Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

DEFLEKSI

Nama : Aditya Yuda Febriano

NIM : 151031124

Jurusan : Teknik Mesin (S-1)

Kelompok : 22

Kode Laporan : B (Genap)

JURUSAN TEKNIK MESIN

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

DEFLEKSI

Laporan ini telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk

meyelesaikan studi pada jenjang strata satu (S-1)

yang telah disiapkan dan disusun oleh :

Aditya Yuda Febriano

151031124

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknologi

Industri

Institut Sains & Teknologi

AKPRIND Yogyakarta

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium FDM Asisten Laboratorium

( ) ( )

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur penuls panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


atas rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
“PRAKTIKUM FDM” ini dapat terselesaikan dengan lancar. Lapoan ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik pada Institut Sains &
Teknolog AKPRIND Yogyakarta.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Untuk itu
ijinkan penulis mengucapakan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Amir Hamzah, M.T. selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
2. Ibu Nidia Lestari, S.T., M.Eng. selaku ketua Jurusan Teknik Mesin Institut
Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
3. Asisten yang telah memberikan bimbingan selama praktikum.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis maupun mater. Untuk itu krtik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dan juga semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Akhrinya penulis berharap semoga Allah
memberikan bantuan, Amin Yaa Robbal’Alamiin.

Wasalammu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 08 Juni 2020

Aditya Yuda Febriano


151031124
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan...................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
Daftar Gambar........................................................................................................iv
Daftar Tabel.............................................................................................................v
Daftar Grafik..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................................1


1.2. Tujuan Praktikum.............................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka..............................................................................................5
BAB III PERCOBAAN

3.1. Tujuan Percobaan............................................................................................6


3.2. Peralatan Percobaan.........................................................................................6
3.3. Cara kerja dari alat percobaan..........................................................................7
3.4. Prosedur Percobaan..........................................................................................8
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

4.1. Analisa Perhitungan.......................................................................................11


4.2. Table Hasil Perhitungan.................................................................................19
4.3. Grafik Hasil Perhitungan................................................................................20
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan.....................................................................................................22
5.2. Saran...............................................................................................................22
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Reaksi Pada Tumpuan Statis Tertentu....................................................1

Gambar. 1.2 Gaya Geser Statis tertentu.....................................................................1

Gambar 1.3 Momen Statis Tertentu...........................................................................2

Gambar 1.4 Reaksi pada tumpuan Statis tak tentu.....................................................2

Gambar 1.5 Gaya Geser Statis tak tentu.....................................................................3

Gambar 1.6 Momen Statis tak tentu...........................................................................3

Gambar 3.1 Pengukuran Reaksi Tumpuan.................................................................6

Gambar 3.2 Set-up statis tak tentu..............................................................................8

Gambar 3.3 Set-up pengujian statis tak tentu dengan dua beban...............................8

Gambar 3.4 Set – up Pengujian Statis Tertentu.......................................................9

Gambar 3.5 Sistem statis tertentu dengan beban tunggal......................................10


DAFTAR TABEL

Tabel, 4.1 Hasil Perhitungan Statis tertentu.........................................................19

Tabel, 4.2 Hasil Perhitungan Statis tek tentu.......................................................19


DAFTAR GRAFIK

Grafik, 4.1 Defleksi Statis Tak Tentu..................................................................20

Grafik, 4.1 Defleksi Statis Tertentu.....................................................................21


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN LENDUTAN BATANG (DEFLEKSI)


Pada statika struktur kita kenal model pembebanan sederhana pada
batang/beam yang mampu pada jarak tertentu untuk menahan gaya
pembebanan pada batang tersebut. Besarnya gaya reaksi pada masing-masing
tumpuan dapat digunakan untuk menggambarkan diagram gaya geser (SFD)
serta diagram momen lengkungnya (BMD). Selain hal tersebut, batang yang
ditumpu dan menerima beban kuga akan mengalami defleksi/lendutan.

Berikut adalah contoh struktur batang statis tertemtu dengan tumpuan engsel
dan rol serta satu buah beban terpusat.

Gambar 1.1 Reaksi Pada Tumpuan Statis Tertentu

Reaksi Pada Tumpuan : RA= 𝐹 𝑏


𝐿

𝐹𝑎
RC= 𝐿

Gambar 1.2 Gaya Geser Statis tertentu

Gaya Geser : (Vy)AB = RA

(Vy)BC = -RB

1
Gambar 1.3 Momen Statis tertentu

𝐹𝑏𝑥
Momen : MA =
B 𝐿

𝐹𝑎𝑧
MBC = 𝐿
Sedangkan lendutan/defleksi dihitung dengan :

y1 = ( L2 - b2 - x2 )

y2 = ( L2 - a2 - z2 )

Dimana :
E = Modulus elastisitas benda uji
I = Momen inersia luasan benda uji

I= b h3
Sedangkan dibawah ini adalah contoh struktur batang statis tak tentu
dengan dua tumpuan esngsel serta dua buah beban terpusat:

Gambar 1.4 Reaksi pada tumpuan Statis tak tentu

Reaksi pada tumpuan : RA = ( 2L + a )

RB = ( 3L – a2 )
Rc = ( 2L + a )

Gambar 1.5 Gaya Geser Statis tak tentu

Gaya Geser: V A-F1 = VC-F2 = ( 2L + a )

VF1-B = VB-F2 = ( 3L – a2 )

Gambar 1.6 Momen Statis tak tentu

Momen :

(-M) = ( 2L + a )

(+M) = ( 2L - a )
1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui teori dasar defleksi pada batang uji, untuk bentuk


rectangular dan circular.
2. Membandingkan defleksi batang hasil percobaan dengan hasil
perhitungan (secara teoritis)
3. Mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi defleksi pada batang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka

Pengertian Defleksi dan Hal-Hal yang Mempengaruhi Defleksi adalah


perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan vertical
yang diberikan pada balok atau batang.( Deformasi pada balok secara sangat
mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum
mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi
netral setelah terjadi deformasi Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi
permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok. Jarak perpindahan y
didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita harus
menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat
ditulis dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva
(atau kurva elastis) dari balok. Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan
yang terutama di peruntukkan memikul beban lateral,yaitu beban yang bekerja
tegak lurus sumbu aksial batang (Binsar Hariandja 1996).Beban semacam ini
khususnya muncul sebagai beban gravitasi,seperti misalnya bobot sendiri,beban
hidup vertical,beban keran(crane) dan lain-lain.contoh system balok dapat di
kemukakan antara lain,balok lantai gedung,gelagar jembatan,balok penyangga
keran,dan sebagainya.sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya
semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang
akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi
merata akan mengalami defleksi. Unsure-unsur dari mesin haruslah cukup tegar
untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankna ketelitian terhadap
pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat melentur secara
berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para
penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan bahan-bahan jadi yang
rapuh
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Tujuan Percobaan

Mengukur reaksi tumpuan dan defleksi batang dititik tertentu akibat


pembebanan serta membandingkannya dengan hasil perhitungan model batang
statis tak tentu dan statis tertentu

Gambar 3.1 Pengukuran Reaksi Tumpuan.


3.2 Peralatan Percobaan
1. Alat ukur defleksi
2. Batang uji ( Variasi luas dan panjang penampangnya )
3. Beban
4. Mistar
5. Jangka sorong
6. Dial indicator
7. Tumpuan jepit
8. Engsel
9. Tumpuan rol

Data uji adalah sebagai berikut:


Material = brass
Lebar x tinggi ( b x h ) = 25 x 3 mm
Modulus elastisitas = 100 Gpa
3.3 Cara Kerja Alat Percobaan
1. Alat ukur deflesi : mendeteksi misalignment dengan mengukur
crankshaft pada setiap titik. Angka-angka yang tercatat di perangkat
memori internal. Dengan setiap pengukuran diambil, perangkat
kemudian membandingkan angka-angka terhadap satu sama lain dan
menyediakan ukuran misalignment tanpa perhitungan lebih lanjut.
Mengukur besarnya defleksi yag terjadi
2. Batang uji : Untuk membandingkan defleksi batang hasil percobaan
dengan hasil
3. Beban : berfungsi untuk menghasilkan gaya vertikal (arah sumbu y)
terhadap benda uji pada saat pengujian

4. Mistar : Digunakan untuk mengukur panjang batang sekaligus


mengatur jarakmya.

5. Jangka sorong : Digunakan untuk mengukur ketebalan dan


diameter benda uji

6. Dial indicator : untuk mengukur kerataan dan kebulatan pada


spesimen, pada praktikum ini dial indikator digunakan sebagai alat ukur
untuk mengetahui perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat
adanya pembebanan vertical yang diberikan pada benda uji

7. Tumpuan jepit : berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi


dan tempat bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan jepitan
merupakan tumpuan yang dapat menahan momen dan gaya dalam arah
vertikal maupun horizontal .

8. Tumpuan Engsel : merupakan salah satu tumpuan yang dipakai pada


ujung spesimen uji saat dilakukan pengujian. Tumpuan engsel dapat
menahan gaya secara horizontal dan vertikal

9. Tumpuan rol : berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan


tempat bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan roll
merupakan tumpuan yang dapat menahan vertikal
3.4 Prosedur Percobaan
 Percobaan Statis Tak Tentu

1. Pasang batang uji pada tumpuan engsel dan rol seperti gambar 2 berikut :

Gambar 3.2 Set-up statis tak tentu

Catatan : jarak antar tumpuan ditentukan oleh asisten

2. Tandai lokasi letak beban yang akan dipasang pada batang uji dengan
spidol dan ukur jarak-jaraknya.
3. Nyalakan timbangan, posisi seperti ini dianggap sebagai posisi referensi
dan timbangan akan menunjukkan angka nol.
4. Timbang dab catat beban beserta pengaitnya, jumlah beban dapat saru atau
dua lokasi, berat beban ditentukan asisten.
5. Psanagkan beban pada batang uji pada lokasi yang ditandai.
Contoh set-up pengujian sampai no.5 seperti pada ga,bar berikut

Gambar 3.3 Set-up pengujian statis tak tentu dengan dua beban
6. Catat angka – angka yang ditunjukkan pada timbangan. Angka-angka ini
menunjukkan reaksi tumpuan.
7. Ulangi percobaan dengan beban dan jarak yang berbeda.

 Percobaan Sistem Statis Tertentu ( Tumpuan engsel – rol )

Pasang batang uji pada tumpuan engsel dan rol seperti gambar berikut :

Gambar 3.4 Set – up Pengujian Statis Tertentu

1. Tandai lokasi letak beban yang akan dipasang pada batang uji dengan
spidol dan ukur jarak-jaraknya. Tandai juga lokasi dialgage dan ukur jarak
– jaraknya.
2. Pada kondisi ini tekanan dialgage dan set jarum dialgage pada angka nol.
3. Nyalakan timbangan. Timbang menunjukkan angka nol.
4. Berikan satu beban pada lokasi yang telah ditandai seperti gambar berikut:

Gambar 3.5 Sistem statis tertentu dengan beban tunggal

5. Catat angka yang tertera pada kedua timbangan dan pada dialgage.
6. Ulangi percobaan dengan beban dan lokasi dialgage berbeda.
BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Analisa Perhitungan


4.1.1 Statis Tertentu

Diketahui
1. BRASS
a = 40cm : 0,40m
b = 30cm : 0,30m
L = 70cm : 0,70m
x = 25cm : 0,25m
F = 200gr: 0,2 kg
Z = 30cm : 0,30m
E = 100 Gpa

