BAB Teknik Sampling & Besar Sampel
BAB Teknik Sampling & Besar Sampel
nurvitatrianasari@telkomuniversity.ac.id
Mobile : 081322892073
Besar & Cara
mengambil Sampel
1. Agar sampel yang diambil mewakili
populasi sehingga dapat melakukan
generalisasi populasi
2. Penelitian menjadi efisien dari segi biaya,
waktu dan sdm
3. Penelitian menjadi etis untuk dilakukan
Mendapatkan data Primer
• Survey
ØSurvey lengkap (sensus) à
mengumpulkan data dari keseluruhan
populasi
Populasi : kumpulan objek yang
menjadi perhatian riset
ØSurvei Sampling àmengumpulkan data
dari sebagian populasi
Sample : himpunan bagian dari
populasi à yang secara aktual
dipelajari
Statistika
Populasi
Sampling Pendugaan
Sampel
Deskriptif
Tingkat Keyakinan
Statistika Deskriptif
vs
Statistika Inferensia Ilmu Peluang
Contoh Kasus:
• Suatu survey dilakukan untuk menduga total
konsumsi gula di industri
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Industri yang disurvey? à yang terlihat
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Industri yang disurvey: besar Total = 1000
Rata-rata = 250
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Industri yang disurvey? à yang mudah
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Industri yang disurvey: kecil Total = 110
Rata-rata = 18.3
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Contoh Kasus:
• Populasi
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Contoh Kasus: Total = 1110
300
350
150
10 200
30
25
10 20
15
Contoh lanjutan….
175 154
176 150
169 152
170 146
Rata-rata=163
172 158
164
160
165
168
171
Contoh lanjutan….
L P
175 154
176 150
169 152
170 146 Rata-rata =163
172 158
164
160 Rata-rata L=169
165
168
Rata-rata P =152
171
Contoh lanjutan….
L P
175 154
176 150
169 152
170 146 Rata-rata =163
172 158
164
160 Rata-rata L=169
165
168
171 Rata-rata P=152
164 154
175 150
170 152
169,7 152
161
Apa kesimpulan dari contoh
kasus tersebut?
Apa kesimpulan dari contoh
kasus tersebut?
• Metode Sampling :
Probability vs Non Probability Sampling
Probability Sampling
Metode Sampling yang berbasis pada kaidah peluang
(pemilihan secara acak) à tingkat akurasi bisa
dihitung
Acak à setiap unit memiliki peluang yang sama untuk
terpilih
è Butuh kerangka contoh (daftar seluruh unit atau
anggota populasi)
Beberapa definisi:
N = banyaknya objek dalam kerangka sampel (sampling frame)
n = banyaknya objek dalam sampel
f = n/N = fraksi sampel
Beberapa Metode Sampling (Probability)
• Keunggulan
–Sederhana
–Sampling error mudah diukur
• Kekurangan
–Membutuhkan sampling frame (daftar dari
semua unit)
–Tidak selalu menghasilkan keterwakilan
yang terbaik (best representativeness)
–Unit yang terpilih mungkin menyebar
22
Simple random sampling
23
Simple random sampling
24
Systematic Random Sampling
• N = 1200, dan n = 60
Þ sampling fraction = 1200/60 = 20
• Buat Daftar siswa dari 1 sampai 1200
• Pilih Secara Acak angka diantara 1 dan 20
(misal : 8)
Þ siswa pertama yang terpilih adalah siswa ke-8
dalam daftar
Þ siswa kedua yang terpilih adalah siswa
ke 8 + 20 = 28
dst .....
