Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN FENOMENA DASAR MESIN ‘’BANTALAN LUNCUR’’

DISUSUN OLEH:
Nama : Aditya Yuda Febriano
Nim : 151031124
Kelompok : 22
Jurusan : TEKNIK MESIN S1
Kode : B (Genap)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2020

I
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini digunakan sebagai salah satu syarat dalam menempuh jenjang
S-1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Disusun Oleh :

Nama : Aditya Yuda Febriano

Nim : 151031124

Kelompok : 22

Kode :B

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Asisten

Fenomena Dasar Mesin Laboratorium

(……) (Erwin Susanto)


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga laporan praktikum Fenomerma Dasar Mesin
tentang Bantalan luncur dapat terselesaikan dengan baik dan benar yang disusun
berdasakan data hasil percobaan selama praktikum.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya


kepada

1. Allah swt yang telah memberikan saya kesehatan dan umur panjang
sehingga laporan ini dapat terselesaikan,
2. Orang yua yang selalu mendoakan saya dan selalu mendukung saya
3. Asisten laboratorium Fenomena Dasar Mesin selaku pembimbing saat
pembuatan laporan.

Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Yogyakarta, 9 Juni 2020

Aditya Yuda Febriano


151031124

II
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................I

KATA PENGANTAR..............................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................III

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................VI

DAFTAR TABEL..................................................................................................VII

DAFTAR GRAFIK..............................................................................................VIII

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum....................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................3

2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................3


2.1.1 Viskositas dengan gaya gesek........................................................3
2.1.2 Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan bantalan
gelinding........................................................................................4

BAB III PERCOBAAN PRAKTIKUM....................................................................6

3.1 Tujuan Percobaan...................................................................................6

3.2 Peralatan Percobaan................................................................................6

3.4 Cara Kerja dan Alat Percobaan...............................................................7

3.4 Prosedur Percobaan................................................................................7

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN......................................................................8

4.1 Analisa Perhitungan................................................................................8

4.2 Tabel Hasil Perhitungan........................................................................23

4.3 Grafik Hasil Perhitungan......................................................................24

BAB V PENUTUP.................................................................................................25

5.1 Kesimpulan...........................................................................................25

5.2 Saran.....................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................26
LAMPIRAN............................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik viskositas dengan gaya gesek......................................................4


Gambar 3.1 Perlatan yang digunakan.......................................................................6
DAFTAR TABEL

4.2 Tabel Hasil Perhitungan....................................................................................24

Tabel 4.1 Putaran Searah Jarum Jam (Forward)...............................................24

Tabel 4.2 Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse).......................................24


DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.3 Hasil Perhitungan...................................................................................24


Grafik 4.1 Putaran Searah Jarum Jam (Forward)..............................................24
Grafik 4.2 Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse)......................................24
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bantalan merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu


elemen mesin yang lain yang bergerak. Elemen mesin yang ditumpunya adalah
poros, gandar. Dan spindle. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan
poros serta elemen yang lainya bekerja secara baik. Jika bantalan tidak berfungsi
dengan baik prestasi seluruh mesin akan menurun.

Pada bantalan umumnya bekerja gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini
mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros, maka bantalan dinamakan bantalan
radial. Jika gaya reaksi lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu, maka
dinamakan garis aksial.

Tempat sebuah poros ditumpu dinamakan tap poros atau leher poros
(Journal), elemen yang menumpu adalah bantalan. Bantalan ini dapat dipasang
didalam mesin dimana poros termasuk atau dalam suatu elemen terpisah yang
difondasikan oleh blok banalan.

Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan,
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dangan perantaraan
lapisan pelumas, gesekan, memainkan peran penting semua bantalan. Gesekan ini
tidak saja memberi kerugian langsung dalam energy, melainkan juga kerja gesekan
diubah menjadi kalor yang menyebabkan temperatur bantalan menjadi tinggi
daripada temperature sekelilingnya. Hal ini menyebabkan bantalan bantalan panas
sehinga rusak. Untuk mengurangi gesekan digunakan pelumas.

Karena gesekan yang besar pad waktu mulai jalan, maka bantalan luncur
memerlukan momen yang besar. Panas yang timbul dari gesekan terutama beban
yang besar memerlukan pendingin khusus, dengan adanya pelumasan maka
bantalan ini dapat merendam tumbukan dan getaran yang ada.

Pelumasan bertujuan untuk mengurangi gesekan, keausan dan sebagai


media pendingin untuk menyerap panas dari bagian mesin yang bergerak relatif
suatu terhadap lainya. Akan tetapi tujuan utaman pada umumnya adalah untuk
melumasi sehingga dapat mengurangi gesekan.

