Artikel Hukum Bisnis
Artikel Hukum Bisnis
Oleh:
NPM : 1910011311078
A. Latar Belakang.
Seperti diketahui bahwa Buku III KUH Perdata menganut paham terbuka
karena para pihak bebas menentukan isi perjanjian, pada sistem hukum mana
perjanjian tersebut akan tunduk, mengenai hal yang diperjanjikan, cara
pelaksanaan serta mekanisme yang akan ditempuh jika terjadi masalah
dikemudian hari terkait perjanjian yang telah dibuat. Namun secara demikian
kebebasan yang diberikan tersebut tentu tidak boleh bertentangan dengan norma
serta undang-undang sehingga meniadakan prinsip kejujuran, keadilan, dan
kepastian hukum.
B. Pembahasan.
Dalam Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat syarat yang terdapat
pada setiap perjanjian, dengan dipenuhinya syarat-syarat tersebut maka suatu
perjanjian dapat berlaku sah. Adapun keempat syarat tersebut adalah: 1.) sepakat
mereka yang mengadakan perjanjian; 2.) kecakapan untuk membuat perjanjian;
3.) suatu hal tertentu; 4.) suatu sebab yang halal.
Salah satu hubungan hukum yang selalu tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat yaitu dalam bidang perekonomian. Sri Redjeki Hartono
mengemukakan bahwa kegiatan ekonomi dilakukan olehpelaku-pelaku ekonomi,
baik orang perorangan yang menjalankan perusahaan maupun badan-badan usaha
yang mempunyai kedudukan sebagai badan hukum atau bukan badan hukum.
Berbagai hubungan hukum dalam bidang perekonomian pada umumnya
didasarkan pada perjanjian. Dengan berkembangnya masyarakat, hukum
perjanjian pun senantiasa berkembang, terlebih lagi dengan makin pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta munculnya era globalisasi,
yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian, khususnya di bidang bisnis.
Salah satu perjanjian yang banyak dipraktikkan oleh masyarakat adalah perjanjian
dalam bidang pembiayaan untuk penyediaan barang modal.
a. Leasing
b. Franchise/ Waralaba.
Istilah Franchise juga disebut Waralaba adalah cara kerja sama di bidang bisnis
antara dua atau lebih perusahaan di mana satu pihak akan bertindak sebagai
Franshisor dan pihak yang lain sebagai Franchisee. Dalam perjanjian franchise
diatur bahwa pihak franchisor sebagai pemilik suatu merek yang terkenal,
memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan kegiatan bisnis dari/atas
suatu produk barang atau jasa berdasarkan dan sesuai dengan rencana dari waktu
ke waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif ataupun non-eksklusif, dan
sebaiknya suatu imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan
dengan hal tersebut.
C. Penutup.
Daftar Pustaka.
https://www.researchgate.net/publication/313268536_PERKEMBANGAN_PERJ
ANJIAN_DALAM_PRAKTIK_PERDAGANGAN_PERSPEKTIF_HUK
UM_ISLAM_DAN_HUKUM_POSITIF