JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Disusun oleh:
Ketua Kelompok
Gandu Ardhane NIM. 18032000027 Tahun Angkatan 2018
Anggota Kelompok
1. NIM. Tahun Angkatan 2018
2. NIM. Tahun Angkatan 2018
4. Nama NIM. Tahun Angkatan 20xx
UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG
2019
PENGESAHAN PKM – GAGASAN TERTULIS
Menyetujui
Ketua Program Studi Ketua Pelaksana Kegiatan
Administrasi Bisnis
( ) (Gandu Ardhane)
NIDN. NIM. 18032000027
Gandu Ardhane
Universitas Merdeka Malang
email: joesitohang5@gmail.com
ABSTRAK
Pemuda adalah harapan bangsa, pemuda merupakan sosok yang diharapkan mampu tampil sebagai
agent of change, iron of stock, dan agent social of control generasi pemilik masa depan. Dengan
mengoptimalkan segenap potensi, energi hidup dan idealisme yang ada pada dirinya. Dalam hal ini
peran pemuda sangatlah penting sebagai generasi visioner yang didalamnya terdapat etika
kepemimpinan untuk menyambut bonus demografi. Bonus demografi merupakan peningkatan
jumlah penduduk sektor usia produktif lebih mendominasi daripada usia non-produktif, dapat
menguntungkan pada aspek perekonomian. Namun permasalahan hari ini peran pemuda
mengalami degradasi dengan dibenturkan hedonisme sebagai virus melemahnya gerakan
pembaharu, kurangnya kesadaran kolektif pemuda dalam menyikapi permasalahan bangsa
membuat peran pemuda hanya dijadikan sebagai titel semata. Krisis kepemimpinan
mengaharuskan pemuda untuk bangkit dari tidurnya untuk menyikapi berbagai permasalahan
bangsa menuju generasi visioner dalam mengahadapi bonus demografi
Kata kunci: Pemuda, Kepemimpinan, Bonus Demografi
ABSTRACT
Youth is the hope of the nation, young people are expected to be able to appear as agents of
change, iron of stock, and social agents of control of future generations of owners. By optimizing
all the potential, life energy and idealism that exists in him. In this case the role of youth is very
important as a visionary generation in which there is an ethics of leadership to welcome
demographic bonuses. Demographic bonus is an increase in the population of the productive age
sector more dominating than the non-productive age, it can be beneficial in economic aspects. But
the problem today is that the role of youth is being degraded by hedonism as a virus that weakens
the reformist movement, the lack of collective awareness of youth in addressing the nation's
problems makes the role of youth only serve as a title. The leadership crisis requires young people
to rise from their sleep to address the nation's various problems towards a visionary generation in
facing demographic bonus
Keyword: Youth, Leadership, Demography bonus
1
PENDAHULUAN
2
yang terkait dengan peran sosial masih memerlukan perhatian. Kondisi pemuda
saat ini antara lain persoalan kurangnya minat baca di kalangan pemuda, yaitu
37,5%; serta minimnya sarana dan prasarana kepemudaan juga merupakan faktor
yang turut memperbesar masalah kepemudaan.Belum lagi Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) pemuda pada tahun 2014, tercatat bahwa tingkat pengangguran
pemuda di Indonesia yang mencapai angka 14,97 persen. Angka tersebut
menunjukkan bahwa secara rata-rata dari setiap 100 orang pemuda angkatan kerja,
sebanyak 15 pemuda diantaranya pengangguran atau belum mempunyai
pekerjaan.
3
hidup dalam dunia maya sehingga mereka lupa harus bangun dari tidurnya untuk
menyelasaikan problematika yang terjadi di dunia nyatanya.
TUJUAN
PKM berjudul YEC (Youth Educational Center): “Revitalisasi Peran Pemuda
Dalam Menghadapi Bonus Demografi Menuju Generasi Visioner” ini dibuat
bertujuan sebagai berikut;
1. Membangkitkan kembali kesadaran kolektif terhadap peran pemuda
sebagai iron of stock, agent of change, dan agent social of control.
2. Merevitalisasi jiwa kepemimpinan dalam setiap diri pemuda untuk
menyiapkan diri dari segi intelektual, softskill, dan moral menghadapi
era bonus demografi sebagai jawaban atas permasalahan negara saat ini.