Adapun fungsi dari pelumasan adalah:

 Menghindari kontak langsung bagian bagian mesin yang saling bergesekan


dengan membantu lapisan pemisah

1
 Sebagai media pendingin bagian bagian mesin yang panas.
 Mencegah keausan mesin yang disebabkan oleh zat asam.
 Mencegah timbulnya buih yang dapat mengakibatkan beban bertambah
sehingga menjadi kotak langsung.
 Menyerap getaran getaran yang timbul pada bagian mesin.

Bantalan luncur digunakan dalam pengujian adalah bantalan luncur ukuran


kecil yang telah dilengkapi dengan alat ukur untuk mengetahui berbagai variable
yang relevan dalam mengkaji kelakuan bantalan luncur tersebut secara
eksperimental

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan bantalan luncur ini adalah untuk mengetahui beberapa
fenomena pada bantalan luncur yang antara lain adalah:

1. Mengetahui distribusi tekanan bantalan luncur pada arah radial dan aksial.
2. Mengamati mekanisme bantalan luncur karena pengaruh putaran dan
pembebanan.
3. Membandingkan tekanan pada bantalan luncur yang diperoleh dari
pengujianterhadap teoritisnya.
4. Mengetahui aplikasi dari bantalan luncur.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros sehingga putaran atau
gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara teratur, aman dan tahan lama.
Secara umum, bantalan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu bantalan luncur dan
bantalan gelinding. Bantalan dapat diklasifikasikan menurut beberapa kategori,
yaitu:

1. Menurut arah gaya terdiri dari bantalan radial (bantalan melintang, bantalan
dukung) untuk gaya radial dan bantalan aksial (bantalan memanjang, bantalan
spur) untuk gaya aksial.
2. Menurut penggunaan terdiri dari bantalan mesin perkakas, bantalan kotak roda
gigi, bantalan motor, bantalan transmisi, bantalan turbin, bantalan pekerjaan
gilas dan sebagainya.
3. Menurut desain terdiri dari bantalan mata, bantalan penutup, bantalan tetap,
bantalan gantung, bantalan ayun, bantalan kotak, bantalan cakram, bantalan
terpasang (building) dan sebagainya.
4. Menurut bahan terdiri dari bantalan logam putih, bantalan perunggu, bantalan
besi tuang merah, bantalan logam ringan, bantalan logam sinter dan
sebagainya.
5. Menurut pelumasan terdiri dari bantalan gemuk, bantalan minyak, bantalan air,
bantalan udara, bantalan pelumasan cincin, bantalan pelumasan aliran,
bantalan hidrostatis atau aerostatis

Perbedaan bantalan luncur dengan bantalan gelinding:


a) Bantalan luncur, terjadinya gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
adanya lapisan pelumas antara kedua permukaan.
b) Bantalan gelinding, terjadinya gesekan menggelinding antara bagian yang
berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding, seperti : bola,
rol, rol jarum.
2.1.1 Viskositas dengan gaya gesek

Gambar 2.1 Grafik viskositas dengan gaya gesek


Dari gambar dapat dilihat bahwa adanya penyimpangan antara
perbandingan koefisien gesek dengan viskositas pelumasan secara aktual dan
teoritis. Secara teoritis, besar gaya gesek harus didukung dengan pertambahan
kekentalan dari pelumasan agar perbandingan selalu berimbang. Namun pada
kenyataannya, gaya gesek akan berkurang seiring dengan bertambahnya viskositas
sampai pada titik tertentu (titik A) hingga akhirnya menyamai perbandingan
teoritis. Di sinilah terlihat bahwa secara aktual, ada keadaan stabil dan tidak stabil.
Keadaan tidak stabil adalah penyimpangan sebelum mencapai titik A dan keadaan
stabil ketika melewati titik A.

Arah pelumasan ada dua, yaitu:

1. Radial, yaitu arah pelumasan yang tegak lurus dengan


sumbu poros.
2. Aksial, yaitu arah pelumasan yang sejajar dengan sumbu poros.

Gesekan kental pada umumnya terjadi antara poros dengan bantalannya.


Pada waktu poros berputar, sebagian minyak pelumas yang melekat pada
permukaan poros ikut terbawa berputar. Apabila kemudian celah di bawah poros
menyempit menjadi lebih kecil daripada celah tempat minyak pelumas memasuki
ruang bantalan, minyak pelumas yang terbawa berputar itu akan mengalir mengisi
hambatan. Akibatnya, sebagian minyak pelumas akan mengalir kembali
menimbulkan tekanan hidrodinamik di dalam lapisan minyak. Tekanan ini cukup
kuat untuk mengangkat poros hingga menyentuh permukaan bantalan.

2.1.2 Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur dan bantalan gelinding

Bantalan luncur.

Kelebihan:

a) Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.


b) Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah.
c) Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
d) Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih

murah. Kekurangan:

a) Gesekan besar pada awal putaran.


b) Memerlukan momen awal yang besar.
c) Pelumasannya tidak begitu sederhana.
d) Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus.

Bantalan gelinding.

Kelebihan:

a) Cocok untuk beban kecil.


b) Gesekannya kecil.
c) Pelumasannya sederhana.

Kekurangan:

a) Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi.


b) Pada putaran tinggi, bantalan ini agak ribut.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan pada uji eksperimental bantalan luncur yaitu :

 Mengtahui variasi dan putaran alat uji bantalan luncur untuk menunjukkan
distribusi tekanan pada bantalan luncur. Dengan mengetahui peningkatan
tekanan terhadap beban dan putaran, viskositasss minyak pelumas,
kecepatan putar (n), dan distribusi tekanan yang ditimbulkan.

3.2 Peralatan Percobaan

Gambar 3.1 Perlatan yang digunakan


3.3 Cara Kerja dari Alat Percobaan

Pengoprasian alat percobaan ini ada beberapa panel instrument pengamat


kecepatan putaran variable dan frekuensi.

Adapun fungsi dari masing masing panel pada instrument tersebut adalah sebagai
berikut:
No Nama Instrumen Fungsi Instrumen
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus
1 Tombol On/Off
listrik
Saklar pemindah Untuk mengubah arah putaran ke kiri dan ke
2
Putaran kanan
3 Technometer digital Untuk mengatur keepatan

3.4 Prosedur Percobaan

Langkah langkah yang dilakukan pada percobaan ini, yaitu:

1. Menjalankan motor
Motor dijalankan dengan posisi ‘’On’’
2. Mengatur arah putaran
Pemutaran arah putaran motor yang berlawanan arah dengan jarum jam
dilakukan selama kurang lebih 20 menit pada putaran 1500 rpm. Untuk
memanaskan oli, setelah ini percobaan dapat dimulai.
3. Atur putaran kecepatan hingga 1000 rpm, maka biarkan selama beberapa
menit kecepatan putaran poros menjadi konstan atau minyak pelumas dalam
keadaan konstan, catat harga tekanan bila sudah tidak ada perubahan lagi.
4. Lakukan hal yang sama untuk putaran 2000 rpm dan 3000 rpm.
5. Ganti arah putaran dan ulangi pengamatan seperti diatas.
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Analisa Perhitungan Percobaan

A. Putaran : Searah Jarum Jam (Forward)


= 880 kg/m3
Y0 = 600 mm => 0,6 m
g = 9,81 m/det3

1. Pada 1000 rpm


 1 = 570 = 0,57 =..ℎ
= 1− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,57 − 0,6 (−0,03)
= −0,03 = −258,98 /
 2 = 570 = 0,57
=..ℎ
= 2− 0 = 880 . 9,81 . (−0,03)
= 0,57 − 0,6 = −258,98 /
= −0,03
 3 = 580 = 0,50 =..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,6 (−0,02)
= −172,66 /
= −0,02
 4 = 580 = 0,50 =..ℎ
==4 −0,02
−0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,6 (−0,02)
= −172,66 /
 5 = 560 = 0,56 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 . (−0,04)
= 0,56 − 0,6 = −345,31 /
= −0,04
 6 = 660 = 0,66 =..ℎ
=6−0 = 880 . 9,81 .
= 0,66 − 0,6 (0,06)
= 517,96/
= 0,06
 7 = 710 = 0,71 =..ℎ
= 7− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,71 − 0,6 (0,11)
= 949,60 /
= 0,11
 8 = 740 = 0,74 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 . (0,14)
= 3− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,76 − 0,6 (0,16)
= 0,16 = 1,381 /
 10 = 500 = 0,5
=..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
==0,5
0,1− 0,6 (0,11)
= 863,28 /
 11 = 650 = 0,65
= 11 − 0 =..ℎ
= 0,05 = 880 . 9,81 .
(0,05)
= 0,65 − 0,6 = 431,64 /

 12 = 720 = 0,72 =..ℎ


= 12 − 0 = 880 . 9,81 . (0,12)
= 0,72 − 0,6 = 1035,93 /
= 0,12
 13 = 430 = 0,43 =..ℎ
= −0,17
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,43 − 0,6 (−0,17)
= −1467,57 /
 14 = 420 = 0,42 =.. ℎ
= −0,18
= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,42 − 0,6 (−0,18)
= −1553,90 /
 15 = 460 = 0,46 =.. ℎ
= −0,14
= 15 − 0
= 880 . 9,81 .
(−0,14)
= 0,46 − 0,6 = −1208,59 /

 16 = 530 = 0,53 =..ℎ


= 16 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,53 − 0,6 (−0,07)
= −0,07 = −604,29 /

