Anda di halaman 1dari 11

Assalamu’alaikum wr. Wb. Apa kabar bu dwi ?

semoga dalam keadaan


sehat sekeluarga. Pada kesempatan kali ini, saya dan teman-teman saya
akan membuat video pembelajaran mengenai penyakit hepatitis.
Sebelum itu, kami akan memperkenalkan diri kami masing-masing. Saya
sendiri, muhammad roni setiawan selaku narasumber sekaligus
pemandu jalannya pembelajaran dan teman-teman saya, yaitu....
Oke disini saya sendiri akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
penyakit hepatitis
1. Apa itu Hepatitis ?
hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi

virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana

mestinya. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal

definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit

hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang

hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua

penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung

empedu.

Berikutnya, jenis-jenis hepatitis akan dijelaskan oleh saudara

fajar isnain

2. Jenis Hepatitis
Penyakit hepatitis banyak jenisnya antara lain :

1)    Virus hepatitis A (HAV) atau lebih umum dikenal dengan sebutan hepatitis infeksiosa

2)    Virus hepatitis B (HBV) atau lebih dikenal dengan sebutan hepatitis serum

3)    Virus hepatitis C (HCV)


4)    Virus hepatitis D (HDV)

5)    Virus hepatitis E (HEV)

6)    Hepatitis F (HFV)

7)    Hepatitis G (HGV)

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Akan tetapi, hepatitis F dan G masih
belum dikategorikan secara terpisah dengan hepatitis lainnya karena jumlah kasus
yang dilaporan masih sedikit. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit
hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan
dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum suntik
Kemudian, penyebab dan cara penularan akan dijelaskan oleh saudara yoga

3. Penyebab dan cara penularan


2.3.1. Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok

bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau

melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

2.3.2. hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang

virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu.

Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis

hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi.

Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang

memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:

- Imigran dari daerah endemis hepatitis b

- pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik

- pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi

- pria homoseksual yaang secara seksual aktif

2.3.3. hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa

pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya
karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi

pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
Selanjutnya, ciri, tanda atau gejala akan dijelaskan oleh saudara Moh.
Waldy
4. Ciri, tanda atau gejala hepatitis
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang

mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan

pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu

muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan

ditandai oleh :

- Malese umum

- Anoreksia

- Sakit kepala

- Rasa malas

- Rasa lelah

- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

        Mialgia (nyeri otot)

b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini

ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:

- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal

- Pembesaran dan nyeri hati


- Splenomegali

        Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:

- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus

- Nafsu makan pulih

- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

Lalu, ada dampak dari penyakit hepatitis yang akan dijelaskan oleh
saudara fajar

5. Dampak Hepatitis
Dampak fatal dari komplikasi hepatitis dapat menyebabkan beberapa penyakit serius seperti gagal hati,
sirosis hati, kanker hati, infeksi lanjutan, kolestasis, glomerulonefritis, cyroglobulinemia, Ensefalopati
hati.
Kemudian, Pengobatan penyakit hepatitis akan dijelaskan oleh saudara
zamratul

6. Pengobatan penyakit hepatitis


Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut

penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan

makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara

intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.

Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati

kembali normal (Price dan Wilson, 2005: 492).

Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik adalah terapi

antivirus dengan interferon-α. Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis membutuhkan

pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk

berkembangnya sirosis (Price dan wilson, 2005: 492).

Menurut Sriana Azis (2002: 233) Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep

dokter. Namun terdapat obat alternatif sebagai tambahan obat yag diberikan dokter.

1)    Rebus selama 15 menit seperempat rimpang temulawak, 5 siung bawang putih, 15 biji

cengkeh, 3 cabe merah, dan gila merah. Kemudian diminum selama setiap hari selama

6 bulan atau sampai merasa sehat dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

2)    Makan rebusan kerang dan airnya setiap hari selam 6 bulan atau sampai merasa sehat

dan berkonsultasi dengan dokter.


Selanjutnya, pencegahan penyakit hepatitis akan dijelaskan oleh saudara iMania

7. Pencegahan penyakit Hepatitis


Pencegahan adalah cara awal yang dapat dilakukan untuk menghambat suatu penyakit

menyerang tubuh kita. Sama halnya dengan hepatitis dapat dilakukan pencegahan

sesuai dengan jenis virus penyebabnya sebagai berikut.

2.8.1 Terhadap virus hepatitis A

1)    Penyebaran secara fekal-oral, pencegahan masih sulit karena adanya karier dari virus

tipe A yang sulit ditetapkan.

2)    Virus ini resisten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang

sempurna, kesehatan umum, dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja,

darah, dan urin pasien harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar

2 minggu sebelum ikterus.

2.8.2 Terhadap virus hepatitis B

1)    Dapat ditularkan melalaui darah dan produk darah. Darah tidak dapt disterilkan dari

virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi donor darah.

2)    Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukan

terhadap bayi-bayi setelah dilakukan penyaring HBsAg pada ibu-ibu hamil.

2.8.3 Pencegahan dengan immunoglobulin

Pemberian immunoglobulin (HBIg) dalam pencegahan hepatitis infeksiosa

memberi pengaruh yang baik, sedangkan pada hepatitis serum masih diragukan

kegunaannya. Diberikan dalam dosis 0,02 ml/kg BB im dan ini dapat mencengah

timbulya gejala pada 80-90 %. Diberikan pada mereka yang dicurigai ada kontak

dengan pasien (Arif mansjoer, 2001: 513).


Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan melalui imunisasi, dikarenakan

keterbatasan pengobatan hepatitis virus. Kini tersedia imunisasi pasif dan aktif untuk

HAV maupun HBV. CDC (2000) telah menerbitkan rekomendasi untuk praktik

penberian imunisasi sebelum dan sesudah pejanan virus (Price dan Wilson, 2005: 492).
Kesimpulan

Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan dengan

hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan pankreatitis) jadi

Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi akibat

infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik.

Etiologi hepatitis yaitu disebabkan oleh beberapa virus diantaranya virus

hepatitis A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh

racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi

stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik

Patofisiologi hepatitis yaitu adanya pembengkakan atau edema hepar yang

disebabkan oleh cedera dan nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan

kematian. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda.

Manifestasi klinis hepatitis yaitu ditandai dengan mual-mual, lemah, lesu,

anoreksia. Terjadi selama beberapa hari dan mulai berkurang pada beberapa minggu.

Jika terjdi selama 4-7 hari maka sesaorang tersebut mengalami stadium parikterik.

Setelah menegalami satidum parikterik pasien akan mengalami stadium ikterikI yaitu,

berkurangnya rasa mual, muntah, dan lesu.

Pengobatan alternatif untuk penyakit hepatitis sangatlah mahal dan terbatas.

Oleh karena itu, sebaiknya kita menerapkan pola hidup yang sehat seperti menjaga

pola makan, menghindari adanya kontak langsung dengan alat medis dalam

pengobatan pasien, serta memperhatikan sterilnya alat-alat yang digunakan saat

praktik untuk mencegah penularan serta penyebaran penyakit tersebut.


Mungkin hanya itu yang saya dan teman-teman bisa sampaikan. Kurang lebihnya mohon

maaf. Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai