Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

DEFLEKSI

Disusun oleh :

Nama : Firman Andriyono

NIM : 151.03.1114

Jurusan : Teknik Mesin (S-1)

Kelompok : 1 (A)

LABORATORIUM FDM

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum


fenomena dasar mesin , sebagai salah satu syarat untuk menempuh program studi
S-1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Disusun oleh :

Nama : Firman Andriyono

NIM : 151.03.1114

Jurusan : Teknik Mesin (S-1)

Kelompok :1

Kode Laporan : A

Mengetahui :

Kepala Laboratorium Asisten


Fenomena Dasar Mesin Laboratorium

(Drs. H Khairul Muhajir MT) (Erwin Susanto)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum fenomena dasar
mesin dengan tepat waktu.

Tentu tak lupa pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan


terimakasih kepada :

1. Kepala Laboratorium Fenomena Dasar Mesin.

2. Asisten pembimbing yang mendampingi dalam praktikum ini.

3. Teman-teman yang membantu untuk selesainya laporan praktikum ini.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis


sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Yogyakarta, 17 Juni 2020

Firman Andriyono

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ i
Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii

Kata Pengantar .......................................................................................................iii


Daftar isi ................................................................................................................. iv
Daftar Gambar ......................................................................................................... v
Daftar Tabel ........................................................................................................... vi
Daftar Grafik .........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 5

BAB III PERCOBAAN

1.1. Tujuan Percobaan ........................................................................................... 6


1.2. Peralatan Percobaan ......................................................................................... 6
1.3. Cara kerja dari alat percobaan ......................................................................... 7
1.4. Prosedur Percobaan .......................................................................................... 8
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

4.1. Analisa Perhitungan ....................................................................................... 11


4.2. Table Hasil Perhitungan ................................................................................ 19
4.3. Grafik Hasil Perhitungan ............................................................................... 20
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 22


5.2. Saran............................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23
Lampiran ............................................................................................................. 24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Reaksi Pada Tumpuan Statis Tertentu ................................................... 1

Gambar. 1.2 Gaya Geser Statis tertentu ..................................................................... 1

Gambar 1.3 Momen Statis Tertentu ........................................................................... 2

Gambar 1.4 Reaksi pada tumpuan Statis tak tentu ..................................................... 2

Gambar 1.5 Gaya Geser Statis tak tentu .................................................................... 3

Gambar 1.6 Momen Statis tak tentu........................................................................... 3

Gambar 3.1 Pengukuran Reaksi Tumpuan................................................................. 6

Gambar 3.2 Set-up statis tak tentu ............................................................................. 8

Gambar 3.3 Set-up pengujian statis tak tentu dengan dua beban ............................... 8

Gambar 3.4 Set – up Pengujian Statis Tertentu .......................................................9

Gambar 3.5 Sistem statis tertentu dengan beban tunggal ........................................ 9

v
DAFTAR TABEL

Tabel, 4.1 Hasil Perhitungan Statis tertentu ........................................................ 19

Tabel, 4.2 Hasil Perhitungan Statis tek tentu ...................................................... 19

vi
DAFTAR GRAFIK

Grafik, 4.1 Defleksi Statis Tak Tentu ................................................................. 20

Grafik, 4.1 Defleksi Statis Tertentu .................................................................... 21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN LENDUTAN BATANG (DEFLEKSI)


Pada statika struktur kita kenal model pembebanan sederhana pada
batang/beam yang mampu pada jarak tertentu untuk menahan gaya
pembebanan pada batang tersebut. Besarnya gaya reaksi pada masing-masing
tumpuan dapat digunakan untuk menggambarkan diagram gaya geser (SFD)
serta diagram momen lengkungnya (BMD). Selain hal tersebut, batang yang
ditumpu dan menerima beban kuga akan mengalami defleksi/lendutan.

Berikut adalah contoh struktur batang statis tertemtu dengan tumpuan engsel
dan rol serta satu buah beban terpusat.

Gambar 1.1 Reaksi Pada Tumpuan Statis Tertentu

��
Reaksi Pada Tumpuan : RA =

RC =

Gambar 1.2 Gaya Geser Statis tertentu

Gaya Geser : (Vy)AB = RA

(Vy)BC = -RB

1
2

Gambar 1.3 Momen Statis tertentu

���
Momen : MAB =
���
MBC =

Sedangkan lendutan/defleksi dihitung dengan :

y1 = ( L2 - b2 - x2 )

y2 = ( L2 - a2 - z2 )

Dimana :
E = Modulus elastisitas benda uji
I = Momen inersia luasan benda uji

I= b h3
Sedangkan dibawah ini adalah contoh struktur batang statis tak tentu
dengan dua tumpuan esngsel serta dua buah beban terpusat:

Gambar 1.4 Reaksi pada tumpuan Statis tak tentu

Reaksi pada tumpuan : RA = ( 2L + a )

RB = ( 3L – a2 )
3

Rc = ( 2L + a )

Gambar 1.5 Gaya Geser Statis tak tentu

Gaya Geser: V A-F1 = VC-F2 = ( 2L + a )

VF1-B = VB-F2 = ( 3L – a2 )

Gambar 1.6 Momen Statis tak tentu

Momen :

(-M) = ( 2L + a )

(+M) = ( 2L - a )
4

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui teori dasar defleksi pada batang uji, untuk bentuk


rectangular dan circular.
2. Membandingkan defleksi batang hasil percobaan dengan hasil
perhitungan (secara teoritis)
3. Mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi defleksi pada batang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pengertian Defleksi dan Hal-Hal yang Mempengaruhi Defleksi adalah
perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan vertical
yang diberikan pada balok atau batang.( Deformasi pada balok secara sangat
mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum
mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi
netral setelah terjadi deformasi Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi
permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok. Jarak perpindahan y
didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita harus
menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat
ditulis dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva
(atau kurva elastis) dari balok. Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan
yang terutama di peruntukkan memikul beban lateral,yaitu beban yang bekerja
tegak lurus sumbu aksial batang (Binsar Hariandja 1996).Beban semacam ini
khususnya muncul sebagai beban gravitasi,seperti misalnya bobot sendiri,beban
hidup vertical,beban keran(crane) dan lain-lain.contoh system balok dapat di
kemukakan antara lain,balok lantai gedung,gelagar jembatan,balok penyangga
keran,dan sebagainya.sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya
semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang
akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi
merata akan mengalami defleksi. Unsure-unsur dari mesin haruslah cukup tegar
untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankna ketelitian terhadap
pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat melentur secara
berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para
penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan bahan-bahan jadi yang
rapuh

5
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Tujuan Percobaan
Mengukur reaksi tumpuan dan defleksi batang dititik tertentu akibat
pembebanan serta membandingkannya dengan hasil perhitungan model batang
statis tak tentu dan statis tertentu

Gambar 3.1 Pengukuran Reaksi Tumpuan.


3.2 Peralatan Percobaan
1. Alat ukur defleksi
2. Batang uji ( Variasi luas dan panjang penampangnya )
3. Beban
4. Mistar
5. Jangka sorong
6. Dial indicator
7. Tumpuan jepit
8. Engsel
9. Tumpuan rol
Data uji adalah sebagai berikut:
Material = brass
Lebar x tinggi ( b x h ) = 25 x 3 mm
Modulus elastisitas = 100 Gpa

6
7

3.3 Cara Kerja Alat Percobaan


1. Alat ukur deflesi : mendeteksi misalignment dengan mengukur
crankshaft pada setiap titik. Angka-angka yang tercatat di perangkat
memori internal. Dengan setiap pengukuran diambil, perangkat
kemudian membandingkan angka-angka terhadap satu sama lain dan
menyediakan ukuran misalignment tanpa perhitungan lebih lanjut.
Mengukur besarnya defleksi yag terjadi
2. Batang uji : Untuk membandingkan defleksi batang hasil percobaan
dengan hasil
3. Beban : berfungsi untuk menghasilkan gaya vertikal (arah sumbu y)
terhadap benda uji pada saat pengujian

4. Mistar : Digunakan untuk mengukur panjang batang sekaligus


mengatur jarakmya.

