Anda di halaman 1dari 4

Zat Gizi Makro

Zat gizi makro merupakan zat yang diperlukan manusia dalam jumlah yang besar sebagai
sumber energi dengan satuan gram. Zat gizi makro terbagi menjadi 3, yaitu karbohidrat, protein
dan lemak. Tubuh manusia memecah zat gizi makromenjadi molekul yang lebih kecil kemudian
akan mengubahnya menjadi energi. Satuan energi yang dihasilkan oleh kelompok zat gizi ini
disebut kalori dengan ukuran kilo (kkal).

1. Karbohidrat
Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti karbon dan hidrat yang merujuk kepada
air. Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat.
Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi tubuh. Selain menjadi
penyedia energi, karbohidrat juga memiliki fungsi sebagai pengatur metabolisme lemak,
penghemat protein, penyuplai energi otak dan saraf, penyimpan glikogen, dan pengatur
peristaltik usus dan pemberi muatan sisa makanan. Pada dasarnya, makanan kaya
karbohidrat dari golongan tumbuh tumbuhan adalah sereal gandum, buah-buahan, gula
(table sugar), dan sedikit di dalam sayur-sayuran. Dari golongan hewani hanya dapat
diperoleh dari susu dan madu.
2. Protein
Protein merupakan zat gizi makro yang juga mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen
namun dengan proporsi yang berbeda. Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu protos
yang berarti yang paling utama. Protein memiliki fungsi sebagai:
a. Membangun dan memelihara jaringan tubuh
b. Menjaga keseimbangan cairan
c. Berkontribusi dalam menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh
d. Bahan dasar pembentukan berbagai macam enzim dan hormone
e. Terlibat dalam pembentukan sistem imun
f. Membentuk glukosa dan menyediakan energi ketika asupan karbohidrat rendah
g. Protein juga dapat mengontrol nafsu makan karena dapat merangsang rasa kenyang

Pada umumnya, sumber protein nabati mengandung protein tidak lengkap, sedangkan
protein hewani mengandung protein lengkap

Protein Lengkap Protein Tidak Lengkap


Keju, susu, telur, daging ayam atau jenis Kacang tanah, jagung, kacang polong,
unggas, daging kambing, daging sapi, dan kacang kedelai, tahu, biji bunga matahari,
lain-lain. biji wijen, gandum, dan lain-lain.
3. Lemak
Secara umum, lemak menjalankan sejumlah peran penting dalam tubuh, yakni:
a. sebagai prekursor sintesis, kolesterol, dan hormone seks
b. sebagai media bagi vitamin larut lemak
c. sumber asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk menjaga kesheatan
d. menjaga temperature tubuh dari suhu luar yang ekstrem
terdapat 3 kelompok lemak besar berdasarkan derajat kejenuhannya dengan atom
hidrogen, yakni lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda.
Biasanya makanan dari hewani yang mengandung banyak lemak jenuh, sebaliknya
sumber nabati yang mengandung lemak tidak jenuh ganda, kecuali pada beberapa jenis
makanan seperti cokelat, kelapa, dan minyak kelapa sawit. Selain karena tingkat
kejenuhannya, terdapat satu lagi jenis lemak yang sering dikonsumsi, yaitu asam lemak
trans atau lemak trans. Terdapat dua jenis lemak trans, ada lemak trans alami dan lemak
trans buatan.

Lemak Jenuh Lemak Tidak Jenuh Tunggal Lemak Tidak Jenuh Ganda
Daging, kelapa sawit, Beberapa jenis minyak Tahu, kacang kedelai,
mentega, putih telur, susu seperti minyak zaitun, minyak bunga matahari,
dan produk olahannya, minyak kanola, minyak minyak kedelai, minyak
kelapa, dan lain-lain. kacang, alpukat, ikan jagung, dan lain-lainnya.
sarden, kacang-kacangan,
dan lain-lain.