25
Systematic sampling
26
Stratified Random Sampling
• Prinsip :
ØMengelompokkan populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen (strata)
ØMenarik sampel pada setiap strata
27
Example: Stratified sampling
28
Cluster sampling
• Prinsip
29
Example: Cluster sampling
Section 1 Section 2
Section 3
Section 5
Section 4
30
Cluster sampling
• Advantages
Ø Sederhana karena sampling frame di dalam
populasi tidak diperlukan
Ø Menghemat sumberdaya (perjalanan) karena
cukup datang ke beberapa lokasi
• Disadvantages
Ø Tidak tepat jika individu dalam cluster bersifat
homogen
31
Multiple stage sampling
Prinsip
• Sampling berurutan
• Misal: unit sampling= rumah tangga
32
Non Probability Sampling
• Consecutive Sampling
Semua subyek yang datang berurutan dan memenuhi
kriteria dimasukkan dalam penelitian
• Convenient Sampling
Cara yang paling mudah dan paling lemah
• Purposive Sampling
Peneliti memilih pasien dgn pertimbangan subyektif
,praktis, respondenmemberikan informasi yg
memadai
Purposive è Expert Sampling, Quota Sampling,
Snowball Sampling
Besar & Cara
mengambil Sampel
1. Agar sampel yang diambil mewakili
populasi sehingga dapat melakukan
generalisasi populasi
2. Penelitian menjadi efisien dari segi biaya,
waktu dan sdm
3. Penelitian menjadi etis untuk dilakukan
Jenis Pertanyaan Penelitian
æ ( Za + Zb ) S ö
2
Dimana:
n1 = n2 = 2 ç ÷ S = Standar deviasi
2 2
ÊZ a x S ˆ˜ Ê1,96 x 20,5 ˆ˜
n= Á
Á ˜ = Á
Á ˜ = 64,57 ª 65
Ë d ¯˜ Ë
Á Á 5 ¯˜
Pertanyaan Penelitian 2
2
Z a PQ
2
d
Za = deviat baku alfa
P = proporsi kategori variabel yg diteliti
Q =1–P
d = presisi /error
Penelitian Deskriptif Kategorik
Contoh 1 :
Seorang Peneliti ingin mengetahui prevalensi diare
di desa Sukamaju . Berdasarkan penelitian
sebelumnya diketahui data bahwa prevalensi diare
sebesar 20% (penelitian sebelumnya 20%-80%). α
sebesar 5%, dan presisi 10%.Berapakah ukuran
sampel yang diperlukan untuk meneliti prevalensi
diare di desa Sukamaju? Jawab :
2 2
Z a PQ 1,96 * 0,2*0,8
n= 2
= 2
= 61,46 ª 62
d 0,1
Analitis : Kategorik Tidak Berpasangan
Pertanyaan Penelitian 3
Kategorik
2
ÊZ a 2 PQ + Z b P Q + P Q ˆ˜
Á
Á 1 1 2 2 ˜
Á ˜˜
Á
Ë P1 - P2 ¯˜
Dimana :
P1 - P2 = Effect Size (Perbedaan Proporsi)
Analitis :Kategorik Tidak Berpasangan
Catatan:
1. Parameter dari penelitian sebelumnya = P2
yaitu proporsi pada kelompok yang nilainya
sudah diketahui yang pada umumnya adalah
kelompok standar (uji klinis), Proporsi pada
kelompok dengan faktor resiko negatif
(penelitian Kohort) dan proporsi pada kontrol
(penelitian Case control)
2. Peneliti bisa melakukan penelitian pendahuluan
apabila nilai P2 tidak ada pada penelitian
sebelumnya atau menetapkan judgement
peneliti berdasarkan perkiraan yang rasional
Analitis :Kategorik Tidak Berpasangan
Pertanyaan Penelitian 4
Numerik
æ ( Za + Z b ) S ö
2
n1 = n2 = 2 ç ÷
ç X1 - X 2 ÷
è ø
X1 - X 2 = Effect Size (Perbedaan Rerata)
Analitis : Tidak Berpasangan
é
ë s ´ 2
(
1 n1 - 1) + s ´ ( n2 -
2
2 1) ù
û
Sg =
2
n1 + n2 - 2
S2g : Varian Gabungan
S1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya
S2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya
n1= besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya
n2= besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya
Analitis : Tidak Berpasangan
Contoh 1 : Seorang peneliti ingin membandingkan kadar kolesterol
pria obesitas dengan pria non obesitas. Berdasarkan penelitian
sebelumnya diperoleh nilai sebagai berikut :
Variabel N Rerata Standar Deviasi
Obesitas 50 250 20
Normal 75 120 10
é s ´
2
( n - 1) + s ´ ( n2
- 1) ù
S g2 = ë û
1 1 2
2
n1 + n2 - 2
é
ë 20 2
´ (50 - 1) + 10 2
´ (75 - 1) ù
û
Sg =
2
50 + 75 - 2
S g = 219, 5 Þ S g = 219, 5 = 14,8
2
Analitis : Tidak Berpasangan
Seorang peneliti ingin mengetahui kadar PGF antara ibu
hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami preeklamsia.
Diketahui bahwa PGF wanita hamil adalah 110±40mg/ml.
Peneliti menetapkan α = 5% dan β = 10%. Hipotesis satu
arah dan perbedaan minimal yang bermakna adalah 20,
Berapakah ukuran sampel minimal?
