Anda di halaman 1dari 21

Dosen : Liza Fauzia S.kep.,Ns.,M.

kep
Mata kuliah : Keperawatan HIV/AIDS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA HIV/AIDS

Disusun oleh :
Kelompok 2
KIKI ANGREINI JUSMAN NH0119032
MUHAMMAD SAID NH011903
IKA DEWI LESTARI NH01190
MUH. CHANDRA A.F NH0119039
KETSIA DJANDTAJATAI NH0119031
NOVITA MASTO NH0119042
GUNAWAN ESOMAR

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapa diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak.
Makalah ini disusun secara sederhana sehingga dapat memudahkan mahasiswa dan pembaca
dalam mempelajari materi yang kami sampaikan.
Karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami, kami menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna dan masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun darisemua pihak.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat diterima, dipelajari dan bermanfaat bagiteman-teman mahasiswa dan pembaca di kalangan
masyarakat serta dapatdigunakan sebagai acuandengan penyusunan makalah yang lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune
DeficiencySyndrom ) pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasahomoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ),
AIDS sudahtermasuk penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia,
AIDS menyebabkankematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti
1 orang setiap 10 detik,karena itu infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian
tertinggi akibat satu jenis ageninfeksius.
AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman
padatahun 1983 di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika
makinlama makin meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun
padaanak yang berumur kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993
terdapat4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan diAmerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS.
Kasus infeksi HIVterbanyak pada orang dewasa maupun pada anak – anak tertinggi
didunia adalah di Afrika.
Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang,
lebihdan 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS. Setiap
tahunjuga diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya adalah
anak usiadibawah 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang
terutama di negaraterbelakang atau berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini
maka dari 37,8 juta orangpengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta
anak- anak dibawah 15 tahun.

B. Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang menderita
AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang
menunjukkankelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi
tertentu /keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan
tubuh(kekebalan) oleh virus yang disebut dengan HIV. Sedang Human Imuno
DeficiencyVirus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang
kemudianmengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah putih yang
menangkalinfeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut dengan
T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam kelompok
retrovirussub kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan mempunyai kemampuan
mengopi cetakmateri genetika sendiri didalam materi genetik sel - sel yang
ditumpanginya dan melaluiproses ini HIV dapat mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997
)
AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang disebabkan
olehinfeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas
seluler,dan mengenai kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual, atau
biseksual,penyalahgunaan obat intra vena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi
darahlainnya, hubungan seksual dan individu yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN
2002 )
AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan kelainan ringan
dalamrespon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi
danberkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelainanmalignitas yang jarang terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)

B. ETIOLOGI
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
 Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
 Pemakaian obat oleh ibunya
 Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
 Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
C. PATOFISIOLOGI
Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan
sumberkekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki
sel T4 , virusmemaksa limfosit T4 untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya
menurun, sehinggamenyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus lain,
bakteri, jamur atauparasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang yang terjangkit
HIV / AIDS. Selainmenyerang limfosit T4, virus AIDS juga memasuki sel tubuh yang
lain, organ yang seringterkena adalah otak dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh
selaput pembungkus yangsifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan
susunan saraf pusat dan tepilainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisarantara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai
11 tahun, tetapi yang terbanyakkurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)
PEMBAGIAN STADIUM PADA HIV/AIDS
Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi 4
stadium:
1. Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan serologik
ketikaantibodi terhadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu masuknya
HIVkedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan atau bisa sampai 6 bulan
( windowperiod )
2. Stadium Asimptomatis ( tanpa gejala )
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukan gejala
danadaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3. Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
( persistentgeneralized lymphadenophaty ) dan berlangsung kurang lebih 1 bulan
4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai bermacam - macam
penyakitinfeksi sekunder
CARA PENULARAN
HIV menular dengan beberapa cara yaitu :
1. Hubungan seksual dengan penderita AIDS
Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan penderita HIV.
Airmani, cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir sehinggga HIV yang
adadalam cairan tersebut masuk kedalam cairan darah. Selain itu juga melalui lesi
mikropada di dinding alat tersebut yang terjadi saat hubungan seksual.
2. Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam pembuluh darah
danmenyebar keseluruh tubuh
3. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril.
Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina
ataumani yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa disterilkan dulu.
4. Alat-alat untuk menoreh kulit
Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.
5. Menggunakan jarum suntik yang bergantian
Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba sangat berpotensi
terjangkitHIV

