Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN

PERUNDANGAN
PENYUSUNAN
RENCANA KEHUTANAN
OLEH:
ANANDA SALSABILA HARIES (M011191264)
PERENCANAAN HUTAN D
01 02 03
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN PERATURAN PEMERINTAH RI NO
HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK 23 TAHUN 2021 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NO 44
INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2021 PENYELENGGARAAN TAHUN 2004 TENTANG
TENTANG TATA HUTAN DAN KEHUTANAN PERENCANAAN KEHUTANAN
PENYUSUNAN RENCANA
PENGELOLAAN HUTAN
1. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2021 TENTANG TATA
HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN

Rencana pengelolaan Hutan disusun berdasarkan hasil inventarisasi dan rancangan


Tata Hutan. Rencana pengelolaan Hutan meliputi:

• RPHJP jangka waktu 10 (sepuluh) tahun:

-RPHJP KPHL atau RPHJP KPHP disusun oleh kepala KPH untuk setiap unit pengelolaan Hutan dan
dilaporkan kepada Kepala Dinas oleh KPH yang melibatkan UPT yang terkait lingkup Kementerian.

-paling sedikit memuat: a. deskripsi wilayah, b. visi dan misi, c. potensi sumber daya, d. kondisi yang
dihadapi, e. analisis proyeksi, f. strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan Hutan yang
meliputi Tata Hutan, pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan, rehabilitasi Hutan dan
reklamasi, perlindungan dan pengamanan Hutan, serta konservasi alam;g. rencana kegiatan
pengelolaan KPHL dan/atau KPHP memuat perencanaan organisasi yang didalamnya memuat
pengembangan sumber daya manusia, pengadaan sarana dan prasarana, dan pembiayaan;h.
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; ataui.
kegiatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

.
-Penyusunan RPHJP memperhatikan: a. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) danRencana Kehutanan
Tingkat Provinsi (RKTP), b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi (RPJMP), c. program dan kebijakan nasional dan daerah yang terintegrasi
dengan rencana kerja pemegangPBPH/persetujuan, d. aspirasi, peran serta, dan nilai budaya masyarakat serta
kondisi lingkungan setempat; dane. memuat semua aspek pengelolaan Hutan lestari.

-Kepala Dinas mengusulkan penilaian dan pengesahan usulan RPHJP yang dilengkapi dengan dokumen elektronik
kepada Direktur Jenderal..

-Penyusunan dan penilaian RPHJP KPHL atau RPHJP KPHP dilakukan melalui Sistem Informasi Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Panjang (SI-RPHJP).

-Permohonan pengesahan RPHJP disampaikan oleh Kepala Dinas dengan dilengkapi dokumen elektronik kepada
Direktur Jenderal.-Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan RPHJP KPHL atau RPHJP KPHP dalam bentuk
keputusan berdasarkan hasil pembahasan penilaian usulan RPHJP yang telah diperbaiki.

-Pedoman penyusunan RPHJP merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
• RPHJPd jangka waktu 1 (satu) tahun:

-PRGJPd disusun oleh kepala KPH paling lambat 1(satu) tahun setelah RPHJP ditetapkan. RPHJPd disusun
sesuai dengan RPHJP yang telahditetapkan.

-paling sedikit memuat: a. kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KPH, b. kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh pemegang PBPH, c. persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan/pengelolaan perhutanan sosial di
wilayah KPH, d. tujuan pengelolaan Hutan lestari dalam KPH yang bersangkutan;e. evaluasi hasil rencana
jangka pendek sebelumnya, f. target yang akan dicapai, g. basis data dan informasi, h. status neraca sumber
daya Hutan, i. pemantauan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan dan j. partisipasi para pihak.

-RPHJPd yang telah disusun dengan penilaian oleh pejabat pada Dinas Provinsi yang membidangi urusan
perencanaan Hutan dan penetapan oleh Kepala Dinas.

-RPHJPd KPH yang telah ditetapkan beserta dokumen elektronik disampaikan kepada kepala KPH, dan
salinannya disampaikan kepada Menteri dan kepala UPT.

-Dalam hal SI-RPHJPd sebagaimana dimaksud jika belum tersedia atau tidak dapat diakses, rusak atau
mendapat gangguan karena sebab kahar (force majeur) maka proses dapat dilakukan secara manual.
2. PERATURAN PEMERINTAH RI NO 23 TAHUN
2021 TENTANG PENYELENGGARAAN
KEHUTANAN

Penyusunan Rencana Kehutanan terdiri atas:

1.jenis rencana Kehutanan:

-jenis rencana kehutanan disusun menurut skala geografis yang meliputi tingkat nasional dan tingkat
provinsi. tingkat nasional disusun dengan mengacu pada hasil inventarisasi Hutan tingkat nasional dan
dengan memperhatikan aspek lingkungan strategis sedangkan tingkat provinsi disusun berdasarkan hasil
inventarisasi Hutan tingkat provinsi dan memperhatikan rencana Kehutanan tingkat nasional.

-fungsi pokok Kawasan Hutan meliputi Hutan Konservasi, Hutan Produksi, dan Hutan
Lindung.Penyusunan rencana pengelolaan Hutan berdasarkan fungsi pokok Kawasan Hutan meliputi
penyusunan rencana unit KPH konservasi, penyusunan rencana unit KPH lindung dan penyusunan
rencana unit KPH produksi.

-jangka waktu perencanaan meliputi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek.Penyusunan
rencana Kehutanan pada setiap tingkatan meliputi seluruh fungsi pokok Kawasan Hutan dan jangka
waktu perencanaan. Rencana yang lebih tinggi baik dalam cakupan wilayah maupun jangka waktunya
menjadi acuan bagi rencana yang lebih rendah. tata cara penyusunan rencana Kehutanan, proses
perencanaan, koordinasi, dan penilaian
2.Tata Cara Penyusunan Rencana Kehutanan, Proses Perencanaan,
Koordinasi, dan Penilaian:

-Penyusunan rencana Kehutanan tingkat nasional dilakukan oleh


Kementerian.

