sungai
Disusun Oleh
Aslamiah (1810129120017)
Emita Fitriani (1810129220008)
1
Rizqi Rusmadania (1810129120015)
Yuli Marlina Silaen (1810129120006)
Nur Alfina Laili (181012932006)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................2
PETUNJUK PENGGUNAAN HANDOUT EKOLOGI LAHAN BASAH ..................3
CAPAIAN PEMBELAJARAN .........................................................................................4
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................7
A. TINJAUAN UMUM ............................................................................................7
B. PROSES TERBENTUK SECARA UMUM………………………………………………………9
C. CIRI-CIRI FISIK, KIMIA, BIOLOGI KAWASAN SUNGAI .................. 12
D. JENIS JENIS SUNGAI ................................................................................. 15
E. TIPE-TIPE KARAKTERISTIK LAHAN BASAH (SUNGAI) .................................... 17
F. EKOSISTEM LAHAN BASAH (SUNGAI) ................................................... 18
II. FLORA DAN FAUNA PENGHUNI................................................................... 20
A. FLORA ................................................................................................................ 20
B. FAUNA .............................................................................................................. 28
III. FUNGSI DAN MANFAAT ............................................................................. 34
A. FUNGSI ............................................................................................................. 34
B. MANFAAT ......................................................................................................... 35
IV. POTENSI, PELUANG, ANCAMAN DAN TANTANGAN ............................ 36
A. POTENSI DAN PELUANG ............................................................................. 37
B. ANCAMAN DAN TANTANGAN ................................................................... 38
V. PENGELOLAAN DAN KONSERVASI .............................................................. 40
A. PENGELOLAAN ................................................................................................ 40
B.KONSERVASI ..................................................................................................... 41
RANGKUMAN ............................................................................................................... 44
SOAL EVALUASI .............................................................................................................. 45
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................ 48
GLOSARIUM ................................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 51
2
PETUNJUK PENGGUNAAN HANDOUT EKOLOGI LAHAN BASAH
mandiri maupun pada proses tatap muka dikelas atau pembelajaran klasikal. Apabila
dalam mempelajarinya.
1. Handout ini terdiri dari lima kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama, menguraikan
tentang Kajian Umum, Ciri-Ciri (Fisik, Kimia Dan Biologi) Kawasan Lahan Basah Sungai,
Jenis-Jenis Lahan Basah Sungai, Tipe-Tipe Lahan Basah Sungai, Dan Ekosistem Lahan
Basah Sungai. Kegiatan belajar kedua, menguraikan Flora dan Fauna Penghuni Lahan
Basah Sungai. Kegiatan belajar ketiga, menguraikan tentang Peluang, Ancaman Dan
Tantangan. Kegiatan belajar keempat, menguraikan tentang Fungsi Dan Manfaat Lahan
2. Untuk pencarian materi kegiatan belajar, kamu bisa melihatnya pada daftar isi.
4. Handout ini dilengkapi dengan kegiatan ayo selidiki, ayo mengamati dan juga
pertanyaan yang tersedia dan Cocokkan hasil jawabanmu dengan kunci jawaban yang
5. Selama mempelajari isi Handout ini, kamu bisa menggunakan referensi lain atau
3
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI INTI
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
4
INDIKATOR PENCAPAIAN PEMBELAJARAN
sungai.
5
TUJUAN PEMBELAJARAN
kimia, dan biologi lahan basah sungai dengan baik dan benar.
6. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat mengaitkan hubungan potensi &
peluang dengan ancaman & tantangan dari lahan basah sungai dengan benar.
7. Melalui studi literatur kasus, peserta didik dapat menyeleksi pengelolaan dan
6
I. PENDAHULUAN
A. TINJAUAN UMUM
Sumber daya lahan (land resources) adalah lingkungan fisik yang terdiri dari
iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada diatasnya yang berpengaruh pada
tanah (Sitorus, 1995). Sumber daya tanah sendiri merupakan sumberdaya alam yang sangat
penting bagi kelangsungan hidup manusia karena sumberdaya alam diperlukan dalam setiap
kehidupan.