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala mayor :
 Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
 Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus
 Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala utama ).
Gejala minor
 Batuk kronis selama 1 bulan
 Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
 Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap
 Munculnya herpes zosters berulang
 Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan
sepertiyang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya
yaitu:
1. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi oportuniti,
nosokomial,atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan
perawatan yangkritis.
2. Terapi AZT (Azitomidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembaliktranscriptase.
3. Terapi antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi virus
ataumemutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah:
didanosina,ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.
4. Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepatreplikasi HIV.
6. Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu
megubahperilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko,
mengingatkancara hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup sehat.
7. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang
sehat,hindari sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
Edukasi inijuga bertujuan untuk mendidik keluarga pasien bagaimana menghadapi
kenyataan ketikaanak mengidap AIDS dan kemungkinan isolasi dari masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa
perinatalsekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
 Demam dan diare yang berkepanjangan
 Tachipnae
 Batuk
 Sesak nafas
 Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
 Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
 Diare lebih dan satu bulan
 Demam lebih dan satu bulan
 Mulut dan faring dijumpai bercak putih
 Limfadenopati yang menyeluruh
 Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
 Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
 Dermatitis yang mnyeluruh
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi
HIV/ AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga
dapatdimungkinkan :
 Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
 Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
 Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
 Adanya penularan pada proses melahirkan
 Terjadinya kontak darah dan bayi.
 Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
 Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
 Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
 Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
 Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
 Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril
 Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
 Gagal tumbuh
 Berat badan menurun
 Anemia
 Panas berulang
 Limpadenopati
 Hepatosplenomegali
 Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur
atauprotozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti
adanyakandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan
paru,encelofati dll

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
 Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
 Retinitis sitomegalovirus
 Khoroiditis toksoplasma
 Perivaskulitis pada retina
 Infeksi pada tepi kelopak mata.
 Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
 Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
 Adanya stomatitis gangrenosa
 Peridontitis
 Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian
menjadi birudan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3. Pemeriksaan Telinga
 Adanya otitis media
 Adanya nyeri
 Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
 Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
 Sesak nafas
 Tachipnea
 Hipoksia
 Nyeri dada
 Nafas pendek waktu istirahat
 Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
 Berat badan menurun
 Anoreksia
 Nyeri pada saat menelan
 Kesulitan menelan
 Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
 Faringitis
 Kandidiasis esofagus
 Kandidiasis mulut
 Selaput lendir kering
 Hepatomegali
 Mual dan muntah
 Kolitis akibat dan diare kronis
 Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
 Suhu tubuh meningkat
 Nadi cepat, tekanan darah meningkat
 Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
 Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
 Haemorargie
 Herpes zoster
 Nyeri panas serta malaise
 Aczematoid gingrenosum
 Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
 Didapatkan air seni yang berkurang
 Annuria
 Proteinuria
 Adanya pembesaran kelenjar parotis
 Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
 Adanya sakit kepala
 Somnolen
 Sukar berkonsentrasi
 Perubahan perilaku
 Nyeri otot
 Kejang-kejang
 Encelopati
 Gangguan psikomotor
 Penururnan kesadaran
 Delirium
 Meningitis
 Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
 Nyeri persendian
 Letih, gangguan gerak
 Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya
anemia,leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200,
fase AIDSnormal 1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa )
menunjukan terinfeksiHIV atau tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini
meliputi tes Elisa, Lateks, Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex
menunjukan orang terinfeksi HIVatau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan
dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24
( denganpolymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes antibody
( biasanya digunakanpada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV /
AIDSantara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan
adanyapenurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
o Tujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
o Rencana tindakan keperawatan
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi,
peningkatankecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status
nutrisi,penyakit kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan
indikatorterjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinyaneutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang pencegahan
secaraumum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga dan pengunjung
memutus rantaipenularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan setiap
sebelumdan sesudah memasuki ruangan pasien
7. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral, antijamur,
8. Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, diare, nyeri
o Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap hari
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Rencanakan makanan enternal dan parenteral
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya
infeksioportunitis saluran pencernaan ( diare )
o Tujuan :
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
o Kriteria hasil :
a. Asupan dan keluaran seimbang
b. Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c. Nadi perifer teraba
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
o Rencana tindakan keperawatan
1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4 jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan ( kontak
yangberulang dengan feces yang bersifat asam )
o Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
o Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Ganti popok dan celana anak apabila basah
2. Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
3. Gunakan salep atau lotion
5. Perubahan atau Gangguan Mukosa Membran Mulut
Gangguan mukosa membran mulut berhubungan dengan lesi mukosa membran
dampakdari jamur dan infeksi herpes
o Tujuan :
Tidak terjadi gangguan mukosa mulut
o Kriteria hasil
a. mukosa mulut lembab
b. tidak ada lesi
c. kebersihan mulut cukup
d. anak dan orang tua mampu mendemonstrasikan tekhnik kebersihan mulut
o Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kaji membran mukosa
2. Berikan pengobatan sesuai dengan saran dan dokter
3. Lakukan perawatan mulut tiap 2 jam
4. Gunakan sikat gigi yang lembut
5. Oleskan garam fisiologis tiap 4 jam dan sesudah membersihkan mulut
6. Kolaborasi pemberian obat profilaksis ( ketokonazol, flukonazol )
selamapengobatan
7. Gunakan antiseptik oral
8. Check up gigi secara teratur
6. Ketidakefektifan Koping Keluarga
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan penyakit menahun dan
progresif
o Tujuan :
Koping keluarga efektif
o Kriteria hasil :
a. Orang tua mapu mengekspresikan secara verbal tentang rasa takut
b. Orang tua mampu mengambil keputusan yang tepat
c. Orang tua tau cara memecahkan masalah serta menganalisis kekuatan diri
dandukungan sosial
o Rencana tindakan keperawatan
1. Konseling keluarga
2. Observasi ekspresi orang tua tentang rasa takut, bersalah, dan kehilangan
3. Diskusikan dengan orang tua tentang kekuatan diri dan mekanisme koping
denganmengidentifikasi dukungan sosial
4. Libatkan orang tua dalam perawatan anak
5. Monitor interaksi orang tua dan anak
6. Monitor tingkah laku orang
7. Kurang pengetahuan
Kurangnya pengetahuan pada keluarga berhubungan dengan perawatan anak
yangkompleks dirumah
o Tujuan :
Keluarga dapat mengungkapkan atau menjelaskan proses penyakit,
penularan,pencegahan dan perawatan
o Kriteria hasil :
a. Orang tua mampu menjelaskan secara global tentang diagnosism, proses
penyakitdan kebutuhan home care
b. Orang tua memahami daftar pengobatan, efek samping, dan dosis obat
c. Orang tua memahami tentang kebutuhan perawatan yang khusus bagi anak
danmengetahui bagaimana HIV menular
o Rencana Tindakan keperawatan
1. Kaji pemahaman tentang diagnosis, proses penyakit dan kebutuhan home care
2. Jelaskan daftar pengobatan, efek samping obat dan dosis
3. Jelaskan dan demonstrasikan cara perawatan khusus
4. Jelaskan cara penularan HIV dan bagaimana cara pencegahannya
5. Anjurkan cara hidup normal pada anak
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS
KASUS:
Hari kamis TGL 12 September 2009 sekitar jam 10.30 WIB ibu Diah membawa
anaknyayang bernama Gunawan ke RS dengan alasan keadaan anaknya semakin hari
tamabah, parahberat badannyamenurun, nafsu makannya berkurang, kurus, demam secara
terus menerus,diare,mual, muntah, kulitnya merah-merah dan luka yang tidak sembuh-
sembuh. Dari datapemeriksaan Rumah Sakit, anak tersebut dikatakan terkena HIV/AIDS.
Data ini didukung daritanda-tanda : anoreksia, feses cair, lesi kulit, luka sukar sembuh,

A. PENGKAJIAN ANALISA KASUS

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1 DS: sistem imun menurun sehingga Resiko terjadinya infeksi
Tubuh mudah terserang infeksi
• demam secara terus
dr luar (virus, bakteri, jamur,
menerus parasit), maka jika terjadi luka
• kulitnya merah-merah sukar untuk sembuh
• luka yang tidak sembuh-
sembuh DO:
• lesi kulit
• luka sukar sembuh

2 DS: terjadi gangguan pada Nutrisi kurang dan kebutuhantubuh


• berat gastrointestinal dan kesulitan
badannyamenurun menelan sehingga
nafsumakan berkurang serta
• nafsu makannya mual, muntah
berkurang
• kurus
• mual muntah DO:
• anoreksia
3 DS: terjadi infeksi pada Kurangnya volume cairan tubuh
gastrointestinal bisa
• diare
menimbulkan diare
DO:
• feses cair
4 DS: system imun tubuh melemah Gangguan integritas kulit
kulitnya merah-merah menyebabkan tubuh tidak
luka yang tidak sembuh- mampu untuk beradaptasi

sembuh DO:
lesi kulit
luka sukar sembuh

B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Resiko terjadinya Tujuan : Bebas dari Pertahankan teknik Mengurangi resiko
infeksi pada anak infeksi oportuniskit septik dan kontaminasi silang
dengan HIV /AIDS Kriteria Hasil : antiseptik (cuci • Memberikan informasi
berhubungan dengan tangan sebelum
• Mencapai masa dan sesudah data dasar upeneana,
adanya penurunan
system imun tubuh penyembuhan luka tindakan) tindakan
/ lesi • Pantau tanda-tanda • Kongesti / distres
vital
• Tidak demam dan pernafasan dapat
bebas dari• Kaji frekuensi
mengidentifikasikan
/ kedalaman
pengeluaran / perkembangan PCP
pernafasan,
sekresi purulen dan
perhatikan batuk • Candidiasis oral, ks,
tanda-tanda lain dari spasmedik kering
infeksi. herpes CMU dan
pada inspirasi dalam
• Periksa adanya luka / Cyptococcus adalah
lakuasi infasif, dan penyakit umum dan
tanda-tanda inflamasi. memberi pengaruh
• Gunakan sarung tangan
pada membran kulit,
dan shout selama
kontak langsung yang perawatan infulsi
akresi / sekresi aktual dapat
• Pantau studi mencegah supsis
laboratorium, JDL dan
periksa kultur / • Mencegah penularan
sensivitas lesi, darah, • Mengidentifikasi proses
urine dan spuntum infeksi dan untuk
• Berikan antibiotik, menentukan metode
entijamun / agen
perawatan
antimikroba.
• Menghambat
proses
infeksi

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


2 Nutrisi kurang dan Tujuan : Kebutuhan • Kaji BB dasar • Anak resti GUT ditandai
kebutuhan tubuh nutrisi pada anak • Observasi koordinasi dengan BB menurun
berhubungan dengan menghisap dan
terpenuhi atau penambahan BB
anoreksia
Kriteria Hasil : refleks menelan sedikit dari waktu
• Terlihat adanya • Insfeksi rongga lahir
pertumbuhan BB mulut • Pola motorik oral
anak • Anjurkan pemberian abormal dapat merusak
makan alternatif dan pemberian
• Nila-nilai
laboratorium konsulkan ibu

dalam batas mengenai resiko makan


normal menyusui • Sariawan merusak
• Bebas dari tanda • Tinjau ulang diet kemampuan makan
malnutrisis / gagal sesuai usia dan • HIV ada pada kolestrum
untuk tumbuh (GUT) tambahan makanan serta ASI dan meskipun
• untuk mengetahui padat dan terbatas tetap
cara pemberian kemampuan adabeberapa resiko
makan dan perkembanan pada bai
kebutuhan khusus
• Berikan nistat sesuai • Memberikan nutrisi
untuk anak.
indikasi optimal berdasarkan
• Berikan makanan kebutuhan anak
enteral / parenteral setelah pulang
dengan tepat.
• Tindakan efektif untuk
infeksi jemu oral
• Kerusakan motorik dan
adanya infeksi
memerlukan alternatif
teknik pemberian
makanan untuk
memenuhi kebutuhan
diet.

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


3 Kurangnya volume Tujuan : Kebutuhan • Kaji tanda-tanda vital • Indikasi dari volume
cairan tubuh pada volume cairan • Catat pningkatan suhu cairan sirkulasi
anak berhubungan terpenuhi dan durasi demam, • Meningkatkan
dengan adanya Kriteria Hasil : berikan kompres kebutuhan metabolisme
infeksi oportunitis • Membran hangat sesuai indikasi dan diaforesis yang
saluran pencernaan mukosa • Kaji turgor, membran berlebihan
(diare ) lembab mukosa dan rasa haus • Indikator tidak langsung
• Anak tampak rileks • Kaji intake dan dari status cairan
• Turgor kulit baik
• Tanda-tanda vital
stabil
bersih, kering dan darah, kejaringan
tidak berkeringat meningkatkan proses
• Bersihkan area penyembuhan
perianal • Friksi kulit disebabkan
• Gunting kuku anak kain yang berkerut dan
secara teratur basah
• Berikan matras / • Mencegah maserasi yang
tempat tidur busa disebabkna
• Berikan obat-obatan oleh diare
topikal / sistemik • Kuku yang panjang
sesuai indikasi.
meningkatkan resiko
kerusakan dermal
• Menurunkan istemia
jaringan
• Digunakan pada
perawatan lesi kulit

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang
dewasa homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian (1989), AIDS
sudah termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS
menyebabkan kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang
setiap 10 detik, karena itu infeksi HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat
satu jenis agen infeksius.
AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala akibat
melemahnya daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini mempunyai
sistem kerja menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi. Sehingga pada ornag yang
mengidap HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau virus dari luar.
Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara
universal adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya (mother-to-childtransmision
(MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4
strategi, yaitu :
1. Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV
3. Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan
memberikan dukungan.
4. Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV

Daftar Pustaka
Desy Mulyasari, Argyo Demartoto.2016. LAYANAN KOMPREHENSIF
BERKESINAMBUNGAN TERHADAP ANAK DENGAN HIV/AIDS DI KOTA
SURAKARTA. Jurnal Sosiologi DILEMA.31(1).12-22.

Huriati.2014.HIV/AIDS pada Anak.Jurnal ilmu kesehatan.vol. 9(2).126-131

Anda mungkin juga menyukai