Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH SEJARAH ASIA TIMUR II

JEPANG PADA MASA PENDUDUKAN AMERIKA SERIKAT


(1945-1952)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sejarah Asia Timur II

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Leo Agung S., M.Pd

Disusun Oleh :

Allisya Syifa Istiana (K4419010)


Andrea Salsalova (K4419013)
Bonaventura M. P (K4419027)
Dyah Ayu Prawitasari (K4419033)

Program Studi Pendidikan Sejarah


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2020

i
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga tugas mata kuliah
Sejarah Asia Timur II yang berjudul “Jepang Pada Masa Pendudukan Amerika
Serikat (1945-1952)” dapat terselesaikan. Disusun sebagai pemenuhan tugas
kelompok. Penulis menyadari makalah ini dapat tersusun sedemikian rupa dan
terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Leo Agung S., M.Pd selaku pengampu dosen mata kuliah Sejarah Asia Timur II
dan teman-teman yang banyak memberikan masukan dan informasi demi
pemenuhan tugas ini. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan tugas ini karena penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangannya. Semoga tugas makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembacanya.

Surakarta, 24 Oktober 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Judul…………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………..…iii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………….………1
1. 1 Latar Belakang……………………………………………………...……1
1. 2 Rumusan masalah…………………………………………………..……2
1. 3 Tujuan penulisan…………………………………………………………2
BAB II Pembahasan………………………………………………….…………3
2.1 Tugas pemerintahan pendudukan AS di Jepang……………………….…3
2.2 Pelaksanaan Politik Pendudukan…………………………………………4
a. Periode Reformasi (1945-1958) …………………………………………4
b. Periode Penetapan (1948-1950) …………………………………………5
c. Periode Peninjauan Kembali (1950-1951) ………………………………6
2.3 Hasil Masa Pendudukan Amerika Serikat di Jepang………………...………7
a. Bidang Politik……………………………………………………………7
b. Bidang Keagamaan………………………………………………………8
c. Bidang Ekonomi…………………………………………………………8
d. Bidang Militer …………………………………………………...………9
e. Bidang Pendidikan ………………………………..……………………10
BAB III Penutup………………………………………………………………11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………11
3.2 Saran…………………………………………………...……………………12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu negara maju. Namun, siapa sangka,
walaupun Jepang saat ini telah menjadi negara maju, Jepang pernah mengalami
masa keterpurukannya yaitu pasca Perang Dunia ke II dimana Jepang diduduki
oleh Amerika Serikat pada tahun 1945 hingga tahun 1952. Kehancuran akibat
Perang Dunia ke II terjadi dimana-mana. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia
ke II bukan hanya menghancurkan Jepang, melainkan juga mengubah arah tujuan
Jepang.
Kekalahan Jepang, dinilai sebagai suatu “pembukaan kedua” dimana
“pembukaan pertama” telah dilakukan oleh Komodor Matthew Perry saat
membuka paksa Jepang dari keadaan Sakoku. Pada “pembukaan kedua” ini
Jepang mengubah haluannya dengan menolak kekuatan militer dan memusatkan
perhatiannya pada sektor perekonomian (Fukutake, 1988).
Kekalahan Jepang benar-benar lumpuh pada saat terjadinya pengeboman
kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Kemudian,
perjanjian atas penyerahan Jepang terhadap pihak Sekutu ditandatangani pada
tanggal 2 September 1945 di atas Kapal Missouri di Teluk Tokyo (Bliven, 1963).
Selama masa pendudukan Amerika Serikat lah Jepang mendapatkan
banyak pengalaman-pengalaman modern, dimana rakyat berevolusi dalam waktu
yang singkat. Tidak heran, jika hal tersebut Jepang menjadi suatu negara yang
modern oleh negara yang lebih maju (Leo Agung, 2012)
Pada saat Amerika menduduki Jepang, Amerika dipimpin oleh Jendral
Douglas MacArthur yang menjabat sebagai SCAP (Supreme Commander for the
Allied Power) atau yang biasa disebut dengan Panglima Tertinggi Sekutu. Dalam
pidatonya pada upacara penyerahan resmi di atas USS Missouri, ia menyatakan
kekecewaannya pada Jepang yang telah menggunakan “pengetahuan dan
pencerahan” yang telah mereka dapatkan dari Komodor Perry sebagai instrument
untuk penindasan dan perbudakan manusia, serta menyatakan tujuan dari
pendudukan Amerika adalah untuk menyelesaikan misi Komodor Perry dengan

1
melakukan demiliterisasi dan pengaplikasian demokrasi di Jepang (Caprio
dan Sugita, 2007:3). Hal pertama yang dilakukan pada saat melakukan
pendudukan di Jepang yaitu melakukan “pembersihan” dalam segi pemerintahan,
politik, pendidikan, dan media dari orang-orang yang sebelumnya terlibat dalam
propaganda perang.

1. 2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam
tulisan ini adalah
a. Apa saja tugas pemerintahan pendudukan AS di Jepang?
b. Bagaimana proses pemerintahan pendudukan?
c. Apa sajakah hasil dari masa pendudukan?

1. 3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui
a. Mengetahui tugas-tugas pemerintahan pendudukan AS di Jepang.
b. Mengetahui proses pemerintahan pendudukan.
c. Mengetahui hasil dari masa pendudukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tugas pemerintahan pendudukan AS di Jepang


Politik Amerika Serikat memberikan kesempatan bagi Jepang untuk
melaksanakan dan mengembangkan sistem perekonomian serta demokrasi, hal ini
ditegaskan antara Amerika Serikat dengan Jepang di Postdam. Selain itu, hal
tersebut juga dipertegas lagi di dalam United States Initial Post Surrender Policy
for Japan pada tanggal 9 Agustus 1945, yang di dalamnya dicantumkan secara
garis besar kebijaksanaan politik pendudukan Amerika Serikat di Jepang. Dalam
pelaksanaan pendudukannya, Amerika Serikat menunjuk MacArthur sebagai
Supreme Commander for the Allied Powers (Pimpinan Tertinggi Pasukan Sekutu)
(Leo Agung, 2012:91).
Tugas Jenderal MacArthur sebagai SCAP yaitu menjalankan politik
pendudukan negara-negara sekutu di Jepang. Tugas yang ditetapkan dari
pemerintah pendudukan yaitu sebagai berikut:
a. Melikuidasi militerisme Jepang dan nasionalisme yang dipengaruhi
militerisme.
b. Mengadili penjahat-penjahat perang dengan mengecualikan tenno dari
mereka.
c. Menyingkirkan dari pimpinan orang-orang yang dianggap turut
bertanggung jawab atas politik agresi.
d. Pembayaran rampasan perang kepada negara-negara yang dirugikan.
e. Penghancuran industry perang dan pelucutan senjata Jepang.
f. Melaksanakan langkah-langkah pendemokrasian Jepang di bidang politik,
ekonomi dan pendidikan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Jenderal MacArthur dibantu oleh tiga
kelompok, yaitu:
1) Tentara pendudukan, dimana 80% nya terdiri dari pasukan Amerika
Serikat.
2) Markas besar di Tokyo, markas ini bertanggung jawab atas kelancaran
setiap tahun pendudukan

3
3) Tim pemerintahan yang terdiri dari golongan militer yang berada di tingkat
provinsi (prefecture).
Dalam upaya mengawasi pelaksanaan pendudukan, maka dibentuklah
Komisi Urusan Timur Jauh (For Eastern Commision) yang bertempat di
Washington. Komisi ini terdiri dari 11 negara yang berperang melawan Jepang.
Negara-negara tersebut yaitu: 1) Amerika Serikat, 2) Uni Soviet, 3) Inggris, 4)
Prancis, 5) Cina, 6) Kanada, 7) Belanda, 8) Australia, 9) Selandia Baru, 10)
India, dan 11) Filiphina. Tugas komisi ini yaitu menyusun dan mengesahkan
rumusan politik pendudukan di Jepang.
Selain Komisi, juga dibentuk Dewan Sekutu (Allied Council) untuk
Jepang yang berkedudukan di Tokyo. Dewan Sekutu ini terdiri dari negara
Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Inggris dan Australia. Dewan Sekutu harus
berkonsultasi dengan SACP dan memberikan nasihat mengenai politik
pendudukan (Leo Agung, 2012:92).

2.2 Pelaksanaan Politik Pendudukan


Pendudukan Amerika Serikat di Jepang berlangsung dalam tiga periode mulai
tahun 1945 sampai tahun 1951. Periode tersebut antara lain sebagai berikut :
d. Periode Reformasi (1945-1958)
Dalam periode ini, terjadi banyak perubahan berupa pembaruan dan
inovasi oleh pemerintah yang memiliki tujuan agar Jepang menjadi Negara
yang lebih demokratis. Hal tersebut tercermin dalam pembagian
antargolongan yang dibuat merata dan membagi kekayaan secara adil
[ CITATION Edw13 \l 1033 ]. Upaya ini dianggap berhasil karena demokrasi
sudah sejak lama di kenal oleh masyarakat Jepang sehingga bukan menjadi
hal yang asing bagi mereka, pendidikan yang ada di Negara Jepang sudah
menyeluruh dan merata sehingga pemerintah Amerika Serikat lebih mudah
dalam mengaturnya. Selain itu yang menjadi hal terpenting adalah adanya
rancangan undang-undang dasar yang dirancang Amerika Serikat pada
tanggal 6 Maret 1946 yang dibicarakan dalam parlemen. Undang-Undang
Dasar tersebut disahkan setelah adanya beberapa amandemen pada tanggal 3
November 1946 dan mulai berlaku pada tanggal 3 Mei 1947. Keanggotaan

4
parlemen terdiri dari Majelis Tinggi dan Majelis Rendah. Kedua parlemen
tersebut terpilih dari adanya pemilihan umum. Selain itu yang merupakan
salah satu hal terpenting dari adanya perubahan Undang-Undang adalah
pemindahan kedaulatan dari tangan kaisar ke tangan rakyat [ CITATION
Leo121 \l 1033 ].
Sedangkan dalam bidang ekonomi, perubahan penting yang terjadi adalah
adanya penghancuran terhadap monopoli zaibatsu yang dilakukan sebagai
cara untuk memperbarui struktur ekonomi Jepang. Hal tersebut diterapkan
dengan membubarkan perusahaan besar dan kemudian membeli saham-
sahamnya untuk dijual kembali pada rakyat. Selain dalam hal tersebut,
terdapat pula pembaruan dalam bidang agrarian yakni berupa dasar pemilikan
tanah yang diubah untuk menambah jumlah petani agar memiliki tanah
sendiri dan mendapat kemerdekaan ekonomi yang besar. Sehingga periode ini
dianggap mencapai kesuksesan meskipun dalam bidang ekonomi belum
memberi dampak yang berarti yakni perekonomian masih lambat karena
sistem pembangunan bergantung pada pemerintah Amerika Serikat. Selain itu
penyebab dari perkembang ekonomi yang buruk adalah karena terhentinya
perdagangan ekspor yang dilakukan Jepang, banyaknya kerusakan yang
disebabkan oleh perang, hilangnya daerah jajahan Jepang, serta banyaknya
perubahan dalam kepemimpinan perusahaan di bawah perintah SCAP
[ CITATION Nik98 \l 1033 ]
e. Periode Penetapan (1948-1950)
Pada periode ini, berlangsung penetapan kekuasaan dan kekayaan
golongan militer yang dibagi secara merata oleh pemerintahan Amerika
Serikat. Oleh karena alasan tersebut periode ini disebut dengan periode
penetapan. Jepang dianggap perlu menjadi penyeimbang dunia karena
banyaknya perpecahan antara blok-blok yang terjadi saat itu, bahkan jepang
dijadikan sebagai kancah dari perang dingin. Pada periode ini, banyak kritik
yang dilontarkan pada pemerintah Amerika Serikat karena nasionalisme baru
tumbuh terutama di kalangan pelajar yang mendukung komunis. Pemerintah
Washington sudah menduga bahwa hal tersebut akan terjadi sehingga
MacArthur berkeinginan untuk segera memindahkan kedaulatan kepada

