Anda di halaman 1dari 4

Nama : Najib Prassojo Ziyad

NIM : 1194030092

Kelas : MD 5B

Mata Kuliah : Manajemen Pelatihan Dakwah

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN DAKWAH

“Kaifiyat Pengurusan & Pemulasaran Jenazah”

A. Latar Belakang
Alquran menegaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti mati, Kullu nafsin
dzaiqotul maut. Dengan penegasan ini jelaslah bahwa tidak seorangpun yang mampu
menghalangi malaikat izroil untuk mencabut nyawanya. Jadi kematian (al-maut)
merupakan kepastian yang sulit dipungkiri. Masalah besar yang harus menjadi
perhatian adalah apakah kematian kita Khusnul khotimah ? Apakah keluarga kita
mampu melaksanakan kewajiban dalam pengurusan jenazah kita dengan cara-cara yang
benar seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.?
Allah menciptakan hidup dan mati sebagai ujian bagi manusia. “Dialah Allah yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalannya…” (QS al-Mulk, 2). Orang yang terbaik amalannya adalah orang yang
memaksimalkan perannya di dunia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah. Pada
saat yang sama, ia sedang menyusun rencana besar untuk beribadah kepada Allah agar
kematiannya kelak dalam keadaan khusnul khotimah atau wafat bersama al-abrar,
orang-orang yang selalu berbuat baik
Kematian merupakan salah satu ujian yang Allah timpakan kepada hamba-Nya
menurut Rasulullah Saw., kematian merupakan penghancur kelezatan dan kenikmatan
dunia. Karena itu, beliau mengingatkan bahwa perbanyaklah ingat mati untuk
melembutkan hati. Lalu, mengapa harus ada musibah kematian ? Tujuannya, Allah
ingin menjadikan hamba-Nya sebagai orang yang mati syahid atau keluarganya yang
ditinggalkan oleh jenazah menjadi orang yang memiliki ahsan amalan, amal terbaik di
sisi Allah.
Seperti yang sudah diungkapkan bahwa masalah terbesar yang sering kita hadapi
apa cara paling baik agar kita tidak mati kecuali dalam keadaan tetap muslim. Demikian
pula cara penanganan dan pengurusan jenazah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah
Saw
Fakta dan realitas yang terjadi di lapangan dan kehidupan sehari-hari menunjukkan
bahwa pengurusan dan penanganan jenazah masih banyak cara yang bertentangan
millah yang diwariskan oleh Rasulullah Saw. Bahkan, tidak sedikit cara penanganan
yang bersinkretis dengan adat-istiadat Hindu-Budha yang notabene bertentangan secara
akidah.
Beberapa contoh yang bisa disebut misalnya, penggunaan bunga air atau sesajen
yang sebenarnya tidak pernah ada pada zaman Rasulullah Saw dan sahabat. Demikian
pula keharusan keluarga untuk berjalan di kolong peti jenazah dengan keyakinan agar
anggota keluarga bisa segera melupakan jenazah. Mereka melakukan ini semua tanpa
ilmu. Tetapi, anehnya, mereka merasa berilmu. Inilah salah satu penyakit umat yang
sangat berbahaya. Mereka, sebenarnya, adalah orang yang tidak tahu bahwa mereka itu
tidak tahu (baca: bodoh).
Di sisi lain, banyak tenaga pelaksana di Kompleks Pemakaman yang bekerja tanpa
ilmu. Lihatlah para tukang gali kubur, atau bahkan pelayatnya yang, memasuki
kompleks pemakaman, tanpa mengindahkan adab. Tidak sedikit di antara yang
menginjak-injak atau menduduki kuburan. Bagi mereka sekali lagi karena
kebodohannya tindakan itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa, tidak ada masalah.
Demikian pula banyak keluarga yang tidak memahami tata cara pengurusan dan
pengelolaan jenazah atas dasar ilmu. Tidak sedikit pula yang kemudian menyerahkan
pengurusan dan pengelolaan jenazah ini diserahkan sepenuhnya kepada orang lain,
sementara anggota keluarga hanya “menonton” prosesi pengurusan jenazah itu. Padahal
pengurusan dan pengelolaan jenazah apalagi jenazah itu saudara kandung merupakan
fardhu’ain.
Berdasarkan fenomena-fenomena itulah kami membuat pelatihan ini yang sangat
berharga ini. Dengan kajian dan telaah yang sangat kritis pelatihan ini akan meluruskan
kebiasaan lama yang banyak bertentangan dengan kebiasaan tentang pengurusan
jenazah. Namun, peserta harus siap untuk berlapang dada untuk menerima dalil-
dalilnya, karena boleh jadi, ada kebiasaan kita yang ternyata keliru setelah mengikuti
pelatihan ini. Jadi, bukalah hati singkirkan kesombongan dan bersikaplah sami’naa wa
atha’naa terhadap dalil-dalil Alquran dan hadis atas dasar ilmu.
B. Tujuan Pelatiahan
Melalui pelatihan bagi dakwah ini diharapkan:
1. Meluruskan kebiasaan yang dianggap keliru tentang pengurusan jenazah di
masyarakat.
2. Kaderisasi terhadap generasi selanjutnya.
C. Peserta Pelatihan dan Instruktur
1. Peserta
Peserta pelatihan ini terdiri dari 50 orang peserta, yang dibagi dalam dua kelompok
akhwat dan ikhwan, dari kalangan pemuda dan masyarakat umum.
2. Instruktur
Instruktur terdiri atas pada Ustadz dan Ustadzah, yang terdiri atas:
a. Ust H. Nurdin Sa’bana
b. Iis Tuti Riani
D. Materi Pelatihan
1. Talqin
2. Adab Mendapatkan yang Menghembuskan Nafas terakhir
3. Memandikan Jenazah
4. Mengafani Jenazah
5. Praktik Memandikan dan Mengafani Jenazah
6. Shalat Jenazah
7. Mengebumikan Jenazah
8. Upacara-upacara Setelah Selesai Menguburkan
9. Hal-Hal Bermanfaat Untuk Mayit
10. Ziarah Kubur
E. Metode Pelatihan
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pelatihan pengurusan
Jenazah, diantaranya ceramah, diskusi, simulasi, latihan.
F. Tahapan Pelatihan
Secara garis besar penyelenggaraan pengurusan jenazah dilaksanakan 3 (tiga)
tahapan kegiatan yaitu:
1. Persiapa Pelatihan Pengurusan Jenazah
a. Pembentukan panitia penyelenggara
b. Pendaftaran calon peserta
c. Pendaftaran ulang peserta kepada panitia penyelenggara pelatihan
d. Penugasan instruktur dan pembimbing disesuaikan dengan materi dan
peserta
e. Penyiapan kelengkapan pelatihan, diantanya kain kafan, tempat
memandikan jenazah
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Pembukaan sebagai awal pelaksanaan pelatihan
b. Pemamaran materi dari isntruktru
c. Praktek
3. Pelaporan
a. Penyusunan laporan pelatihan, disusun oleh panitia
b. Pencetakan sertifikat
G. Penyelenggara
1. Ketua : Najib Prassojo Ziyad
2. Anggota : PC. Pemuda Persatuan Islam Cileunyi
H. Waktu Penyelenggaraan
Penyelenggaran pelatihan dilaksanakan selama 1 hari
I. Tempat
Tempat pelatihan berlokasi di Masjid dan Madrasah Nurul Ilmi Jl. Pandanwangi
7 Desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi, Kab. Bandung.
J. Biaya
1. Rotibah Ustadz Rp. 750.000
2. Kain Kafan Rp. 1.200.000
3. Operasional Rp. 500.000
4. Konsumsi Rp. 500.000
5. Evaluasi Rp. 500.000

Total Biaya Rp. 3.250.000

K. Lain-Lain
Hal-hal yang belum ditentukan dalam proposan ini diatur lebih lanjut dalamm
pelaksnaan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai