Anda di halaman 1dari 73

Teknik Sampling dan

Besar Sampel Penelitian


Dr. Nurvita Trianasari, S.Si,
M.Stat
E-mail : vistat12@gmail.com

nurvitatrianasari@telkomuniversity.ac.id
Mobile : 081322892073
Besar & Cara
mengambil Sampel
1. Agar sampel yang diambil mewakili
populasi sehingga dapat melakukan
generalisasi populasi
2. Penelitian menjadi efisien dari segi biaya,
waktu dan sdm
3. Penelitian menjadi etis untuk dilakukan
Mendapatkan data Primer
• Survey
ØSurvey lengkap (sensus) à
mengumpulkan data dari keseluruhan
populasi
Populasi : kumpulan objek yang
menjadi perhatian riset
ØSurvei Sampling àmengumpulkan data
dari sebagian populasi
Sample : himpunan bagian dari
populasi à yang secara aktual
dipelajari
Statistika
Populasi

Sampling Pendugaan

Sampel

Deskriptif
Tingkat Keyakinan

Statistika Deskriptif
vs
Statistika Inferensia Ilmu Peluang
Contoh Kasus:
• Suatu survey dilakukan untuk menduga total
konsumsi gula di industri

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Industri yang disurvey? à yang terlihat

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Industri yang disurvey: besar Total = 1000
Rata-rata = 250

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Industri yang disurvey? à yang mudah

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Industri yang disurvey: kecil Total = 110
Rata-rata = 18.3

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Contoh Kasus:
• Populasi

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Contoh Kasus: Total = 1110

• Populasi Rata-rata = 111

300
350

150

10 200

30

25
10 20
15
Contoh lanjutan….
175 154
176 150
169 152
170 146
Rata-rata=163
172 158
164
160
165
168
171
Contoh lanjutan….
L P
175 154
176 150
169 152
170 146 Rata-rata =163
172 158
164
160 Rata-rata L=169
165
168
Rata-rata P =152
171
Contoh lanjutan….
L P
175 154
176 150
169 152
170 146 Rata-rata =163
172 158
164
160 Rata-rata L=169
165
168
171 Rata-rata P=152

164 154
175 150
170 152

169,7 152

161
Apa kesimpulan dari contoh
kasus tersebut?
Apa kesimpulan dari contoh
kasus tersebut?

1. Sampel harus representatif.


2. Pengukuran harus tepat.
3. Kalau sampel tidak representatif,
hasil estimasinya atau model-model
hasil estimasi yang dibangun bisa
berbias.
Mengapa harus sampel ?
• Sampling menghemat waktu & uang
• Pengujian dapat bersifat merusak
• Umumnya sampling lebih akurat manakala
uang dan waktu terbatas… Lebih baik
menghabiskan uang dan waktu yang ada
untuk mendapatkan informasi terperinci
yang akurat pada beberapa individu (saja)
dibanding berusaha dengan cepat untuk
mendapatkan sedikit informasi dari banyak
individu
Sampel harus representatif
• Sample yang baik: representatif à mewakili
populasi
• Jika sampelnya representatif, statistik yang
diperoleh dari analisis terhadap data sampel akan
mendekati apa yang didapat dari populasi
• Jika suatu metode sampling cenderung memberi
sampel di mana beberapa karakteristik populasi
direpresentasikan berlebih atau kurang (over or
under-represented) maka metode sampling
tersebut ber-bias
• Suatu metode sampling yang ber-bias punya
kecenderungan memberi sampel yang tidak
representatif
Peranan Metode Sampling?
• Mendapatkan sampel yang mewakili
(representatif) populasi
Ø Memilih metode yang tepat
Ø Menentukan jumlah sampel yang memadai
à sesuai dengan tingkat akurasi yang
diharapkan

• Metode Sampling :
Probability vs Non Probability Sampling
Probability Sampling
Metode Sampling yang berbasis pada kaidah peluang
(pemilihan secara acak) à tingkat akurasi bisa
dihitung
Acak à setiap unit memiliki peluang yang sama untuk
terpilih
è Butuh kerangka contoh (daftar seluruh unit atau
anggota populasi)
Beberapa definisi:
N = banyaknya objek dalam kerangka sampel (sampling frame)
n = banyaknya objek dalam sampel
f = n/N = fraksi sampel
Beberapa Metode Sampling (Probability)

