Anda di halaman 1dari 18

INOVASI TATA KELOLA LAYANAN SEKTOR PUBLIK

Dianjurkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok pada

mata kuliah “Manajemen Pelayanan Publik”

Disusun Oleh:

Nico Saputra / 170563201072


Avikas Jesy Artatirana / 170563201084
Resti Angriani / 170563201090

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018

Kata Pengantar
Penyusun mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah yang berjudul “Inovasi Tata Kelola Layanan Sektor Publik”
digunakan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dr. Fitri Kurnianingsih. Makalah ini
juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, atau untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam


melancarkan penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada teman-teman atas bantuan
pikiran , sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah kemungkinan memiliki


kekurangan. Oleh karena itu penyusun mohon kritik dan saran agar penulisan berikutnya
dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran bagi semua pihak.

Tanjungpinang, 11 April 2019

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kinerja pelayanan publik yang optimal dan excellent di instansi pemerintah


merupakan pendorong keberhasilan dan peningkatan kepuasan layanan kepada masyarakat
selaku penerimanya. Hal ini juga sangat penting dalam rangka meningkatkan daya saing dari
daerah serta mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan sudah lama
didengungkan. Sehingga pembangunan negara dapat berlangsung yangpada akhirnya
pembangunan negara dapat mewujudkan kebahagiaan bagi masyarakatnya.

Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa tujuan dari dibentuknya


pemerintahan negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dengan kata lain pembangunan perlu
dilakukan. Keberhasilan dari pembangunan salah satunya ditentukan oleh kemampuan
Pemerintah dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan yang benar dan sesuai
dengan kondisi lokal serta dalam mengembangkan perangkat kelembagaan yang akan
menjadi infrastruktur utama dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.

Mewujudkan iklim kompetitif sebagai pengejawantahan sebuah konsepsi inovasi bagi


pemerintahan daerah dalam kerangka desentralisasi merupakan bagian tak terpisahkan bagi
kemajuan suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah melaksanakan program reformasi dan
peningkatan daya sainguntuk mewujudkan pelayanan publik yang baik dan kompetitif di
daerah.Program reformasi birokrasi yang terjadi di Indonesia yang bergulir sejak tahun 2004
merupakan salahsatu cara untuk melakukan perbaikan dalam hal pelayanan publik untuk
menuju good governance. Hal ini memberikan dampak yang cukup menyentuh diseluruh
sendi kehidupan bangsa Indonesia, terutama dibidang birokrasi.Selain pembaharuan
terkandung dampak persoalan yang tidak sederhana untuk diselesaikan, membutuhkan proses
yang panjang.

Budaya inovasi yang sejatinya merupakan salah satu aspek budaya birokrasi yang
sangat penting bagi keberhasilan reformasi birokrasi. Akan tetapi, inovasi belum menjadi
nilai utama dari budaya birokrasi pemerintah di Indonesia saat ini. Meskipun potensi untuk
melakukan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sudah terbuka.
Dan inovasi pada saat ini sangat penting untuk dilakukan setiap lapisan pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Apa lagi dengan adanya pergeseran sistem
pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi, telah membuka tabir tentang pentingnya
inovasi bagi pemerintah daerah. Dengan kata lain, inovasi bagi pemerintah daerah menjadi
keharusan dalam upaya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan daerahnya.

Rumusan masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan secara singkat diatas, maka dalam penulisan
makalah ini, rumusan masalah yang akan diungkap adalah sebagai berikut :

