Bayu Wiga Anugrah - G1C020027 - Catatan Kuliah Pekan 4 - PP 2
Bayu Wiga Anugrah - G1C020027 - Catatan Kuliah Pekan 4 - PP 2
Disusun Oleh :
NPM : G1C020027
UNIVERSITAS BENGKULU
PROVINSI BENGKULU
2021
PEMBENTUKAN
Deformasi Material
Kompetisi proses-proses:
Siapapun boleh memilih tempa atau proses serbuk atau pengecoran. Masing-masing memiliki
keunggulan, di samping ada keterbatasan. Demi keunggulan yang ingin dicapai dan dengan
menerima keterbatasan, atau menyiasati keterbatasan, maka suatu proses dipilih
Mekanisme Deformasi
Flow stress adalah tegangan yang dihitung menurut laju peregangan, atau strain rate, pangkat
koefisien pengerasan regangan dikali sebuah konstanta peregangan. Istilah masing-masing
dibahas pada kurva log tegangan sebenarnya lawan log regangan sebenarnya.
FLOW STRESS
K koefisien kekuatan
n eksponen pengerasan regangan
Langkah-langkah:
Proses pembentukan umumnya menggunakan arah tekan untuk menghindari necking yang
biasa terjadi pada arah tarik). Arah tekan memungkinkan regangan plastis yang besar,
biasanya 10-an sampai 100-an persen.
HOT WORKING
Kurva tegangan-regangan pada suhu tinggi
Flow stress steady-state terjadi sebagai hasil akumulasi dislokasi (oleh work
hardening) dan penghilangan dislokasi (oleh recovery dinamik). Fenomena ini biasa
terjadi pada paduan alumunium.
Paduan yang lain (seperti baja) mengalami rekristalisasi dinamik. Yaitu butiran baru
terbentuk, berkembang, dan diikuti work hardening. Siklus ini berlangsung secara
kontinyu, sehingga menurunkan flow stress.
Baik recovery maupun rekristalisasi dinamik bergantung kepada strain rate dan
temperatur. Yakni proses dikendalikan difusi yang diaktivkan oleh thermal (diffusion-
controlled thermally activated process)
Dengan dikenai deformasi cold, struktur mikro logam akan berbentuk pipih, se arah dengan
arah deformasi. Ketika dikenai panas yang hangat maka akan terjadi fenomena RECOVERY,
pada tahap recovery (pemulihan), kekuatan dan kekerasan tidak berubah, struktur mikro
belum berubah, masih pipih, keuletan sedikit diperbaiki. Yang sangat berubah adalah
resistivity (ketahanan listrik) semakin turun dengan cepat, dan juga jumlah energi yang
disimpan semakin berkurang dengan cepat.
Bila panas ditahan lebih lama, atau tinggi temperatur diberikan lebih tinggi, daerah
RECRYSTALLIZATION akan tercapai. Di sini sifat-sifat banyak yang berubah dengan
jelas.struktur mikro masih pipih, dengan sedikit ada penumpulan di bagian-bagian yang
berstruktur tajam. Bila waktu ditahan lebih lama lagi, atau suhu yg diberikan lebih tinggi lagi,
maka akan terjadi GRAIN GROWTH, butir-butir berubah bentuk menjadi equi-axial, yaitu
sama panjang ke semua arah butir.
mengapa struktur mikro berubah dengan diberi panas dan waktu? Karena sebab deformasi
dingin, di dalam bahan disimpan energi yang besar, yang siap untuk melangsungkan proses
difusi bila cukup panas dan cukup waktu. Ketika ada panas yang cukup, proses difusi
berlangsung, maka terjadilah 3 fenomena di atas.
Penodelan proses deformasi menggunakan metoda elemen hingga (FEM) atau dinamika
fluida komputasi (CFD), memadukan aliran metal dan aliran panas.
Penghitungan analitik sederhana untuk memprediksi gaya, input energi, dan kenaikan suhu,
menggunakan dua pendekatan:
kriteria luluh, yield criterion, yang dipakai untuk setiap keadaan tegangan (stress
state), dalam menentukan kapan plastic flow terjadi
aturan flow, flow rule, dihubungkan dengan plastic strain (atau strain-rate) terjadap
keadaan tegangan.
Untuk setiap general stress state dapat ditemukan se-pasang sumbu-sumbu utama (principal
axes).
Tensor tegangan untuk 3 sumbu ini terdiri dari 3 tegangan utama sepanjang 3 sumbu, tanpa
ada tegangan di arah diagonal (shear)
Tegangan hydrostatis tidak memberi efek yielding pada metal (meskipun memberi efek pada
polimer, dan berakibat retakan).
Yield criterion kini menjadi sebuah kondisi di sekitar tensor tegangan deviatorik.
Yakni yield terjadi ketika beberapa fungsi tensor stress deviatorik mencapai harga kritis.
Max [harga mutlak(sigma1 – sigma2), harga mutlak (sigma2 – sigma3), harga mutlak
(sigma3 – sigma1)] = Y
Biasanya tegangan-tegangan utama pada kondisi: sigma1 > sigma2 > sigma3 sehingga
sigma1 - sigma3 = Y
Yield terjadi ketika energi regangan geser elastis mencapai harga kritis.
Tresca:
sigma1 – sigma3 = Y = 2k
Von Mises:
Untuk menguji manakah dari dua kriteria yang terbaik, dengan mengukur Y dan k pada
sampel material yang sama (dan di bawah kombinasi tarikan dan geseran).
Ketika kriteria Yield dipenuhi, aturan flow diperlukan untuk menghubungan regangan plastis
kepada tegangan.
Dalam bahan isotropis, sumbu-sumbu tegangan utama dan laju regangan berhimpit.
Aturan flow Levy-Mises menyatakan: bahwa perubahan regangan plastis pada setiap arah
utama adalah proporsional dengan komponen tegangan deviatorik pada arah tersebut. Yakni:
Dalam lukisan regangan bidang, satu dimensi geometri yang terkena deformasi adalah jauh
lebih besar daripada bagian yang lain, sehingga tidak ada regangan pada arah tersebut.
Regangan bidang adalah upaya penyederhanaan yang biasa digunakan dalam rolling, slab
extrussion, drawing, sebagian forging, dan pemesinan.
Jika regangan utama pada arah 2 adalah NOL, yakni epsilon2 = 0, maka dari persamaan
Levy-Mises:
sehingga
Yakni sigma2 akan menjadi tegangan utama intermediat dan sigma1 > sigma2 > sigma3
Tegangan geser maskimum akan menjadi ½ (sigma1 - sigma3) pada bidang yang membentuk
sudut 45° dengan sumbu 1 dan sumbu 3
Sehingga untuk kasus regangan bidang, dua kriteria tersebut memberi hasil yang sama, dalam
hal tegangan geser yield murni, k.
Dengan menggunakan sistem tegangan yield uni-aksial Y, mereka berbeda 15%. HargaYield
yang lebih besar diberikan oleh kriteria von Mises, 2Y/√3. Harga ini disebut dengan tegangan
yield regangan bidang.