Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH TPN KAMMI

EFEKTIVITAS

PEMBINAAN DAUROH KAMMI MELALUI TARBIYAH

OLEH

CHOIRUM MAMNUN

KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI)

KOMISARIAT UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb
Bismillahi kholikina jami’an. Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah
SWT Rabb semesta alam karena dengan rahmat, karunia, serta tufik dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Efektivitas Pembinaan Dauroh
KAMMI Melalui Tarbiyah ini dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan, meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi saya maupun pembacanya serta
dapat menambah pengetahuan atau memberikan solusi-solusi pada suatu
permasalahan mengenai keKAMMIan. Saya juga menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya juga
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang
telah saya buat di kemudian hari nanti.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang
membacanya. Kurang dan lebihnya mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, billahi taufik wal hidayah wa ridho
wa inayah syukron lillah tsumma fastabiqul khoirot.
Palembang, 15 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)............. 3


B. Perkembangan Dauroh di KAMMI............................................... 4
C. Pengertian Tarbiyah....................................................................... 6
D. Hubungan Antara Dauroh dan Tarbiyah........................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
KAMMI merupakan sebuah lembaga aksi mahasiswa yang sangat
fenomenal. Bagaimana tidak, di usianya yang masih bisa dibilang balita baru
lahir, KAMMI telah sanggup menorehkan lembaran sejarah yang membuat
siapapun terheran – heran dan bertanya – tanya. Kala itu belum genap usianya
satu bulan setelah di deklarasikan, KAMMI melakukan sebuah gebrakan aksi
perdananya yang sangat mengejutkan, aksi ini disebut sebagai Rapat Akbar
Mahasiswa dan Rakyat di halaman Masjid Agung Al – Azhar Jakarta pada
Jum’at, tanggal 10 April 1998, dengan dihadiri oleh sekitar 20 ribu mahasiswa
Muslim dan dari berbagai kalangan.
KAMMI terus menggulirkan aksi – aksi demonstrasinya di berbagai
kampus dan daerah – daerah yang menjadi jaringannya. KAMMI pun juga
mampu bermain apik dalam berbagai aksinya, sehingga dapat diterimah oleh
berbagai kalangan, ia mampu menempatkan dirinya sebagai part of solution
bukan part of problem sehingga banyak masalah yang terpecahkan atau
diantisipasi.
Bahkan KAMMI dengan permainannya yang apik dan ciamik juga
mampu masuk dan menggeser gedung DPR/MPR, sehingga aspirasi yang
dibawanya memiliki bergaunung power. Lengsernya presiden Soeharto dari
kepresidenannya juga tidak lepas dari aksi – kasi yang di pelopori oleh KAMMI.
Bahkan lebih dari itu, di usia yang masih muda KAMMI mampu melebarkan
sayapnya ke berbagai negara, dan itu menjadikan KAMMI sebagai aktor
kekuatan reformasi yang sangat diperhitungkan.
KAMMI tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan. KAMMI tumbuh
di daerah hampir seluruh Indonesia dan mempunyai jaringan di berbagai wilayah
luar negeri. Salah satu pernyataan pembentukan jaringan luar negeri adalah
Deklarasi KAMMI Jarwil Eropa yang ditandatangani oleh Taufik Widjaja
(sebagai ketua) dan Tommy Firmansyah (sebagai sekretaris) di Sheffield pada
tanggal 22 Mei 1998. Dengan itu KAMMI mempunyai sifat Internasional.
Namun di balik itu semua, adanya sebuah pola pembinaan para kadernya
yaitu dalam bentuk pelatihan atau dalam bahasa KAMMI adalah dauroh atau
lebih tepatnya dauroh marhalah. Tidak hanya itu, pembinaan tidak selesai setelah
dauroh saja namun berestafet adanya pembinaan dengan pertemuan pekanan
yang disebut sebagai tarbiyah. Dari itu, timbul pertanyaan mengenai hal itu,
apakah ada efek dari kematangan pola pikir kader KAMMI dengan adanya
dauroh dan tarbiyah?

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu KAMMI?
2. Bagaimana Perkembangan Dauroh di KAMMI?
3. Apa itu Tarbiyah?
4. Bagaimanakah Korelasi Antara Dauroh dan Tarbiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang KAMMI
2. Untuk mengetahui tentang Dauroh KAMMI
3. Untuk mengetahui tentang apa itu Tarbiyah
4. Untuk mengetahui Korelasi Antara Dauroh dan Tarbiyah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)


KAMMI lahir karena didasari keprihatinan mendalam terhadap Krisis
Nasional yang melanda Negeri ini (Indonesia) dan didorong tanggung jawab
moral terhadap penderitaan rakyat. Pada pertemuan FSLDK (Forum Silaturahmi
Lembaga Dakwah Kampus) ke-X se Indonesia di Malang, muncul gagasan
pembentukan kesatuan aksi bagi mahasiswa Muslim, secara spontan ide ini
muncul pada diskusi-diskusi dalam sidang komisi yang berlangsung sejak Jum’at
sampai Ahad (25-29 Maret 1998) tepatnya di Universitas Muhammdiyah
Malang.
Pada rapat pleno FSLDK Nasional X juga disepakati dibentuknya wadah
yang dapat mengkoordinasikan dan menyatukan berbagai LDK dan wadah
tersebut harus berdiri dan tidak berada dalam FSLDK. Lembaga tersebut
dibutuhkan wadah yang mengkonsentrasikan pada agenda politik, sedangkan
FSLDK terlalu banyak hal yang ditangani.
Dinamika proses pembentukan kesatuan aksi mendapatkan
momentumnya pada hari Ahad 29 Maret 1998 yang bertepatan dengan tanggal 1
Dzulhijjah 1418 H. Kemudian dibentuknyalah Tim Formatur lalu Tim Formatur
memilih Fahri Hamzah sebagai Ketua Umum dan Hayo Setyoko sebagai
Sekretaris Umum. Setelah itu dilakukan penandatanganan deklarasi oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Umum yang dikenal sebagai Deklarasi Malang, dan
lahirlah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
KAMMI memiliki dua karakter yang sangat melekat pada jati diri
KAMMI yaitu pertama, KAMMI adalah organisasi pengkaderan (harokatut
tajnid). KAMMI diharapkan mempersiapkan kader-kader unggul penerus yang
dapat mampu memajukan bangsa di masanya. Sebagai gerakan tauhid yang
menjadi salah satu paradigma gerakan KAMMI, maka KAMMI sendiri memiliki
tanggung jawab moril terhadap terbina atau terdidiknya generasi penerus bangsa
yang teguh memegang prinsip Islam.
Dalam kaderisasi ini, KAMMI berupaya dalam pembangunan SDM
(Sumber Daya Manusia) sebagai cikal bakal berdirinya ummah yang baik di
Indonesia. Visi untuk menjadikan masyarakat yang Islami/Madani tidak akan
terealisasi dan hanya akan menjadi angan saja apabila SDMnya tidak sekelas
manusia yang langsung dididik oleh Rasul dalam naungan piagam madinah,
untuk itu sangat mustahil terciptanya manusia yang memiliki standar ummah
yang baik jika bukan gerakan tauhid sebagai inisiatornya.
Kedua, organisasi pergerakan (harokatul amal). KAMMI diharapkan
mampu mengarahkan segala potensinya untuk dapat membantu mengurai
berbagai problematika bangsa yang mencekik saat ini. Organisasi pergerakan
adalah jiwa KAMMI yang membawa KAMMI dalam sejarah keberadaannya,
pergerakannyalah yang menghidupkan KAMMI sebagai organisasi mahasiswa.
Harokatul amal adalah peran, peran dari setiap organisasi mahasiswa yang
bercita-cita membuat peradaban yang lebih baik, harokatul amal adalah bukti
kongkrit yang bisa langsung dirasakan keberadaannya, karena itu harokatul amal
bekerja setiap saat perasaan gelisah itu muncul sebagai rangsangan dari
ketimpangan idealisme dan kenyataan.
B. Perkembangan Dauroh KAMMI
Dauroh merupakan aktivitas berkala, yang dilaksanakan pada setiap
waktu tertentu secara rutin. Aktivitasnya mengumpulkan sejumlah ikhwah yang
relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah, kajian, dan
pelatihan tentang suatu masalah dengan tema tertentu yang dirasa penting bagi
keberlangsungan amalan Islami.
Dauroh adalah forum untuk studi intensif suatu tema, baik berupa kajian
ilmiah maupun pelatihan yang dimaksudkan agar peserta memiliki pengetahuan
mendalam dan seoptimal yang mungkin diperoleh melalui asuhan para ulama dan
spesialis. Contohnya dauroh manajemen, dauroh dakwah fardiyah, dan dauroh
fiqih dakwah. Setiap dauroh harus mampu mewujudkan tujuan umumnya,
kemudian mewujudkan target khusus sesuai dengan tema dauroh yang
diselenggarakan.
Dapat disimpulkan bahwa dauroh adalah sebuah forum yang dihadiri oleh
orang – orang di dalam suatu tempat yang bertujuan untuk memahamkan
pesertanya dengan materi mengenai keIslaman, kenegaraan dan lain – lain atau
yang dalam hal ini bertujuan untuk memahamkan keorganisasian atau lembaga
tertentu, yang mana penyampaian materi disampaikan oleh ustadz/ustadzah atau
orang yang berkompeten dalam bidang tertentu/spesialis.
KAMMI merupakan salah satu organisasi yang menerapkan sistem
dauroh, yaitu dauroh marhalah. Dauroh marhalah KAMMI ada beberapa
tingkatan, yang pertama adalah dauroh marhalah 1 (DM 1), DM 1 merupakan
alur pengkaderan pertama di KAMMI. DM 1 merupakan dauroh yang berfungsi
sebagai pintu gerbang seseorang untuk menjadi anggota biasa 1 (AB 1) KAMMI.
DM 1 KAMMI bertujuan untuk membangkitkan kebanggaan berislam,
memahamkan akan peran dakwahnya sebagai mahasiswa, memahamkan tentang
kondisi umat Islam saat ini, memahamkan akan karakter gerakan KAMMI, dan
memahamkan akan Islam sebagai pedoman hidup (manhajul hayyah).
Selanjutnya dauroh marhalah 2 (DM 2) yang merupakan pintu gerbang
seorang kader untuk menjadi anggota biasa 2 (AB 2). DM 2 memiliki beberapa
tujuan yaitu membangun militansi kader (jiddiyah kader), membangun komitmen
kader dalam gerakan dakwah, melatih kader berfikir dan besikap kritis,
membangun jiwa kepemimpinan kader, membangun karakter kepribadian da’i
(syakhsiyah da’iyah), mebangun pemahaman tentang metode dakwah, melatih
untuk membuat tim dakwah yang solid, membangun pemahaman tentang
pluralitas di Indonesia dan membangun pemahaman tentang syari’at Islam.
Terakhir adalah dauroh marhalah 3 (DM 3) yaitu dauroh yang berfungsi
sebagai pintu gerbang seorang kader untuk menjadi anggota biasa 3 (AB 3).
Tujuan dari DM 3 adalah untuk membangun kader yang menegaskan ideologi,
fikroh dan arah gerakan KAMMI, membangun kemampuan kader melakukan
analisis sejarah Islam dalam kerangka peletakan dasar – dasar rekayasa sosial dan
melatih kader agar mampu merancang dan melakukan rekayasa sosial politik
dalam gerakan Islam.
C. Pengertian Tarbiyah
Tarbiyah adalah cara ideal dalam berinteraksi dengan manusia, baik
secara langsung, berupa kata-kata ataupun secara tidak langsung berupa
keteladanan. Dan tarbiyah Islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang
shalih agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan
tindakan secara keseluruhan. Tujuan tarbiyah Islamiyah secara umum adalah
menciptakan kondisi yang kondusif bagi manusia untuk dapat hidup di dunia
secara lurus dan baik, serta hidup di akhirat dengan naungan dan ridho dari Allah
SWT. Poin-poin tujuan tarbiyah yaitu:
1. Ibadah kepada Allah
2. Tegaknya khilafah Allah di muka bumi
3. Saling mengenal sesama manusia
4. Kepemimpinan dunia
5. Menghukum dengan syariat
Tarbiyah memiliki beberapa perangkat. Pertama, Usrah yang merupakan
perangkat pertama dalam membentuk kader muslim millitan. Dalam tahap ini,
yang dilakukan adalah pembentukan kepribadian untuk memformat mereka
dengan format Islam yang sesuai dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah.
Usrah yakni melakukan pertemuan pekanan di tempat yang nyaman, di masjid, di
rumah anggota – anggota peserta.
Kedua, Katibah yakni kumpulan – kumpulan usrah dalam jumlah banyak
yang dikumpulkan berjamaah, yang dilakukan adalah mentarbiyah sekelompok
anggota usrah dengan pola tarbiyah yang bertumpu pada tarbiyah ruhani,
pelembutan hati, penyucian jiwa, dan membiasakan fisik beserta seluruh anggota
badan untuk melaksanakan ibadah secara umum, tahajud, dzikir, tadabbur dan
berpikir secara khusus.
Ketiga, Rihlah yang berdimensi kepada fisik. Sehingga rihlah merupakan
pelengkap tarbiyah yang memiliki kedudukan sangat penting untuk menciptakan
iklim sosial keikhwanan yang dipandu oleh nilai – nilai Islam dan kedisiplinan
secara fisik sehari penuh.
Keempat, Mukhayam merupakan gabungan antara usrah, katibah dan
rihlah. Yang merupakan penerapan dan pengembangan sistem jawalah, yakni
pengembangan dari kelompok rihlah. Tujuan secara umum ada tiga pokok:
1. Pengumpulan, meliputi pengumpulan tingkat kaum muslim secara umum,
tingkat aktivis ikhwa, tingkat para pemimpin ikhwa hingga tingkat
internasional.
2. Tarbiyah, memberi celupan kehidupan pribadi peserta dengan celupan
Islami.
3. Latihan, melatih interaksi, fisik, tanggung jawab, manajemen mukhayam
melatih menjaga kerahasiaan, dan sebagainya.
Kelima, Dauroh, Nadwah dan Muktamar. Dauroh sudah dijelaskan diawal
pada bagian B yaitu Dauroh merupakan aktivitas berkala, yang dilaksanakan
pada setiap waktu tertentu secara rutin. Aktivitasnya mengumpulkan sejumlah
ikhwah yang relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah,
kajian, dan pelatihan tentang suatu masalah dengan tema tertentu yang dirasa
penting bagi keberlangsungan amalan Islami.
Nadwah merupakan berkumpulnya sekumpulan orang di suatu tempat
pertemuan untuk melakukan kajian dan musyawarah tentang suatu tema.
Sedangkan muktamar merupakan forum besar untuk melakukan musyawarah
membahas dan mengkajisuatu persoalan.
D. Korelasi Antara KAMMI, Dauroh dan Tarbiyah
Dauroh merupakan memahamkan, menguatkan dan melatih seseorang
dalam hal mengenai keislaman atau dalam hal tertentu. Dalam hal ini tentu
belumlah sepenuhnya seseorang akan memahami keseluruhan ataupun
komprehensif. Untuk itu, diperlukan pembinaan secara khusus sehingga akan
memberikan pemahaman secara kaffah, pembinaan tersebut adalah tarbiyah.
Dalam hal ini, KAMMI menjadikan kedua sistem tersebut untuk
membentuk kader – kadernya menjadi kader yang militan, sehingga akan
melahirkan kader – kader yang memiliki jiwa kepemimpinan yang ideal dan
kelak akan mampu menjadikan masyarakat yang Islami sesuai dengan harapan
KAMMI itu sendiri yaitu yang menjadi visi dari KAMMI. Namun tentu semua
orang memiliki passion dan karakter yang berbeda – beda, sehingga
menimbulkan ketidakfokusan dalam memahami materi – materi yang
disampaikan, disini perlunya mengadakan dauroh yang memfokuskan pada
passion atau karakter seseorang agar mereka benar – benar nyaman dan
komitmen dengan hal yang disukai, terkhusus pada DM 1 karena DM 1 adalah
pintu gerbang pertama dan inilah yang akan membuat seseorang terkesan, karena
sentuhan pertamalah yang akan selalu menjadikan pondasi kekuatan. Misalnya
orang yang senang dengan politik maka pembahasan dalam dauroh diarahkan ke
hal yang di sukai namun tidak lepas dari esensi dauroh dan tujuannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
KAMMI adalah organisasi yang lahir di era krisis moneter 1998. Dan
KAMMI adalah organisasi pengkaderan dan organisasi pergerakan. Organisasi
pengkaderan yaitu sebagai organisasi yang merekrut, membina dan
mengkaryakan, pengkaderan adalah tonggak utama dalam mencapai visi
KAMMI sendiri untuk mewujudkan kader pemimpin yang dalam visi besarnya
adalah menjadikan masyarakat yang Islami.