3. Mensinergitaskan dan memasifkan daya juang pemuda untuk mengawal
Indonesia menghadapi bonus demografi, demi terwujudnya masyarakat
adil makmur.
PENDEKATAN KUALITATIF
Metode yang kami gunakan adalah pendekatan kualitatif, yang kemudian
menjadikan beberapa sumber sumber literature sebagai bahan pembanding. Dalam
metode ini membutuhkan sinergitas antara dinamika permasalahan dengan bahan
beberapa sumber sumber literature. Pendekatan kualitatif hanya dengan
memadukan pemikiran satu penulis dengan penulis yang lainnya guna menjawab
dinamika permasalahan yang sedang terjadi.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengapa harus kaum muda, remaja, atau bahkan anak anak yang layak
dijadikan contoh? Karena merekalah generasi yang harus diselamatkan jika
Indonesia masih harus lanjut. Satu generasi yang jujur , bertanggungjawab,
demokratis-egaliter, rasional, kuat kepribadiannya, penuh empati kepada yang
lemah dan teraniaya, fair dan menghargai karya dan kinerja, hidup sederhana,
produktif, disiplin dan memiliki etos kerja tinggi.Selain agar generasi masa depan
harus tampil lebih baik, terdapat pula momentum yang memang menyediakan
kesempatan untuk itu, yakni peluang bonus demografi. Perubahan yang
diinginkan adalah perbuatan mentalitas yang mengcakup etika, intelektualitas,
profesionalitas, sportifitas, dan etos kerja. Inilah esensi dari pembangunan
karakter bangsa (character building).3 Generasi muda merupakan elemen
perubahan social yang dinamis dan enerjik, bangunan social trust sebagai
penyangga modal social akan makin dapat dikokohkan apabila generasi muda
mampumengambil peran peran didalamnya. Almarhum Prof. Dr. Nurcholish
Madjid kerap mengatakan bahwa modernisasi adalah rasionalisasi dan bukan
westernisasi alias pembaratan. Rasionalisasi itulah obyektifikasi, rasionalisasi
1
Sutyastie Soemitro Remi, Ferry Hadiyanto, Ekonomi Kependudukan,Academic Leadership
Grant, Jawa Barat,2018,hlm. 56.
2
Fajriansyah Noer, PEMIMPIN : Mimpi Muda,Tua Nyata, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2019, hlm. 43-44.
3
Sinulingga Andi, BERHARAP PADA PEMUDA?, SUARA KARYA, Jakarta, 2006, hlm. 54-55
5
bukan mendewakan rasio tetapi mengedepankan rasio(nalar) secara proporsional
dan mendasar. Modernisasi dilakukan dengan membiasakan diri untuk berpikir
dan bertindak rasional-obyektif.
Tugas generasi muda untuk menggali kembali nilai nilai Pancasila, nilai-
nialai tersebut bersifat universal. Dengan demikian tugas generasi muda
adalah menegakkan nilai nilai universal kehidupan demi tegaknya
peradaban.
Bangsa ini masih dan terus membutuhkan eksistensi dan peran strategis
generasi muda untuk menjaga dan merawatnya.
Pemuda selalu identik sebagai agen perubahan, social, agen perubahan politik dan
yang paling utama sebagai kekuatan moral. Ortega y Gasset adalah tokoh yang
paling optimis atas klaim itu. Ortega memercayai pemuda sebagai subjek
perubahan. Ben Anderson salah seorang Indonesianis terkemuka dengan yakin
mengatakan bahwa watak khas dan arah revolusi Indonesia pada permulaannya
memang ditentukan oleh “kesadaran pemuda”. Pemimpin harus bisa
memosisikan dirinya secara tepat diantara bawahannya serta terus melahirkan
berbagai inisiatif. Merajuk paradigm Ki Hajar Dewantara yang mengelaborasi
kepemimpinan Jawa, prinsip kepemimpinan itu adalah ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Ketika berposisi di depan,
pemimpin harus tampil sebagai teladan, ketika ditengah membangun prakarsa, dan
ketika di belakang memberikan dukungan. Artinya pemimpin tidak boleh diam
saja, tapi harus mampu memunculkan ide-ide dan tuntutan kreatif-inovatif. Jadi,
pemimpin itu optimis, penggerak, dan motivator bukan statis. Karena pemuda
6
sebagai iron of stock pemimpin adalah realitas sui generis dalam kehidupan
manusia, pemuda harus mempersiapkan diri dengan memperkaya ilmu
pengetahuan, memperkuat mental, fisik, serta menciptakan karakter kepribadian
yang kuat. Pemuda harus mampu menjadi pemimpin yang tepat bagi zamannya,
abad besar mestinya dipimpin oleh manusia-manusia besar yang lebih
bertanggung jawab disbanding yang lain. Bukan “manusia-manusia kecil” yang
serba permukaan nan palsu, tidak sejati, instan, dan selalu bertindak sia-sia.