5. Jangka sorong : Digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter


benda uji

6. Dial indicator : untuk mengukur kerataan dan kebulatan pada


spesimen, pada praktikum ini dial indikator digunakan sebagai alat ukur
untuk mengetahui perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat
adanya pembebanan vertical yang diberikan pada benda uji

7. Tumpuan jepit : berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi


dan tempat bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan jepitan
merupakan tumpuan yang dapat menahan momen dan gaya dalam arah
vertikal maupun horizontal .

8. Tumpuan Engsel : merupakan salah satu tumpuan yang dipakai pada


ujung spesimen uji saat dilakukan pengujian. Tumpuan engsel dapat
menahan gaya secara horizontal dan vertikal

9. Tumpuan rol : berfungsi sebagai tempat bersandarnya konstruksi dan


tempat bekerjanya reaksi pada sebuah struktur. Tumpuan roll
merupakan tumpuan yang dapat menahan vertikal

7
8

3.4 Prosedur Percobaan


 Percobaan Statis Tak Tentu
1. Pasang batang uji pada tumpuan engsel dan rol seperti gambar 2 berikut :

Gambar 3.2 Set-up statis tak tentu

2. Tandai lokasi letak beban yang akan dipasang pada batang uji dengan
spidol dan ukur jarak-jaraknya.
3. Nyalakan timbangan, posisi seperti ini dianggap sebagai posisi referensi
dan timbangan akan menunjukkan angka nol.
4. Timbang dab catat beban beserta pengaitnya, jumlah beban dapat saru atau
dua lokasi, berat beban ditentukan asisten.
5. Psanagkan beban pada batang uji pada lokasi yang ditandai.
Contoh set-up pengujian sampai no.5 seperti pada ga,bar berikut

Gambar 3.3 Set-up pengujian statis tak tentu dengan dua beban
9

6. Catat angka – angka yang ditunjukkan pada timbangan. Angka-angka ini


menunjukkan reaksi tumpuan.
7. Ulangi percobaan dengan beban dan jarak yang berbeda.
 Percobaan Sistem Statis Tertentu ( Tumpuan engsel – rol )

Pasang batang uji pada tumpuan engsel dan rol seperti gambar berikut :

Gambar 3.4 Set – up Pengujian Statis Tertentu

1. Tandai lokasi letak beban yang akan dipasang pada batang uji dengan
spidol dan ukur jarak-jaraknya. Tandai juga lokasi dialgage dan ukur jarak
– jaraknya.
2. Pada kondisi ini tekanan dialgage dan set jarum dialgage pada angka nol.
3. Nyalakan timbangan. Timbang menunjukkan angka nol.
4. Berikan satu beban pada lokasi yang telah ditandai seperti gambar berikut:

Gambar 3.5 Sistem statis tertentu dengan beban tunggal


10

5. Catat angka yang tertera pada kedua timbangan dan pada dialgage.
6. Ulangi percobaan dengan beban dan lokasi dialgage berbeda.
BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Analisa Perhitungan


4.1.1 Statis Tertentu

Diketahui
1. BRASS
a = 40cm : 0,40m
b = 30cm : 0,30m
L = 70cm : 0,70m
x = 25cm : 0,25m
F = 200gr: 0,2 kg
Z = 30cm : 0,30m
E = 100 Gpa

2. ALUMUNIUM
a = 30cm : 0,30m
b = 40cm : 0,40m
L = 70cm : 0,70m
x = 20cm : 0,20m
F = 400gr: 0,4 kg
Z = 40cm : 0,40m
E = 69 Gpa

3. STAINLESS STEL
a = 50cm : 0,50m
b = 20cm : 0,20m
L = 70cm : 0,70m
x = 30cm : 0,30m
F = 200gr: 0,2 kg

11
12

Z = 20cm : 0,20m
E = 190 Gpa

a). Reaksi pada tumpuan


1.BRASS
�.�
RΔ =
0,2 � 0,30
= = 0,085N
,

Rc =
�.�

0,2 . 0,40
= = 0,114N
,

2. ALUMUNIUM
�.�
RΔ =
0,4 � 0,40
= = 0,228N
,

Rc =
�.�

=
0,4 . 0,30 = 0,171N
,

3. STAINLESS STEL

RΔ =
�.�

=
0,2 � 0,20 = 0,057N
,
�.�
Rc =

=
0,2 . 0,50 = 0,142N
,

b). Gaya geser


(Vy) AB.RA
(Vy) BC-RB

c). Momen
1.BRASS
13

�.�.�
MAB =
0,2 � 0,30 � 0,25
= = 0,021N
,

�.�.�
MBC =
0,2 � 0,40 � 0,30
= = 0,034N
,

2. ALUMUNIUM
�.�.�
MAB =
0,4 � 0,40 � 0,20
= = 0,045N
,

�.�.�
MBC =
0,4 � 0,30 � 0,40
= = 0,068N
,

3. STAINLESS STEL
�.�.�
MAB =
0,2 � 0,20 � 0,30
= = 0,017N
,

�.�.�
MBC =
0,2 � 0,50 � 0,20
= = 0,028N
,

d). Lendutan/Defleksi
1.BRASS

I= �ℎ ³
12

= � 0,30 � 0,003³ =675x10ˉ¹² (0,00000000000675)


12
..
y₁ = (L²-b²-x²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,302 − 0,252) = 17857.14N
6�100�675�10ˉ¹²�0,70

..
y₂ = 6.�.�.�(L²-a²-z²)
14

, , ,
= �(0,702 − 0,402 − 0,302) = 20317,46N
6�100�675�10ˉ¹²�0,70

2. ALUMUNIUM

I= �ℎ ³
12

= � 0,40 � 0,003³ =900x10ˉ¹²


12
. .
y₁ = 6.�.�.�
(L²-b²-x²)
, , ,
= �(0,702 − 0,402 − 0,202) = 35580,09N
6�69�900�10ˉ¹²�0,70
..
y₂ = (L²-a²-z²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,302 − 0,402) = 44168,39N
6�69�900�10ˉ¹²�0,70

3. STAINLESS STEL

I= �ℎ ³
12

= � 0,20 � 0,003³ = 450x10ˉ¹²


12
..
y₁ = (L²-b²-x²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,202 − 0,302) = 12030,07N
6�190�450�10ˉ¹²�0,70

..
y₂ = (L²-a²-z²)
6.�.�.�
, , ,
= �(0,702 − 0,502 − 0,202) = 11138,95N
6�190�450�10ˉ¹²�0,70

4.1.2 Statis tak tentu


Diketahui
1.BRASS
a = 25cm :0,25m
b = 10cm :0,10m
b = 10cm :0,10m
a = 25cm :0,25m
x = 20cm :0,20m
15

L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =1200gr:1,2 kg
E =100 Gpa
1.ALUMUNIUM
a = 20cm :0,20m
b = 15cm :0,15m
b = 15cm :0,15m
a = 20cm :0,20m
x = 15cm :0,15m
L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =500gr:0,5 kg
E =69 Gpa
3.STAINLESS STEL
a = 18cm :0,18m
b = 17cm :0,17m
b = 17cm :0,17m
a = 18cm :0,18m
x = 15cm :0,15m
L = 70cm :0,70m
z = 50cm :0,50m
F =1200gr:1,2 kg
E =190 Gpa

a). Reaksi pada tumpuan


1.BRASS
2
RA = �.� (2� + �)
.
16

2
= 1,2 � 0,10 (2�0,70 + 0,25) = 0,028N
,

RB = �.� (3�² − �²)


1,2 � 0,25
= (3�0,70² − 0,25²) = 1,231N

2
RC = �.� (2� + �)
.
2
= 1,2 � 0,10 (2�0,70 + 0,25) = 0,0288N
,

2.ALUMUNIUM
2
RA = �.� (2� + �)
.
2
= 0,5 � 0,15 (2�0,70 + 0,20) = 0,026N
,

RB = �.� (3�² − �²)


0,5 � 0,20
= (3�0,70² − 0,20²) = 0,416N

2
RC = �.� (2� + �)
.
2
= 0,,5 � 0,15 (2�0,70 + 0,20) = 0,026N
,

3.STAINLESS STEL
2
RA = �.� (2� + �)
.
2
= 1,2 � 0,17 (2�0,70 + 0,18)= 0,079N
,

RB = �.� (3�² − �²)

= 1,2 � 0,18 (3�0,70² − 0,18²) = 0,905N



2
RC = �.� (2� + �)
.
2
= 1,2 � 0,17 (2�0,70 + 0,18)= 0,079N
,

b). Gaya geser


1.BRASS
17

2
VA-F₁ =VC-F₂ = �.� (2� + �)
.
2
= 1,2 � 0,10 (2�0,70 + 0,25)= 0,028N
,

VF₁ -B=VB-F₂ = �.� (3�2 − �²)


.