• Sampling Acak Sederhana


(Simple Random Sampling)
• SamplingAcak Berlapis
(Stratified Random Sampling)
• Sampling Acak Sistematis
(Systematic Random Sampling)
• Sampling Acak Gerombol
(Cluster Random Sampling)
• Sampling Bertahap
(Multi-Stage Sampling)
Simple random sampling

• Keunggulan
–Sederhana
–Sampling error mudah diukur

• Kekurangan
–Membutuhkan sampling frame (daftar dari
semua unit)
–Tidak selalu menghasilkan keterwakilan
yang terbaik (best representativeness)
–Unit yang terpilih mungkin menyebar
22
Simple random sampling

Misal: mengevaluasi kesehatan gigi 1200 siswa SD


di suatu kecamatan
Ø buat daftar nama ke-1200 siswa SD tersebut
Ø Tiap siswa dinomori dari 1 sampai 1200
Ø ukuran sampel = 100 anak-anak
Ø Pilih secara acak 100 angka antara 1 sampai 1200

Bagaimana memilih secara acak?

23
Simple random sampling

24
Systematic Random Sampling

• N = 1200, dan n = 60
Þ sampling fraction = 1200/60 = 20
• Buat Daftar siswa dari 1 sampai 1200
• Pilih Secara Acak angka diantara 1 dan 20
(misal : 8)
Þ siswa pertama yang terpilih adalah siswa ke-8
dalam daftar
Þ siswa kedua yang terpilih adalah siswa
ke 8 + 20 = 28
dst .....
25
Systematic sampling

26
Stratified Random Sampling

• Prinsip :
ØMengelompokkan populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang homogen (strata)
ØMenarik sampel pada setiap strata

27
Example: Stratified sampling

• Menentukan pemenuhan vaksinasi dalam


suatu negara
• Satu sample ditarik pada setiap daerah
• Niliai estimasi dihitung untuk masing-masing
Strata
• Masing-Masing strata diboboti untuk
memperoleh nilai estimasi (rata-rata) bagi
negara

28
Cluster sampling
• Prinsip

ØSampel acak berupa grup (“clusters”)


dari unit
ØPada cluster terpilih, seluruh unit atau
sebagian individu dalam cluster
diikutkan sebagai sampel

29
Example: Cluster sampling
Section 1 Section 2

Section 3

Section 5

Section 4

30
Cluster sampling

• Advantages
Ø Sederhana karena sampling frame di dalam
populasi tidak diperlukan
Ø Menghemat sumberdaya (perjalanan) karena
cukup datang ke beberapa lokasi
• Disadvantages
Ø Tidak tepat jika individu dalam cluster bersifat
homogen

31
Multiple stage sampling

Prinsip
• Sampling berurutan
• Misal: unit sampling= rumah tangga

• Langkah-1: pilih area atau blok


• Langkah-2: pilih bangunan, rumah
• Langkah-3: pilih rumah tangga

32
Non Probability Sampling

• Pemilihan tidak dilakukan secara acak


• Generalisasi terhadap populasi agak sulit dilakukan
• Sering digunakan dalam penelitian sosial, marketing
research, dll., krn Probability Sampling tidak praktis atau
bahkan tidak dapat diterapkan
• Purposive è Expert Sampling, Quota Sampling,
Snowball Sampling
Non Probability Sampling

• Consecutive Sampling
Semua subyek yang datang berurutan dan memenuhi
kriteria dimasukkan dalam penelitian
• Convenient Sampling
Cara yang paling mudah dan paling lemah
• Purposive Sampling
Peneliti memilih pasien dgn pertimbangan subyektif
,praktis, respondenmemberikan informasi yg
memadai
Purposive è Expert Sampling, Quota Sampling,
Snowball Sampling
Besar & Cara
mengambil Sampel
1. Agar sampel yang diambil mewakili
populasi sehingga dapat melakukan
generalisasi populasi
2. Penelitian menjadi efisien dari segi biaya,
waktu dan sdm
3. Penelitian menjadi etis untuk dilakukan
Jenis Pertanyaan Penelitian

1. Penelitian Deskriptif Kategorik


2. Penelitian Deskriptif Numerik
3. PenelitianAnalitik Kategorik-Kategorik Tidak
berpasangan
4. Penelitian AnalitikKategorik-Kategorik berpasangan
5. Penelitian Analitik Kategorik-Numerik Tidak
berpasangan
6. Penelitian Analitik Kategorik-Numerik berpasangan
7. Penelitian Analitik Numerik-Numerik
Deskriptif Numerik

Contoh Pertanyaan Penelitian 1(Numerik)


1. Berapa hari rerata lama rawat inap pasien
pascaoperasi Sectio Caesaria(SC) di
RSHS?
2. Berapakah rata-rata berat badan
mahasiswa kedokteran Unpad angk.
2014?
3. Berapakah rerata kadar gula darah
penduduk diatas 50 tahun di kecamatan
Antapani?
Deskriptif Numerik

Pertanyaan Penelitian 1 (Numerik)

æ ( Za + Zb ) S ö
2
Dimana:

n1 = n2 = 2 ç ÷ S = Standar deviasi

ç X1 - X 2 ÷ Za = deviat baku alfa


è ø d = Presisi / error
Deskriptif Numerik
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui kadar gula darah
pada ibu hamil di kota Bogor. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, diketahui rerata dan standar deviasi
kadar gula darah sebesar 100±20,5. Berapakah
sampel yang diperlukan? Jawab :

2 2
ÊZ a x S ˆ˜ Ê1,96 x 20,5 ˆ˜
n= Á
Á ˜ = Á
Á ˜ = 64,57 ª 65
Ë d ¯˜ Ë
Á Á 5 ¯˜

Besar sampel yang diperlukan adalah 65 .


Penelitian Deskriptif Kategorik

Pertanyaan Penelitian Deskriptif (kategorik):


1. Berapakah Prevalensi Kehilangan Gigi Molar
Pertama Tetap Pada Anak Usia 8-10 Tahun Di
Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas
Padjadjaran tahun 2014
2. Berapakah Prevalensi katarak pada penduduk
usia lebih dari 60 tahun di kecamatan
Cibeunying?
3. Bagaimana Gambaran Maltreatment Emotional
Violence Atau Suatu Bentuk Kekerasan
Emosional Pada Klien Skizofrenia Di Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Jawa Barat ?
Penelitian Deskriptif Kategorik

Pertanyaan Penelitian 2

2
Z a PQ
2
d
Za = deviat baku alfa
P = proporsi kategori variabel yg diteliti
Q =1–P
d = presisi /error
Penelitian Deskriptif Kategorik

Contoh 1 :
Seorang Peneliti ingin mengetahui prevalensi diare
di desa Sukamaju . Berdasarkan penelitian
sebelumnya diketahui data bahwa prevalensi diare
sebesar 20% (penelitian sebelumnya 20%-80%). α
sebesar 5%, dan presisi 10%.Berapakah ukuran
sampel yang diperlukan untuk meneliti prevalensi
diare di desa Sukamaju? Jawab :
2 2
Z a PQ 1,96 * 0,2*0,8
n= 2
= 2
= 61,46 ª 62
d 0,1
Analitis : Kategorik Tidak Berpasangan

Pertanyaan Penelitian Analitik Kategorik tidak


berpasangan
1. Apakah Terdapat perbedaan kesembuhan
antara pasien yang diberi obat Amoksilin
dengan Kotrimoksazol?
2. Apakah terdapat hubungan antara kategori
LHR pasien demam tifoid anak dengan terapi
sefotaksim dan kloramfenikol.
3. Apakah terdapat hubungan kategori ukuran
kompleks GH-PB antara penderita dengan
avulsi levator ani dan tanpa avulsi levator ani?
Analitis : Kategorik Tidak Berpasangan

Pertanyaan Penelitian 3
Kategorik

2
ÊZ a 2 PQ + Z b P Q + P Q ˆ˜
Á
Á 1 1 2 2 ˜
Á ˜˜
Á
Ë P1 - P2 ¯˜
Dimana :
P1 - P2 = Effect Size (Perbedaan Proporsi)
Analitis :Kategorik Tidak Berpasangan
Catatan:
1. Parameter dari penelitian sebelumnya = P2
yaitu proporsi pada kelompok yang nilainya
sudah diketahui yang pada umumnya adalah
kelompok standar (uji klinis), Proporsi pada
kelompok dengan faktor resiko negatif
(penelitian Kohort) dan proporsi pada kontrol
(penelitian Case control)
2. Peneliti bisa melakukan penelitian pendahuluan
apabila nilai P2 tidak ada pada penelitian
sebelumnya atau menetapkan judgement
peneliti berdasarkan perkiraan yang rasional
Analitis :Kategorik Tidak Berpasangan

Contoh Uji Klinis:Peneliti ingin


mengetahui apakah terdapat
perbedaan kesembuhan antara obat
standar dengan obat baru. Untuk
menghitung besar sampel peneliti
menetapkan bahwa proporsi
kesembuhan dianggap bermakna jika
selisihnya 25%. Kesembuhan dengan
obat standar sebesar 60%. Ditetapkan
α=5% dan β=20%. Berapakah
sampel minimal?
Analitis :Kategorik Tidak Berpasangan
Contoh Uji Klinis:
P2=0,6 maka Q2 = 0,4 dan P1-P2=0,25.
P1=P2+0,25=0,6+0,25=0,85 dan Q1=1-P1=1-0,85=0,15.
P=(0,85+0,6)/2=0,725 maka Q=1-0,725=0,275
2
ÊZ a 2 PQ + Z b PQ + P Q ˜ˆ
Á
Á 1 1 2 2˜
Á ˜˜
Á
Ë P1 - P2 ˜¯
2
Ê1,96 2*0,725*0,275 + 0,84 0,85*0,15 + 0,6*0, 4 ˆ˜
Á
=Á ˜˜
Á
Á
Ë 0, 25 ¯˜
= 48,82 ª 49
Analitis :Numerik Tidak Berpasangan
Pertanyaan Penelitian Analitik Numerik tidak berpasangan
1. Apakah terdapat perbedaan rerata cost-effective antara
sefotaksim dan kloramfenikol pada pengobatan demam
tifoid anak di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo?
2. Apakah terdapat perbedaan lama kerja blokade sensorik
anestesi epidural antara penambahan 5 mg deksametason
dengan penambahan 50 µg fentanil dalam 70 mg
bupivakain 0,5% untuk operasi ortopedi ekstrem?
3. Apakah terdapat perbedaan rerata Tonus Basal pada
Avulsi Levator Ani dan Tanpa Avulsi Levator Ani?
4. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar katekolamin
antara pasien yang mengalami jantung koroner dengan
yang normal?
Analitis : Tidak Berpasangan

Pertanyaan Penelitian 4
Numerik

æ ( Za + Z b ) S ö
2

n1 = n2 = 2 ç ÷
ç X1 - X 2 ÷
è ø
X1 - X 2 = Effect Size (Perbedaan Rerata)
Analitis : Tidak Berpasangan

Standar Deviasi Gabungan sbb :

é
ë s ´ 2
(
1 n1 - 1) + s ´ ( n2 -
2
2 1) ù
û
Sg =
2

n1 + n2 - 2
S2g : Varian Gabungan
S1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya
S2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya
n1= besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya
n2= besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya
Analitis : Tidak Berpasangan
Contoh 1 : Seorang peneliti ingin membandingkan kadar kolesterol
pria obesitas dengan pria non obesitas. Berdasarkan penelitian
sebelumnya diperoleh nilai sebagai berikut :
Variabel N Rerata Standar Deviasi

Obesitas 50 250 20
Normal 75 120 10

é s ´
2
( n - 1) + s ´ ( n2
- 1) ù
S g2 = ë û
1 1 2
2

n1 + n2 - 2
é
ë 20 2
´ (50 - 1) + 10 2
´ (75 - 1) ù
û
Sg =
2

50 + 75 - 2
S g = 219, 5 Þ S g = 219, 5 = 14,8
2
Analitis : Tidak Berpasangan
Seorang peneliti ingin mengetahui kadar PGF antara ibu
hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami preeklamsia.
Diketahui bahwa PGF wanita hamil adalah 110±40mg/ml.
Peneliti menetapkan α = 5% dan β = 10%. Hipotesis satu
arah dan perbedaan minimal yang bermakna adalah 20,
Berapakah ukuran sampel minimal?
2
Ê( Z a + Z b ) S ˜ˆ
n = 2Á
Á
Á
˜˜
Ë X 1 - X 2 ˜¯
2
Ê(1, 65 + 1, 28)40 ˆ˜
n = 2Á
Á ˜
˜
Á
Ë 20 ¯
n = 2(34, 33) = 68, 67 ª 69
Analitis :Kategorik Berpasangan
Pertanyaan Penelitian Kategorik
1. Apakah terdapat perbedaan kesembuhan penyaki
Typus dengan penggunaan obat Standar dan oba
Baru?
2.Apakah terdapat hubungan antara pajanan terhadap
bising dengan kejadian tuli pada pasien?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuanantara
sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan?
4. Apakah terdapat perbedaan perilaku merokok antara
sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan?
Analitis :Kategorik Berpasangan

Pertanyaan Penelitian Kategorik

( Za + Zb )
2
p
( P1 - P2 ) 2
Dimana

P1 - P2 : Effect Size (Perbedaan Proporsi)

p : Phi, Diskordan (ketidak sesuaian )


Analitis :Kategorik Berpasangan

Menentukan Sampel :
1. Secara langsung menentukan
nilai diskordan dan OR yang
diinginkan (ditetapkan oleh
judgement peneliti).
2. Menetapkan perbedaan
proporsi minimal yang
dianggap bermakna.
Analitis :Kategorik Berpasangan
1. Kasus Kontrol dengan Cara 1 (Nilai Diskordan dan
P1-P2 berdasarkan Judgement Peneliti)
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara pajanan terhadap bising dengan tuli dengan
desain case control berpasangan. Untuk menentukan
besar sampel, peneliti menetapkan bahwa perbedaan
proporsi yang dianggap bermakna adalah 25% dengan
proporsi diskordan = 0,3. Bila ditetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar 20%,
dengan hipotesis dua arah berapakah sampel minimal
yang diperlukan?
Analitis :Kategorik Berpasangan

( Za + Zb ) p
2
Jawab:
( P1 - P2 ) 2

(1,96 + 0,84 )
2
0, 3
= 2
(0, 25)
= 37, 6 » 38
Maka sampel minimal sebesar 38 orang setiap
kelompok.
Analitis :Numerik Berpasangan
Pertanyaan Penelitian Numerik Berpasangan :
1. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar VO2 maks
Antara Donor Rutin Keluarga Donor Darah Bio Farma
Sebelum dan Sesudah Melakukan Proses Donor?
2. Apakah terdapat perbedaan kadar Progesterone
Induced Blocking Factor (PIBF) serum pada ancaman
persalinan kurang bulan sebelum dan sesudah
pemberian progesteron alami.
3. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar gula darah
antara sebelum pengobatan dan sebulan sesudah
pengobatan obat A?
Analitis : Berpasangan

Pertanyaan Penelitian 6
Numerik

æ ( Za + Zb ) S ö
2

ç ÷
è X 1 - X 2 ø
Dimana:
X1 - X 2 = Effect Size (Perbedaan Rerata)
Analitis : Berpasangan

Parameter yang berasal dari kepustakaan


adalah Standar deviasi perbedaan nilai (S),
yang ditetapkan peneliti adalah Z , Z , X - X
a b 1 2
Standar deviasinya adalah selisih nilai antar
kelompok .
Kalau tidak ada kepustakaan disarankan
melakukan penelitian pendahuluan. Bila
tidak memungkinkan dengan judgement
peneliti
Analitis : Berpasangan

1. Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan


kadar HB sebelum dan sesudah 2 minggu
suplementasi Fe pada ibu hamil trisemester 2.
Diketahui bahwa kadar HB ibu hamil adalah
10±2g/dl. Peneliti menetapkan kesalahan tipe I
sebesar 5 % hipotesis satu arah dan kesalahan
tipe 2 sebesar 10% dan perbedaan rerata
minimal antara sebelumd an sesudah
suplementasi Fe yang dianggap bermakna
adalah 20mg/l. Standar deviasi perbedaan rerata
sebelum dgn sesudah berdasarkan kepustakaan
adalah 40mg/l. Berapakah sampel minimalnya?
Analitis :Numerik Berpasangan

æ ( Za + Zb ) S ö
2

n1 = n2 = ç ÷
è X1 - X 2 ø
Jawab:

æ (1,64 + 1,28) 40 ö
2

=ç ÷
è 20 ø
= 34,11 » 35
Maka sampel minimal sebesar 35 orang setiap
kelompok.
Analitis :Korelatif
Pertanyaan Penelitian Numerik Berpasangan :
1. Apakah terdapat korelasi antara kadar Gula darah
dengan Kadar Kolesterol pada ibu hamil?
2. Apakah terdapat korelasi antara pCO2 gap dengan
indeks jantung pada pasien sepsis berat yang di rawat
di ICU
3. Apakah terdapat korelasi antara kerapatan reseptor
estrogen dan imunoekspresi gen Col3a1 di ligamentum
sakrouterinum wanita pasca menopause.
4. Apakah terdapat korelasi antara ekspresi MMP-9
dengan TiMP1pada ligamentum sakrouterinum
penderita prolapsus organ panggul?
Analitis : Korelatif

Pertanyaan Penelitian 7 :

2
ìï ( Za + Zb ) üï + 3
í ý
ïî 0.5ln (1 + r ) /(1 - r ) ïþ

r = Koefisien Korelasi
Analitis : Korelatif

Contoh Kasus 1:

Seorang peneliti ingin mengetahui


korelasi antara kadar vitamin D dengan
densitas tulang. Peneliti menetapkan
korelasi minimal antara vitamin D dengan
densitas tulang yang dianggap bermakna
sebesar 0,4. Dengan kesalahan tipe I
sebesar 5% dan hipotesis satu arah dan
kesalahn tipe II sebesar 10%. Berapakah
sampel minimal yang diperlukan untuk
penelitian ini?
Analitis : Korelatif
Contoh Kasus 1:
Jawab:
2
ìï
n=í
( Za + Zb ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + r ) /(1 - r ) ïþ
2


ìï (1,64 + 1,28 ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + 0, 4) /(1 - 0, 4) ïþ
= 50,51 » 51
Maka dengan demikian sampel minimal adalah 51 oran
Analitis : Korelatif

Contoh Kasus 2:

Seorang peneliti ingin mengetahui


korelasi antara kadar asupan buah
merah dengan kadar vitamin A. Peneliti
menetapkan korelasi minimal antara
vitamin D dengan densitas tulang yang
dianggap bermakna sebesar 0,3. Dengan
kesalahan tipe I sebesar 5% dan
hipotesis satu arah dan kesalahn tipe II
sebesar 10%. Berapakah sampel minimal
yang diperlukan untuk penelitian ini?
Analitis : Korelatif
Contoh Kasus 2:
2
Jawab:
ìï
n=í
( Za + Zb ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + r ) /(1 - r ) ïþ
2


ìï (1,64 + 1,28 ) üï
ý +3
ïî 0.5ln (1 + 0,3) /(1 - 0,3) ïþ
= 91,99 » 92
Maka dengan demikian sampel minimal adalah 92 oran
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel

Error
Non sampling error

Sampling error

nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel

Error
Non sampling error

Sampling error

nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel

Error
Non sampling error

Sampling error

nopt
Ukuran sampel
Hubungan Error dengan Ukuran Sampel

Error
Non sampling error

Sampling error

nopt
Ukuran sampel
PENUTUP

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai