Anda di halaman 1dari 33

 Audit sektor pendidikan: proses sistematik

dan objektif dari penyediaan dan evaluasi


bukti-bukti yang berkenaan dengan
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi guna memastikan derajat atau
tingkat hubungan antara pernyataan dengan
kriteria yang ada serta mengomunikasikan
hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
 Bukti audit pendidikan adalah segala informasi yang
mendukung angka-angka atau informasi lain yang
disajikan dalam laporan pendidikan yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya.
 Ada bebera tipe bukti audit pendidikan yang harus
diperoleh auditor dalam auditnya, yakni:
pengendalian intern, bukti fisik, bukti konfirmasi,
bukti dokumenter, catatan akuntansi, bukti surat
pernyataan tertulis, bukti matematis, bukti lisan,
bukti analitis dan perbandingan, serta bukti
elektronik.
a. Struktur Pengendalian internal >> meliputi
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan yang
menyediakan kepastian bahwa sasaran organisasi
pelayanan pendidikan yang khsusus akan tercapai.
Contoh: kebijakan dalam SPI dinas pendidikan,
prosedur dalam SPI dinas pendidikan.

b. Bukti fisik >> diperoleh dalam perhitungan aset


berwujud, terutama kas, persediaan, dan hasil
kegiatan pendidikan yang berupa fisik. Contoh: nota,
pembelian barang yang dibeli, gedung kelas yang
selesai dibangun, dll.
c. Bukti Konfirmasi >> bukti yang sangat tinggi tingkat
reliabilitasnya hal ini dikarenakan bukti konfirmasi berisi
informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung.
Contoh : pemeriksaan kas di bank dikonformasikan ke
bank klien, pemeriksaan piutang pajak dikonfirmasikan ke
wajib pajak, pemeriksaan pada masyarakat yang menjadi
sasaran atau terlibat dalam kegiatan pendidikan seperti
proses belajar mengajar.
d. Bukti dokumenter >> merupakan bukti yang sangat
penting dalam audit pendidikan. Contoh: notulen rapat,
faktur pembelian, foto kegiatan, laporan kegiatan
pendidikan dan kontrak kegiatan.
e. Catatan akuntansi >> seperti jurnal dan buku besar, merupakan
sumber data yang digunakan untuk membuat laporan keuangan,
oleh karenanya bukti yang berupa catatan akuntansi merupakan
obyek yang harus diperiksa dalam audit laporan keuangan
pendidikan. Contoh: jurnal penerimaan dan pengeluaran kas
sekolah, buku besar sekolah, anggaran biaya investasi sekolah,
dll.
f. Bukti surat pernyataan tertulis >> pernyataan yang
ditandatangani satu individu yang bertanggungjawab dan
memiliki pengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian
tertentu terkait program dan kegiatan organisasi pelayanan
pendidikan yang diaudit. Contoh: surat pernyataan kesanggupan
membayar iuran pembangunan sekolah oleh orangtua peserta
didik, surat kerjasama antara sekolah dengan perusahaan
kontraktor terkait pembangunan kelas baru, dll.
g. Bukti matematis >> bukti audit yang bersifat
kuantitatif, digunakan untuk pembuktian ketelitian
catatan akuntansi organisasi pelayanan pendidikan.
Contoh: perhitungan aset, perhitungan depresiasi,
dll.
h. Bukti lisan >> jawaban atas pertanyaan auditor
kepada responden merupakan bukti lisan. Bukti lisan
memiliki keterandalan yang sangat tergantung
kepada pengarah auditor dalam mendapatkan bukti-
bukti lisan tersebut. Contoh: bukti rekaman
wawancara dengan responden, transkrip hasil
wawancara, video wawancara dengan responden, dll.
i. Bukti analitis dan perbandingan >> bukti yang diperoleh dari
perbandingan dan hubungan antar data untuk menentukan
apakah saldo akun atau kesimpulan hasil kegiatan yang disajikan
cukup masuk akal. Contoh: perbandingan antara jumlah biaya
reparasi tahun sekarang dengan tahun lalu dan penyelidikan
perbedaan yang terjadi untuk menentukan penyebab kenaikan
atau penurunannya
j. Bukti elektronik: informasi yang dihasilkan oleh alat elektronik
yang digunakan auditor sebagai dasar dalam memberikan
pendapat tentang penegasan. Contoh: penggunaan komputer,
sensor, magnetic media, scanner, dan alat elektronik lainnya
yang berkaitan dengan penciptaan, manipulasi, transmisi, dan
penerimaan data.
1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Pengajuan pertanyaan
4. konfirmasi
 Maksud suatu program audit pendidikan adalah untuk
mengatur secara sistematis prosedur audit pendidikan
yang akan dilaksanakan selama audit berlangsung.
 Auditor menentukan tujuan audit spesifik yang telah
dikembangkan berdasarkan asersi audit ketika
mengembangkan program audit.
 Dalam melaksanakan audit pendidikan, perlu untuk
menyusun program audit untuk tahap audit pendahuluan,
tahap review, dan pengujian sistem pengendalian
manajemen dan tahap pelaksanaan audit terinci.
Di dalam melakukan audit atas organisasi pelayanan pendidikan, prosedur audit
pendidikan yang harus ditempuh oleh auditor adalah sbb:
1. Perekaman atau pencatatan sistem akuntansi
2. Review dan evaluasi pendahuluan
3. Pengujian kepatuhan
4. Mencocokkan laporan pendidikan sebagai dasar pokok perekaman kegiatan
maupun transaksi
5. Pengujian substantif untuk memperkuat atau membenarkan kegiatan
pendidikan atau transaksi keuangan yang mendasari laporan pendidikan
6. Analisis menyeluruh
7. Pengujian terperinci
8. Memastikan kesesuaian kode dan rekening organisasi pelayanan pendidikan
9. Memastikan keseuaian dengan standar akuntansi
10. Pengujian kebenaran dan kejujuran
11. Pengujian analitis
12. Audit peristiwa setelah tanggal neraca
13. Pengujian laporan manajemen organisasi pelayanan pendidikan
14. Surat representasi
15. Review partner atau auditor atas kerja audit pendidikan yang telah dilakukan
perekaman atau pencatatan pelaksanaan kegiatan dan sistem akuntansi
Auditor mengeluarkan suatu pendapat atas
laporan keuangan suatu entitas. Ada 5 jenis
pendapat yang diberikan oleh auditor yaitu:
1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion)
2. pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion)
3. pendapat tidak wajar (adverse opinion)
4. Pernyataan tidak memberikan pendapat
(disclaimer of opinion atau no opinion)
5. pendapat tidak penuh (piecemeal opinion)
 Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat
diberikan auditor apabila audit telah
dilaksanakan atau telah diselesaikan sesuai
dengan standar auditing, penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dan tidak
terdapat kondisi atau keadaan tertentu
yang memerlukan bahasa penjelasan.
OPINI AUDITOR KONDISI
Pendapat wajar ▪Semua laporan keuangan – neraca, laba-rugi, saldo laba, dan
tanpa pengecualian laporan arus kas – sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
▪Standar umum sepenuhnya telah diikuti dalam penugasan.
▪Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor
tersebut telah melaksanakan penugasan dengan cara yang
memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga
standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
▪Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum. Ini berarti bahwa pengungkapan yang
memadai telah disertakan dalam catatan kaki dan bagian-
bagian lain dalam laporan keuangan.
▪Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan
paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan.
Pendapat ini diberikan apabila:
a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukup atau
adanya pembatasan lingkup audit yang material
tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berterima
umum yang berdampak material tetapi tidak
mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa
pengungkapan yang tidak memadai, maupun
perubahan dalam prinsip akuntansi
OPINI AUDITOR KONDISI
Pendapat wajar dengan Pengecualian ▪ tidak adanya bukti kompeten yang
cukup atau pembatasan terhadap lingkup
audit
▪ auditor yakin atas dasar auditnya,
laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia
 Pendapat ini menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Auditor harus menjelaskan alasan pendukung
pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari
hal yang menyebabkan pendapat diberikan
terhadap laporan keuangan. Penjelasan tersebut
harus dinyatakan dalam paragraf terpisah
sebelum paragraf pendapat
OPINI AUDITOR KONDISI
Pendapat tidak wajar Laporan keuangan mengandung banyak
sekali kesalahan atau kekeliruan yang
material. Artinya, laporan keuangan tidak
menggambarkan kondisi keuangan
secara benar.
Pernyataan auditor tidak memberikan
pendapat ini layak diberikan apabila:
a. Ada lingkup audit yang sangat material baik
oleh klien maupun karena kondisi tertentu
b. Auditor tidak independen terhadap klien
OPINI AUDITOR KONDISI
Pernyataan tidak memberikan pendapat Auditor tidak bisa meyakini apakah
laporan keuangan benar atau salah. Ini
terjadi karena auditor tidak bisa
memperoleh bukti-bukti yang
dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan
dan menyatakan apakah laporan sudah
disajikan benar ataus salah

Pernyataan ini tidak dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat
penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragraf lingkup audit
apabila ia menyatakan untuk tidak memberikan pendapat. Ia harus
menyatakan alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam satu paragraf khusus
sebelum paragraf penjelas.
Pendapat ini sebenarnya bukan merupakan
suatu jenis pendapat tersendiri. Pendapat
tidak penuh adalah pendapat atas unsur
tertentu dalam laporan keuangan. Pendapat
ini boleh dinyatakan, jika auditor menyatakan
tidak memberikan pendapat atau
menyatakan pendapat tidak wajar atas
laporan keuangan secara keseluruhan.
OPINI AUDITOR KONDISI
Pendapay tidak penuh Pernyataan tidak memberikan pendapat
atau pendapat tidak wajar kabur, hanya
diberikan untuk unsur tertentu dalam
laporan.
 Teknik Analitical Procedure >> prosedur ini meliputi perhitungan
dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau
laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya
dengan data historis atau anggaran serta penggunaan model
matematis dan statistik, seperti analisis regresi. Contoh:
membandingkan item belanja pada anggaran dan item realisasi
belanja. Hasil perbandingan akan menunjukkan ada atau tidaknya
penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang
dianggarkan sebelumnya
 Teknik Inspeksi >> meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen,
dan catatan serta pemeriksanaan sumber daya berwujud. Contoh:
pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi seperti rekening bank,
kuitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah
transaksi yang dilakukan sesuai atau menyimpang dengan
rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
 Teknik konfirmasi >> merupakan bentuk permintaan keterangan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari
sumber independen di luar organisasi pelayanan pendidikan yang di
audit. Contoh: meminta keterangan pada bendahara pengeluaran
terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran
yang telah dilakukannya, untuk menunjukkan apakah bukti transaksi
fiktif atau benar adanya.
 Teknik permintaan keterangan >> meliputi permintaan keterangan
secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan biasanya
ditujukan kepada manajemen atau karyawan organisasi pelayanan
pendidikan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara
langsung meminta keterangan kepada pihak esktern. Contoh: auditor
meminta keterangan bendahara pengeluaran kas atas ketidaksesuaian
jumlah pengeluaran dari jumlah anggaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
 Teknik perhitungan >> aplikasi yang paling umum dari
perhitungan adalah: 1) perhitungan fisik sumber daya berwujud,
seperti kas dan persediaan yang ada, 2) akuntansi seluruh
dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Contoh: auditor
menghitung aset yang telah dibeli bagian pengadaan berdasarkan
bukti transaksi yang ada.
 Teknik penelusuran >> auditor memilih dokumen yang dibuat
pada saat transaksi dilaksanakan, dan menentukan bahwa
informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi. Contoh: auditor
membandingkan antara angka yang tertera di dalam kuitansi-
kuitansi dari transaksi yang telah dilakukan dengan jumlah angka
yang tertera di dalam jurnal. Hal ini akan menunjukkan apakah
ada kesesuaian penyajian, penyajian yang lebih rendah atau lebih
tinggi.
 Teknik bukti pendukung >> meliputi: pemilihan ayat
jurnal dalam catatan akuntansi dan mendapatkan
serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas
dan ketelitian pencatatan akuntansi.

 Tenik observasi >> berkaitan dengan memperhatikan


dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan
atau proses. Contoh: auditor mengamati kegiatan
bendahara gaji dalam menjurnal ketika mengeluarkan
gaji kepada para pegawai.
 Teknik pelaksanaan ulang >> salah satu prosedur audit yang
penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan rekonsiliasi
yang dibuat oleh organisasi pelayanan pendidikan yang diaudit.
Contoh: menghitung ulang depresiasi kendaraan-kendaraan milik
organisasi pelayanan pendidikan berdasarkan umur ekonomi yang
sebenarnya, untuk kemudian dibandingkan dengan pencatatan
beban penyusutan kendaraan yang telah dilakukan.
 Teknik audit berbantuan komputer >> apabila catatan akuntansi
organisasi pelayan pendidikan dilaksanakan melalui media
elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik audit
berbantuan komputer untuk membantu melaksanakan beberapa
prosedur. Contoh: auditor dengan bantuan komputer memeriksa
angka-angka di dalam file jurnal bendahara dan
membandingkannya dengan kuitansi pembelian, kuitansi
pendapatan dan bukti-bukti transaksi lainnya.
 Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh
satu pihak yang secara implisit dimaksudkan
untuk digunakan oleh pihak lain (pihak
ketiga). Untuk laporan keuangan historis,
asersi merupakan pernyataan dalam laporan
keuangan oleh manajemen sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
 berhubungan dengan apakah aset atau uang
entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah
transaksi yang dicatat telah terjadi selama
periode tertentu.
 berhubungan dengan apakah semua
transaksi dan akun yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan telah dicantumkan
di dalamnya.
 berhubungan dengan apakah aset
merupakan hak entitas dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
 berhubungan dengan apakah komponen-
komponen aktiva, kewajiban, pendapatan
dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya.
 berhubungan dengan apakah komponen-
komponen tertentu laporan keuangan
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan
semestinya.

Anda mungkin juga menyukai