Anda di halaman 1dari 9

NOTULENSI PERTEMUAN 6.

DISKUSI KELOMPOK PERSENTASI TENTANG KONSEP ASUHAN


KEPERAWATAN DIARE, DHF DAN NEFROTIK SYNDROM

TINGKAT 3A PRODI DIII KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M.Kep

Moderator : Ratu Rin Rin Aulia

Sekretaris : Siti Hafshoh Syaepudin

A. TANYA JAWAB
1. Tanya Jawab Kelompok 3 (Konsep Asuhan Keperawatan Diare)
 Putri Intan Pandini bertanya :
Menurut klasifikasinya pada diare ada diare akut salah satunya, biasanya dalam
diare akut ini bisa diambil masalah apa saja pada diagnose keperawatan?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Fathia Khoerunnisa bertanya :
Bagaimana cara penyembuhan diare dalam factor infeksi, dan seperti apa
perbedaannya?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Yossy Yosinta bertanya :
Apa yang harus dilakukan jika anak kurang nafsu makan pada saat diare?
(Dijawab oleh Rafli Ahmad Ramadan)
 Haris Priyadi bertanya :
Bagaimana dan jelaskan proses terjadinya diare pada anak?
(Dijawab oleh Rafli Ahmad Ramadan)
 Nur Kholifah bertanya :
Bagaimana jika anak dehidrasi/kekurangan cairan yang disebabkan oleh diare dan
tindakan apa yang harus dilakukan?
(Dijawab oleh Rafli Ahmad Ramadan)
 Efi Nur Septiani bertanya :
Apakah salah satu factor penyebab diare pada bayi karena ibu menyusui suka
mengkonsumsi makanan pedas?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)

 Ratu Rin Rin Aulia bertanya :


Apa saja intervensi utama yang dilakukan jika anak mengalami diare dan syok
berat?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Helvitasari bertanya :
Apa saja perbedaan gejala antara diare akut dan kronis? Lalu bagaimana cara
mencegah terkena diare?
(Dijawab oleh Rafli Ahmad Ramadan)
 Juliana bertanya :
Tindakan apa yang dilakukan jika diare pada anak sudah hampir 4/5 tidak sembuh
sembuh, padahal sudah diberi obat?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Aldi Wiguna Nugraha bertanya :
Pemeriksaan LAB apa saja yang menunjang terhadap penyakit Diare?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Cucu Setiawati bertanya :
Jika mengalami diare, amankah menggunakan obat bebas yang dijual di warung?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
 Salsa Yulia Dara bertanya :
Bagaimana edukasi kepada anak usia sekolah yang terkena diare?
(Dijawab oleh Ringgi Regilda)
2. Tanya Jawab Kelompok 4 (Konsep Asuhan Keperawatan DHF)
 Lusi Heriyanti bertanya :
Kenapa sebagian penderita DHF mengalami diare?
(Dijawab oleh Ryssa Ayu Gustiani)
 Darozat Gartiwa bertanya :
Apa masalah yang sering muncul pada penderita DHF?
(Dijawab oleh Ryssa Ayu Gustiani)
 Efi Nur Septiani bertanya :
Apa tindakan yang harus dilakukan pada anak DHF yang mengalami penurunan
kesadaran?
(Dijawab oleh Yossy Yosinta)
 Silpiana Amelia bertanya :
Apa saja data focus yang terdapat pada pasien DHF?
(Dijawab oleh Yossy Yosinta)
 Fathia Khoerunnisa bertanya:
Jika anak yang sudah terkena DHF apa bisa terkena kembali?
(Dijawab oleh Yossy Yosinta)
 Tanti Triyani Febrianti bertanya :
Bagaimaana factor terjadinya syok pada pasien DHF?
(Dijawab oleh Yossy Yosinta)
 Nur Kholifah bertanya :
Apa saja penyebab yang sering terjadi pada pasien DHF?
(Dijawab oleh Ryssa Ayu Gustiani)
 Devita Oktaviona bertanya :
Dalam manifestasi klinis DHF dapat mengakibatkan syok, kenapa penyebab syok
bisa terjadi?
(Dijawab oleh Ryssa Ayu Gustiani)
 Adisa Septie Nurhasanah bertanya :
Jika pasien anak mengalami DHF, apa yang harus dilakukan? Dan jika sudah
mengalami DHF apa bisa terkena lagi?
(Dijawa oleh Ryssa Ayu Gustiani)
 Salsa Yulia Dara bertanya :
Apakah ada pantangan makanan untuk pasien anak yang terkenan DHF?
(Dijawab oleh Ryssa Ayu Gustiani)
3. Tanya Jawab Kelompok 5 (Konsep Asuhan Keperawatan Nefrotik Syndrome)
 Lusi Heriyanti bertanya :
Bagaimana cara mengetahui anak mengalami nefrotik syndrome dan kenapa
sering terjadi pada anak – anak?
(Dijawab oleh Juliana)
 Darozat Gartiwa bertanya :
Seperti apa gejala dan penyebab dari Nefrotik Syndrome?
(Dijawab oleh Ridan Agit Fauzi)
 Helda Nurmayanti bertanya :
Diagnose keperawatan apa saja yang sering terjadi pada anak yang mengalami
nefrotik syndrome selain hypervolemia b/d kegagalan mekanisme regulasi.
(Dijawab oleh Juliana)
 Salsa Yulia Dara bertanya :
Pada anak yang mengalami nefrotik syndrome, apakah perlu dilakukan tindakan
operasi?
(Dijawab oleh Ridan Agit Fauzi dann Juliana)
B. KESIMPULAN DISKUSI
Diare adalah buang aingin besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat beruapa air sja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalm
satu hari. Etiologi diare pada anak kini meliputi faktoer infeksi, malabsorpsi, makanan,
umur musim, dan lingkungannya. Untuk tanda dan gejalanya meliputi muntah, suhu
tubuh meningkat, nafsu makan berkurang, sering BAB, dehidrasi, frekuensi nafas lebih
cepat, anuria dan juga demam. Klasifikasi diare terdpat 2 macam yaitu diare akut dan
konik.
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty
(Effendy Christantie, 1995). Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty
yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-1, 2, 3 dan 4. Infeksi oleh satu tipe virus dengue akan
memberikan imunitas yang menetap terhadap inveksi virus yang bersangkutan pada masa
yang akan datang. Namun, hanya memebrikan imunitas yang sementara dan parsial
terhadap infeksi virus lainnya. Nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan
dan semak – semak, sedangkan Aedes Aegypty banyak tinggal di pemukiman penduduk.
Nefrotik Syndrome adalah gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan
protein urine (proteinuria), edema, penurunan albumin dalam darah (hypoalbuminemia),
dan kelebihan lipid dalam darah (hyperlipidemia). Kejadian ini diakibatkan oleh
kelebihan pecahan plasma protein kedalam urine karena peningkatan permeabilitas
membrane kapiler glomerulus. Nefrotik syndrome dibagi menjadi 2 yaitu primer dan
sekunder.
Penatalaksaan nefrotik syndrome ini terbagi menjadi 2 yaitu penatalaksanaan
medis dan juga Keperawatan. penatalaksaan medis diantaranya ialah pemberian antibiotic
pada fase akut, pengobatan hipertensi dan pemberian furosemide secara intravena.
Sedangkan penatalaksaan Keperawatannya ialah bedrest total sela 3 -4 minggu untuk
memberi kesempatan pada ginjal melakukan proses penyembuhan, lalu pada fase
glomerulonephritis akut pasien diberikan diet rendah protein dan rendah garam,
selanjutnya bila ada anuria atau muntah maka berikan IVFD dengan larutan glukosa 10%,
lalu bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka
jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi sesuai dengan batas toleransi. Dan yang
terakhir kolaborasi dengan keluarga mengenai pengobatan yang sedang dijalani oleh
pasien.
C. ABSENSI KEHADIRAN
HADIR
1. Ratu Rin Rin Aulia
2. Siti Hafshoh
3. Darozat Gartiwa
4. Yossy Yosinta
5. Ryssa Ayu Gustiyani
6. Agus Setiawan
7. Ringgi Regilda
8. Salsa Yulia Dara
9. Adisa Septie
10. Aldi Wiguna Nugraha
11. Ari Rudiana
12. Cucu Setiawati
13. Devita Oktaviona
14. Efi Nur Septiani
15. Fathia Khoerunnisa
16. Gizca Audina
17. Juliana
18. Lusi Heriyanti
19. Nur Kholifah
20. Putri Intan Pandini
21. Rafli Ahmad Ramadhan
22. Ridan Agit Fauzi
23. Siska Meilani
24. Tanti Triyani Febrianti
25. Vani Silviana
26. Haris Priyadi
27. Regita Nur Ramadani ( Gangguan Sinyal)
28. Nissa Sri Ratnasari (Gangguan Sinyal)
29. Tuti Herawati (Gangguan Sinyal)
30. Sheli Karina (Gangguan Sinyal)
31. Silpiana Amelia (Gangguan Sinyal)
32. Helda Nurmayanti (Gangguan Sinyal)
33. Haris Priyadi (Gangguan Sinyal)
Tidak Hadir
1. Angga Dita
2. Arsya Khoerunnisa

Lampiran Dokumentasi Perkuliahan Keperawatan Anak

Anda mungkin juga menyukai