B 20307141028 Tengku
B 20307141028 Tengku
PERCOBAAN 5
KROMATOGRAFI KERTAS
Disusun oleh :
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan Ekstraksi Pelarut adalah mahasiswa dapat
menentukan harga Rf (Retordation factor) suatu senyawa.
B. DASAR TEORI
Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu
kolom, perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip
mempengaruhi revolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut
kromatografi (Khopkar, 2008). Kromatografi kertas merupakan bentuk
kromatografi yang paling sederhana, mudah, dan murah. Jenis
kromatografi terutama banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif
maupun untuk analisis kuantitatif juga dapat dilakukan (Soebagio, 2005).
Kromatografi kertas menggunakan bahan kertas dimana kertas
mempunyai bahan dasar selulosa yang merupakan polimer dari glukosa.
Dengan adanya banyak gugus hidroksil di permukaan sehingga selulosa
memiliki afinitas sangat besar terhadap air dan pelarut – pelarut organik
lainnya karena terbentuknya ikatan hydrogen. Harapannya pelarut akan
dapat masuk ke dalam jaringan benang-benang selulosa dan menyebabkan
kertas sedikit mengembang. Dalam air, kertas akan menjadi elektronegatif.
Selain itu, kertas juga mempunyai sifat penukar ion walaupun lemah.
Banyak cara dilakukan untuk membuat kertas mampu memberikan harga
Rf yang bervariasi. Modifikasi bahan dasar kertas juga telah dilakukan
antara lain dengan menambahkan sedikit gel silika atau gel alumina atau
bahkan resin penukar ion (Wonoraharjo & Surjani, 2013).
Komponen-komponen suatu senyawa dapat dipisahkan dan
dibedakan dengan harga Rf yang meurpakan perbandingan antara jarak
perjalanan suatu komponen dengan jarak perjalanan eluen pada suatu
waktu yang sama (Tim penyusun Kimia Analisis, 2015). Dalam
mengidentifikasi noda-noda dalam kertas sangat lazim menggunakan
harga Rf yang didefinisikan sebagai :
Jarak yang ditempuh senyawa
Rf =
Jarak yang ditempuh pelarut
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis
depan pengembang. Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari
titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan
pengembang dan pusat rapatan tiap zona (Basset, 1994).
Ada lima yang menentukan harga Rf yakni yang pertama pelarut,
pelarut dapat menjadi sebab dari berubahnya nilai Rf karena pentingnya
koefisien partisi maka massa perubahan-perubahan yang sangat kecil
dalam pelarut. Yang kedua suhu, suhu juga dapat merubah nilai koefisien
partisi dan kecepatan aliran. Yang ketiga ukuran dari bejana, ukuran dari
bejana juga menjadi faktor berubahnya nilai Rf, apabila menggunakan
bejana yang besar maka tedensi perambatan akan lebih lama, koefisien
partisi juga akan berubah seperti halnya perubahan komposisi pelarut
sepanjang kertas. Yang keempat adalah kertas, pengaruh utama ketas
timbul dari perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam
kertas, kertas-kertas mempengaruhi kecepatan aliran serta mempengaruhi
keseimbangan partisi. Yang terakhir atau yang kelima adalah sifat dari
campuran itu sendiri, berbagai senyawa memiliki partisi diantara volume-
volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu
mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga
terhadap harga-harga Rf mereka (Sukarna, 2015).
Fasa diam yang bersifat polar akan tertahan pada fasa diam
sehingga menghasilkan nilai Rf yang lebih rendah. Sehingga senyawa
yang mempunyai Rf yang lebih kecil cenderung memiliki kepolaran yang
besar, serta begitupun sebaliknya (Wood, 1985).
Dimana pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik
pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang
dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf akan menunjukan identitas suatu zat
yang dicari, dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran
konsentrasi dengan membandingkan terhadap noda- noda standar
(Khopkar, 1990).
Pada kromatograi kertas terjadi dua macam mekanisme pemisahan yakni :
1. Peristiwa kapilaritas. Pergerakan cairan yang terjadi dalam kromatografi
diantara ruang dalam material berpori disebabkan oleh adanya gaya
adhesi, kohesi, serta tegangan permukaan. Hal yang menyebabkan
larutan naik ke atas adalah karena adanya gaya kapilaritas yang lebih
besar daripada gaya gravitasi yang menahan.
2. Solubilitas. Solubilitas merupakan suatu derajat atau ukuran dimana
suatu zat (solut) dapat terlarut dalam pelarut atau solven. Hal tersebut
berprinsip pada like dissolves like yakni zat dapat larut dalam pelarut
yang memiliki sifat yang sama. Hal ini yang memungkinkan solut akan
dapat nerpisah menggunakan kombinasi solven.
Pemisahan dalam kromatografi kertas juga dapat terjadi oleh
adanya perbedaan kelarutan zat terlarut dalam pelarut serta perbedaan
afinitas zat terlarut terhadap fasa diam dan fasa gerak (Rubiyanto &
Dwiarso, 2017).
Alat-alat :
1. Bejana pengembang 2. Bejana penggantung 3. Kertas
saring
Bahan- bahan :
1. Tinta spidol
2. Akuades
D. PROSEDUR KERJA
Membuat satu buah titik dari tinta yang berbeda warna pada garis tersebut
dengan jarak 2 cm dan membiarkan hingga mengering
Membiarkan pelarut air naik ke atas kertas saring hingga kurang lebih 10 cm
Mengeluarkan kertas saring dan memberi tanda batas atas dari air yang
naik pada kertas saring
RANGKAIAN ALAT
E. DATA PERCOBAAN
Panjang kertas saring = 12 cm
F. PERHITUNGAN
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan harga Rf setiap komponen yaitu sebagai berikut :
Warna Komponen Rf
Tinta warna
Ungu 0,743
Biru Biru 0,971
Merah Merah 0,419
muda
Orange 0,467
Merah 0,543
Kuning 0,581
Hijau Kuning 0,846
Hijau 0,856
Biru 0,990
I. JAWABAN PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA
Basset, & dkk. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Khopkar, S. M. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Rubiyanto, & Dwiarso. (2017). Metode Kromatografi Prinsip Dasar
Praktikum dan Pendekatan Pembalajaran Kromatografi.
Yogyakarta: Deepublish.
Soebagio, & dkk. (2005). kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Sukarna, F. M. (2015). Metode Pemisahan Kimia Kromatografi.
Yogyakarta: UNY.
Tim Penyusun Kimia Analisis. (2019). Buku Petunjuk Praktikum.
Yogyakarta: FMIPA UNY
Wonoraharjo, & Surjani. (2013). Metode-Metode Pemisahan Kimia
Sebuah Pengantar. Jakarta: Akademia Permata.
Wood, E. g. (1985). Instrumen of Chemical Analysis Fisfth Edition.
Singapore: Mc Grow Hill.