Lahan adalah hamparan di muka bumi berupa suatu tembereng, (segment) yang
berarti suatu perpaduan sejumlah sumberdaya alam dan sumber daya buatan. Lahan juga
merupakan wahana sejumlah ekosistem. Lahan merupakan suatu wilayah (regional), yang
berupa suatu lingkungan buatan masyarakat manusia dan masyarakat hayati yang lain, salah
satu jenis lahan adalah lahan basah. Lahan basah dapat diartikan sebagai suatu wilayah
genangan atau wilayah penyimpanan air, (Gambar 3). Contoh lahan basah seperti daerah
rawa-rawa, mangrove (hutan bakau), payau, daerah genangan banjir, hutan genangan serta
wilayah sejenis lainnya. Menurut Hardjasoemantri (1991) dalam Pramudianto (2011), lahan
basah yang banyak diketahui oleh masyarakat adalah lahan basah seperti rawa-rawa, air
payau, tanah gambut tetapi Masyarakat beranggapan lahan ini merupakan wilayah yang tidak
menarik bahkan dianggap berbahaya. Padahal, kenyataannya ekosistem lahan basah banyak
7
menyimpan berbagai satwa dan tumbuhan liar yang sebagian besar menggantungkan
hidupnya pada keberadaan lahan basah ini. Sebagai contoh jenis serangga yang tinggal di
kawasan ini yang menjadikannya tempat tinggal (habitat) sehingga mampu membentuk
ternyata ekosistem lahan basah boleh dikatakan yang terkaya dalam menyimpan jenis flora
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap kegiatan (interfensi) manusia terhadap
lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk makanan maupun kebutuhan
lainnya (Sitorus, 1995). Dalam hal ini dapat berupa penggunaan lahan seperti tanah
pertanian, tanah hutan, padang rumput dan sebagainya. Jadi pemanfaatannya lebih kepada
masyarakat. Lahan basah daratan meliputi daerah yang jenuh atau tergenang oleh air yang
pada umumnya bersifat tawar baik secara permanen maupun musiman, terletak di darat
atau dikelilingi oleh daratan, dan tidak terkena pengaruh air laut.
Tipe lahan basah yang termasuk kelompok ini antara lain: danau, telaga, sungai, air
terjun, rawa air tawar, danau-danau musiman, kolam dan rawa yang asin di daratan (Judih,
2006). Lahan basah merupakan habitat yang dijadikan sebagai tempat berkembangbiak dan
berinteraksi burung.
8
2. Pengertian Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara
alamiah yang menjadi tempat air dari darat mengalir ke laut. Di dalam Bahasa Indonesia,
kita hanya mengenal satu kata “sungai”. Sedang di dalam Bahasa Inggris dikenal kata
“stream” dan “river”. Kata “stream” dipergunakan untuk menyebutkan sungai kecil, sedang
1. Bagian hulu : pada kondisi hulu aliran air deras, batu-batuan juga besar dan erosi yang
2. Bagian tengah : Pada bagian ini aliran air sudah agak tenang, batu-batuan juga sudah
3. Pada bagian hilir : pada bagian ini aliran air sudah tenang, batu-batuan juga sudah
sungai bisa berasal dari air hujan (terutama di daerah tropis) dan bisa pula berasal dari es
yang mencair di gunung atau pegunungan (terutama di daerah empat musim). Oleh karena
9
itu, debit air sungai bisa sangat dipengaruhi oleh musim. Bagi kita di Indonesia yang berada
di daerah tropis, depit air sungai akan tinggi bila musim hujan dan rendah di musim
kemarau. Sementara itu, di daerah empat musim, debit aliran sungai meningkat ketika
(Sumber : aqdhianti.blogspot.com/sungai)
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalir di permukaan bumi dan
kemudian masuk ke dalam alur sungai dan mengalir sebagai aliran sungai. Kawasan di
permukaan bumi yang bila turun hujan air itu masuk ke suatu aliran sungai tertentu disebut
sebagai Daerah Aliran Sungai atau dikenal sebagai DAS. Jadi, besar atau kecilnya debit air
sungai, selain ditentukan oleh tingginya curah hujan juga ditentukan oleh luas DAS..