2.ALUMUNIUM
a = 30cm : 0,30m
b = 40cm : 0,40m
L = 70cm : 0,70m
x = 20cm : 0,20m
F = 400gr: 0,4 kg
Z = 40cm : 0,40m
E = 69 Gpa

3.STAINLESS STEL
a = 50cm : 0,50m
b = 20cm : 0,20m
L = 70cm : 0,70m
x = 30cm : 0,30m
F = 200gr: 0,2 kg
Z = 20cm : 0,20m
E = 190 Gpa

a). Reaksi pada tumpuan


1.BRASS

𝐹.𝑏
RΔ = 𝐿

0,2 𝑥 0,30
= 0,70 = 0,085N

𝐹.𝑎
Rc = 𝐿

0,2 . 0,40
= 0,70 = 0,114N
2.ALUMUNIUM

𝐹.𝑏
RΔ = 𝐿

0,4 𝑥 0,40
= 0,70 = 0,228N

𝐹.𝑎
Rc = 𝐿

0,4 . 0,30
= 0,70 = 0,171N

3.STAINLESS STEL

𝐹.𝑏
RΔ = 𝐿

0,2 𝑥 0,20
= 0,70 = 0,057N

𝐹.𝑎
Rc = 𝐿

0,2 . 0,50
= 0,70 = 0,142N
b). Gaya geser
(Vy) AB.RA
(Vy) BC-RB

c). Momen
1.BRASS
𝐹.𝑏.𝑥
MAB = 𝐿

0,2 𝑥 0,30 𝑥 0,25


= 0,70 = 0,021N

𝐹.𝑎.𝑧
MBC = 𝐿

0,2 𝑥 0,40 𝑥 0,30


= 0,70 = 0,034N
2.ALUMUNIUM

𝐹.𝑏.𝑥
MAB = 𝐿

0,4 𝑥 0,40 𝑥 0,20


= 0,70 = 0,045N

𝐹.𝑎.𝑧
MBC = 𝐿

0,4 𝑥 0,30 𝑥 0,40


= 0,70 = 0,068N
3. STAINLESS STEL

𝐹.𝑏.𝑥
MAB = 𝐿

0,2 𝑥 0,20 𝑥 0,30


= 0,70 = 0,017N

𝐹.𝑎.𝑧
MBC = 𝐿

0,2 𝑥 0,50 𝑥 0,20


= 0,70 = 0,028N
d). Lendutan/Defleksi
1.BRASS

I= 1
𝑏ℎ³
12

= 1 𝑥 0,30 𝑥 0,003³ =675x10ˉ¹² (0,00000000000675)


12

y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,2𝑥0,30𝑥0,25
= 6𝑥100𝑥675𝑥10ˉ¹²𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,302 − 0,252) = 17857.14N

y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿
6𝑥100𝑥675𝑥10ˉ¹²𝑥0,70
0,2𝑥0,40𝑥0,30
=
2.ALUMUNIUM
𝑥(0,702 − 0,402 − 0,302) = 20317,46N
I = 1 𝑏ℎ³
12

= 1 𝑥 0,40 𝑥 0,003³ =900x10ˉ¹²


12

y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,4𝑥0,40𝑥0,20
= 6𝑥69𝑥900𝑥10ˉ¹²𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,402 − 0,202) = 35580,09N

y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,4𝑥0,30𝑥0,40
= 𝑥(0,702 − 0,302 − 0,402) = 44168,39N
6𝑥69𝑥900𝑥10ˉ¹²𝑥0,70

3.STAINLESS STEL

I = 1 𝑏ℎ³
12

= 1 𝑥 0,20 𝑥 0,003³ = 450x10ˉ¹²


12

y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,2𝑥0,20𝑥0,30
= 6𝑥190𝑥450𝑥10ˉ¹²𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,202 − 0,302) = 12030,07N

y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,2𝑥0,50𝑥0,20
= 6𝑥190𝑥450𝑥10ˉ¹²𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,502 − 0,202) = 11138,95N

4.1.2 Statis tak tentu


Diketahui
1.BRASS
a = 25cm :0,25m
b = 10cm :0,10m
b = 10cm :0,10m
a = 25cm :0,25m
x = 20cm :0,20m
L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =1200gr:1,2 kg
E =100 Gpa
1.ALUMUNIUM
a = 20cm :0,20m
b = 15cm :0,15m
b = 15cm :0,15m
a = 20cm :0,20m
x = 15cm :0,15m
L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =500gr:0,5 kg
E =69 Gpa
3.STAINLESS STEL
a = 18cm :0,18m
b = 17cm :0,17m
b = 17cm :0,17m
a = 18cm :0,18m
x = 15cm :0,15m
L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =1200gr:1,2 kg
E =190 Gpa

a). Reaksi pada tumpuan


1.BRASS

RA = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3
= 1,2 𝑥 0,102 (2𝑥0,70 + 0,25) = 0,028N
2 𝑥 0,703

RB = 𝐹.𝑎3 (3𝐿² − 𝑎²)


𝐿

= 1,2 𝑥 0,25 (3𝑥0,70² − 0,25²) = 1,231N


0,70³

RC = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,102 (2𝑥0,70 + 0,25) = 0,0288N


2 𝑥 0,703

2.ALUMUNIUM

RA = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 0,5 𝑥 0,152 (2𝑥0,70 + 0,20) = 0,026N


2 𝑥 0,703

RB = 𝐹.𝑎3 (3𝐿² − 𝑎²)


𝐿

= 0,5 𝑥 0,20 (3𝑥0,70² − 0,20²) = 0,416N


0,70³

RC = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 0,,5 𝑥 0,152 (2𝑥0,70 + 0,20) = 0,026N


2 𝑥 0,703

3.STAINLESS STEL

RA = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,172 (2𝑥0,70 + 0,18)= 0,079N


2 𝑥 0,703

RB = 𝐹.𝑎3 (3𝐿² − 𝑎²)


𝐿

= 1,2 𝑥 0,18 (3𝑥0,70² − 0,18²) = 0,905N


0,70³

RC = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,172 (2𝑥0,70 + 0,18)= 0,079N


2 𝑥 0,703

b). Gaya geser


1.BRASS
VA-F₁ =VC-F₂ = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,102 (2𝑥0,70 + 0,25)= 0,028N


2 𝑥 0,703

VF₁ -B=VB-F₂ = 𝐹.𝑎 3(3𝐿2 − 𝑎²)


2.𝐿

= 1,2 𝑥 0,253 (3𝑥0,70² − 0,25²)= 0,542N


2 𝑥 0,70

2.ALUMUNIUM

VA-F₁ =VC-F₂ = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)


2.𝐿3

= 0,5 𝑥 0,152 (2𝑥0,70 + 0,20)= 0,026N


2 𝑥 0,703

VF₁ -B=VB-F₂ = 𝐹.𝑎 3(3𝐿2 − 𝑎²)


2.𝐿

= 0,5 𝑥 0,203 (3𝑥0,70² − 0,20²)= 0,208N


2 𝑥 0,70

3.STAINLESS STEL

VA-F₁ =VC-F₂ = 𝐹.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)


2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,172 (2𝑥0,70 + 0,18)= 0,079N


2 𝑥 0,703

VF₁ -B=VB-F₂ = 𝐹.𝑎 3(3𝐿2 − 𝑎²)


2.𝐿

= 1,2 𝑥 0,183 (3𝑥0,70² − 0,18²)= 0,452N


2 𝑥 0,70

c).
Mome
n
(-M) = 𝐹.𝑎.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3
1.BRA
= 1,2 𝑥 0,25 𝑥 0,10² (2𝑥0,70 + 0,25) = 0,0072 Nm
SS 2 𝑥 0,70³

(+M)= 𝐹.𝑎.𝑏 (2𝐿 − 𝑎)


2.𝑎.𝐿²

=1,2 𝑥 0,25 𝑥 0,10 (2𝑥0,70 − 0,25) = 0,1408 Nm


2 𝑥 0,25 𝑥 0,70²

2.ALUMUNIUM
(-M) = 𝐹.𝑎.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)
2.𝐿3

= 0,5 𝑥 0,20 𝑥 0,15² (2𝑥0,70 + 0,20) = 0,005Nm


2 𝑥 0,70³

(+M)= 𝐹.𝑎.𝑏 (2𝐿 − 𝑎)


2.𝑎.𝐿²

=0,5 𝑥 0,20 𝑥 0,15 (2𝑥0,70 − 0,20) = 0,002Nm


2 𝑥 0,20 𝑥 0,70²

3.STAINLESS STEL

(-M) = 𝐹.𝑎.𝑏2 (2𝐿 + 𝑎)


2.𝐿3

= 1,2 𝑥 0,18 𝑥 0,17² (2𝑥0,70 + 0,18) = 0,014Nm


2 𝑥 0,70³

(+M)= 𝐹.𝑎.𝑏 (2𝐿 − 𝑎)


2.𝑎.𝐿²

=1,2 𝑥 0,18 𝑥 0,17 (2𝑥0,70 − 0,18) = 0,043Nm


2 𝑥 0,18𝑥 0,70²

d).Lendutan/Defleksi
1.BRASS

I= 1 𝑏. ℎ³
12

1
=12 𝑥 0,10. (0,003)³ = 225x10ˉ¹² kg.m²
y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

1,2𝑥0,10𝑥0,20
=6𝑥100𝑥225x10ˉ¹² 𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,102 − 0,202)= 111746,03N

y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

1,2𝑥0,25𝑥0,50
=6𝑥10𝑥225x10ˉ¹² 𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,252 − 0,502)= 281746,03 N
2. ALUMUNIUM

I= 1
12
𝑏. ℎ³
1
=12
𝑥 0,15. (0,003)³ = 337,5x10ˉ¹² kg.m²

y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

0,5𝑥0,15𝑥0,15
=6𝑥69𝑥337,5𝑥10ˉ¹² 𝑥0,70
y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿 𝑥(0,702 − 0,152 − 0,152)= 51184,72N

0,5𝑥0,20𝑥0,50
=6𝑥69𝑥337,5x10ˉ¹² 𝑥0,70

𝑥(0,702 − 0,202 − 0,502)= 102241,64N

3.STAINLESS STEL

I= 1
12
𝑏. ℎ³
1
=12
𝑥 0,17. (0,003)³ = 382,5x10ˉ¹² kg.m²
y₁ = 𝐹.𝑏.𝑥 (L²-b²-x²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

1,2𝑥0,17𝑥0,15
= 6𝑥190𝑥382,5𝑥10ˉ¹² 𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,172 − 0,152) = 4,39x10ˉ²⁰ N

y₂ = 𝐹.𝑎.𝑧 (L²-a²-z²)
6.𝐸.𝐼.𝐿

1,2𝑥0,18𝑥0,50
= 6𝑥190𝑥382,5x10ˉ¹² 𝑥0,70 𝑥(0,702 − 0,182 − 0,502) = 7,34x10ˉ²⁰ N

4.2 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel, 4.1 Hasil Perhitungan Statis tertentu


Defleksi
Bahan Beban (gr)
(N)
Brass 200 20317.46
Alumunium 400 44168.39
Stainless
200 11138.95
steel

Tabel, 4.2 Hasil Perhitungan Statis tek tentu

Bahan Beban(gr) Defleksi (N)


Brass 1200 281746.03
Alumunium 500 102241.64
Stainless
1200 7.31 10⁻ ²⁰
steel
4.3 Grafik Hsil Perhitungan

Grafik 4.1 Defleksi Statis Tak Tentu


Grafik 4.2 Defleksi Statis Tertentu
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Untuk Praktikum defleksi batang

Dilihat dari perbandingan defleksi secara teoritis dengan defleksi hasil


percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa terjadi perbedaan antara defleksi
secara teoritis dengan defleksi hasil percobaan .Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :

 Alat ukur yang tidak dikalibrasi atau kurangnya kalibrasi


 Benda ukurr karena mengalami deformasi perubahan bentuk oleh
beban yang diberikan padanya
 Posisi Pengukuran karena garis pengukuran tidak berimpit atau
sejajar dengan garis dimensi objek ukur
 Lingkungan karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk
melakukan pengukuran dapat mengakibatkan penyimpangan yang
serius.
 Manusia karena bila pengukuran dilakukan oleh orang yang
berbeda belum tentu hasil pengukurannya akan sama (identic).

5.2 SARAN

Berdasarkan praktikum yang kami laksanakan selama di laboratorium


fenomena dasar mesin kami menemukan beberapa hal yang sekiranya
perlu diperbaiki dalam proses praktikum itu sendiri diantaranya adalah
kurangnya peralatan dan kalibrasi alat-alat uji maupun alat ukur yang
tentunya akan berpengaruh terhadap ketidakakuratan data-data yang
didapat dalam praktikum ini sehingga memicu terjadinya
ketidakpahaman praktikan dalam menganalisa data-data yang didapat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Laboratorium Fenomena Dasar Mesin


LAMPIRAN
Lembar Data : DEFLEKSI Statis Tak tentu
BRASS ( E= 100 Gpa) X = 20 cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN (Kg) (Kg) DEFLEKSI
NO
a b a b
1 25 10 10 25 1200 134,7 127,0 0,48
2 25 10 10 25 1600 177,1 171,3 0,6
3 25 10 10 25 2000 221,4 214,0 0,77

ALUMUNIUM ( E = 69 Gpa) X = 15 cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN (Kg) (Kg) DEFLEKSI
NO
a b b a
1 20 15 15 20 500 108,7 111,9 0,4
2 20 15 15 20 1000 217,6 221,6 0,86
3 20 15 15 20 1400 300 313,8 1,2

STAINLESS STEEL (E = 190 Gpa) X = 15cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN (Kg) (Kg) DEFLEKSI
NO
a b b a
1 18 17 17 18 1200 82,4 445,5 0,04
2 18 17 17 18 1600 225,4 518,0 0,21
3 18 17 17 18 2000 339,6 688,4 0,43
Lembar Data : DEFLEKSI Statis Tertentu
BRASS ( E= 100 Gpa)

R
engsel
JARAK (cm) BEBAN R rol (Kg) DEFLEKSI
NO (Kg)
a b X mm
1 40 30 25 200 80 108,8 2,18
2 40 30 25 400 156,2 218,2 4,48
3 40 30 25 600 234,2 315,2 6,81

ALUMUNIUM ( E = 69 Gpa)

R
engsel
JARAK (cm) BEBAN R rol (Kg) DEFLEKSI
NO (Kg)
a b X mm
1 30 40 20 400 41,2 94,1 2,42
2 30 40 20 200 53,6 23 0
3 30 40 20 600 153,8 177,7 5,2

STAINLESS STEEL (E = 190 Gpa)

R
engsel
JARAK (cm) BEBAN R rol (Kg) DEFLEKSI
NO (Kg)
a b X mm
1 50 20 30 200 52,8 135,3 1,23
2 50 20 30 400 106,8 273,6 2,53
3 50 20 30 600 161,6 413,1 3,85
RESPONSI

3. 𝑦1= 𝐹𝑏𝑥
(𝐿2 − 𝑏2 − 𝑥 2)
6𝐸16

= 75.80.40 (1302. −802 − 402) = 273846,1538


60.130

𝑦2= 𝐹𝑎𝑥 (𝐿2 − 𝑎2 − 𝑥2)


6𝐸16

= 75.50.50 (1302 − 502 − 502) = 286057,692


60.130

Anda mungkin juga menyukai