Dauroh merupakan salah satu kegiatan pengkaderan di KAMMI, yaitu


merupakan forum untuk membahas mengenai materi – materi keislaman dan lain
sebagainya yang di sampaikan oleh ustadz/ustadzah atau spesialis.

Tarbiyah merupakan sistem pembinaan berkelanjutan yang di terapkan


KAMMI dalam membentuk kader yang militan.

Hubungan antara ketiganya (KAMMI, dauroh dan tarbiyah) yaitu


KAMMI menggunakan sistem dauroh sebagai sarana utama dalam mengkader
dan memberikan asupan – asupan wawasan dan pemahaman. Kemudian dari
hasil dauroh agar tidak hilang begitu saja apa yang didapat maka tarbiyahlah
sebagai pengingat dan pembinaan secara berkelanjutan. Dan disini tarbiyahlah
yang menguatkan dan membina fikriyah yang sehat. Sehingga militansi dan ruh
kader akan terbentuk seiring berjalannya proses tarbiyah.
Daftar Pustaka

Rahmat, Andi dan Mukhamad Najib. 2015. Gerakan Perlawanan Dari


Masjid Kampus. Surabaya: Pustaka Saga.
www.syifarasyidah.blogspot.com/2016/07/karakter-gerakan-kammki-
harokatul-tajnid. Diakses 15 Juli 2016.

Anda mungkin juga menyukai