Masalah zat gizi makro di Indonesia


1. Kekurangan energi protein
Di Indonesia, indikator yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi KEP
adalah berat badan menurut usia (BB/U). Manifestasi dari KEP dengan menggunakan
indikator tersebut adalah marasmus, kwashiorkor, dan gabungan dari keduanya.
Marasmus merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan asupan energi atau kalori
dari semua bentuk makronutrien yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
Penderita marasmus memiliki ciri kulit kering, rambut yang rapuh, diare kronis,
terlihat lebih tua dari usianya, tampak tidak bersemangat atau lesu, pertumbuhan
lambat, dan kekurangan berat badan. Marasmus dapat dicegah dengan
mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, susu, telur, ikan, kacang-kacangan,
minum ASI eksklusif 6 bulan pertama, mengonsumsi vitamin, serta menjaga
kebersihan dengan selalu menggunakan air yang bersih baik untuk makan, minum
dan mandi. Kwashiorkor merupakan gizi buruk karena kekurangan protein atau
kurangnya asupan makanan yang mengandung protein hewani. Kwashiorkor
ditandai dengan pembekakan di bagian bawah kulit. Selain pembekakan, penderita
kwashiorkor juga mengalami gejala lainnya seperti rambut kering dan rapuh, muncul
ruam atau dermatitis, lesu dan selalu mengantuk, gangguan tumbuh kembang, perut
membesar, kuku pecah dan rapuh, dan penurunan massa otot. . Kwashiorkor dapat
dicegah dengan mengonsumsi makanan yang kaya protein dan kalori, seperti
kacang-kacangan, biji-bijian, telur, daging tanpa lemak, dan seafood. Gabungan
marasmus-kwashiorkor dapat dikaitkan dengan gangguan disfungsi sel beta
pancreas, disamping risiko infeksi akut dan pembesaran hati. Gejala-gejala fisik yang
dapat muncul seperti rambut tipis, pandangan mata sayu, massa otot mengecil, dan
rewel. Penyebab KEP adalah asupan makanan yang rendah dan riwayat penyakit
infeksi yang berulang, yang disebut juga faktor penyebab langsung. Selain itu,
kondisi lingkungan, akses terhadap fasilitas kesehatan, dan ketahanan pangan
keluarga yang menjadi faktor penyebab KEP yang tidak boleh diabaikan.
2. Obesitas
Menurut WHO, prevalensi di seluruh dunia, obesitas lebih dari dua kali lipat dalam
kurun waktu 30 tahun. Secara keseluruhan, kurang lebih 13% dari populasi orang
dewasa di dunia mengalami obesitas yakni 11% pada laki-laki dan 15% pada
perempuan. Etiologi dari obesitas adalah multifaktor yang melibatkan komponen
lingkungan, gaya hidup, dan internal individu yang menghasilkan ketidakseimbangan
dan sebagian hasilnya adalah akumulasi jaringan lemak secara bertahap. Adanya
transisi demografi saat ini membawa perubahan gaya hidup termasuk pola makan,
misalnya kebiasaan makan makanan tradisional kini mengarah pada pola makan
modern yang mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat. Faktor-faktor
yang berkaitan dengan obesitas dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu faktor
sosial demografi, faktor gaya hidup, dan faktor internal individu. Pengukuran
obesitas pada orang dewasa dilakukan dengan mengklasifikasikan hasil perhitungan
indeks massa tubuh (IMT), sedangkan pada anak usia sekolah dan remaja
menggunakan indicator IMT menurut usia (IMT/U). Namun, penentuan kategori
obesitas menurut indicator berat badan menurut usia (BB/U) juga dapat dilakukan,
terutama bagi balita. IMT dapat dihitung menggunakan rumus:

Berat badan(kg)
IMT :
Tinggi badan2 (m)
Obesitas dapat dicegah dengan melakukan olahraga secara rutin, melakukan diet
sehat dan menjaga pola makan. Berfokus pada makanan yang rendah kalori,
makanan padat nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian, serta
menghindari lemak jenuh dan membatasi alkohol.
3. Stunting
Stunting menurut WHO merupakan gangguan tubuh kembang yang dialami anak
akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh yang
terlihat lebih pendeng dibandingkan dengan umur. Penyebab dari stunting adalah
rendahnya asupan gizi pada bayi sejak masih menjadi janin hingga bayi berumur 2
tahun. Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan asupan nutrisi calon ibu saat
hamil, memenuhi gizi anak dengan cara memberikan ASI eksklusif pada bayi selama
6 bulan awal dan dapat dilanjutkan hingga 2 tahun, serta memberikan MPASI yang
bergizi dan seimbang. Selain itu, perlu untuk memperhatikan kebersihan lingkungan
agar mampu menjaga kekebalan tubuh bayi, serta mengajarkan kepada anak
kebiasaan hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai