian pemilihan bahan dan proses yang telah dijabarkan maka didapat alternatif
pembuatan canshaft dengan menggunakan bahan / material cast
iron dan proses shaping dengan die casting (cold chamber) serta finishing seperti pada
umumnya, yakni bubut, gerinda dan atau poles.
Perbedaan alternatif ini dari pembuatan camshaft pada umumnya adalah dari segi
material dan proses manufakturnya, yakni :
a. Pada umumnya material camshaft yang digunakan adalah carbon steel dengan macam-
macam jenis sesuai analisa spesifikasi dari masing-masing produsen.
b. Dengan carbon steel sebagai materialnya maka umumnya proses manufaktur camshaft
yang digunakan adalah :
- Shaping : proses bentuk awal bisa dengan proses pembentukan (forging) sampai
mendekati ukuran dan bentuk yang diinginkan dan atau dengan proses pembubutan sampai
bentuk dan ukuran toleransi finishing.
- Karena menggunakan material carbon steel maka diperlukan perlakuan panas (heat
treatment) untuk meningkatkan kekerasan camshaft sebelum proses finishing.
- Proses finishing sama untuk semua alternatif, yakni dengan proses gerinda dan atau
dengan poles pada bagian bubungan atau cam.

Untuk cost atau biaya dari metode alternatif ini diharapkan bisa lebih rendah daripada metode
pada umumnya mengingat proses yang diperlukan lebih singkat dan lebih sederhana. Nilai
pasti perbandingan belum bisa diprediksi karena diperlukan perhitungan lebih lanjut yang
mencakup banyak aspek, misalnya per berapa jumlah produk yang dibandingkan. Karena
pasti berbeda cost atau biaya yang dibutuhkan untuk membuat 10 produk dibandingkan 1000
produk untuk masing-masing metode, maka perbandingan harga produk nantinya juga akan
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

http://iantscientiest.blogspot.com/2013/01/pemilihan-bahan-dan-proses-
manufaktur.html

https://kumpulanpublikasi.files.wordpress.com/2017/04/syahbardia-2005-prediksi-
pembuatan-karakerisasi-material-camshaft-mobil-isuzu-panther1.pdf

https://www.academia.edu/28808960/SIMULASI_PENGECORAN_CAMSHAFT_MEN
GGUNAKAN_SOFTWARE_MAGMASOFT_VERSI_5_2_Helmi_Suryaputra_ST

Anda mungkin juga menyukai