1.
Tujuan
Berdasarkan penjelsan yang telah diuraikan secara singkat diatas, maka dalam penulisan
makalah ini yang akan diungkapkan adalah sebagai berikut :
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi
Inovasi merupakan sebuah aktivitas yang didalamnya memunculkan gagasan
baru dalam pelaksanaan suatu hal maupun pengorganisasian, yang sebelumnya belum
ada atau belum diterapkan, biasanya inovasi juga disebut sebagai terobosan, hal
tersebut dikatakan karena inovasi merupakan jalan lain dalam memunculkan sebuah
kebijakan atauu hal lainnya yang berbeda dari hal sebelumnya.
Menurut Suryani (2008:304), Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya
tidak hanya terbatas pada produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek
yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering
digunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh
masyarakat yang mengalami. Namun demikian, dalam konteks pemasaran dan
konteks perilaku konsumen inovasi dikaitkan dengan produk atau jasa yang sifatnya
baru. Baru untuk merujuk pada produk yang memang benar-benar belum pernah ada
sebelumnya di pasar dan baru dalam arti ada hal yang berbeda yang merupakan
penyempurnaan atau perbaikan dari produk sebelumnya yang pernah ditemui
konsumen di pasar.
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau“hasil” pengembangan dan
atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses
yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.
Menurut Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi
pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu
yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada halaman yang
sama, bahwa inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru
atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis
dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru.
Menurut Evert M. Rogers dalam Suwarno (2008:9) mendefinisikan bahwa
inovasi adalah suatu ide, gagasan,praktek atau objek / benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Namun menurut Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan
sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama
dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar
dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen
dan/atau pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.
Tidak jauh berbeda dengan inovasi organisasi menurut Sutarno (2012:134-
135) yang didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam pengaturan kerja, dan
dilakukan dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan mempromosikan
keunggulan kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah kebutuhan untuk
memperbaiki atau mengubah suatu produk, proses atau jasa. Inovasi organisasi
mendorong individu untuk berpikir secara mandiri dan kreatif dalam menerapkan
pengetahuan pribadi untuk tantangan organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi
termasuk untuk organisasi perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi
pemerintahan. Pentingnya nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi
organisasi sangat penting.
Menurut Yogi dalam LAN (2007:115), inovasi biasanya erat kaitannya dengan
lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan berkembang. Pengertian inovasi sendiri
sangat beragam, dan dari banyak perspektif. Menurut Rogers dalam LAN(2007:115)
menjelaskan bahwa inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap
baru oleh individu satu unit adopsi lainnya. Sedangkan menurut Damanpour bahwa
sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, tekonologi proses produk
yang baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
organisasi.
Definisi inovasi menurut west dan far dalam Ancok, (2012:34) adalah
pengenalan dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk dan prosedur yang
baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan
bagi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas. Sedangkan Inovasi menurut
(Suryana, 2003) yaitu sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan.

B. Ciri Inovasi
Dalam sesuatu yang di perbaiki menjadi lebih baik atau dapat dikatakan
sebagai terobosan dan dapat di sebut sebagai inovasi mempunyai haruslah memiliki
empat ciri yaitu:
1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam
arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki
karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar
Orsinalitas dan kebaruan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa
suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa,
namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan
direncanakan terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus
memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut. (Dikutip dari
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%20II_11-51.pdf, diakses
pada 14 Oktober 2016, pukul 21.55 WIB)

C. Jenis Inovasi
Dalam perjalanan perubahan suatu hal menjadi lebih baik dengan cara yang
belum pernah dilakukan sebelumnya, atau dapat disebut sebagai inovasi tentunya
memiliki beragam jenis, diantaranya jenis – jenis Inovasi tersebut disampaikan
sebagai berikut.
1. Menurut Johne, (1999) dalam Ojasalo, (2008) membedakan tiga jenis inovasi,
yaitu: Inovasi Produk, Proses Inovasi, dan Inovasi Pasar.
a. Inovasi produk memiliki makna paling jelas yaitu menghasilkan pendapatan.
b. Inovasi proses menyediakan sarana untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
dan untuk menghemat biaya.
c. Inovasi passar memperhatikan peningkatan target pasar campuran (Mixed
Target Market) dan bagaimana pasar yang dipilih adalah yang terbaik dilayani.
2. Inovasi organisasi berkaitan dengan desain format organisasi baru dan filosofi
manajemen baru.
3. Inovasi perilaku berkaitan dengan aktivitas inovasi dari organisasi perusahaan.
Sedangkan menurut Meeus dan Edquist inovasi produk dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
a. Barang baru: barang baru adalah inovasi produk material di sektor manufaktur
b. Layanan baru: Jasa yang tidak berwujud, sering dikonsumsi secara bersamaan
untuk produksi mereka dan memuaskan kebutuhan non-fisik dari pengguna
(Edquist, 2001)
4. Meeus dan Edquist juga membagi menjadi dua inovasi proses yaitu inovasi
kategori teknologi dan organisasi :
a. Inovasi proses, yaitu teknologi yang mengubah cara produk untuk di produksi
dengan memperkenalkan perubahan teknologi (Fisik peralatan, teknik, sistem)
b. Inovasi organisasi adalah inovasi yang dilakukan dalam struktur organisasi,
strategi dan proses administrasi (Damanpour, 1987)
5. Inovasi inkrimental (Incremental innovation) memanfaatkan potensi rancangan
yang sudah ditetapkan, dan sering memperkuat dominasi kemampanan suatu
perusahaan. Inovasi ini meningkatkan kapabilitas fungsional teknologi yang ada
dengan cara perbaikan pada skala kecil alam nilai tambah teknologi atau
perbaikan pada skla kecil terhadap produk dan proses bisnis yang ada saat ini.
6. Inovasi Semiradikal/generational atau inovasi teknologi generasi mendatang yang
mengarah pada penciptaan sistem baru tetapi tidak berbeda secara radikal.
7. Inovasi Radikal memperkenalkan konsep baru yang menyimpang secara
signifikan dari praktek-praktek masa lalu.
8. Produk atau proses didasarkan pada seperangkat teknik berbeda atau prinsip-
prinsip ilmiah dan sering membuka pasar baru, atau sebagai hasil produk atau jasa
yang dihasilkan dari cara/metode yang baru.

D. Atribut Inovasi
Dengan merujuk pada pengertian-pengertian inovasi, sebuah inovasi tidakakan
bisa berkembang dalam kondisi status quo. Inovasi mempunyai satu sifat mendasar
yaitu sfat kebaruan. Sifat kebaruan ini merupakan ciri dasar inovasidalam
menggantikan pengetahuan, cara, objek, teknologi atau penemuan yang lama, yang
sudah tidak efektif dalam menyelesaikan suatu masalah atau menjawab suatu
kebiutuhan tertentu. Walaupun tidak ada satu kesepahaman definisi mengenai inovasi,
namun secara umum dapat disimpulkan bahwa inovasi mempunyai atribut. Atribut
inovasi yang dimaksud menurut Rogers dalam Suwarno, (2008:16-18), antara lain
sebagai berikut:
1. Relative Advantage atau Keuntungan Relatif
Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi
yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
2. Compatibility atau Kesesuaian
Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi
yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta
dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga
inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu
juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu
secara lebih cepat
3. Complexity atau Kerumitan
Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang boleh
jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena
sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat
kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4. Triability atau Kemungkinan dicoba
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan
atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk
inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setap orang atau pihak mempunyai
kesempatan untuk mengujii kualitas dari sebuah inovasi.
5. Observability atau kemudahan diamati
Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Dengan atribut seperti itu, maka sebuah inovasi merupakan cara baru menggantikan
cara lama dalam mengerjakan atau memproduksi sesuatu. Namun demikian, inovasi
mempunyai dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada suatu tempat, namun boleh
jadi merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka penyusun dapat menarik kesimpulan

bahwa inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya berupa

hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan juga diimplementasikan agar dirasakan

manfaatnya.
B. Pengertian Pelayanan Publik

Terdapat banyak literatur ilmiah yang telah menyajikan defenisi tentang

pelayanan publik tetapi pada penelitian ini akan diuraikan beberapa penjabaran dari

beberapa ahli diantaranya menurut Pasolong (2010:128), pelayanan pada dasarnya

didefinisikan sebagai aktifitas seseorang, sekelompok dan atau organisasi baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Jadi dapat dikatakan

bahwa dalam pelayanan terdapat dua aspek yaitu seseorang atau organisasi dan

pemenuhan kebutuhan. Menurut Sinambela (2006:5) pelayanan publik diartikan,

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan.

Dalam Undang-undang Pelayanan Publik No. 25 Tahun 2009 disebutkan bahwa

layanan publik oleh pemerintah dibedakan menjadi tiga kelompok layanan

administratif, yaitu: Pertama, kelompok layanan yang mengahasilkan bentuk dokumen

resmi yang dibutuhkan publik; Kedua, kelompok layanan yang menghasilkan berbagai

bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik; Ketiga, kelompok layanan yang

menghasilkan barang jasa yang dibutuhkan oleh publik.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dalam Lukman

(2013:16) memaparkan ruang lingkup pelayanan publik yang dapat digolongkan ke

dalam dua bentuk, yaitu:

a. Pelayanan Barang dan Jasa Publik

Pelayanan pengadaan dan penyaluran barang dan jasa publik bisa dikatakan

mendominasi seluruh pelayanan yang disediakan pemerintah kepada

masyarakat. Pelayanan publik kategori ini bisa dilakukan oleh instansi

pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya merupakan kekayaan negara


yang tidak bisa dipisahkan atau bisa diselenggarakan oleh badan usaha milik

pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari kekayaan negara

yang dipisahkan (Badan Usaha Milik Negara/BUMN).

b. Pelayanan Administratif

Pelayanan publik dalam kategori ini meliputi tindakan administratif pemerintah

yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan dalam

rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, dan harta

benda juga kegiatan administratif yang dilakukan oleh instansi nonpemerintah

yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan serta

diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti

yang ada di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan publik adalah

suatu kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh pemberi pelayanan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat yang harus digerakkan dan disosialisasikan

secara terbuka.

2. Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas pelayanan publik merupakan tolak ukur untuk menentukan bagaimana kinerja

layanan publik di suatu lembaga penyedia layanan publik. Zeithhalm-Parasuman-Berry

dalam Pasolong (2010:135), mengatakan bahwa untuk mengetahui kualitas pelayanan

yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada beberapa indikator ukuran kepuasan

konsumen yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan menurut apa yang dikatakan

konsumen. Kelima dimensi tersebut antara lain yaitu :


1. Tangibles : kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi

administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.

2. Reliability : kemampuan dan kehandalan untuk menyediakan pelayanan yang

terpercaya.

3. Responsivess : kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara

cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen.

4. Assurance : kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam

meyakinkan kepercayaan konsumen.

5. Emphaty : sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen.

Menurut Sinambela (2006:29), agar terdapat kepastian pelayanan publik perlu

segera disusun standar pelayanan yang jelas. Standar demikian diperlukan bukan hanya

kepastian pelayanan, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi aparatur dan

usaha untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik. Hak-hak masyarakat dalam

pelayanan publik perlu diekspose untuk diketahui masyarakat, demikian pula kewajiban

aparatur dalam memberi pelayanan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan

menjadi berkualitas apabila sesuai dengan standar pelayanan serta dapat memuaskan

pelanggan

C. Inovasi Pelayanan Publik

Menurut Yogi dalam LAN (2007:113), Inovasi di sektor publik adalah salah satu

jalan atau bahkan breakthrough untuk mengatasi kemacetan dan kebuntuan organisasi

di sektor publik. Karakteristik dari sistem di sektor publik kaku harus mampu dicairkan
melalui penularan budaya inovasi. Inovasi yang biasanya ditemukan di sektor bisnis kini

mulai diterapkan dalam sektor publik. Budaya inovasi harus dapat dipertahankan dan

dikembangkan dengan lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari dinamika eksternal dan

tuntutan perubahan yang sedemikian cepat, yang terjadi di luar organisasi publik. Selain

itu perubahan di masyarakat juga begitu penting sehingga demikian, maka sektor publik

dapat menjadi sektor yang dapat mengakomodasi dan merespon secara cepat setiap

perubahan yang terjadi.

Menurut Yogi dalam LAN (2007) secara khusus inovasi dalam lembaga publik dapat

didefinisikan sebagai penerapan (upaya membawa) ide-ide baru dalam implementasi,

dicirikan oleh adanya perubahan langkah yang cukup besar, berlangsung lama dan

berskala cukup umum sehingga dalam proses implementasinya berdampak cukup besar

terhadap organisasi dan tata hubungan organisasi. Inovasi dalam pelayanan publik

mempunyai ciri khas, yaitu sifatnya yang intangible karena inovasi layanan dan

organisasi tidak semata berbasis pada produk yang dapat dilihat melainkan pada

perubahan dalam hubungan pelakunya, yaitu antara service provider dan service

receiver (user), atau hubungan antar berbagai bagian di dalam organisasi atau mitra

sebuah organisasi.

Menurut Yogi dalam LAN (2007), ditinjau secara lebih khusus, pengertian inovasi

dalam pelayanan publik bisa diartikan sebagai prestasi dalam meraih, meningkatkan dan

memperbaiki efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pelayanan publik yang dihasilkan

oleh inisiatif pendekatan, metodologi dan atau alat baru dalam pelayanan masyarakat.

Dengan pengertian ini, inovasi pelayanan publik tidak harus diartikan sebagai upaya

menyimpang dari prosedur, melainkan sebagai upaya dalam mengisi menafsirkan dan

menyesuaikan aturan mengikuti keadaan setempat.

Proses kelahiran suatu inovasi, bisa didorong oleh bermacam situasi. Secara umum

inovasi dalam layanan publik ini bisa lahir dalam bentuk inisiatif, seperti:
1. Kemitraan dalam penyampaian layanan publik, baik antara pemerintah dan

pemerintah, sektor swasta dan pemerintah.

2. Penggunaan teknologi informasi untuk komunikasi dalam pelayanan publik.

3. Pengadaan atau pembentukan lembaga layanan yang secara jelas

meningkatkan efektivitas layanan (kesehatan, pendidikan, hukum dan

keamanan masyarakat).

Maka inovasi pelayanan publik dapat penyusun simpulkan sebagai terobosan

jenis pelayanan baik yang merupakan ide kreatif original dan/atau adaptasi atau

modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Inovasi pelayanan publik

sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi dapat merupakan suatu

pendekatan baru yang bersifat kontekstual


Contoh inovasi pelayanan publik

Referensi :

https://www.researchgate.net/publication/328202667_INOVASI_DI_SEKTOR_PUBLIK

https://media.neliti.com/media/publications/108594-ID-inovasi-pelayanan-publik-studi-

kasus-per.pdf

http://inovasi.lan.go.id/uploads/download/1420436556_7.-Inovasi-Pelayanan-Publik-by-

Tri-Widodo-WU.pdf

https://www.slideshare.net/triwidodowutomo/inovasi-dalam-tata-kelola-pemerintahan-

daerah
https://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/article/download/539/788

Anda mungkin juga menyukai