5
Jepang karena ia berpikir bahwa Jepang memiliki penduduk dengan
kepribadian unik dengan masyarakat yang terbentuk oleh tradisi, namun hal
tersebut dihalangi oleh pemerintah Uni Soviet yang tidak ingin demokrasi di
Jepang berhasil [CITATION Kai17 \t \l 1033 ].
f. Periode Peninjauan Kembali (1950-1951)
Periode ini disebut juga dengan ratifikasi. Dimulai pada 6 April tahun
1950, tepatnya ketika John Foster Dullas disahkan menjadi penasihat
Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat dan membuat perjanjian
perdamaian dengan Jepang atas perintah Presiden Truman kepada John
Foster. Pada periode ini terdapat pula pengaruh dari luar seperti adanya
perang antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi tanggal 25 Juni
1950. Perang ini bahkan menimbulkan perselisihan antara Presiden Truman
dan Mac Arthur yang pada akhirnya membuat MacArthur dipecat dari SCAP
pada 1 April 1951 dan diganti oleh Marthew B. Ridgway [ CITATION Nio62 \l
1033 ].
Adanya rencana mengenai perundingan perdamaian dengan Jepang
dilanjutkan oleh John Foster Dulles yang akhirnya mendapat julukan arsitek
Perjanjian Perdamaian San Fransisco karena ia yang merancang perjanjian
perdamaian tersebut. Perjanjian Perdamaian San Fransisco ini kemudian
dilaksanakan di San Fransisco pada 8 September 1951 setelah mendapat
persetujuan kedua belah pihak. Perjanjian ini menyangkut Amerika Serikat,
Jepang dan 48 negara lainnya yang terkait. Perjanjian ini memuat beberapa
ketentuan antara lain:
1) Jepang mengakui kemerdekaan atas Korea dan kehilangan seluruh
haknya atas Korea
2) Jepang kehilangan haknya atas Taiwan dan Pescadores
3) Jepang kehilangan ha katas Kurile, Shakalin dan pulau lain yang
diserahkan padanya melalui perjanjian perdamaian Portsmouth pada
1905
4) Jepang menyerahkan seluruh miliknya yang ada di Pasifik
5) Jepang menyerahkan seluruh miliknya atas daerah Antartika
6) Jepang kehilangan ha katas pulau Spartly

6
Naskah tersebut ditandatangani oleh kedua pihak, dari Amerika Serikat
ditandatangani oleh John Foster Dulles dan dari pihak Jepang oleh Perdana
Menteri Yoshida pada tanggal 8 September 1951 yang menjadi akhir
pendudukan Amerika Serikat di Jepang dan Jepang mendapat kedaulatan
penuh. Pada perjanjian tanggal 8 September 1951 tersebut, Uni Soviet dan
RRC tidak terlibat sehingga kembali diadakan perjanjian antara Jepang dan
Uni Soviet pada 11 Agustus 1956 dalam perundingan di Moscow yang berisi
yakni :
1) Uni Soviet mengakui kedaulatan Jepang
2) Uni Soviet mendukung Jepang menjadi anggota PBB
3) Jepang wajib melepaskan dua pulau yakni Pulau Habomai dan Shikotan
yang ke duanya di bawah pengawasan Uni Soviet.
Dengan adanya perundingan tersebut, menunjukkan bahwa Jepang berada
di pihak yang kalah. Dan setelah masa pendudukan Amerika Serikat berakhir,
Jepang ingin mulai menjalin kerja sama dengan Negara-negara lain di dunia,
dan hal tersebut terwujud setelah bergabungnya Jepang dengan PBB pada 18
September 1956 [ CITATION Leo121 \l 1033 ].

2.3 Hasil Masa Pendudukan Amerika Serikat di Jepang


a. Bidang Politik
Hasil yang dicapai Jepang dibidang politik yaitu terciptanya politik
akomodasi yang menguntungkan bagi pemerintahan Jepang modern.
Politik akomodasi berisi tindakan penggabungan berbagai elemen politik
yang terdapat dalam partai-partai politik di Jepang. Politik akomodasi
dilaksanakan oleh partai-partai besar seperti Partai Liberal, Partai
Demokrat, dan Partai Sosialis. Tindakan tersebut dilakukan untuk
menstabilkan kondisi politik Jepang yang mengalami ketegangan akibat
munculnya hubungan Amerika Serikat dan Jepang dalam bentuk
perjanjian pertahanan tahun 1959 dan disetujui tahun 1960.
Pada tahun 1960, kondisi politik Jepang mengalami ketenangan
dan gangguan dalam kesimbangan pemerintahan. Suara dari Partai Liberal
Demokrat (LDP) masih menjadi kunci dalam sistem pemerintahan Jepang.

7
Partai Liberal Demokrat (LDP) berusaha untuk memenangkan dukungan
dari golongan oposisi dengan menekankan kebijakan pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat (Stockwin, 1984: 141-
142). Partai Liberal Demokrat (LDP) mengubah taktik dalam Diet menjadi
tempat berunding secara informal dengan partai-partai oposisi diberbagai
permasalahan dan membuat perubahan keputusan untuk memperoleh
dukungan. Golongan sayap kiri yang tergabung dalam Partai Sosialis
Jepang merespon tindakan Partai Liberal Demokrat (LDP) dengan
konfrontasi politik ditempat kerja serta isu-isu internasional. Hasilnya
adalah politik pertumbuhan baru yang ditandai dengan adanya tindakan
akomodasi dan kompromi antar golongan-golongan dalam politik.
b. Bidang Keagamaan
Hubungan antara agama Shinto dan pemerintahan Jepang
diputuskan oleh SCAP pada 15 Desember 1945. SCAP memutuskan
bahwa kaisar bukanlah keturunan Dewa Matahari (Amaterasu Omikami)
sehingga pada 1 Januari 1946 kaisar mengeluarkan sebuah amanat yang
menyatakan bahwa dirinya bukan keturunan dewa. 
Meskipun Shintoisme bukan lagi agama negara, banyak
orang Jepang masih menganggapnya sebagai agama nasional. Namun
Shintoisme pasca Perang Dunia II sangat berbeda dengan versi pra-1946,
yang telah dibersihkan dari unsur-unsur politik, nasionalistik dan
militeristik seperti yang banyak terkandung dalam doktrin kepercayaan
tradisional Nippon itu.
c. Bidang Ekonomi
Pola pertumbuhan ekonomi Jepang memperlihatkan adanya sebuah
keberhasilan yang belum dapat dicapai oleh negara-negara lain (Soesastro.
1990: 62). Selama masa pendudukan Amerika Serikat, kondisi Jepang
masih mengalami depresi dan inflasi. Keadaan demikian berubah setelah
Jepang mengalami periode Kebangkitan nasional yang terjadi pada tahun
1960.
Hasil yang dicapai Jepang dalam masa kebangkitannya adalah
bahwa Jepang bergabung dengan kelompok negara-negara industri utama

8
dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada
tahun 1964 (Soesastro, 1990: 139). Olimpiade ke-18 yang diadakan di
Tokyo pada bulan Oktober tahun 1964, memberikan kejelasan bahwa
status Jepang telah kembali menjadi negara yang sejajar dengan bangsa-
bangsa lain. Jepang sering menyebut tahun 1964 sebagai Tahun Keemasan
atau Golden Years. Hasil yang dicapai menjadikan Jepang sebagai negara
yang memiliki perekonomian luar biasa. Ikeda Hayato yang menjabat
sebagai Perdana Menteri Jepang tahun 1960-1964, mengumumkan bahwa
Jepang akan menjadi negara yang kaya dan maju. Pendapatan per kapita
Jepang pada tahun 1960 sebesar $ 421 dan $ 1.676 pada tahun 1970.
d. Bidang Militer
1. Di dalam Deklarasi Potsdam telah ditetapkan bahwa semua penjahat
perang dan orang-orang yang telah melakukan kekejaman pada tawanan
perang Sekutu, akan dihukum.
2. Di Tokyo dibentuk suatu pengadilan Internasional untuk melaksanakan
hukuman bagi orang orang yang melakukan kejahatan.
3. Setelah mengalami kekalahan pada perang Pasifik, kehidupan militer di
Jepang tergeserkan oleh pembangunan ekonomi, sehingga dunia militer
kurang diperhatikan. Dan karena kekalahan inilah akhirnya melahirkan
konstitusi baru yang nantinya akan membatasi pengembangan dalam
bidang militer.
Jepang mengambil sikap dengan menerapkan sistem konprehensif terhadap
pertahanan Jepang atas tiga hal yaitu:
 Kekuatan militer Jepang hanya seperlunya atau tidak seberapa besar.
 Kemampuan ekonomi berupa pemberian bantuan ekonomi kepada negara-
negara yang sedang berkembang.
 Diplomasi yang dapat menjamin keamanan dan kepentingan kepentingan
Jepang pada umunya.
e. Bidang Sosial
1. Terbentuknya organisasi Serikat Buruh dan mengeluarkan perintah bahwa
para buruh dilarang melakukan pemogokan.

9
2. Memberhentikan semua orang orang yang dianggap penting dan
mempunyai hubungan dengan agresi Jepang berdasarkan pekerjaannya.
Mereka tidak diperbolehkan memiliki jabatan umum.
3. Pada 1947 muncul Konstitusi Jepang yang baru. Dalam konstitusi tersebut,
Jepang dianggap sebagai negara yang menganut paham pasifisme yang
menolak kekerasan atau peperangan.
4. Warga negara Jepang berusia 20 tahun keatas sudah memiliki hak pilih.
f. Bidang Pendidikan
Di bidang ini Banyak pemuda yang dikirim ke luar negeri untuk belajar
dan mencari ilmu sebanyak mungkin. Terdapat struktur baru pendidikan yang
di berikan oleh Amerika Serikat, yaitu Sistem pendidikan diperbaharui, hal
ini bertujuan untuk mengubah semangat dan sisi pendidikan sekolah. Sekolah
Dasar wajib selama enam tahun dan tidak dipungut biaya. Dengan ini
diharapkan seorang anak dapat secara aktif mengembangkan pikirannya dan
kemampuan bawaan yang telah dimilikinya. Dalam sistem yang lama ada
berbagai jalur lanjutan sekolah dasar yang semuanya tidak bersifat wajib.
Namun system yang baru menganjurkan untuk diadakan sekolah lanjutan
pertama yang bersifat wajib selama 3 tahun (laki laki maupun perempuan)
namun tidak dipungut biaya. Tujuannya pun hampir sama dengan sekolah
dasar, yaitu mengembangkan kepribadian siswa, mengajarkan tentang
kewarganegaraan dan kehidupan bermasyarakat serta memberikan
kesempatan belajar bekerja. Dalam sistem yang baru, dianjurkan pula setelah
sekolah lanjutan pertama diadakan sekolah lanjutan atas untuk laki laki
maupun perempuan.
Tujuan dari sekolah lanjutan atas inipun untuk memperoleh keterampilan
kerja dan menyiapkan siswanya untuk masuk perguruan tinggi. Terdapat
Universitas sebagai tingkatan yang lebih tinggi untuk mengembangkan
pikiran. Standart pendidikan di Jepang menjadi sangat tinggi dan lebih maju.
Hal ini tidak lain dikarenakan budaya membaca yang masih banyak dilakukan
oleh masyarakat Jepang[ CITATION Leo121 \l 1033 ].

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jepang merupakan salah satu negara maju. Namun, siapa sangka,
walaupun Jepang saat ini telah menjadi negara maju, Jepang pernah mengalami
masa keterpurukannya yaitu pasca Perang Dunia ke II dimana Jepang diduduki
oleh Amerika Serikat pada tahun 1945 hingga tahun 1952. Dalam pelaksanaan
pendudukannya, Amerika Serikat menunjuk MacArthur sebagai Supreme
Commander for the Allied Powers (Pimpinan Tertinggi Pasukan Sekutu). Tugas
Jenderal MacArthur sebagai SCAP yaitu menjalankan politik pendudukan negara-
negara sekutu di Jepang. Pendudukan Amerika Serikat di Jepang berlangsung
dalam tiga periode mulai tahun 1945 sampai tahun 1951. Periode tersebut antara
lain sebagai berikut : (1) Periode Reformasi (1945-1958). Dalam periode ini,
terjadi banyak perubahan berupa pembaruan dan inovasi oleh pemerintah yang
memiliki tujuan agar Jepang menjadi Negara yang lebih demokratis. Hal tersebut
tercermin dalam pembagian antargolongan yang dibuat merata dan membagi
kekayaan secara adil; (2) Periode Penetapan (1948-1950). Pada periode ini,
berlangsung penetapan kekuasaan dan kekayaan golongan militer yang dibagi
secara merata oleh pemerintahan Amerika Serikat. Oleh karena alasan tersebut
periode ini disebut dengan periode penetapan; (3) Periode Peninjauan Kembali
(1950-1951). Periode ini disebut juga dengan ratifikasi. Dimulai pada 6 April
tahun 1950.
Hasil Masa Pendudukan Amerika Serikat di Jepang antara lain : (1)
Bidang Politik dengan hasil yang dicapai Jepang yaitu terciptanya politik
akomodasi yang menguntungkan bagi pemerintahan Jepang modern; (2) Bidang
Keagamaan, hubungan antara agama Shinto dan pemerintahan Jepang diputuskan
oleh SCAP pada 15 Desember 1945. SCAP memutuskan bahwa kaisar bukanlah
keturunan Dewa Matahari (Amaterasu Omikami) sehingga pada 1 Januari 1946