7
tujuan jangka panjang. Hal itu termasuk menilai motif pengikut, memuaskan
kebutuhan mereka, dan memperlakukan mereka sebagai manusia secara utuh.
Kepemimpinan transformasional mencakup bentuk pengaruh luar biasa yang
menggerakkan pengikut untuk mencapai lebih dari apa yang mereka harapkan. Ini
adalah proses yang sering kali menyertai kepemimpinan karismatik dan visioner.5
Dengan ini jelas perlu adanya revitalisasi peran pemuda dalam menghadapi
bonus demografi menuju generasi visioner, ketika jendela peluang bonus
demografi dimanfaatkan dengan optimal oleh para pemuda dengan segala titelnya
akan membantu mengangkat perekonomian negara. Salah satunya dari segi
kepemimpinan yang sejatinya setiap orang adalah pemimpin, maka pemuda harus
matang dalam segi mengkoordinir segala sesuatu. Youth Educational Center yang
bertujuan sebagai wadah chandradimuka dengan segala keterbatasannya menjadi
tempat dimana untuk orang yang tidak terdaftar dalam sekolah atau perguruan
tinggi bisa mempelajari semua hal yang merupakan bagian dari kepemimpinan
atau yang dibutuhkan sebagai iron of stock dan moral force untuk bangsa.
Urgensitas atas permasalahan pemuda hari merupakan hal penting yang harus
segera dibenahi. YEC sebagai sebuah organisasi yang nanti sifatnya semi otonom,
ketika terealisasikan bekerja sama dengan pemerintah dalam wilayah
pemberdayaan pemuda.
KESIMPULAN
5
Northouse G Peter, KEPEMIMPINAN Edisi Keenam, Permata Puri Media, Jakarta Barat, 2016,
hlm. 175-176.
8
Problematika yang dialami pemuda hari ini merupakan pekerjaan rumah
yang harus segera dikerjakan, dengan merevitalisasi kembali peran pemuda
menuju generasi visioner. Saat ini, bangsa Indonesia tengah mempersiapkan diri
menghadapi Bonus Demografi sebagai solusi atas permasalah ekonomi yang
mengharuskan usia produktif bisa menjawab tantangan tersebut. Usia produktif
yang didalamnya didominasi oleh pemuda, membuat para pemuda harus bisa
berkiprah dalam tataran apapun. Maka dari itu, Youth Educational Center (YEC)
merupakan wadah bagi pemuda yang tidak melaksanakan jenjang Pendidikan
yang ada dengan pemuda yang mengikuti jalur pendidikan yang sudah disediakan
untuk kemudian bertukar ide, gagasan dan juga informasi dari segala aspek
bangsa Indonesia. YEC bergerak dalam bidang pembangunan sumber daya
manusia untuk bisa berkontestasi dalam tingkat regional, nasional, dan
internasioanal dengan pendekatan transformasional. Mengutip salah satu kalimat
yang disampaikan founding fathers kita Bapak Ir. Soekarno “Saya lebih suka
pemuda yang meminum kopi sambil membicarakan bangsa ini, daripada pemuda
kutu buku yang hanya mempedulikan dirinya sendiri.”
UCAPAN TERIMAKASIH
Tidak ada yang membantu.
DAFTAR PUSTAKA
9
[1] Sutyastie Soemitro Remi, Ferry Hadiyanto, Ekonomi
Kependudukan,Academic Leadership Grant, Jawa Barat,2018,hlm.
56.
[2] Fajriansyah Noer, PEMIMPIN : Mimpi Muda,Tua Nyata, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2019, hlm. 43-44.
[3] Sinulingga Andi, BERHARAP PADA PEMUDA?, SUARA KARYA,
Jakarta, 2006, hlm. 54-55
10
LAMPIRAN - 1