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh sebauh punggung bukit yang menerima, mengumpulkan
air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar
sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai utama. Linsley (2000) menyebut
DAS sebagai “A river of drainage basin in the entire area drained by a stream or system
10
of connecting streams such that all stream flow originating in the area discharged through
geographic area that drains to a common point, which makes it an attractive unit for
technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and subsurface
water for crop production, and a watershed is also an area with administrative and
property regimes, and farmers whose actions may affect each other’s interests”.
Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan salah satu
ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi
secara baik dan di dalamnya terdapat keseimbangan dalam dan luar dari material dan
energi. Selain itu pengelolaan, DAS juga bisa sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya
alam (SDA) yang bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang
maksimal dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin
agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.
Aliran sungai di suatu kawasan atau di dalam DAS dapat kita umpamakan seperti
sebatang pohon. Sungai utama adalah batang pohon, dan anak-anak sungai adalah cabang-
cabang pohon dan rantingnya. Ibarat sebatang pohon, makin besar sungai itu, maka makin
banyak pula anak-anak sungai yang mengalirkan aliran airnya ke dalam sungai utama. Jadi,
makin besar sebuah sungai berarti makin banyak cabang dan anak-anak sungainya. Dengan
demikian pula dengan debit sungai, makin banyak cabang atau anak sungai, Pada sistem
aliran sungai, cabang sungai yang paling luar atau yang terjauh dari sungai induk disebut
sengan sungai orde satu. Pertemuan antara dua sungai orde satu menghasilkan sungai orde
dua dan seterusnya sampai ke sungai induk. Diantara pertemuan sungai tersebut biasanya
11
Tahukah kalian kalau sungai ternyata memiliki
beberapa sifat, apa saja itu? Yuk, kita cari
tahu dengan membaca materi dibawah ini.
Beberapa kanal dalam perairan sungai biasanya banyak digunakan dalam hal mencuci
maupun mandi, oleh karenanya sebelum menggunakan air sungai, kita juga perlu melihat ciri
fisik, kimia serta biologi kawasan sungai tersebut. Perairan pada sungai termasuk kedalam
perairan iotik (mengalir) yang dipengaruhi oleh suhu. Suhu disini dipengaruhi oleh tingkat
intentitas cahaya matahari yaitu semakin tinggi intentitas cahaya semakin tinggi pula
suhunya dan sebaliknya. Intensitas cahaya juga berhubungan dengan kedalaman yaitu
semakin dalam suatu periran maka akan semakin rendah tingkat intensitas cahayanya.
Selain kedalaman dan intensitas, Kecepatan arus juga berpengaruh terhadap jumlah
spesies yang hidup yaitu ada beberapa spesies yang nyaman dengan arus yang deras dan ada
spesies yang kurang begitu nyaman terhadap arus yang deras bahkan mati.
12
Ada dua jenis utama dari aliran dalam perairain iotik sungai yaitu aliran laminar dan
aliran turbulen. Aliran laminar hanya terjadi pada air yang bergerak sangat lambat.
Sedangkan Aliran turbulen terjadi pada air yang bergerak cepat. Pada perairan sungai juga
sering ditemui berbagai zat kimiawi yang berperan penting dalam keberlangsungan
kehidupan disungai
Sungai selain dipengaruhi oleh intensitas Cahaya, suhu dan kedalaman. Sungai juga
dipengaruhi oleh kandungan kimiawi seperti kandungan garam didalamnya. Kandungan Garam
yang dimaksud adalah banyaknya ion yang terlarut dalam sungai seperti garam dapur (NaCl).
Ion lain yang turut berpengaruh seperti : natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium
(Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3), ion-ion ini akan mempengaruhi besar
Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan adalah keadaan keseimbangan antara
asam dan basa dalam agar air bisa tetap netral pada pH yang normal (Sekitar 7) (Saeni,
1989). Sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai
pH sekitar 7-8,5.
Gambar 5. pH air
13
3) SIFAT BIOLOGI PADA SUNGAI
(Sumber : ekosistem.co.id/sungai)
Keadaan sungai selain dipengaruhi oleh sifat fisika dan kimianya, sungai juga
dipengaruhi oleh sifat biologisnya yang berhubungan dengan faktor biotik (hidup) dan
abiotic (tak hidup) yang ada pada sungai. Contohnya Organisme hidup ialah Ikan, lumut,
plankton, tumbuhan air, dll. Sedangkan pada faktor abiotik (tak hidup) contohnya ialah Air,
Sungai juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia di daerah aliran sungai (DAS).
mandi, mencuci pakaian bahkan bisa jadi tempat pembuangan sampah yang harusnya tidak
dilakukan karena baik secara langsung atau tidak, sampah dari aktivitas manusia tersebut,
akan masuk ke dalam sungai. Sampah atau limbah tersebut mengakibatkan menurunnya
makrobentos terganggu.
Hewan makrobentos adalah golongan invertebrata yang sebagian besar atau seluruh
hidupnya berada di dasar perairan, Pada umumnya hewan makrobentos ini berupa larva
14
Hewan makrobentos tersebut bisa digunakan sebagai indikator pencemaran organik
Pada sungai yang tercemar oleh sampah, pada umumnya hewan makrobentos
Hewan makrobentos merupakan indikator atau aspek biologi yang baik untuk
mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu perairan. Pertumbuhan dan
kejernihan pada air dari beragam sungai yang terdapat diseluruh dunia (Hafini, 2002).
air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b) Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)
boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang
berhulu di Peguungan Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di
c) Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser),
dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan
15
Gambar 7. Sungai Hujan Gambar 8. Sungai Gletser Gambar 9. Sungai Campuran
(Wikipedia)
Sungai Permanen adalah jenis sungai yang memiliki debit air yang relatif konstan
atau sama banyaknya sepanjang tahun. Contoh : Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan
2) Sungai Periodik
Sungai Periodik adalah jenis sungai yang debit airnya tidak konstan. Pada waktu musim
hujan air sungainya banyak, sedangkan di musim kemarau debit airnya relatif kecil.
16
Contoh :Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah. Serta Sungai Progo
3. Sungai Episodik
Sungai Episodik adalah jenis sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan airnya
akan menjadi banyak pada musim hujan. Contoh : Sungai Batanghari, di Pulau Sumbar
Sumber (Wikipedia)
Pola aliran pada sungai ini terlihat berbentuk seperti jari. Bentuk ini dibedakan
17
2) Pola Aliran Dendritik
Pola aliran pada sungai ini tidak teratur. Biasanya sungai dengan pola aliran
Pola aliran sungai jenis ini menyerupai sirip. Sungai dengan pola aliran trelis ini
Pola aliran pada sungai jenis ini saling membentuk sudut siku, pada daerah
Pola aliran anular ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial
dan resekuen. Pola aliran sungai anular terdapat di daerah dome stadium
dewasa.
alami dan bentuk buatan, seperti persawahan, tambak, kolam industri. Baik lahan basah
alami maupun buatan ternyata keberadaannya sangat penting bagi ekosistem dunia. Bahkan
18
penduduk di beberapa bagian dunia ini sangat bergantung pada lahan ini. Contohnya adalah
masyarakat Asia yang sebagian besar hidupnya tergantung pada beras yang ditanam di
lahan basah, selain itu ekosistem sungai tak terlepas dari hubungan produsen seperti
(Pramudianto, 2011).
(Irwanto, 2011)
AYO SELIDIKI !
Apakah tempat tinggal kalian dekat sungai? Coba
kalian ceritakan bagaimana aktivitas masyarakat
sekitar terhadap sungai. Menurut kalian apakah
aktivitas masyarakat tersebut dapat mempengaruhi
ekosistem sungai? Mengapa demikian?
19
II. FLORA DAN FAUNA PENGHUNI
A. FLORA
Ketapang (Terminalia catappa L)
Klasifikasi (Plantamor)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Combretaceae
Genus: Terminalia
Morfologi
20
1. Daun
tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa dengan kulit, licin di atas dan
2. Akar
3. Batang
jika membujur batang terdapat alur alur yang jelas, arah tumbuh
21
mendatar (horizontalis), yaitu antara cabang dengan batang pokok
Kebiasaan Hidup/Perilaku
Hydrilla
Klasifikasi (Plantamor)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Hydrocharitales
Famili: Hydrocharitaceae
Genus: Hydrilla
Morfologi
Hydrilla (rumput air) adalah jenis tanaman air yang hanya terdiri dari satu
22
spesies. Meskipun beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa
Kayu Akasia
Klasifikasi (Plantamor)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Acacia
Morfologi
23
kätzchenartigem perbungaan. Buah sekitar 90 mm, hijau, lengan
bergelombang.
Habitat
Kelapa
Klasifikasi (Plantamor)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Cocos
24
Morfologi
pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua
sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada
Habitat
perlambatan pertumbuhan.
Pisang
25
Klasifikasi (Plantamor)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili: Musaceae
Genus: Musa
Morfologi
ujung memanjang lalu membentuk bunga dan buah. Bagain bawah pisang
membulat dan berpelepah, tepi daun rata, daging aun seperti kertas,
permukaan daun bagian bawah licin berselaput lilin, warna daun bagian
26
atas berwarna hijau cerah sedangkan bagian daun atas jijau suram.
Habitat
Tumbuhan Paku
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Pteridophyta
Kelas: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Athyriaceae
Genus: Athyrium
Morfologi
27
Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan
dengan sistem pembuluh sejati tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk
reproduksi seksualnya
B. FAUNA
Capung
Klasifikasi (Wikipedia)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Family : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Morfologi
28
berwarna hijau tua dengan garis-garis hitam pada bagian lateral
berwarna.
Habitat
Hidup di dua habitat yaitu pada saat pradewasa dalam air dan saat
29
Keong Sawah
Klasifikasi (Wikipedia)
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Family : Ampullariidae
Genus : Pila
Morfologi
Keong Gondang (Lat.: Pila ampullacea) adalah keong air tawar yang tersebar
dihiasi jalur-jalur coklat. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong
Habitat
30
Ikan Tawes
Klasifikasi (Wikipedia)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
kelas : Actinopterygii
ordo : Cypriniformes
family : Cyprinidae
genus : Barbonymus
spesies : B. gonionotus
Morfologi
Tawes (Barbonymus gonionotus Bleeker, 1850) adalah sejenis ikan air tawar
anggota suku Cyprinidae. Ikan ini merupakan salah satu jenis yang penting dan
populer dikembangkan dalam akuakultur sebagai ikan konsumsi. Secara alami tawes
Habitat
kolam-kolam
31
Kumbang Buah
Klasifikasi (Wikipedia)
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Nitidulidae
Genus : Epilachna
Morfologi
Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan
spesies serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies
yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam
kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang
(sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan
memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan
8 juta.
Habitat
32
AYO MENGAMATI !
a. Faktor Biotik
No Jenis Jenis Deskripsi Deskripsi Famili Famili
Flora Fauna Flora Fauna Flora Fauna
1 …. … … … …. ….
2 …. … … … …. ….
3 …. … … … …. ….
b. Faktor Abiotik
No Kelembaban pH tanah Suhu udara Suhu tanah
Udara
1 …. …. …. ….
2 …. …. …. ….
3 …. …. …. ….
A. FUNGSI
Berdasarkan studi literatur fungsi sungai, diataranya :
(Dokumentasi Pribadi)
34
B. MANFAAT
Berdasarkan hasil obervasi dan wawancara dengan masyarakat yang tinggal
1) Bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk MCK, sebagai jalur transportasi air
35
AYO DISKUSI !
c) Berikan contoh nyata dari fungsi sungai yang ada disekitar tempat tinggal
kalian !
Jawab:………………………………………………………………………………………………………….
d) Berdasarkan manfaat sungai yang telah kalian pelajari, apakah dampak dari
kebiasaan masyarakat tersebut terhadap keberlangsungan organisme
didalam sungai?
Jawab:………………………………………………………………………………………………………….
36
IV. POTENSI, PELUANG, ANCAMAN DAN TANTANGAN
1) POTENSI
menjual hasil ikannya. Ikan haruan (gabus) dan ikan lundu adalah yang terbanyak
dimanfaatkan. Banyak penduduk yang menjual kedua macam ikan ini di teras
rumahnya atau berjaja di atas jukung (perahu dayung khas Kalimantan). Ada pula
yang khusus menangkap kedua macam ikan liar ini di sungai-sungai dekat hutan
rawa dan bakau yang jauh dari perumahan penduduk. Dari hasil menangkap ikan ini
digunakan untuk biaya hidup dan biaya sekolah anak-anaknya (Faidah, 2017). Selain
itu, sungai disekitar tempat tinggal masyarakat juga berpotensi sebagai sistem
2) PELUANG
Sungai dilingkungan lahan basah seperti Sungai Alalak adalah sebuah potensi
besar, yang jika dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal akan menciptakan
37
alam lahan basah bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan (Faidah, 2017).
Kewirausahaan yang disertai kemauan dan tekad yang kuat untuk melakukan
upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup atas dasar kemampuan dengan cara
mengingat kondisi tempat tinggal masyarakat tepian sungai Alalak yang sebagian
besar terbuat dari kayu dan berdiri di atas sungai (Faidah, 2017).
1) ANCAMAN
Lingkungan lahan basah sungai (Anjir, Handil, Saka dan Ray) dibeberapa
tempat yang kami datangi dan melalui wawancara dengan masyarakat sekitar, kami
kesungai. Sepanjang observasi yang kami lakukan masyarakat sekitar sungai belum
memiliki tempat khusus untuk pembuangan sampah. Selain itu, sebagian besar warga
juga masih menggunakan jamban dipinggir sungai untuk buang air. Kebiasaan tersebut
dapat mencemari air sungai, sehingga sampah dan kebiasaan masyarakat sekitar
sungai kami anggap sebagai ancaman utama. Hal ini diperkuat oleh Susmarkanto
(2002), bahwa sumber pencemaran sungai disebabkan oleh limbah rumah tangga
industri. Menurut Soerjani (1991) pencemaran yang diakibatkan oleh buatan limbah
38
c) Tingginya kadar pH dan meningkatnya toksinitas (keracunan).
2) TANTANGAN
atau masyarakat untuk membuang limbah dan kotoran ke sungai telah menjadi adat
atau kebiasaan, sejak dahulu kala jauh sebelum adanya sarana dan prasarana sanitasi
lingkungan seperti : jamban keluarga (WC) dan Tempat Sampah (TPS dan TPA).
Mentalitet dan Pembangunan, dikemukakan bahwa adat adalah wujud ideal dari
kebudayaan yang berfungsi sebagai pengatur kelakuan manusia. Oleh karena sistem
kelakuan atau perilaku masyarakat membuang limbah atau sampah tersebut sudah
berlangsung lama (turun temurun), maka tindakan atau konsepsi itu telah menjadi
sistem nilai budaya (culture value system) yang mempengaruhi pola berpikir mereka
seperti : mandi, cuci dan sumber air minum, tetapi dilain pihak mereka
sampah ke sungai tampaknya masih melekat dalam alam pikiran manusia sampai
sekarang ini. Bukan hanya dilakukan oleh orang desa yang masih lugu dan
berpendidikan rendah saja, melainkan juga orang-orang kota dan para industriawan
di kota-kota besar yang berpendidikan tinggi dan modern sekalipun. Semuanya masih
mempunyai pola pikir primitif yaitu sungai adalah tempat untuk membuang limbah,
polutan atau kotoran baik yang berasal dari limbah rumah tangga dan limbah industri.
39
AYO
AYODISKUSI
DISKUSI! !
1) Gerakkan penyuluhan, pembinaan, dan pengarahan terhadap warga di skitar [Type the document title] | [Pick the date]
pengelolaan limbah.
40
3) Gerakkan pembersihan sampah fisik dan pengerukan sungai
4) Gerakkan pengujian ilmiah terhadap terhadap tingkat bahaya air sungai yang
B.KONSERVASI
Pencemaraan air sungai tidak harus terjadi sampai pada tahap yang
Pepohonan agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya
Apabila terjadi erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah.
Ekskresi juga merupakkan salah satu media yang paling baik untuk
perkembangan bibit penyakit dari penyakit ringan samapi penyakit berat dan
kronis.
air menjadi mampet dan sungai menjdi cepat dangkal yang memicu terjadinya
41
4) Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri
gangguan masyarakat mulai bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air
1) Penghijauan, yaitu melakukan penanaman bibit pohon disisi kanan maupun sisi
kiri kali.
2) Perbaikan saluran drainase pada saluran yang kondisinya rusak dan aliran
3) Pembuatan biogas agar limbah kotorann sapi yang dibuang ke sungai telah
42
AYO SELIDIKI !
43
RANGKUMAN
a. Lahan basah dapat diartikan sebagai suatu wilayah genangan atau wilayah
penyimpanan air, memiliki karakteristik terresterial dan aquatic.
b. Sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk
secara alamiah yang melalui saluran itu air dari darat mengalir ke laut.
c. Sungai berdasarkan kondisi fisiknya akan terbagi menjadi 3 yaitu : Bagian hulu
bagian tengah dan bagian hilir.
d. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu hamparan wilayah/kawasan yang
dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui
anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau.
e. Jenis sungai berdasarkan sumber air, yaitu : sungai hujan, sungai glester dan
sungai campuran.
f. Jenis sungai berdasarkan jumlah air, yaitu : Sungai permanen, sungai periodik
dan sungai Episodik
g. Tipe sungai menurut pola alirannya, yaitu : Pola aliran dendritik,
Trelis,Rectanguler dan anular
44
Soal Evaluasi
45
Sungai-sungai yang dimaksud, yaitu Sungai Barito, Sungai
Martapura, dan Sungai Nagara. Tim pemantau dari PPKL KLHK RI
mendapati fakta bahwa sejak 2013 hingga 2017, tiga sungai besar
Banua tersebut menyandang status tercemar berat.
Lantas, apa akar masalahnya? Kepala Seksi Pemantauan
Lingkungan Hidup DLHD Kalimantan Selatan, Masripani
memaparkan tak terkendalinya jumlah bakteri fecal coliform serta
total coliform di sungai-sungai besar di Kalimantan Selatan
menjadi salah satu biang penyebab. Lantas, tim PPKL KLHK RI tak
segan-segan menetapkan status cemar berat.
"Bakteri datang dari limbah kotoran hewan dan manusia.
Masih banyak jamban sungai," kata Masripani. Selain pembuangan
langsung limbah kotoran, aktivitas membuang sampah sembarangan
juga menjadi faktor pemicunya.
Dijelaskannya, jika mengacu Peraturan Gubernur Kalimantan
Selatan Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peruntukan dan Baku Mutu
Air Sungai, ambang batas jumlah bakteri fecal coli hanya 100.
Untuk bakteri total coliform, ambang batasnya berada dalam
angka 1000.
Mirisnya, melihat data hasil pemantauan kualitas air sungai
tahun 2017 yang dikerjakan oleh DLHD Provinsi Kalsel, pernah
terdapat sampel air sungai yang jumlah parameter bakteri fecal
coli mencapai angka 494. Bahkan, untuk total coliform menembus
Berdasarkan kasus diatas sebagai generasi muda apa bisa yang kalian lakukan untuk
mengurangi pencermaran air di sungai Kalimantan Selatan ?
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….........
46
3. Jika potensi sungai di Kalimantan Selatan terutama sungai Martapura di
kembangkan sebagai pariwisata, apakah akan mengancam keseimbangan
ekosistem sungai? Mengapa demikian?
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………………
4.
5. Pada zaman dahulu, fosil manusia purba banyak ditemukan dilembah aliran
sungai, misalnya situs Sangiran di daerah Sungai Bengawan Solo, dibandingkan
didaerah Hutan, Perbukitan maupun dibawah lereng pegunungan. Hal ini
diperkuat dengan masih banyaknya pemukiman warga yang tinggal dipinggiran
sungai. Menurut analisa kalian, apa yang melatarbelakangi manusia lebih
memilih tinggal didekat aliran sungai, padahal banyak daerah lain yang mungkin
memiliki kelebihan tersendiri jika disbanding dengan sungai yang sewaktu-
waktu bisa terjadi abrasi maupun banjiri?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………….
6. Ada 2 buah sungai yang bernama sungai A dan sungai B. Disungai A hanya di
temukan sedikit jenis flora dan fauna namun populasinya sangat banyak,
sedangkan di sungai B banyak sekali jenis flora dan fauna yang ditemukan dan
memiliki jumlah pupulasi yang banyak. Dari pernyataan tersebut mengapa
sungai A dan sungai B keragaman jenis dan pupulasi flora dan faunanya
berbeda?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………..
47
Kunci Jawaban
1. a) Suatu sungai pasti terdapat yang namanya ekosistem, jika limbah bekas oli
masuk akan meracuni organisme yang terdapat dalam sungai hingga
ekosistem tersebut terganggu yang akan menyebakan masalah baik itu
untuk manusia maupun makhluk hidup lainnya.
48
5. Latar belakang manusia memilih hidup dipinggiran sungai adalah
Sungai memberikan sumber makanan, seperti ikan.
Sungai juga bisa menjadi sumber air bersih untuk mandi, cuci, bahkan
minum.
Sungai menjadi sumber pengairan untuk lahan pertanian.
Sungai juga bisa menjadi sarana perjalanan transportasi.
Sungai jika dikelola dengan baik bisa dijadikan sebagai lokasi
pariwisata.
6. Setiap sungai mempunyai aspek fisika, kimia dan biologi yang berbeda. Karena
aspek tersebut flora dan faunanya juga berbeda. Setiap flora dan fauna
mempunyai kriteria tersendiri untuk bisa hidup di suatu daerah. Jika daerah
itu terlalu ekstrim bagi kehidupan, misal terlalu asam atau terlalu basa.
Seperti di sungai A memiliki sifat sungai yang cukup ekstrim bagi flora dan
fauna sehingga flora dan fauna yang memiliki ketahanan hidup yang kuat atau
adaptasi yang kuat saja yang bisa hidup disana. Oleh karena itu, keragaman
jenis flora dan faunanya sedikit tapi populasinya banyak. Sedangkan sungai B
memiliki sifat sungai yang kurang ekstrim atau ideal bagi flora dan fauna
untuk hidup, sehingga keragaman jenis dan populasi flora dan faunanya
banyak.
49
GLOSARIUM
Istilah Penjelasan
tertentu
50
DAFTAR PUSTAKA
Agus widada dan S Enceng. 2003. Kumpulan Informasi Hama Tanaman. Bogor
: Pustaka Widada Agus.
Sagung Seto
Wana
51
Hogarth, PJ. 2007. The biology of mangroves and seagrasses. 2nd edition.
http://plantamor.com/species/search
Gramedia: Jakarta
Kusuma, G. A., Longdong, S. N., & Tumbol, R. A. (2012). Uji Daya Hambat Dari
Ekstrak Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamica L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Ilmiah PS.
Agrobisnis Perikanan UNSRAT, Manado, 1-20
Nurhidayah, Haris, Apriko, & Desi. (2018). Profil Desa Peduli Gambut. Dinas
Nugroho,F., & Sari, P.R. (2017). Seluk Beluk Sungai. Sukorhajo: CV Sidunata
52
Patty, Novita. 2006. Keanekaragaman Jenis Capung (Odonata) Di Situ
Rochgiyanti. (2011). Fungsi Sungai Bagi Mayarakat di Tepian Sungai Kuin Kota
53