Anda di halaman 1dari 55

PENGENALAN PELAKSANAAN

PEMASANGAN SISTEM PRACETAK


Disampaikan Oleh
Hendrian Budi Bagus Kuncoro, ST., M.Eng.
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Sumber :JUNI DOLOKSARIBU - IAPPI


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
DEFINISIBETON PRACETAK

• Beton pracetak atau beton precast adalah sebuah produk yang terbuat
dari material beton yang proses pembuatannya dilakukan di pabrik atau di
lapangan

• Beton pracetak merupakan konstruksi yang komponen pembentuknya


dicetak atau difabrikasi. Pengolahannya baik di lahan produksi (bengkel)
ataupun di lapangan yang kemudian dipasang di lapangan, sehingga
membentuk sebuah bangunan (SNI7833 – 2012)

• Beton pracetak merupakan pencampuran semen portland atau semen


hidraulik lain, agregat halus (ukuran <5mm), aggregat kasar (ukuran 5mm-
40mm), dan air serta ditambah dengan bahan tambahan yang dapat
membentuk masa padat (SNI 03-2847-2002)

• Beton pracetak dibuat dan digunakan untuk beton pracetak non


struktural (paving block, buis beton, pagar panel beton) dan beton
pracetak struktural (tiang pancang, balok jembatan, Pelat lantai)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
KEUNGGULANSISTEMBETONPRACETAK

• Pengendalian Mutu Baik

• Lebih Presisi dalam dimensi (ukuran)

• Pelaksanaan Cepat

• Reduksi penggunaan cetakan (repetitif)

• Lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja

• Proses produksi relatif tidak dipengaruhi cuaca (bisa dikendalikan)

• Lebih Ramah Lingkungan

• Relatif lebih murah (Modular, Masif, Cepat dan Bermutu)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Perkembangan Sistem Pracetak (Bangunan) di Indonesia

 Sistem Brecast (Inggris) di Rusun Sarijadi Bandung (1979)


 Sistem Cortina (Meksiko) di Rusun Klender Jakarta (1990)
 Sistem Waffle Crete di Rusun Cengkareng Jakarta (1995)
 1996 – 2006 dikembangkan sistem pracetak yang disesuiakan dengan
kondisi Indonesia dan di buat dikembangkan oleh Tenaga Ahli dan pelaku
Industri Konstruksi Indonesia
 Sampai hari ini sudah Puluhan sistem “made in Indonesia” dan sudah
diterapkan pada banyak Bangunan Gedung seperti Rumah Susun, Gedung
Pemerintahan, Gedung Perkantoran, Apartement dan lain-lain. Seperti JHS
Column Slab, Beam Kolom Adhi, Jasubakim Sistem, Brespaha Sistem, RJP
Sistem, Tricon Sistem, KML Sistem, PSA Sistem, LMC Sistem, Spircon Sistem, T-
Cap Sistem, WR Sistem dan lain-lain

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pendahuluan
• Berbicara tentang pemasangan elemen precast dalam suatu sistem maka
kita perlu mempelajari terlebihi dahulu metoda kerja pemasangannya. Setiap
sistem pracetak dapat berbeda cara pemasangannya baik dari siklus/
tahapan pemasangan, cara joint, alat bantu yang digunakan dll.

• Selama pemasangan elemen-elemen precast dilakukan pekerjaan surveyor


memegang peranan yang penting untuk mengetahui apakah elemen
precast tersebut sudah dalam posisi yang benar, tegak lurus dengan elevasi
sesuai rencana

• Dalam Pelaksanaan tentu tidak memungkinkan Elemen Precat Terpasang


sesuai gambar rencana. Ada timbul pergeseran (deviasi) yang disebut
Toleransi Ereksi. Selain karena deviasi pemasangan toleransi ini juga
ditimbulkan oleh adanya toleransi produk precast (Dimensi / Ukuran)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
SAMBUNGAN (JOINT)

Desain dan Metoda Sambungan adalah Hal Penting Dalam Struktur Pracetak.
Sambungan harus bisa menahan beban yang diterima dan mentransfer gaya
yang terjadi sehingga Sambungan tetap aman dan stabil

Sambungan harus memperhatikan beberapa faktor :


 Kekuatan dan Kehandalan
 Mudah Dipasang atau dikerjakan
 Bisa Diproduksi dan tidak rumit
 Ekonomis