-Penyusunan rencana Kehutanan tingkat provinsi dilakukan oleh


instansi Kehutanan provinsi.

-Penyusunan Rencana Kehutanan dilakukan konsultasi publik.

-Rencana Kehutanan tingkat nasional disahkan oleh Menteri.

-Rencana Kehutanan tingkat provinsi disahkan oleh gubernur.


3.sistem Perencanaan Kehutanan:

Proses Penyusunan Rencana Kehutanan dilakukan melalui sistem Perencanaan Kehutanan.

4.evaluasi dan pengendalian pelaksanaan rencana Kehutanan:

-Evaluasi dan pengendalian pelaksanaan rencana Kehutanan bertujuan untuk mengukur


efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan dari rencana yang telah ditetapkan.

-Evaluasi dan pengendalian pelaksanaan rencana Kehutanan pada:

a. tingkat nasional dilaksanakan oleh Menteri

b. tingkat provinsi dilaksanakan oleh gubernur,

c. KPH konservasi dilaksanakan oleh Menteri; dan

d. KPH lindung dan KPH produksi yang dilaksanakan oleh gubernur


3.PERATURAN PEMERINTAH NO 44 TAHUN 2004
TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN

Penyusunan rencana kehutanan Berdasarkan Hasil Inventarisasi Hutan dengan


mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan strategis dan kondisi sosial masyarakat,
Pemerintah menyusun Rencana Kehutanan. Penyusunan rencana kehutanan terdiri dari :

1.Jenis Rencana Kehutanan:

-Rencana Kawasan HutanBerdasarkan skala geografis, rencana kawasan hutan meliputi


Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN), Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP)
dan Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/Kota (RKTK).

-RKTN disusun dengan mengacu pada Hasil Inventarisasi Hutan tingkat Nasional dan NSDH
Nasional, serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, RTRWN
dan aspek lingkungan strategis.

-RKTP disusun berdasarkan Hasil Inventarisasi Hutan tingkat Provinsi dan NSDH Provinsi,
serta memperhatikan RKTN, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi, RTRWP dan
aspek lingkungan strategis provinsi.

-RKTK disusun berdasarkan Hasil Inventarisasi Hutan tingkatKabupaten/Kota dan NSDH


Kabupaten/Kota, serta memperhatikan RKTP, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten/Kota, RTRWK dan aspek lingkungan strategis kabupaten/kota.
-Rencana Kawasan Hutan digunakan sebagai dasar untuk Pemberian Izin Pemanfaatan Hutan
dan Izin Penggunaan Kawasan Hutan, Pelaksanaan Rencana Teknis Rehabilitasi dan Reklamasi,
serta Pelaksanaan Perlindungan dan Konservasi Hutan.

-Ketentuan Pemberian Izin Pemanfaatan Hutan dan Izin Penggunaan Kawasan Hutan,
Pelaksanaan Rencana Teknis Rehabilitasi dan Reklamasi, serta Pelaksanaan Perlindungan dan
Konservasi Hutan diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.

-Rencana Pembangunan Kehutanan.Rencana Pembangunan Kehutanan Jangka Menengah terdiri


dari Rencana Strategis KeMenterian Kehutanan, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) Provinsi, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD) Kabupaten/Kota, Rencana Strategis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Renstra KPH)

-Rencana Pembangunan Kehutanan Jangka Pendek terdiri dari Rencana Kerja KeMenterian
Kehutanan, Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Provinsi, Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kabupaten/Kota dan Rencana Kerja Kesatuan
Pengelolaan Hutan (Renja KPH).

-Rencana Pembangunan Kehutanan yang lebih tinggi berdasarkan jangka waktunya menjadi
acuan bagi Rencana Pembangunan Kehutanan yang lebih rendah.

-Rencana pembangunan kehutanan merupakan pedoman bagi penyusunan anggaran dan


pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2. Substansi Rencana Kehutanan:

-Substansi rencana kehutanan meliputi seluruh aspek Pengurusan Hutan


dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kehutanan.

-Aspek pengurusan hutan meliputi kegiatan penyelenggaraan:

a. Perencanaan Kehutanan;

b. Pengelolaan Hutan, yang meliputi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan,


Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan, Rehabilitasi dan
Reklamasi serta Perlindungan dan Konservasi Hutan

c. Penelitian dan Pengembangan

d. Pendidikan dan Latihan;

e. Penyuluhan Kehutanan

d. Pengawasan.-
3. Tata Cara Penyusunan Rencana Kehutanan, Proses, Koordinasi, Penilaian, dan Pengesahan
Rencana Kehutanan:

-Tata Cara Penyusunan Rencana Kehutanan pada setiap tingkatannya sebagai berikut:

a. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional disusun oleh Instansi PerencanaKehutanan Nasional, yang
dinilai melalui konsultasi para pihak, dandisahkan oleh Menteri.

b. Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi disusun oleh Instansi KehutananProvinsi, yang dinilai melalui
Konsultasi Para Pihak dan disahkan olehGubernur.

c. Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/Kota disusun oleh InstansiKehutanan Kabupaten/Kota,


yang dinilai melalui konsultasi para pihak dandisahkan oleh Bupati/Walikota.

d. Rencana Pengelolaan KPH disusun oleh Kepala KPH, yang dinilai melaluikonsultasi para pihak dan
disahkan oleh Menteri.

-Tata cara penyusunan rencana pembangunan kehutanan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri.
THANK U !

Anda mungkin juga menyukai