Anda di halaman 1dari 2

Pada percobaan pertama, akan membuktikan sinyal Double Sideband Suppresed Carrier

(DSBSC). Double Side Band (DSB) adalah suatu amplitudo modulasi dimana gelombang
pembawa (carrier) yang memuat sisi atas (USB) dan sisi bawah (LSB) dipancarkan
bersama. Percobaan pertama menampilkan double sideband Supprosed Carrier, diberikan
input sebesar 2 Vpp dan frekuensi 1 kHz dari function generator dan dihubungkan ke
input modulator . Maka dihasilkan frekuensi 0,9 KHz dengan amplitudo pada TP1 sebesar
1,5 Vpp dan pada TP2 sebesar 2,4 Vpp. Pada percobaan pertama ini, gambar yang
terdapat pada TP1 merupakan sinyal audio dengan amplitudo 1,5 Vpp dan pada gambar
TP2 merupakan gambar dari Double Single Side Band tetapi input dipasang pada mixer
sehingga tidak melalui filter audio maka amplitudo yang didapat pada DSB akan lebih
kecil daripada DSB yang dimasukkan ke input BPF audio. Pada Suppressed carrier ,
frekuensi carrier ditekan seminimal mungkin karena carrier tanpa modulasi merupakan
suatu pemborosan daya sehingga pada Double Side Band Suppresed Carrier , hanya
carrier yang membawa sisi atas (USB) dan sisi bawah (LSB) dari informasi saja yang
ditransmisikan.

Pada percobaan kedua, akan diperoleh Double Sideband dengan sinyal gelombang sinus, 1
kHz dan VLF = 2 Vpp. Dari function generator masukkan ke input band limiting filter maka
output mixer dari modulator akan digabungkan dari carrier sebesar 20 kHz , input 1kHz
dan frekuensi audio 300Hz-3,4kHz . Sehingga pada percobaan kedua ini gambar yang
dihasilkan pada TP1 merupakan sinyal audio dengan amplitudo 2 Vpp dan pada gambar
TP2 merupakan gambar dari DSB yang inputnya terpasang pada Band Pass Filter Audio.
Pada BPF audio memiliki range 300-3400Hz sehingga menghasilkan amplitudo yang
lebih besar jika dibandingkan dengan DSB inputnya tidak terpasang pada BPF audio.
Frekuensi yang didapat yaitu 1 KHz dengan amplitudo pada TP1 sebesar 2 Vpp dan pada
TP2 sebesar 3,2 Vpp. Double Sideband akan mengeluarkan output dari modulator harus
dihubungkan dengan amplifier , jangan melewati filter. Karena apabila melewati filter
21,3kHz – 23,4kHz , maka frekuensi USB tidak dapat melewati filter tersebut, sehingga
hanya LSB saja yang dibiarkan lewat. Oleh karena itu , output dari modulator harus
dihubungkan dengan amplifier, sehingga USB dan LSB nya dapat lewat menjadi DSB .
Sedangkan untuk memunculkan LSB output modulator harus dihubungkan ke filter.
Pada percobaan ketiga, sinyal gelombang sinus, 1 kHz dan V LF = 2 Vpp. Dari function generator
masukkan ke input band limiting filter (300 Hz – 3,4 Khz) atau dapat disebut juga filter frekuensi
audio. Keluaran output berada pada filter SSB. Pada percobaan kali ini, input band limiting filter
(300 Hz-3,4 Khz) yang merupakan BPF untuk audio dan keluaran output filter ke mixer
(modulator) merupakan bandpass filter SSB. Karena yang dipakai hanya SSB saja yang artinya
output dari modulator harus disambungkan ke SSB filter. Agar , USB tersaring dalam filter
tersebut sehingga yang lewat hanya LSB saja . Selain itu, pada langkah kerja ini tidak dipakai
resistor setelah output amplifier, hanya dipasang sebuah jumper saja. Dalam pecobaan ini akan
diperoleh SSB karena telah melalui proses filter yang dilakukan oleh band pass filter SSB. Pada
SSB frekuensi lower Side Band (FLSB) tidak ada dan frekuensi carriernya direndam. Bentuk
gelombang SSB nya lebih halus karena melalui 2 filter yaitu filter BF audio dan filter BPF SSB.
Single Side Band (SSB) adalah gelombang pembawa (carrier) hanya memancarkan salah satu
dari (USB) atau (LSB). Hal ini menguntungkan karena lebar band dari SSB lebih sempit
daripada DSB sehingga mode SSB memberikan penghematan penggunaan band.

Anda mungkin juga menyukai