Anda di halaman 1dari 20

BLOK 2 KELAINAN PADA GIGI

SKENARIO 1

WRAP UP

KELOMPOK 7

Dosen Tutorial : drg. Dede Arsista, M. Si

Ketua : Linda Putri Darmawati 1112021021

Sekretaris : Raniah Al Yasin Nofri 1112021049

Anggota :Alya Nursyahidah 1112021004


Amalia Qanita Nooraziziah 1112021005
Farrah Azizah 1112021015
Medinda Aisyah 1112021022
Miranda Celsi 1112021023
Muharram Rachmatiar 1112021025
Nabila Putri Rimadhani 1112021041
Radhya Awaliyah Alfarobi 1112021050

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillahirabbil'alamin puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kepada kami semua sehingga memiliki kesempatan, keinginan, dan
kemauan dalam mengerjakan wrap up ini, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam wrap up ini kami menguraikan tentang hal yang
berhubungan dengan plagiarism. Wrap up ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada blok 2 yang
telah diberikan oleh dosen kepada kami.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam membuat wrap up ini.

1. Kedua orang tua tersayang yang telah ikut membantu kami dengan cara memberi kritik,
doa, dan saran untuk penulisan Wrap up ini.
2. drg. Dede Arsista, M. Si sebagai pembimbing kami yang telah mendukung, membantu,
dan memberi semangat kepada kami dalam mengerjakan wrap up.
3. Teman-teman kami yang selalu menemani dan juga memberi inspirasi kepada kami
ketika mencari informasi atau data.

Kami menyadari bahwa dalam proses wrap up ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi,
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga wrap up ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu,
kami menerima masukan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan wrap up ini.

Akhirnya kami berharap semoga wrap up ini bisa memberi manfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamalaikum Wr Wb

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

SKENARIO 1......................................................................................................................4

KELAINAN PADA GIGI...................................................................................................4

KATA SULIT......................................................................................................................5

PERTANYAAN .................................................................................................................6

JAWABAN..........................................................................................................................7

KATA KUNCI....................................................................................................................8

SKEMA...............................................................................................................................9

SASARAN BELAJAR........................................................................................................10

LO 1 M.M Herediter............................................................................................................11

1.1 Pengertian herediter.................................................................................................11

LO 2 M.M Kelainan Genetik...............................................................................................11

2.1 Pengertian kelainan genetik.....................................................................................11

2.2 Contoh tentang kelainan genetik.............................................................................11

LO 3 M.M Autosoma Dominan..........................................................................................12

3.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian autosoma dominan....13

3.2 Mahasiswa mampu memahami dan memberikan contoh kasus autosoma dominan. 13

LO 4 M.M Autosoma Resesif..............................................................................................15

4.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian autosoma resesif.......15

4.2 Mahasiswa mampu memahami dan memberikan contoh kasus autosoma resesif. .16

SKENARIO 1

3
KELAINAN PADA GIGI

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun ditemani ibunya datang ke dokter gigi untuk
memeriksa kondisi giginya. Pasien memiliki kelainan gigi berupa dentin putih seperti susu.
Kondisi gigi anak perempuan tersebut akibat kelainan genetik yang diwariskan dari kedua
orangtuanya dan merupakan kelainan autosomal dominan herediter. Silsilah keluarga anak
tersebut menunjukkan kelainan ini juga dimiliki oleh ayahnya. Kelainan genetik dapat
diwariskan melalui autosomal dominan dan resesif.

KATA SULIT

4
1. Kelainan Autosomal Dominan Herediter: Penyakit yang diwariskan melalui kromosom
autosom dan tidak tergantung pada jenis kelamin. Oleh karena itu penyakit ini bisa
penyerang siapa saja. Dalam penyakit menurun autosom dominan, kelainan akan terlihat
dalam keadaan dominan homozygote atau dominan heterozygote.
2. Dentin: adalah bagian tertebal dari jaringan gigi dan mempunyai sifat yang menyerupai
tulang.
Lapisan yang terletak dibawah email gigi.
3. Autosomal Resesif: kelainan yang diturunkan orangtua kepada anaknya dimana salah
satu orangtua memiliki gen yang pengaruhnya lebih lemah dibandingkan dengan
pasangannya.
penyakit yang ditentukan oleh gen yang terdapat di DNA pada autosomal.
4. Kelainan Genetik: adalah penyakit yang disebabkan oleh karena adanya kelainan dalam
susunan gen seseorang.
5. Resesif: adalah sifat gen yang tidak muncul karena di tutupi oleh pemunculan sifat alel
dominan dan hanya muncul apabila sifat (gen) alel pasangan nya tidak ada.

5
PERTANYAAN

1. Apa penyebab kelainan genetik yang diwariskan melalui autosomal dominan dan resesif?
2. Apa saja penyakit gigi yang disebabkaan oleh kelainan genetik?
3. Bagaimana cara gen menurunkan kelainan autosomal ke keturunan berikutnya?
4. Perbedaan autosomal dominan dan resesif?

6
JAWABAN

1. Kelainan autosoma dominan disebabkan karena salah satu pasangan memiliki gen yang
lebih kuat dibandingkan dengan pasangannya.
Kelainan resesif disebabkan salah satu pasangan memiliki gen yang lebih lemah
dibandingkan dengan pasangan lainnya.
Faktor faktor yang menyebabkan kelainan kromosom:
 Faktor fisika contohnya radiasi sinar x, sinar rontgen, sinar radioaktif alfa, beta,
gama, sinar kosmis
 Faktor kimia contohnya kolkisin, digitonin, benziprena.
 Faktor biologi contohnya virus dan bakteri.

2. Penyakit Anodonsia merupakan penyakit tidak tumbuhnya gigi dikarenakan tidak adanya
benih gigi
Penyakit Hipodontia merupakan kelainan genetic pada gigi terdapat satu atau lebih gigi
yang tidak tumbuh sama sekali.
Penyakit dentinogenesis imperfecta adalah kelainan pada perkembangan gigi dimana
menyebabkan gigi menjadi diskolorasi dan tembus pandang warnanya.
Penyakit Hyperdonsia merupakan kondisi ditandai dengan jumlah gigi berlebih.
Penyakit Amelogenesis imperfecta tipe hipomature merupakan gigi tampak putih seperti
putih susu.
3. Karena adanya pewarisan sifat termasuk kelainan genetic yang diturunkan oleh kedua
orangtuanya kepada anak tersebut.
4. Autosomal dominan adalah suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui
autosom dominan apabila kelainan penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu
gen yang cacat dari salah satu orangtuanya. genotip nya dituliskan dengan huruf besar
misalkan T.
Autosomal Resesif adalah penyakit yang ditentukan oleh gen gen yang terdapat didalam
DNA pada autosom dan pewarisan sifat ini ditentukan oleh genotip resesif. Genotip nya
dituliskan dengan huruf kecil misalkan t.

7
KATA KUNCI

1. Kelainan
2. Genetik
3. Autosomal Dominan dan Resesif
4. Hereditas

8
SKEMA

Herediter Pengertian

Pengertian
Kelainan Genetik

Contoh

Autosoma Dominan Autosoma Resesif

Pengertia Contoh Pengertian Contoh


n

9
SASARAN BELAJAR

LO 1 M.M Herediter
1.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian herediter

LO 2 M.M Kelainan Genetik


2.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian kelainan genetik
2.2 Mahasiswa mampu memahami dan memberikan contoh tentang kelainan genetik

LO 3 M.M Autosoma Dominan


3.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian autosoma dominan
3.2 Mahasiswa mampu memahami dan memberikan contoh kasus autosoma dominan

LO 4 M.M Autosoma Resesif


4.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian autosoma resesif.
4.2 Mahasiswa mampu memahami dan memberikan contoh kasus autosoma resesif.

10
LO 1 M.M Herediter
1.1 Pengertian Herediter
Herediter merupakan suatu penyakit atau kelainan yang secara genetic diturunkan dari
orang tua kepada anak atau keturunannya yang disebabkan oleh mutasi dan cacat dalam
gen atau struktur kromosom yang turun temurun. Genotif yang diwariskan dari induk pada
keturunannya dan akan membuat keturunan memiliki karakter seperti induknya dengan
proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantara
plasma benih atau suatu karakteristik yang ada pada setiap individu yang diperoleh melalui
pewarisan atau pemindahan dari cairan-cairan germinal dari pihak orang tuanya, yang
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti warna kulit, tinggi
badan, warna rambut, bentuk hidung bahkan "penyakit warisan" merupakan dampak dari
penurunan sifat. Sedangkan Menurut KBBI adalah suatu penyakit menurun secara genetik
dari orang tua kepada anak.

LO 2 M.M Kelainan Genetik


2.1 Pengertian Kelainan Genetik
Kelainan genetik merupakan suatu penyakit yang diakibatkan rusaknya materi genetika DNA
atau RNA yang terletak di inti sel, sehingga terjadi mutase DNA atau RNA. Kelainan genetika
umumnya akan diturunkan kepada keturunannya atau anaknya dan bersifat tidak menular. Hal ini
dapat terjadi karena peristiwa nondisjunction, yaitu proses di mana sel telur dan sperma
mereplikasi diri dan membagi dan Penyebab mutase genetika biasanya adalag virus, bakteri, zat
kimia, radiasi, asap rokok, minuman berakohol serta makanan yang menggunakan bahan
pengawet (Novianti, 2017).

2.2 Contoh Kelainan Genetik


a. Albino
Albino merupakan kelainan genetic yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh
seseorang dalam membentuk pigmen melanin. Hal ini menyebabkan seseorang
menderita albino atau warna kulit dan rambutnya menjadi berwarna putih (tidak
berpigmen). Selain itu, warna retina penderita albimo biasanya juga kekurangan
pigmen sehingga penderita albino sering merasa perih apabila melihat cahaya matahari
yang terang dan penderita albino juga sangat mudah terkena kanker serta sedit kurang
pendengarannya.
Albino dikendalikan oleh gen autosom yang bersifat resesif dengan symbol a sebagai
gen penyebab albino dan A sebagai gen normal. Seseorang bergenotip aa maka orang
tersebut akan menderita albino, sedangkan orang uang bergenotip Aa merupakan orang
yang normal tetapu berpotensi sebagai pembawa albino yang dapat diturunkan kepada
keturunannya. Orang normal memiliki genotip AA (Daulay, 2020).
Contoh: Jika seorang perempuan normal heterozigot menikah dengan laki-laki normal
heterozigot maka kemungkinan 25% memiliki anak albino.
Heterozogot : genotip dengan alel yang berbeda.
Homozigot : genotup dengan alel yang sama.

11
Gambar 2.2 Skema penuruan sifat albino (aa)

b. Cherubism
Cherubisme adalah penyakit masa kanak-kanak bawaan dari warisan dominan
autosomal. Penyakit ini ditandai dengan pembesaran rahang bilateral tanpa rasa sakit,
di mana tulang diganti dengan jaringan fibrosa.

Gambar 2.2 Cherubism

c. Sickle cell anemia


Anemia berikut ini merupakan tipe anemia yang bersifat herediter (keturunan),
dimana penderitanya akan mempunyai sel darah merah berbentuk seperti sabit,
yang akan menghambat peredaran oksigen ke seluruh tubuh. Selain bentuk
selnya yang berubah, anemia ini juga membuat sel darah merah menjadi lengket
dan kaku. Bentuk sel yang tidak normal ini akan mati prematur, yang
menyebabkan penderita kekurangan sel darah merah kronik.
Kebanyakan kejadian, individu yang heterozigotnya terdapat sickle cel anemia
secara fenotip normal. Dalam kejadian ini penyakit anemia sickle cell bersifat
resesif, karena homozigot dalam individu untuk sel sabit adalah (ss). Anemia ini
hanya bisa diturunkan ke anak apabila kedua orang tua memiliki 1 gen untuk sel
sabit hemoglobin.

LO 3 M.M Autosoma Dominan


3.1 Pengertian Autosom Dominan
Pewarisan gen autosomal merupakan pewarisan yang terpaut kromosom tubuh, jadi tidak
terpaut kromosom seks yaitu suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui autosom
dominan apabila kelainan atau penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu gen yang
cacat dari salah satu orangtuanya. Sehingga pewarisan sifat ini hanya akan terjadi pada individu
homozigot yang memiliki alel dominan (MM)

12
Ciri-ciri autosoma dominan yaitu:
(1). karakter tersebut selalu muncul pada setiap generasi.
(2). Dapat diekspresikan dalam keadaan homozigot maupun heterozigot.
Selain itu petunjuk lain adalah jika salah satu orang tua bergenotip heterozigot dan yang lain
bersifat homozigot resesif, ada peluang 50% bahwa anakanaknya akan heterozigot (Arsal, 2018).

Seseorang yang membawa satu gen abnormal (mutan) yang membawa penyakit (Emery,
1985). Autosomal dominan memiliki pewarisan yang vertikal dan adanya keterlibatan kedua
jenis kelamin dengan kapasitas yang sama dengan rata-rata setengah keturunan orangtua juga
abnormal.

3.2 Contoh Autosom Dominan


1. Dentinogenesis Imperfekta (DI) 
Dentinogenesis Imperfekta (DI) merupakan gangguan pembentukan dentin yang
bersidat herediter, dimana terjadi anomaly pada struktur dentin. Kelainan genetic ini
menyebabkan kerusakan matriks predentin yang mengakibatkan dentin sirkumpulpa
yidak terbentuk dan tidak teratur. DI merupakan suatu penyakit keturunan yang
dominan dan tidak terpaut dengan jenis kelamin, dimana terlihat frukuensi yang
seimbang pada laki-laki dan perempuan. DI dapat terjadi sendiri atau gabungan dengan
kelainan mesodermal lainnya yaitu Osteogenesis Imperfekta (OI) yang merupakan
penyakit kerapuhan tulang (Prameswari, 2011). 
Misalkan klasifikasi dentin yang tidak sempurna diumpamakan sebagai D
(dominan) dan klasifikasi normal sebagai d (resesif). DD adalah dominan homozigot
dan Dd adalah dominan heterozigot yang mana keduanya ini memiliki klasifikasi
dentin tidak sempurna, sedangkan dd adalah homozigot resesif yang memiliki
klasifikasi dentin sempurna. Seseorang yang terkena DI biasanya heterozigot dominan
(Dd).
Contoh:
Genotif dan fenotif orang normal dan penderita Dentinogenesis Imperfekta (DI)
sebagai berikut:
Parent (P) : Dd (Dentinogenesis Imperfekta (DI) >< dd (Normal)

Parent dd

Parent Dd Gamet d d
D Dd Dd

d dd dd
Gambar 2. Skema penurunan sifat Dentinogenesis Imperfekta (DI)

DI secara klinis diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu:


1. Tipe I (Dentinogenesis Imperfekta)
Kondisi ini merupakan satu dari beberapa manifestasi penyakit tulang yang secara
umum disebut Osteogenesis Imperfekta (OI) yang diturunkan secara autosomal
dominan. Seseorang penderita tipe I ini sering mengalami email/enamel yang rusak
(patah) yang mengakibatkan atrisi yang cepat. Ciri klinis lainnya yaitu gigi berwarna
biru musa sampai biru tua atau coklat, mahkota gigi sering berbentuk bulbous

13
(mahkota gigi berumbi) sebagai akibat kontrijsi servikal yang kuat, akar gigi  pendek
dan tipis.

Gambar a. Kelainan Dentinogenesis Imperfekta

2. Tipe II (Dentin Opalescent Herediter)


Kondisi ini dikenal juga sebagai dentin transparan herediter yang tidak disertai
dengan Osteogenesis Imperfekta (OI) dan diturunkan secara autosomal dominan.
Seseorang yang menderita tipe II ini secara klinis memiliki gigi yang berwarna abu-
abu, coklat atau kuning dan dapat di diagnose secara klinis pada gigi bayi yang
pertama kali tumbuh.

Gambar b. Kelainan Dentin Opalescent Herediter

3. Tipe III (Tipe Brandywine)


Kelainan ini terjadi pada populasi Brandywine di Maryland Selatan, Amerika. Pada
tipe II menunjukkan gigi geligi dengan bentuk seperti shell (kulit kerang), mahkota
cenderung berbentuk bulbous dan sudah atrisi seaktu erupsi.

a. Amelogenesis imperfecta
Kelainan genetik amelogenesis imperfecta merupakan kelainan bawaan genetik
yang ditandai dengan pembentukan email yang abnormal. Kelainan genetik ini
menyebabkan gigi menjadi lebih kecil dari ukuran semula, berubah warna,lapisan
enamel yang beralur dan sangat rentan akan kerusakan gigi. Kelainan gigi lainnya juga
mungkin terjadi bervariasi diantara individu yang terkena. Kelainan ini dapat

14
mempengaruhi gigi sulung pada bayi hingga gigi permanen pada orang dewasa.
Amelogenesis imperfecta dapat terjadi sendiri tanpa tanda dan gejala lain atau dapat
terjadi sebagai bagian dari sindrom yang mempengaruhi beberapa bagian tubuh. Rasio
angka kejadian untuk amelogenesis imperfecta adalah 1 banding 8000 orang.

Gambar 3.2 Amelogenesis imperfecta

LO 4 M.M Autosoma Resesif


4.1 Pengertia Autosomal Resesif
Suatu sifat keturuan yang ditentukan oleh sebuah gen resesif pada autosom baru akan tampak
apabila suatu individu menerima gen itu dari kedua orang tuanya. Pewarisan 2 gen autosom
abnormal pada individu, dimana gen abnormal didapat dari masing-masing gen orang tua yang
diwariskan. Individu yang kelainannya nampak jelas bersifat homozigot, tetapi yang tidak
nampak atau carrier bersifat heterozigot (Hull&Johnston,2008).
Ciri umum dari resesif autosomal:
(1). Adanya pelompatan generasi dalam munculnya suatu karakter, karena kerja gen
resesif ditutupi oleh pasangan alelnya yang dominan.
(2). Perkawinan antara laki-laki dan perempuan tidak menderita , didapati adanya anak
yang menderita. Hal ini dimungkinkan apabila kedua orang tua normal tersebut memiliki
genotip heterozigot dan anaknya yang menderita menerima sepasang alel resesif yang
berasal dari kedua orang tuanya.
(3). Perkawinan antara dua orang yang menderita (bergenotip resesif homozigot), maka
semua anaknya menderita.
(4). Pernikahan dengan keluarga dekat berpeluang lebih besar memunculkan homozigot
resesif, yang dikhawatirkan membawa sifat penyakit menurun bila dalam sejarah
keluarga terdapat penyakit menurun yang dikhawatirkan (Arsal,2018).

4.2 Contoh Autosom Resesif


a. Anondontia
Anondontia merupakan kelainan yang menyebabkan penderita tidak memiliki gigi
(ompong) atau penderita tidak memiliki benih gigi didalam rahangnya. Hal ini
disebabkan oleh kromosom X dan mucul dalam keadaan resesif. Selain itu, anondontia
ditentukan oleh gen resesif a yang terdapat pada kromosom X dimana a menentukan
penderita anondontia dan alel doninan A menentukan orang bergigi normal.
Contoh:
Genotif dan fenotif orang normal dan penderita anondontia sebagai berikut:

15
Parent (P) : X X (Wanita Anondontia) >< X Y (Pria normal)
A a A

Parent X Y (Pria normal)


A

Parent X X (Wanita Anondontia)


A a
Gamet X A
Y
X A
X X (Normal)
A A
X Y (Normal)
A

X a
X X (Carrier Anondontia)
A a
X Y (Anondontia)
a

Gambar 5. Skema penurunan sifat Anondontia

Terdapat 3 macam anodonsia, yaitu complete anodonsia, hipodonsia dan oligodonsia.


o Complete anodonsia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya semua gigi
di dalam rongga mulut.
o Hipodonsia adalah kelainan genetik yang biasanya berupa tidak tumbuhnya 1-6
gigi di dalam rongga mulut.
o Oligodonsia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya >6 gigi di dalam
rongga mulut.

Gambar 4.2 Hypodontia, Oligodontia, dan Anadontia

Gambar 4.2 Complete Anodonsia, Hipodonsia, dan Oligodonsia

b. Hemofilia

16
Hemofilia A adalah gangguan perdarahan yang berhubungan dengan defisiensi faktor
pembekuan darah yaitu faktor VIII. Gangguan perdarahan ini terkait jenis kelamin dan
diakibatkan mutasi spontan. 
(gen resesif h) Gen hemofili hanya terdapat pada kromosom X, sehingga wanita yang
memiliki kromosom sex XX, tentu memiliki pasangan gen hemofili. Karena pria
memiliki kromosom seks XY atau hanya memiliki 1 kromosom X, maka hanya
memiliki 1 gen untuk hemofili.
PRIA (XY) WANITA (XX)
H -: normal HH : normal
h - : hemofili Hh : hemofili
hh : hemofi

Gambaran 4.2 Hemofili

17
DAFTAR PUSTAKA

Arsal, Andi Faridah (2018) Genetika 1. Makasar: Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar, ISBN: 978-602-5554-25-4
Daulay, Elvi Julianida (2020) Hereditas Manusia. Sumatera Utara: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. hlm: 8
Guest. (2020). Pewarisan Gen Autosomal Resesif.pptx - PDFCOFFEE.COM.
Pdfcoffee.com; PDFCOFFEE.COM. https://pdfcoffee.com/pewarisan-gen-autosomal-
resesifpptx-2-pdf-free.html
Hak Cipta  dan Hak Penerbitan dilindungi Undang-undang. (n.d.). [online]
bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Patologi-
Keperawatan-Komprehensif-4.pdf#page=129 [Accessed 18 Oct. 2021].
Kurniawan, H. M., Biologi, D., & Adiwangsa, U. (2017). Genetika dasar, mutasi gen
dan kromosom.
Ladda, R., Gangadhar, S., Kasat, V. and Bhandari, A. (2013). Prosthodontic
Management of Hypohidrotic Ectodermal Dysplasia with Anodontia: A Case Report
in Pediatric Patient and Review of Literature. Annals of Medical and Health Sciences
Research, [online] 3(2), pp.277–281.

lengkapku, L., 2021. Kelainan Genetik Autosomal Resesif. [online]


Penyakitsindromdown.blogspot.com.

Lima, G. de M.G., Almeida, J.D. and Cabral, L.A.G. (2010). Cherubism:


Clinicoradiographic Features and Treatment. Journal of Oral and Maxillofacial
Research, [online] 1(2).

Linus Pauling, Harvey A. Itano, S. J. Singer dan Ibert C. Wells (1949) Sickle Cell
Anemia

Meilinda. Teori Hereditas Mendel : Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains).
Jurnal  Pembelajaran Biologi. Volume 4, Nomor 1. Mei 2017.
Novianti, Titta (2017) Penyuluhan Penyakit Genetik Serta Cara Pencegahannya Di
Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. Jurnal Abdimas, 4(1), pp 56-61
Nur Patria Tjahjani, Anggun Zuhaida (2013) Kelainan Genetik. Semarang: Jurnal
kajian Pendidikan Islam,Vol 5, No 2.
Penyakit genetik - PUSAT ILMU PENGETAHUAN - Unkris. (2012). Unkris.ac.id.
P. Widmer, Richard. Handbook od Pediatric Dentistry Mosby. 2003. 
Pramewari, Zuraida Triana (2011) Kelainan Gigi Pada Pasien Osteogenesis
Imperfecta. Orthondotic Dental Journal, 2(1), pp 16-25
Pricc. Slvia Anderson. 2005. Parofisiologi : Konsep Polydaktili
Sriyanti, Cut (2016) Patologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hlm:12

18
Strohmenger, L. (2017). Amelogenesis Imperfecta in the Deciduous Dentition:
Effectiveness of a Preventive Approach. Journal of Dental Health, Oral Disorders &
Therapy, 7(5).
Sudiono, Janti.2008. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial.Jakarta: EGC
Tjahjani, N. P., & Zuhaida, A. (2017). Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan Penciptaan
Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. MUDARRISA: Journal of Islamic Education,
5(2), 222.

19
20

Anda mungkin juga menyukai