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
JHSCOLUMNSLABSISTEM RJPSISTEM

BRESPHAKASISTEM

PRISKASISTEM
T-CAPUSHELLSISTEM SPIRCONSISTEM

C-PLUSSISTEM
JEDDSSISTEM
CONTOHKOMPONENBETONPRACETAK

Kolom Balok

Pelat Lantai (HalfSlab) Hollow Core Slab


CONTOHKOMPONENBETONPRACETAK

Dinding Dalam Tangga

Dinding Luar (Façade) Tiang Pancang


CONTOHKOMPONENBETONPRACETAK

Sheet Pile Kuda –Kuda Beton

Box Girder IGirder


CONTOHKOMPONENBETONPRACETAK

Grass Block
Paving Blok

U Ditch Concrete Barrier


KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(RUSUN)
KONSTRUKSI DENGAN BETON PRACETAK (RUMAH)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(PIPERACK)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(CONVEYOR)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(GUDANG/PABRIK)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(JEMBATAN)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(FACADE)
KONSTRUKSI DENGAN BETON PRACETAK
(COOLING TOWER)
KONSTRUKSIDENGANBETONPRACETAK(DERMAGA)
QUALITYCONTROLPRODUK

Setelah Pengecoran Beton Precast Selesai, Dicuring dan dilepas dari cetakan
pada umur beton tertentu yang dipersyaratkan, maka perlu dilakukan
pengecekan pada komponen beton sebelum dikirim atau dipasang.

Beberapa Hal yang perlu dicek diantaranya:

• Pengecekan Mutu Beton, Mutu Besi dan Mutu Joint

• Dimensi (Lebar, Tinggi/Tebal, Panjang) sesuai dengan Toleransi produk

• Keutuhan dan tampak visual (permukaan dan Finishing)

• Titik Angkat (Lifting)

• Accessories yang menempel pada komponen (Embeded plate, Angkur,


Stek Tulangan) jika ada

• Labeling (identifikasi Produk)


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
TOLERANSI PRODUK UNTUK ELEMEN PRECAST

PRODUCT TOLERANCES PRODUCTS


Length
± 1/4 in 18
± 3/8 in 16, 17
± 1/2 in 6, 7, 8, 9, 13, 15
± 3/4 in 3, 5
± 1 in 1, 2, 4, 11, 12, 14

Width
± 1/4 in 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 15, 16, 18
± 3/8 in 14
± 1/4 in - ± 3/8 in 4
± 3/8 in 11, 13
± 1/2 in 17

Depth
± 1/8 in - ± 1/4 in 10, 18
± 1/4 in 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15
± 1/4 in - ± 1/2 in 4
± 3/8 in 11

23
TOLERANSI PRODUK UNTUK ELEMEN PRECAST

PRODUCT TOLERANCES PRODUCTS


Flange thickness
± 1/8 in - ± 1/4 in 1, 2, 8, 10, 12, 15
± 1/4 in 3, 4

Web thickness
± 1/8 in 1, 8, 10, 12, 15
± 1/4 in 2, 3
± 1/4 in - ± 3/8 in 4
± 3/8 in 5

Position of tendon
± 1/4 in 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15 ,18
± 1/8 in 10

Bearing plates, position


± 1/2 in 1, 2, 3, 12, 15
± 5/8 in 4

24
TOLERANSI PRODUK UNTUK ELEMEN PRECAST

KETERANGAN KETERANGAN

1 = double tee 10 = architectural wall panel


2 = single tee 11 = pile
3 = building beam (rect. and ledger) 12 = joist
4 = I-beam 13 = step unit
5 = box beam 14 = sheet piling
6 = column 15 = single riser bleacher slabs
7 = hollow-core slab 16 = prison cell module - single
8 = ribbed wall panel 17 = prison cell module - single
9 = insulated wall panel 18 = prestressed concrete panels for storage
tanks

25
Pemasangan Komponen Beton Pracetak

• Pengawasan terhadap kualitas pekerjaan dengan sistem precast akan dapat dipenuhi
jika kualitas pekerjaan elemen precast pada waktu di produksi dan dikirim ke site
dalam kondisi baik dan benar. Jika tidak maka akan mempersulit kita selama proses
pemasangan atau kita terpaksa repair produk terlebihi dahulu sebelum dipasang.

• Jika dalam proses produksi dan pengiriman sudah lolos dari qc maka sebelum proses
pemasangan dilakukan perlu diperhatikan tahapan/ siklus pasang, alat angkat
pasang, alat bantu pasang dan material pemasangan lainnya dalam kondisi baik dan
benar .

• Selama proses pemasangan dilaksanakan hendaknya diperhatikan kelurusan, elevasi,


posisi dan kerataan sesuai dengan toleransi yang di ijinkan.

WORKING DIMENSION vs ACTUAL DIMENSION

TOLERANSI
Secara umumdalam menentukan kualitas pemasangan elemen pracetak
perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

 Toleransi produk
 Tipe elemen precast yang mau dipasang
 ukuran (size) elemen precast
 Lokasi elemen precast akan dipasang
 Fungsi elemen precast yang mau dipasang
 Volume elemen yang mau dipasang
 Toleransi pemasangan
 Elemen pendukung lain yang akan ditempel atau digabung dengan
elemen precast (seperti embeded plate, baut, angkur dll)

 Keselamatan Kerja (K3)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Handling
• Handling adalah pemindahan komponen precast dari moulding/ bekisting
sampai pada tahap pemasangan.

• Dalam perencanaan sistem pracetak quality control utk handling perlu kita
perhatikan dalam setiap tahapan konstruksi mulai dari Produksi, Demoulding,
Penyimpanan, Transportasi sampai pada tahap pemasangan.

• Dimana selama proses handling tersebut perlu diperhitungkan kekuatan


elemen pracetak dari berbagai macam cara handling dan alat bantu
handling yang digunakan sehingga elemen pracetak aman dan tidak rusak.

• Selama proses handling perlu diperhatikan Stabilitas dan kontrol tegangan


pada elemen dihandling, Ukuran dan berat elemen disesuai dengan alat
berat yang diperlukan, Kapasitas alat sesuai dan dapat terjangkau, Jarak
penumpukan, rotasi penumpukan dan penempatanpenumpukan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Beberapa Contoh Handling
Beberapa Contoh Handling
Beberapa Contoh Handling
Beberapa Contoh Handling
Beberapa Contoh Handling
Beberapa Contoh Kegagalan Handling
Beberapa Contoh Kegagalan Handling
Beberapa Contoh Lifting Device

STRAND
WIREROPE

SELING/ WIRE ROPE HOOK


SHACKLE/ SEGEL CLAMPSHACKLE/ SEGEL

SWIVELHOISTRING RING
TITIKANGKATDENGANBESITULANGAN
TITIKANGKATDENGANSTRAND
LIFTINGANCHOR
HOOKANCHOR
LIFTINGKEY
Diagram alur umum erection beton precast

Elemen precast di ambil /


Dikirim (Pabrik atau di Site)

Elemen Precast Disusun atau ditempatkan pada


gambar dan Tahapan rencana

Elemen Precast diangkat dan dipasang sesuai


gambar dan koordinat Rencana

Elemen Precast disupport dengan penyangga,


Perancah atau scafolding

Elemen Precast di
joint Sesuaidengan
spesikasinya

Selesai
Erection Kolom, Balok, Pelat dgn Mobile Crane / Tower Crane

PERSYARATAN
1. KapasitasAlat Angkat Mobile Crane / Tower Crane harus lebih besardari
tabel kapasitas angkat terhadap radius boom (jangkauan TC)
2. Kapasitas Sling minimal 2 kali dari kapasitas Elemen Precast
3. Pemeriksaan fisik alat angkat crane dilakukan sebelum proses erection
dan kondisi alat baik dan layak digunakan
4. Landasan Crane harus kuat dan stabil dan jika perlu dapat menggunakan
Pelat baja tebal minimal 20mm untuk landasancrane
5. Kondisi cuaca tidak hujan dan angina tdk mengganggu operasi pengangkatan
6. Area sekitar yang berdampak pada manuver boom dan badan crane harus
steril dari orang dan benda yg dapat mengganggu alat bekerja
7. Titik angkat (lifting point) elemen precast dipastikan terpasang benar dan
dalam kondisi bias diangkat
8. Elemen precast diangkat secara perlahan-lahan dan jangan sampai ada kejutan
dan dicek kestabilan elemen precast diangkat sampai pada tempatnya
9. Jangan melepaskan sling dari titik angkat sebelum elemen pracetak sudah
menumpu dengan baik dan benar serta perlu men dapat persetujuan dari
Pengawas lapangan

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Flow chart Ereksi Kolom

START

Persiapan
TIDAK
YA

Angkat Kolom

Letakkan Kolom pada koordinatnya

PasangBracing utk Menyangga Kolom

Lepasseling dari Titik Angkat Kolom

Setting Posisi Kolom

Joint Kolom Bagian Bawah

END
Ceklist Item Pekerjaan Persiapan PasangKolom Precast :
- Dimensi Kolom yang akan dipasang sudah memenuhi Toleransi Produk
- Pemeriksaan posisi angkur / joint dari pile cap
- Pemeriksaan kerataan permukaan dan elevasi pilecap
- Memastikan kondisi bracing, seling, Crane/TC kondisi baik
- Memeriksa Tipe dan Jumlah Kolom yang akan dipasang
- Menyebarkan dan mengatur Kolom tersusun rapi dan sedekat mungkin
Dengan area pemasangan
- Memeriksa Kondisi titik angkat PadaKolom

PEMASANGANKOLOM PRECAST

Ceklist Item Pekerjaan Joint Kolom Precast :


- Pemeriksaan posisi Kolom sdh terpasang pada posisi sebenarnya
- Pemeriksaan Material Joint Kolom sesuai spesifikasi (Mutu Angkur, Mutu Grouting dll)
- Pemeriksaan Bekisting Joint (Kuat, Tidak mudah bocor dan sesuai dimensi)
- PemeriksaanAlat kerja untuk joint (Mixer grouting, AlatLasdll)
- Pemeriksaan Cor grouting penuh, Pemeriksaan Pengelasan baik dan matang
- Memeriksa HasilAkhir Pekerjaan Joint Kolom
Flow chart Ereksi Balok

START

Persiapan
TIDAK
YA

Angkat Balok

Letakkan Balok pada koordinatnya

PasangSupporting utk Menyangga Balok Jika Perlu

PasangPembesian Topping Balok dan Joint Balok Kolom

PasangBekisting Topping Balok dan Joint Balok Kolom

Cor Topping Dan Joint Balok Kolom

END
Ceklist Item Pekerjaan Persiapan PasangBalok Precast :
- Dimensi Balok yang akan dipasang sudah memenuhi Toleransi Produk
- Memastikan kondisi Perancah, seling, Crane/TC kondisi baik
- Memeriksa Tipe dan Jumlah Balok yang akan dipasang
- Menyebarkan dan mengatur Balok tersusun rapi dan sedekat mungkin
Dengan area pemasangan
- Memeriksa Kondisi titik angkat PadaBalok

PEMASANGANBALOK PRECAST

Ceklist Item Pekerjaan Joint Balok Precast :


- Pemeriksaan posisi Balok sdh terpasang pada posisi sebenarnya
- Pemeriksaan Material Joint Balok sesuai spesifikasi (Mutu Besi Topping, Mutu Beton dll)
- Pemeriksaan Bekisting Joint (Kuat, Tidak mudah bocor dan sesuai dimensi)
- Pemeriksaan Pembesian Topping Balok terpasang dengan baik dan benar
- PemeriksaanAlat kerja untuk joint (Bucket Cor, Vibrator dll)
- Pemeriksaan Pengecoran Joint Balok penuh dan Padat
- Memeriksa HasilAkhir Pekerjaan Joint Kolom
Flow chart Ereksi Pelat Lantai Precast

START

Persiapan
TIDAK
YA
Angkat Pelat

Letakkan Pelat pada koordinatnya

PasangSupporting utk Menyangga Pelat Jika Perlu

PasangPembesian Topping Pelat

PasangBekisting Pinggir dan CelahAntar Pelat

Cor Topping Pelat

END
Ceklist Item Pekerjaan Persiapan PasangSlab Precast :
- Dimensi Slab/ Pelat yang akan dipasang sudah memenuhi Toleransi Produk
- Memastikan kondisi Perancah, seling, Crane/TC kondisi baik
- Memeriksa Tipe dan Jumlah Slab yang akan dipasang
- Menyebarkan dan mengatur Slabb tersusun rapi dan sedekat mungkin
Dengan area pemasangan
- Memeriksa Kondisi titik angkat PadaSlab

PEMASANGANSLAB PRECAST

Ceklist Item Pekerjaan Joint Slab Precast :


- Pemeriksaan posisi Slab sdh terpasang pada posisi sebenarnya
- Pemeriksaan Material Joint Slab sesuai spesifikasi (Mutu Besi Topping, Mutu Beton dll)
- Pemeriksaan Bekisting Slab (Kuat, Tidak mudah bocor dan sesuai dimensi)
- Pemeriksaan Pembesian Topping Slab terpasang dengan baik dan benar
- PemeriksaanAlat kerja untuk joint (Bucket Cor, Vibrator dll)
- Pemeriksaan Pengecoran Joint SLabpenuh dan Padat
- Memeriksa HasilAkhir Pekerjaan Joint Slab
Flow chart Ereksi Tangga Precast

START

Persiapan
TIDAK
YA

Angkat TanggaPrecast

Letakkan Tanggapada Balok Tangga

PasangSupporting utk Menyangga TanggaJikaPerlu

PasangPembesian Joint Tangga


Atau PasangBaut Joint Tangga

END
Ceklist Item Pekerjaan Persiapan PasangTanggaPrecast :
- Dimensi Tanggayang akan dipasang sudah memenuhi ToleransiProduk
- Memastikan kondisi Perancah, seling, Crane/TC kondisi baik
- Memeriksa Tipe dan Jumlah Tanggayang akan dipasang
- Memeriksa Kondisi titik angkat PadaTangga

PEMASANGANTANGGAPRECAST

Ceklist Item Pekerjaan Joint TanggaPrecast :


- Pemeriksaan posisi Tanggasdh terpasang pada posisi sebenarnya
- Pemeriksaan Material Joint Tanggasesuai spesifikasi (Mutu Angkur/ Baut, Mutu Beton dll)
- Pemeriksaan Bekisting Joint Tangga(Kuat, Tidak mudah bocor dan sesuai dimensi)
- Pemeriksaan PemasanganAngkur/ Baut terpasang dengan baik dan benar
- PemeriksaanAlat kerja untuk joint (Bucket Cor, Vibrator, Mesin Lasdll)
- Memeriksa HasilAkhir Pekerjaan Joint Tangga
QUALITY CONTROL ERECTION BETON PRECAST

ITEM YANG DIPERIKSA MEMENUHI PERSYARATAN?


1. PRODUK FINISH (Kolom, DIMENSI REF. TOLERANSI PRODUK
Balok, Slab, Dinding dll) SURFACE REF. VISUAL

2. MUTU PRODUK MUTU BETON REF. DESAIN/ GAMBAR


MUTU BESI REF. PENGUJIAN/ SERTIFIKAT
3. ACCESSORIES TITIK ANGKAT REF. PERHITUNGAN
DUDUKAN
4. BAHAN JOINT (angkur joint, MUTU BETON REF. PENGUJIAN/ SERTIFIKAT
strand, pelat baja, grouting MUTU BESI
pengisi dll) MUTU GROUTING
MUTU LAS
5. METODA CONNECTION METODA/ TAHAPAN REF. SPESIFIKASI TEKNIS
(JOINTING) PERALATAN REF. FUNGSI/ KEGUNAAN
BEKISTING JOINT KOKOH DAN TIDAK MUDAH
BERGESER

6. KAPASITAS ALAT ANGKAT DAYA ANGKAT/ JANGKAUAN REF. MANUAL BOOK


(Tower crane, mobile crane dll) OPERATOR REF. SERTIFIKAT (SIO)

7. POSISI, JARAK, ELEVASI POSISI KOODINAT REF : TOLERANSI ERECTION YANG


PEMASANGAN ELEMEN ELEVASI DIIJINKAN
PRECAST JARAK
KESIMPULAN
• Prosedur pemasangan (tahapan dan urutan pemasangan) elemen beton
precast pada struktur bangunan gedung bertingkat Perlu diikuti dengan baik
dan benar untuk menghasilkan kualitas bangunan yang baik pula

• Pemeriksaan elemen precast (toleransi produksi terpenuhi) dan jointing beton


precast perlu dilakukan dengan baik dan benar untuk menghindari deviasi
pemasangan dan kesalahan pada tahap berikutnya

• Elemen precast yang sudah terpasang dari bagian bawah sampai Keatas
harus memenuhi toleransi pemasangan agar mempermudah pekerjaan
selanjutnya (pek.arsitektur, mekanikal elektrial) dan akan menghasilkan
bangunan secara utuh berkualitas baik.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Hendrian Budi Bagus Kuncoro, S.T.., M.Eng
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai