Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

Konsep Komunikasi pada Pasien Gangguan Fisik

OLEH :
KELOMPOK 1
Adinda Tri Kurnia Putri 2011313001 Febrianelly Amanda 2011312058
Agresia Anisha 2011312061 Febrian Rizkiani 2011312013
Amelia Fransisca Yalani 2011313004 Figo Renzio Rizal 2011311003
Anna Triyani 2011313040 Fikratul Afdila 2011311009
Anggea Pahmareza 2011311048 Fitri Annisa 2011313028
Anggi Regina Budiman 2011312001 Fitryni Ruth Sianturi 2011312076
Annisa Rahma Gustianti 2011312016 Fiziola 2011312031
Annisa Raudhatul Laili 2011313025 Irma Bonyfa Rahma 2011313019
Assyfa Rahni Fajarita. Sgr 2011311042 Laila Nadhira 2011312043
Asyraf Mursalina 2011311036 Lidya Putri 2011312034
Chairunnisa Az Zahra 2011312040 Marita Wahyuni 2011312025
Delfi Suryani 2011312070 Meisi Rahmahiga 2011313007
Dian Fadhilla Humaida 2011312052 Memel Meiyuni 2011313034
Elsa Salsabila 2011313031

ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Puji
syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga
penulis dapat meyelesaikan makalah "Konsep Komunikasi pada Pasien Gangguan Fisik" ini
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan
bisa menyelesaikan masalah-masalah, yang khususnya dalam ruang lingkup Komunikasi
Keperawatan II. Disamping itu kami menyadari bahwa mungkin terdapat banyak kesalahan baik
dari penulisan ataupun dalam penyusunannya yang tidak penulis ketahui.

Penulis pun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum mencapai hasil
yang sempurna. Oleh karena itu, kritika dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini dapat
membantu pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan tentang "Konsep Komunikasi pada
Pasien Gangguan Fisik".

Padang, 31 Oktober 2021

(Kelompok 1)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..…..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………....4

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….........4
B. Rumusan Masalah..…………..…………………………………………………………....4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………...………………...4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..……...5

A. Pengertian Komunikasi….……..……………………………………………….…………5
B. Pengertian Gangguan Fisik…….………………………………………………………….5
C. Pengertian Komunikasi Terapeutik………………………………………..………………5
D. Komunikasi pada Klien dengan Gangguan Fisik………………………………….………6
E. Kesimpulan Video……………………………………………………………………….11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….……..12

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………....12
B. Saran……………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunikasi yang baik dan efektif sangat menentukan kesembuhan pasien.
Komunikasi yang buruk dapat menjadi masalah dalam pengobatan pasien. Membangun
komunikasi sederhana sangat penting dilakukan untuk mengurangi masalah kecemasan
pasien. Pada tahun 1947, WHO mencoba untuk menggambarkan kesehatan secara luas.
Kesehatan (health) diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental
(rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan.
Penyakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologis dan
psikofisiologis pada seseorang. Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal serta
kultural terhadap penyakit. Kesakitan juga merupakan respon subjektif dari pasien, serta
respon di sekitarnya terhadap keadaan tidak sehat, tidak hanya memasukkan pengalaman
tidak sehatnya saja, tapi arti dari pengalaman tersebut bagi dia.Oleh karena itu, kami akan
mengangkat topik mengenai “Komunikasi terhadap klien dengan gangguan fisik”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep komunikasi pada pasien gangguan fisik ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui konsep mengenai komunikasi pada pasien gangguan fisik

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Menurut Depkes RI tahun 2001 komunikasi adalah suatu proses menyampaikan
pesan yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak lain yang bertujuan untuk
menciptakan persamaan pikiran antara pengirim dan penerima pesan.

B. PENGERTIAN GANGGUAN FISIK


Gangguan fisik adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kekurangan
pada fisiknya atau terganggunya system organ, sensorik, dan motorik didalam tubuh.

C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain. ( Northouse, 1998).
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien.
Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien
berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik
yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang
dirinya.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar

5
dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien,
perawat membantu dan klien menerima bantuan (Lalongkoe, 2013:63).
Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa, komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dirancang dan
direncanakan secara sadar oleh perawat dengan maksud membangun hubungan
kepercayaan demi kesembuhan pasien. Melalui pengalaman bersama antara perawatklien
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.
Dalam konteks pelayanan kesehatan secara keseluruhan komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang terjalin dengan baik, komunikatif dan menyembuhkan atau
paling tidak melegakan serta memuat pengguna merasa nyaman dan akhirnya puas. Maka
dari itu, komunikasi terapeutik sangat diperlukan untuk mendukung proses rehabilitasi
dengan tujuan mengembalikan pasien ke kondisi semula atau setidaknya mendekati
kondisi normal.

D. KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN FISIK


1. Klien dengan Gangguan Pendengaran
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering
digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang
dikeluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya.
Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan
komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra
visualnya.
Teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan klien dengan gangguan
pendengaran, antara lain :
 Orientasiakan kehadiran anda dengan cara menyentuh klien atau memposisikan
diri di depan klien
 Gunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk
memudahkan klien membaca gerak bibir anda

6
 Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan klien dan pertahankan sikap
tubuh dan mimik wajah yang lazim
 Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu (permen
karet)
 Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan wajar
 Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan
 Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan
dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol).

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien yang


mengalami gangguan pendengaran adalah sebagai berikut:

 Periksa adanya bantuan pendengaran dn kacamata.

 Kurangi kebisingan.

 Dapatkan perhatian klien sebelum memualai pembicaraan. d)Berhadapan dengan


klien dimana diadapat melihat mulut anda. e)Jangan mengunyah permen karet

 Bicara pada volume suara normal, jangan berteriak

 Susun ulang kalimat jika klien salah mengerti

2. Klien dengan Gangguan Penglihatan


Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ, misal., kornea,
lensa mata, kekeruhan humor viterius, maupun kerusakan kornea, serta kerusakan
saraf penghantar impuls menuju otak. Kerusakan di tingkat persepsi antara lain
dialami klien dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus
hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total. Akibat kerusakan
visual, kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung
pada pendengaran dan sentuhan.

7
Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan fungsi
pendengaran dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus
digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang lain.
Berikut adalah teknik-teknik yang diperhatikan selama berkomunikasi dengan
klien yang mengalami gangguan penglihatan:
 Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami
kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat
ketika anda berada didekatnya.
 Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda
 Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak
memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda
memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
 Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata sebelum
melakukan sentuhan pada klien.
 Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus
komunikasi.
 Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.
 Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan / ruangan
yang baru.

3. Klien dengan Gangguan Bicara


Gangguan wicara dapat terjadi akibat kerusakan organ lingual, kerusakan pita
suara, ataupun gangguan persarafan. Berkomunikasi dengan klien dengan gangguan
wicara memerlukan kesabaran supaya pesan dapat dikirim dan ditangkap dengan
benar. Klien yang mengalami gangguan wicara umumnya telah belajar berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan tulisan atau gambar.
Pada saat berkomunikasi dengan klien gangguan wicara, hal - hal berikut perlu di
perhatikan:
 Perawat benar - benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir klien.
 Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali kata
kata yang diucapkan klien.

8
 Mengendalikan pembicaraan supaya tidak membahas terlalu banyak topik.
 Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi lebih rileks dan pelan.
 Memperhatikan setiap detail komunikasi sehingga pesan dapat diterima dengan
baik.
 Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan simbol.
 Apabila memungkinkan, hadirkan orang yang terbiasa berkomunikasi lisan
dengan klien untuk menjadi mediator komunikasi.

4. Klien dengan Keadaan Tidak Sadar


Ketidaksadaran mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik klien mengalami
penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien dan klien
tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut. Keadaaan tidak sadar dapat terjadi
akibat gangguan organik pada otak, trauma otak yang berat, syok, pingsan, kondisi
tidur dan narkose, ataupun gangguan berat yang terkait dengan penyakit tertentu.
Seringkali timbul pertanyaan tentang perlu tidaknya perawat berkomunikasi dengan
klien yang mengalami gangguan kesadaran ini. Bagaimanapun, secara etika
penghargaan terhadap nilai nilai kemanusiaan mengharuskan penerapan komunikasi
pada klien dengan gangguan kesadaran.
Pada saat berkomunikasi dengan klien gangguan kesadaran, hal hal berikut perlu
diperhatikan:
 Berhati - hati ketika melakukan pembicaraan verbal dekat klien karena ada
kayakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami
penurunan penerimaan rangsang pada individu yang tidak sadar dan yang menjadi
pertama kali berfungsi pada waktu sadar. Maka perawat harus berhati - hati tidak
mengatakan sesuatu pada klien yang tidak sadar atau pada jarak pendengaran, hal
hal yang tidak akan mereka katakan pada klien yang sepenuhnya sadar.
 Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan kita. Usahakan
mengucapkan kata dengan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi
ucapan yang kita sampaikan di dekat klien.

9
 Ucapkan kata - kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi
salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan
kesadaran.
 Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
pada komunikasi yang dilakukan.

5. Klien dengan Gangguan Kematangan Kognitif


Berbagai kondisi dapat mengakibatkan gangguan kematang an kognitif, antara
lain akibat penyakit : retardasi mental, syndrome down, ataupun situasi sosial, misal,
pendidikan yang rendah, kebudayaan primitif, dan sebagainya.Dalam berkomunikasi
dengan klien yang mengalami gangguan kematangan, sebaikanya Anda
memperhatikan prinsip komunikasi bahwa komunikasi dilakukan dengan pendekatan
komunikasi efektif, yaitu mengikuti kaidah sesuai kemampuan audience (capability of
audience) sehingga komunikasi dapat berlangsung lebih efektif.
Komunikasi dengan klien yang mengalami gangguan kematangan kognitif :
 Berbicara dalam tema yang jelas dan terbatas.
 Hindari menggunakan istilah yang membingungkan klien, usahakan
menggunakan kata pengganti yang lebih mudah dimengerti, contoh, atau gambar
dan simbol
 Berbicaralah dengan menggunakan nada yang relatif datar dan pelan.
 Apabila perlu, lakukan pengulangan dan tanyakan kembali pesan untuk
memastikan kembali maksud pesan sudah diterima.
 Berhati - hatilah dalam menggunakan teknik komunikasi non verbal karena dapat
menimbulkan interprestasi yang berbeda pada klien.

E. KESIMPULAN VIDEO
Klien dengan Gangguan Penglihatan
Pada video, dapat dilihat bahwa perawat berusaha memposisikan pasien
berhadapan dengan diri perawat, dan mengomunikasikan hal itu kepada pasien,
"Maaf bu, saya disini bu" sambil memutar bahu pasien sejajar berhadapan dengan
perawat. Tentunya hal itu dilakukan dengan lembut, agar pasien tidak merasa

10
tersinggung. Lalu, perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan
kedatangannya. Ini dilakukan agar pasien mengerti seperti apa prosedur dan tujuan
dari tindakan yang dilakukan. Lalu, dapat dilihat di video bahwa perawat
mempertahankan kontak mata pada pasien, yang berarti adanya keinginan perawat
untuk mendengarkan pesan atau informasi dari pasien. Selanjutnya, saat perawat
memberikan gelas dan obat, perawat langsung meletakkan gelas dan obat tersebut ke
tangan pasien, dan jangan lupa mengomunikasikannya pada pasien. "Di sebelah
kanan ini obat ibu ya bu, dan di sebelah kiri ini adalah air minum ibu". Lalu bantu
pasien ketika hendak minum, agar air pada gelas tidak tumpah. Dan pada video dapat
dilihat bahwa perawat juga mengarahkan tangan pasien pada bel untuk memanggil
perawat. "Nanti kalau ibu butuh bantuan, disini ada bel ya bu. Ibu pencet saja dan
saya akan segera kemari", ucap perawat sambil menuntun tangan pasien ke arah bel.
Ini dilakukan untuk sekiranya pasien butuh bantuan, pasien tidak perlu meraba-raba
mencari bel. Yang terakhir, ketika perawat hendak pergi, perawat mengomunikasikan
hal tersebut pada pasien bahwa perawat akan meninggalkannya atau memutus
komunikasi. "Baik ibu, saya pamit dulu ya bu", ucap perawat. Hal ini dilakukan agar
pasien tidak bingung dan beranggapan bahwa perawat masih berada disana.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah suatu proses menyampaikan pesan yang dilakukan oleh
seseorang kepada pihak lain yang bertujuan untuk menciptakan persamaan pikiran antara
pengirim dan penerima pesan. Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama
antara perawat klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang
mempengaruhi perilaku pasien. Secara langsung gangguan fisik diakibatkan oleh
penyebab fisik. Dari situ diketahui bahwa gangguan fisik disembuhkan secara medis.

B. SARAN
Dari makalah yang dibuat, diharapkan perawat mampu memahami tentang
Konsep Komunikasi pada pasien dengan gangguan fisik dengan baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/433864964/Komunikasi-Terapeutik-Dengan-Gangguan-Fisik

13

Anda mungkin juga menyukai