11
kaisar mengeluarkan sebuah amanat yang menyatakan bahwa dirinya bukan
keturunan dewa; (3) Bidang Ekonomi, selama masa pendudukan Amerika Serikat,
kondisi Jepang masih mengalami depresi dan inflasi. Keadaan demikian berubah
setelah Jepang mengalami periode Kebangkitan nasional yang terjadi pada tahun
1960; (4) Bidang Militer, Jepang mengambil sikap dengan menerapkan sistem
konprehensif terhadap pertahanan Jepang atas tiga hal; (5) Bidang Sosial salah
satunya adalah terbentuknya organisasi Serikat Buruh dan mengeluarkan perintah
bahwa para buruh dilarang melakukan pemogokan; (6) Bidang Pendidikan, bidang
ini Banyak pemuda yang dikirim ke luar negeri untuk belajar dan mencari ilmu
sebanyak mungkin. Terdapat struktur baru pendidikan yang di berikan oleh
Amerika Serikat, yaitu Sistem pendidikan diperbaharui.

3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat membantu kita untuk lebih
memahami tentang bagaimana pentingnya mempelajari sejarah di Indonesia
dengan lebih mendalam. Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekeliruan baik dalam tata bahasa maupun pemahaman.
Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
Terima kasih sudah membaca semoga apa yang kita baca hari ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi seluruh rakyat Indonesia. Diharapkan
ke depannya terdapat saran yang membangun dan melengkapi makalah ini agar
semakin dapat menjadi sumber terpercaya untuk mempelajari sejarah mengenai
Jepang Pada Masa Pendudukan Amerika Serikat (1945-1952).

12
DAFTAR PUSTAKA

Soesastro, H. 1990. Perkembangan Ekonomi Asia. Jakarta: CSIS.


Stockwin, J.A.A. Pluralisme Politik dan Kemajuan Ekonomi Jepang. Terjemahan
oleh Nin Bakdi Sumanto. 1984. Yogyakarta: Gajah Mada University
Prees.
Agung, L. (2012). Sejarah Asia Timur. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ginanjar Setia, A. M. (2017). Kaisar Amerika di Negeri Sakura : Peranan
Doughlas MacArthur dalam Rekontruksi Jepang Pasca Perang Dunia II.
Journal Factum, 6(2).
Lan, N. J. (1962). Sastra Indonesia-Tionghoa. Jakarta: Gunung Agung.
Nikei Daisuke, W. K. (1998). Pelajaran dari Reformasi Sistem Birokrasi di Jepang
1945-1952. Journal KAP, 2(2).
Topan, E. D. (2013). Pendudukan Amerika Serikat di Jepang Tahun 1945-1952.

Caprio, Mark E., dan Yoneyuki Sugita. 2007. Democracy in Occupied Japan The
U.s. Occupation and Japanese Politics and Society. Abingdon: Routledge.
Fukutake, Tadashi. Masyarakat Jepang Dewasa Ini. Jakarta: PT. Gramedia, 1988.
Bliven, J.R. Bruce. 1963. From Pearl Harbour to Okanawa. Jakarta: Pance Trie.

13

Anda mungkin juga menyukai