Anda di halaman 1dari 18

A.

PROSES DAN MEKANISME JEJAS SEL


1. Jejas Sel
Jejas Sel (cidera sel) mengindikasikan bahwa sel tidak mampu beradaptasi secara
fisiologis terhadap perubahan dan stress ekstrasel. Ketidak mampuan sel
mempertahankan homeostatis. Jejas dapat bersifat reversibel & sel kembali ke kondisi
stabil. Stres yg berat / menetap, terjadi jejas irreversibel & sel yg terserang akan mati.

2. Penyebab Jejas Sel

a) Hipoksia (defisiensi oksigen)


Penyebab tersering hipoksia berupa Iskemia, berkurangnya suplai darah dalam
jaringan akibat gangguan aliran darah arteri.
b) Bahan kimia
Bahan kimia yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan peradangan dan
nekrosis akut. Contohnya : polusi udara, insektisida CO 2, asbes, etanol, obat
terapeutik pada pasien yg rentan / pada pemakaian yg tidak tepat.
c) Infeksi
Mikroorganisme yg menginfeksi manusia mencakup virus, riketisa, bakteri, jamur
dan parasite. Virus menyebabkan perubahan selular oleh dua mekanisme :
(cytolistic) dan sitopatik yg menyebabkan berbagai tingkat cidera dan kematian
sel, (onkogenic virus) merangsang sel iang untuk berkembang biak dan
menyebabkan tumor.
d) Agen Fisik
 Trauma
 Temperatur tiggi dan rendah
 Radiasi
 Syok elektrik
 Perubahan mendadak pada tekanan atmosfer
e) Reaksi Imunologi
Reaksi imun yg disengaja/ tidak disengaja dapat menyebabkan jejas sel &
jaringan. Contoh: reaksi anafilaksis terhadap protein asing atau suatu obat.
f) Defek Genetik
Perubahan “sepele” yg sering terjadi pada DNA, contoh: beberapa kesalahan
metabolisme saat lahir akibat defisiensi enzimatik kongenital.
g) Ketidakseimbangan Nutrisi
Insufisiensi kalori-protein, Defisiensi vitamin, Nutrisi berlebih.
Contoh: obesitas ↑ risiko DM tipe 2; diet kaya lemak hewani berpengaruh pada
perkembangan aterosklerosis, kerentanan terhadap banyak gangguan, termasuk
kanker
h) Penuaan
Proses penuaan sel (senescence) intrinsik menimbulkan perubahan kemampuan
perbaikan dan replikasi sel & jaringan

3. Adaptasi Sel
1. Atrofi

Berkaitan dengan berkurangnya ukuran suatu jaringan atau sel, terjadi karena sel tidak
digunakan seperti kondisi imobilisasi dan penurunan rangsangan terhadap sel/
jaringan
2. Hipertrofi

Bertambahnya ukuran sel (pembesaran organ), dapat terjadi pada setiap sel, pada
jantung, ginjal dan otot
3. Hyperplasia

Hiperplasia berkaitan dengan bertambahnya produksi sel, meningindikasikan adanya


abnormalitas
4. Metapplasia

Perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh tipe sel lain
5. Diplasia

Kerusakan pertumbuhan sel yg mature yg menyebabkan lahirnya sel yang ukuran,


bentuk sama dengan sel aslinya.

4. Kematian Sel
Nekrosis dpt terjadi ketika tidak cukupnya aliran darah ke jaringam, salah satu contoh
nekrosis jaringan adalah gangrene

5. Pola Kematian Sel

6. Mekanisme jejas sel


Prinsip Umum:
a. Respons selular terhadap stimulus yg berbahaya tergantung pd tipe jejas, durasi &
keparahannya.
b. Akibat suatu jejas sel bergantung pada tipe, status dan kemampuan adaptasi sel yg
mengalami jejas
c. Jejas sel dihasilkan oleh abnormalitas fungsional & biokimia pd satu atau
beberapa komponen seluler yg esensial.
7. Mekanisme Biokimia pada Jejas Sel
a. Deplesi Adenosina Trifosfat (ATP)
b. Kerusakan mitokondria
c. Influx calsium intraseluler & hilangnya homeostasis calcium
d. Akumulasi radikal bebas yg berasal dari oksigen (stress oksidatif)
e. Defek pd permeabilitas membran melalui mekanisme : disfungsi mitokondria,
hilangnya fosfolipid membran, abnormalitas sitoskeletal, spesies oksigen reaktif,
produk dari pemecahan lemak.

B. PROSES PERADANGAN
1. Definisi Peradangan
Merupakan reaksi pertahanan diri jaringan terhadap cedera, yang secara khas terdiri
dari respon vaskular dan selular yang berusaha menghancurkan subtansi asing dalam
tubuh.

2. Jenis peradangan
a) Berdasarkan lokasi yang mengalami peradangan disebut dengan akhiran -tis yang
ditambahkan pada nama organ seperti, apendiksitis,perikarditis, tonsillitis,
gastritis, dll
b) Berdasarkan lamanya respon peradangan disebut akut, subakut dan kronik
c) Berdasarkan eksudat diberi nama secara deskriptif (peradangan serosa, b.
Peradangan fibrinosa, peradangan hemoragie, peradangan katarrhal, peradangan
purulenta, peradangan granulomatosa)
3. Penyebab cidera jaringan
a) Mekanik (insis, kontusi, abrasi, laserasi, pungsi)
b) Fisik (agen mikroba, agen kimia, agen termal, agen radiasi)

4. Respon vaskular

5. Respon seluler
Tahapan seluler pada peradangan akut ditandai dengan berpindahnya phagosit pembuluh
darah putih (leukosit) ke jaringan yang mengalami cidera

6. Reaksi lokal peradangan


a) Rubor (kemerahan)
b) Tumor (pembengkakan)
c) Color (panas)
d) Dolor (nyeri)
e) Functio laesa (gangguan/perubhaan fungsi)

7. Reaksi sistemik peradangan


a) Demam
b) limfadenopati
c) Laju endap dara (led)
d) Leukositosis

C. AGEN INFEKSI BAKTERI


1. Definisi Bakteri
Adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dan tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).

2. Morfologi sel bakteri


Bentuk bakteri
a) bulat (kokus)

b) batang (basil),dan

c) spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut
kokobasil.

3. Struktur bakteri
a) Struktur eksternal sel bakteri
1) Glikokaliks (selubung gula)
2) Slime ( lapisan lendir)
3) Flagela
4) Kemotaksis
5) Fototaksis
6) Filamen aksial
7) Fimbria
8) Pili
9) Dinding sel

b) Struktur internal sel bakteri


Didalam sitoplasma terdapat:
1) Enzim
2) Air
3) Protein
4) Karbohidrat
5) Asam nukleat
6) Lipid

Struktur internal sel bakteri yang lain


1) Daerah inti( nukleid) yang mengandung kromosom bakteri
2) Ribisom yang berperan pada sintesis protein
3) Badan inklusi merupakan organel penyimpan nutrisi
4) Endospora yaitu struktur dengan dinding tebal. Fungsi endospora: sebagai
pertahanan sel bakteri terhadap panas ekstrem, kondisi kurang air, dan paparan
bahan kimia serta radiasi.
4. Faktor-faktor pertumbuhan bakteri
a) Suhu
b) Derajat keasaman atau Ph
c) Konsentrasi garam
d) Sumber nutrisi
e) Zat-zat sisa metabolisme
f) Zat kimia
5. Cara perkembangbiakan bakteri
Bakteri berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah
diri. Dengan pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi
bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi dna.

6. Peranan bakteri
1) Bakteri menguntungkan, peran:
a. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup)
b. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi
c. Peran sebagai siklus nitrogen
d. Penyubur tanah
e. Penghasil antibiotic
f. Pembuatan zat kimia
g. Proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan
energi alternatif metana berupa biogas.
h. Penelitian rekayasa genetika

2) Bakteri merugikan, peran:


a. Pembusukan makanan contohnya clostridium botulinum
b. Penyakit pada manusia
c. Penyakit pada hewan, contohnya bacilluc antrachis (penyebab penyakit
antraks pada sapi )
d. Penyakit pada tanaman budidaya contohnya pseudomonas solanacearum
(penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta
agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)

D. INTERAKSI ANTAR MIKROORGANISME DAN PENGENDALIAN


MIKROORGANISME
1. Definisi Interaksi
Makhluk hidup maupun biotik dan abiotiknya saling ketergantungan satu sama
lannya, seperti sebatang tumbuhan dan seekor hewan akan terjadi interaksi serta
bergantung antara satu sama lainnya.

2. Macam-macam interaksi antar mikroorganisme


a. Simbiosis (simbiosis mutualisme, simbiosis paratsitisme, simbiosis
komensalisme)
b. Predasi
c. Kompetisi

3. Pengendalian mikro organisme


Merupakan semua kegiatan yang bertujuan
a. Menghambat/mengurangi jumlah atau aktivitas mikroorganisme
b. Membasmi atau mematikan mikroorganisme (terutama untuk yang terinfeksi m.o)

4. Antimikroba dapat berupa :


a. Mikrobisida /microbicidal agents (cide = kill)
b. Mikrobistatik / microbistatic (static = standstill)
c. Germicidal
d. Bakterisida
e. Bakteristatik
f. Sporosida
g. Fungistatik
h. Virustatik

5. Proses pengendalian m.o :


a) Sterilisasi 
Tahap sterilisasi :
 Pembersihan sebelum sterilisasi
 Pembungkusan
 Proses sterilisasi
 Penyimpanan yang aseptik.
Jenis-jenis sterilisasi :
 Sterilisasi panas/fisik
 Sterilisasi filtrasi
 Sterilisasi radiasi
 Sterilisasi kimia
 Sterilisasi dengan cara panas
 Panas kering
 Pembakaran (inceneration)
b) Desinfeksi
c) Sanitasi 
d) Antiseptik

6. Tujuan sterilisasi dan desinfeksi:


a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mencegah makanan menjadi rusak
c. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
d. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.

7. Faktor – faktor yg mempengaruhi aktivitas antimikroba


a. Karakteristik mikrobaa
b. Jumlah populasi 
c. Mikrobakonsentrasi dan dosis dari zat antimikroba
d. Fase perkembangan mikroba
e. Kondisi lingkungan

8. Prinsip kerja bahan antimikroba


a. Kerusakan dinding sel atau menghambat sintesis dinding sel
b. Perubahan permeabilitas membran sitoplasma
c. Perubahan molekul protein dan asam nukleat
d. Penghambatan kerja enzim
e. Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.

9. Pengendalian m.o  
a. Fisika
b. Kimia
c. Biologi

E. NEMATODA
1. Wucehereia bancrofti (wukereriasis = filariasis bankrofti)
 Hospes : Manusia
 Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe
 Bentuk halus seperti benang putih susu
 Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva filaria stadium III
 Di perkotaan : Culex quinquefasciatus
 Di pedesaan : Anopheles atau Aedes.
2. Brugia malayi dan Brugia timori
 Hospes :
Brugia malayi : Manusia , Binatang : kucing, kera,
Brugia timori : Manusia
 Vektor :
B. malayi periodik : An. barbirostris
B. malayi subperiodik : Mansonia spp.
B. timori : An. Barbirostris
 Cara infeksi : gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva filaria.
 Menahun : elefantiasis hanya mengenai tungkai bawah bawah lutut atau lengan
bawah bawah siku.
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan laboratorium
Suatu tindakan, prosedur , atau pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau
sample dari penderita.
2. Tujuan pemeriksaan laboratorium
a. Mendeteksi penyakit
b. Menentukan resiko
c. Skrining
d. Konfirmasi pasti diagnosis
e. Membantu pemantauan pengobatan
f. Menyediakan informasi prognostik/ perjalanan penyakit
g. Memantau perkembangan penyakit
3. Tempat Pengambilan darah
a. Perifer
b. Vena → fossa cubiti, radialis, dan brachialos. Posisi jarum 15-30 derajat
c. Arteri → daerah brachialis yg teraba denyutan. Posis jarum 90 derajat
4. Indikasi pengambilan specimen darah
a. Darah Arteri : Pemeriksaan gas darah
b. Darah Vena : Urea darah, trombosit, deteksi bakteri
c. Darah Kapiler : Gol. Darah, gula darah, dantrombosit
5. Macam-macam pemeriksaan dengan specimen darah
a. Serum glutamik piruvik transaminase ( SGPT)
b. Albumin
c. Golongan Darah
d. Asam Urat
e. Bilirubun
f. Estrogen
g. Gas Darah
h. Gula Darah Puasa
i. Gula darah Postprandial
j. Hematokrit
k. Hemoglobin
l. Trombosit
m. Partial Protombine Time (PPT)
n. Pemeriksaan lain spt; kadar elektrolit, progesteron, prolaktin, kolesterol,
kreatinin,dll.
6. Pemeriksaan urin
Kegunaan:
a. Menafsirkan proses-proses metabolisme
b. Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (padapasien DM)
c. Menentukan kehamilan
7. Jenis pemeriksaan
a. Urin Sewaktu
Dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.
b. Urin Pagi
Dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.
c. Urin Pasca Prandial
Dikeluarkan setelah pasien makan (1,5 – 3 jam sesudah makan).
d. Urin 24 jam
Urin yang dikumpul dalam waktu 24 jam.

8. PEMERIKSAAN DENGAN SPECIMEN URIN


a. Asam Urat
b. Bilirubin
c. Human Chorionic Gonatropin
d. Pemeriksaan lain seperti; urobilinogen, urinelisis, BJ urin, glukosa, keton, dll.

G. PEMERIKSAAN ASPIRASI DAN PAPSMEAR


1. Definisi Aspirasi
Aspirasi adalah pengambilan cairan pengambilan cairan abnormal yg telah tekumpul
di dalam tubuh
2. Pemeriksaan lumbal puction
Lumbal punction atau spinal puncture penusukan jarum kedalam ruang sub arachnoid
unt mendapatkan cairan serebral spinal unt kebutuhan pemeriksaan laboratorium

3. Kolonoskopi
Colonoscopy adalah Pemeriksaan unt mengevaluasi bagian dalam kolon.
4. Bronkoskopi
Bronkoskopi adl pemeriksaan visual jalan napas dg memasukan bronkoskop kedalam
saluran napas (percabangan bronkus) untuk tujuan terapeutik (pengobatan)

5. Pemeriksaan specimen apusan/cairan genitalia (pap smear)


Pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau
sel prakanker.

H. ADAPTASI, KERUSAKAN, DAN KEMATIAN SEL


1. Mekanisme Adaptasi
Sel melakukan adaptasi dengan:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- Atrophy
- Metaplasia
2. Kerusakan sel reversibel
Pada stadium awal terjadinya kerusakan atau pada kerusakan ringan, kerusakan fungsi
dan morfologi akan dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan tersebut
dihilangkan.

3. Kematian sel disebabkan oleh :


- Ischemia,
- Infeksi,
- Toksin dan
- Reaksi imun

Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis

I. PARASITOLOGI
1. Definisi
Parasitologi yaitu ilmu yang mempelajari organisme hidup sebagai parasit dan
hubungan dengan organisme yang ditumpanginya.
2. Jenis-jenis
a. Nyamuk
b. CACING (Nematoda)

c. NEMATODA USUS
 Ascaris lumbricoidus (cacing gelang)
 Oxyuris vermicularis (kremi)
 Ankylostoma duodenale
 Trichinella Spiralis (Rambut)
 Taenia (Cacing pita)

J. CESTODA DAN PROTOZOA


1. Cestoda
Merupakan cacing pipih parasit (parasit internal); pada babi, ikan, dan sapi dapat
menginfeksi manusia. Terdiri atas kepala (scolex) dilengkapi dengan pengait dan
penghisap, berguna untuk melekat pada usus inangnya.
2. Protozoa

3. Trypanosoma
4. Paramecium

K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Definisi
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung suatu diagnosa yang akan ditegakkan,
atau biasa disebut dengan pemeriksaan penunjang.

2. Tujuan pemeriksaan diagnostik


a. Melengkapi data pemeriksaan.
b. Menetapkan suatu diagnosa.

3. Peran perawat dalam pemeriksaan diagnostic


Pendampingi dan mempersiapkan pasien sebelum, selama dan setelah pemeriksaan
diagnostic

4. Tujuan persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik


a. Meningkatkan pemahaman klien mengapa pemeriksaan diagnostik perlu
dilakukan
b. Meningkatkan apa yang di harapkan klien selama pemeriksaan, hasil dan efek
samping dari pemeriksaan
c. Mengurangi kecemasan klien terkait pemeriksaan

5. Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostic


1. Assessment
1) Cek kembali identitas klien
2) Cek medical record, inform consent,
3) Kaji adanya keterbatasan fisik klien
4) Kaji tingkat pemahman klien terkait prosedur diagnostik
5) Monitor ttv klien unt tindakan invansive
2. Intervensi
1) Klarifikasi kembali pelaksanaan pemeriksaan diagnostik
2) Ajarkan tehnik relaksasi
3) Berikan infs IV jika dibutuhkan
3. Evaluasi
1) Evaluasi pengentahuan dan apa yang diharapkan klien
2) Evaluasi tingkat kecemasan dan kenyaman klien

6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik diperoleh dari pemeriksaan:
a. Radiologi
b. Laboratorium
c. Patologi, Sitologi
d. Ultrasonografi
e. EKG, EEG, Audiometri dll

L. PEMERIKSAAN RADIOLOGI & ELECTROCARDIOGRAM


1. Pemeriksaan radiologi
a) Rotgen (sinar-x)
Pemeriksaan yg menggunakan sinar x dalam mendeteksi kelainan dalam organ
diataranya, dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak, dan
rangka.
b) Usg
Prosedur diagnosisi yang digunakan u/ melihat struktur jar. Tubuh atau analisis
dari gelombang doppler, yg pemeriksaan dilakukan di atas rongga tubuh u/
menghasilkan ultrasound di dalam jaringan.
c) Ctg (cardiotocografy)
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak.

2. Pemeriksaan elektrokardiografi adalah pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk


mengetahui gangguan irama jantung

Anda mungkin juga menyukai