= 1,2 � 0,25 (3�0,70² − 0,25²)= 0,542N


,

2. ALUMUNIUM
2
VA-F₁ =VC-F₂ = �.� (2� + �)
.
2
= 0,5 � 0,15 (2�0,70 + 0,20)= 0,026N
,

VF₁ -B=VB-F₂ = �.� (3�2 − �²)


.

= 0,5 � 0,20 (3�0,70² − 0,20²)= 0,208N


,

3. STAINLESS STEL
2
VA-F₁ =VC-F₂ = �.� (2� + �)
.
2
= 1,2 � 0,17 (2�0,70 + 0,18)= 0,079N
,

VF₁ -B=VB-F₂ = �.� (3�2 − �²)


.

= 1,2 � 0,18 (3�0,70² − 0,18²)= 0,452N


,

c). Momen
1.BRASS
2
(-M) = �.�.� (2� + �)
.

= 1,2 � 0,25 � 0,10² (2�0,70 + 0,25) = 0,0072 Nm



..
(+M)= (2� − �)
2.�.�
²

=1,2 � 0,25 � 0,10 (2�0,70 − 0,25) = 0,1408 Nm


, ,²

2. ALUMUNIUM
18

2
(-M) = �.�.� (2� + �)
.

= 0,5 � 0,20 � 0,15² (2�0,70 + 0,20) = 0,005Nm



..
(+M)= (2� − �)
2.�.�
²

=0,5 � 0,20 � 0,15 (2�0,70 − 0,20) = 0,002Nm


, ,²

3. STAINLESS STEL
2
(-M) = �.�.� (2� + �)
.

= 1,2 � 0,18 � 0,17² (2�0,70 + 0,18) = 0,014Nm



..
(+M)= (2� − �)
2.�.�
²

=1,2 � 0,18 � 0,17 (2�0,70 − 0,18) = 0,043Nm


, ,²

d).Lendutan/Defleksi
1.BRASS

I= �. ℎ ³
12

= � 0,10. (0,003)³ = 225x10ˉ¹² kg.m²


12
..
y₁ = (L²-b²-x²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,102 − 0,202)= 111746,03N
6�100�225x10ˉ¹² �0,70

..
y₂ = (L²-a²-z²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,252 − 0,502)= 281746,03 N
6�10�225x10ˉ¹² �0,70

2. ALUMUNIUM

I= �. ℎ ³
12

= � 0,15. (0,003)³ = 337,5x10ˉ¹² kg.m²


12

..
y₁ = (L²-b²-x²)
6.�.�.

19

, , ,
= �(0,702 − 0,152 − 0,152)= 51184,72N
6�69�337,5�10ˉ¹² �0,70

..
y₂ = (L²-a²-z²)
6.�.�.

, , ,
= �(0,702 − 0,202 − 0,502)= 102241,64N
6�69�337,5x10ˉ¹² �0,70

3. STAINLESS STEL

I= �. ℎ ³
12

= � 0,17. (0,003)³ = 382,5x10ˉ¹² kg.m²


12
..
y₁ = (L²-b²-x²)
6.�.�.

= , , , �(0,702 − 0,172 − 0,152) = 4,39x10ˉ²⁰ N
6�190�382,5�10ˉ¹² �0,70

..
y₂ = (L²-a²-z²)
6.�.�.�

, , ,
= �(0,702 − 0,182 − 0,502) = 7,34x10ˉ²⁰ N
6�190�382,5x10ˉ¹² �0,70

4.2 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel, 4.1 Hasil Perhitungan Statis tertentu

Defleksi
Bahan Beban (gr)
(N)
Brass 200 20317.46
Alumunium 400 44168.39
Stainless
200 11138.95
steel

Tabel, 4.2 Hasil Perhitungan Statis tek tentu

Bahan Beban(gr) Defleksi (N)