2
Ê( Z a + Z b ) S ˜ˆ
n = 2Á
Á
Á
˜˜
Ë X 1 - X 2 ˜¯
2
Ê(1, 65 + 1, 28)40 ˆ˜
n = 2Á
Á ˜
˜
Á
Ë 20 ¯
n = 2(34, 33) = 68, 67 ª 69
Analitis :Kategorik Berpasangan
Pertanyaan Penelitian Kategorik
1. Apakah terdapat perbedaan kesembuhan penyaki
Typus dengan penggunaan obat Standar dan oba
Baru?
2.Apakah terdapat hubungan antara pajanan terhadap
bising dengan kejadian tuli pada pasien?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuanantara
sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan?
4. Apakah terdapat perbedaan perilaku merokok antara
sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan?
Analitis :Kategorik Berpasangan
( Za + Zb )
2
p
( P1 - P2 ) 2
Dimana
Menentukan Sampel :
1. Secara langsung menentukan
nilai diskordan dan OR yang
diinginkan (ditetapkan oleh
judgement peneliti).
2. Menetapkan perbedaan
proporsi minimal yang
dianggap bermakna.
Analitis :Kategorik Berpasangan
1. Kasus Kontrol dengan Cara 1 (Nilai Diskordan dan
P1-P2 berdasarkan Judgement Peneliti)
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara pajanan terhadap bising dengan tuli dengan
desain case control berpasangan. Untuk menentukan
besar sampel, peneliti menetapkan bahwa perbedaan
proporsi yang dianggap bermakna adalah 25% dengan
proporsi diskordan = 0,3. Bila ditetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar 20%,
dengan hipotesis dua arah berapakah sampel minimal
yang diperlukan?
Analitis :Kategorik Berpasangan
( Za + Zb ) p
2
Jawab:
( P1 - P2 ) 2
(1,96 + 0,84 )
2
0, 3
= 2
(0, 25)
= 37, 6 » 38
Maka sampel minimal sebesar 38 orang setiap
kelompok.
Analitis :Numerik Berpasangan
Pertanyaan Penelitian Numerik Berpasangan :
1. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar VO2 maks
Antara Donor Rutin Keluarga Donor Darah Bio Farma
Sebelum dan Sesudah Melakukan Proses Donor?
2. Apakah terdapat perbedaan kadar Progesterone
Induced Blocking Factor (PIBF) serum pada ancaman
persalinan kurang bulan sebelum dan sesudah
pemberian progesteron alami.
3. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar gula darah
antara sebelum pengobatan dan sebulan sesudah
pengobatan obat A?
Analitis : Berpasangan
Pertanyaan Penelitian 6
Numerik
æ ( Za + Zb ) S ö
2
ç ÷
è X 1 - X 2 ø
Dimana:
X1 - X 2 = Effect Size (Perbedaan Rerata)
Analitis : Berpasangan
æ ( Za + Zb ) S ö
2
n1 = n2 = ç ÷
è X1 - X 2 ø
Jawab:
æ (1,64 + 1,28) 40 ö
2
=ç ÷
è 20 ø
= 34,11 » 35
Maka sampel minimal sebesar 35 orang setiap
kelompok.
Analitis :Korelatif
Pertanyaan Penelitian Numerik Berpasangan :
1. Apakah terdapat korelasi antara kadar Gula darah
dengan Kadar Kolesterol pada ibu hamil?
2. Apakah terdapat korelasi antara pCO2 gap dengan
indeks jantung pada pasien sepsis berat yang di rawat
di ICU
3. Apakah terdapat korelasi antara kerapatan reseptor
estrogen dan imunoekspresi gen Col3a1 di ligamentum
sakrouterinum wanita pasca menopause.
4. Apakah terdapat korelasi antara ekspresi MMP-9
dengan TiMP1pada ligamentum sakrouterinum
penderita prolapsus organ panggul?
Analitis : Korelatif
Pertanyaan Penelitian 7 :
2
ìï ( Za + Zb ) üï + 3
í ý
ïî 0.5ln (1 + r ) /(1 - r ) ïþ
r = Koefisien Korelasi
Analitis : Korelatif
Contoh Kasus 1:
=í
ìï (1,64 + 1,28 ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + 0, 4) /(1 - 0, 4) ïþ
= 50,51 » 51
Maka dengan demikian sampel minimal adalah 51 oran
Analitis : Korelatif
Contoh Kasus 2:
=í
ìï (1,64 + 1,28 ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + 0,3) /(1 - 0,3) ïþ
= 91,99 » 92
Maka dengan demikian sampel minimal adalah 92 oran
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel
Error
Non sampling error
Sampling error
nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel
Error
Non sampling error
Sampling error
nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel
Error
Non sampling error
Sampling error
nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel
Error
Non sampling error
Sampling error
nopt
Ukuran sampel
PENUTUP
TERIMAKASIH