Brass 1200 281746.03
Alumunium 500 102241.64
Stainless
1200 7.31 10⁻ ²⁰
steel
20

4.3 Grafik Hsil Perhitungan

Grafik 4.1 Defleksi Statis Tak Tentu


21

Grafik 4.2 Defleksi Statis Tertentu


22

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Untuk Praktikum defleksi batang

Dilihat dari perbandingan defleksi secara teoritis dengan defleksi hasil


percobaan yang telah dilakukan terlihat bahwa terjadi perbedaan antara defleksi
secara teoritis dengan defleksi hasil percobaan .Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :

 Alat ukur yang tidak dikalibrasi atau kurangnya kalibrasi


 Benda ukurr karena mengalami deformasi perubahan bentuk oleh
beban yang diberikan padanya
 Posisi Pengukuran karena garis pengukuran tidak berimpit atau
sejajar dengan garis dimensi objek ukur
 Lingkungan karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk
melakukan pengukuran dapat mengakibatkan penyimpangan yang
serius.
 Manusia karena bila pengukuran dilakukan oleh orang yang
berbeda belum tentu hasil pengukurannya akan sama (identic).

5.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang kami laksanakan selama di laboratorium


fenomena dasar mesin kami menemukan beberapa hal yang sekiranya
perlu diperbaiki dalam proses praktikum itu sendiri diantaranya adalah
kurangnya peralatan dan kalibrasi alat-alat uji maupun alat ukur yang
tentunya akan berpengaruh terhadap ketidakakuratan data-data yang
didapat dalam praktikum ini sehingga memicu terjadinya
ketidakpahaman praktikan dalam menganalisa data-data yang didapat
tersebut.
23

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Laboratorium Fenomena Dasar Mesin


24

LAMPIRAN
25

Lembar Data : DEFLEKSI Statis Tak tentu


BRASS ( E= 100 Gpa) X = 20 cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN DEFLEKSI
NO (Kg) (Kg)
a b a b
1 25 10 10 25 1200 134,7 127,0 0,48
2 25 10 10 25 1600 177,1 171,3 0,6
3 25 10 10 25 2000 221,4 214,0 0,77

ALUMUNIUM ( E = 69 Gpa) X = 15 cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN DEFLEKSI
NO (Kg) (Kg)
a b b a
1 20 15 15 20 500 108,7 111,9 0,4
2 20 15 15 20 1000 217,6 221,6 0,86
3 20 15 15 20 1400 300 313,8 1,2

STAINLESS STEEL (E = 190 Gpa) X = 15cm

R engsel R rol
JARAK (cm) BEBAN DEFLEKSI
NO (Kg) (Kg)
a b b a
1 18 17 17 18 1200 82,4 445,5 0,04
2 18 17 17 18 1600 225,4 518,0 0,21
3 18 17 17 18 2000 339,6 688,4 0,43

No Kelompok No. Mahasiswa


1 Vernando Titus B 171031036
2 Ghoyali Rizhyal M 171031012
3 Rikson Gilbert P 171031029
4 Kuprisaldi Yudha 151031088
26

Lembar Data : DEFLEKSI Statis Tertentu


BRASS ( E= 100 Gpa)

R
JARAK (cm) BEBAN engsel R rol (Kg) DEFLEKSI
NO
(Kg)
a b X Mm
1 40 30 25 200 80 108,8 2,18
2 40 30 25 400 156,2 218,2 4,48
3 40 30 25 600 234,2 315,2 6,81

ALUMUNIUM ( E = 69 Gpa)

R
JARAK (cm) BEBAN engsel R rol (Kg) DEFLEKSI
NO
(Kg)
a b X Mm
1 30 40 20 400 41,2 94,1 2,42
2 30 40 20 200 53,6 23 0
3 30 40 20 600 153,8 177,7 5,2

STAINLESS STEEL (E = 190 Gpa)

R
JARAK (cm) BEBAN engsel R rol (Kg) DEFLEKSI
NO
(Kg)
a b X Mm
1 50 20 30 200 52,8 135,3 1,23
2 50 20 30 400 106,8 273,6 2,53
3 50 20 30 600 161,6 413,1 3,85

No Kelompok No. Mahasiswa


1 Firman Andriyono 151.03.1114
2
3
4
RESPONSI

Anda mungkin juga menyukai