2. Pada 1500 rpm = −0,02


 1 = 580 = 0,58 =..ℎ
=1−0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,6 (−0,02)
= −0,01 = −172,65 /
 2 = 590 = 0,59
=2−0 =..ℎ
= 0,59 − 0,6 = 880 . 9,81 .
= −0,01 (−0,01)
 3 = 590 = 0,59 = −86,32/
=3−0
= 0,59 − 0,6 =..ℎ
= 880 . 9,81 .
= −0,01
 5 = 580 = 0,58 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,6 (−0,02)
= −0,02 = −172,65 /
 6 = 680 = 0,68 =..ℎ
= 6− 0 = 880 . 9,81 .
(0,08)
= 0,68 − 0,6 = 690,62/
= 0,08
 7 = 720 = 0,72 =..ℎ
= 7− 0 = 880 . 9,81 . (0,12)
= 0,72 − 0,6 = 1035,93 /
= 0,12
 8 = 750 = 0,75 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 . (0,15)
= 0,75
= 0,15 − 0,6 = 1294,93 /

 9 = 780 = 0,78 =..ℎ


=9−0 = 880 . 9,81 . (0,12)
= 0,78 − 0,6 = 1035,93 /
= 0,12
 10 = 480 = 0,48 =..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,12)
= 0,48 − 0,6 = −1035,93 /
= −0,12
 11 = 650 = 0,65 =..ℎ
= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,65 − 0,6 (0,05)
= 431,64 /
= 0,05
 12 = 420 = 0,42 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,12)
= 0,42 − 0,6 = 1035,93 /
= 0,12
 13 = 420 = 0,42 =..ℎ
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,42 − 0,6 (−0,12)
= 1035,93 /
= 0,12
 14 = 420 = 0,42 =..ℎ
= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,42 − 0,6 (−0,12)
= 1035,93 /
 15 = 470 = 0,47 =..ℎ

 16 = 540 = 0,54 =..ℎ


= 16 − 0 = 880 . 9,81 . (−0,06)
= 0,54 − 0,6 = −517,96 /
= −0,06

3. Pada 2000 rpm


 1 = 590 = 0,59 =..ℎ
=1−0 = 880 . 9,81 .
= 0,59 − 0,6 (−0,01)
= −0,01 = −86,32 /
 2 = 610 = 0,61 =..ℎ
=2−0 = 880 . 9,81 .
= 0,61 − 0,6 (0,01)
= 0,01 = 86,32/
 3 = 610 = 0,61 =..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 .
(0,01)
= 0,61 − 0,6 = 86,32/
= 0,01
 4 = 620 = 0,62 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 .
(0,02)
= 0,62 − 0,6 = 172,65/
= 0,02
 5 = 610 = 0,61 =..ℎ
==5 0,01
−0 = 880 . 9,81 .
= 0,61 − 0,6 (0,01)
= 86,32/
 6 = 690 = 0,69 =..ℎ
=6−0 = 880 . 9,81 . (0,09)
= 0,69 − 0,6 = 776,95 /
= 0,09
 7 = 730 = 0,73 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 . (0,13
= 0,73 − 0,6 = 1122,26 /
= 0,13
 8 = 740 = 0,74 =..ℎ
==8 − 0
0,14 = 880 . 9,81 . (0,14)
= 0,74 − 0,6 = 1208,59 /

 9 = 760 = 0,76 =..ℎ


=8−0 = 880 . 9,81 . (0,16)
= 0,76 − 0,6 = 1381,24 /
= 0,16
 10 = 460 = 0,46 =..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,46 − 0,6 (−0,14)
= −1208,59 /
= −0,14
 11 = 630 = 0,63 =..ℎ
= 880 . 9,81 .
= 0,03
 12 = 690 = 0,69 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,69 − 0,6 (0,09)
= 0,09 = 776,95 /
 13 = 410 = 0,41 =.. ℎ
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,41 − 0,6 (−0,19)
= −0,19 = −1640,23 /
 14 = 420 = 0,42 =.. ℎ
= 12 − 0
= 0,42 − 0,6 = 880 . 9,81 .
(−0,18)
= −1553,90 /
= −0,18
 15 = 500 = 0,5 =..ℎ
== −0
15 −0,1 = 880 . 9,81 .
= 0,5 − 0,6 (−0,1)
= −863,28 /
 16 = 580 = 0,58 =..ℎ
= 16 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,6 (−0,02)
= −0,02 = −172,05 /

4. Pada 2500 rpm


 1 = 620 = 0,62 =..ℎ
==1− = 880 . 9,81 .
0,02
0
= 0,62 − 0,6 (0,02)
= 172,65/
 2 = 680 = 0,68
=..ℎ
= 0,08
=2−0 = 880 . 9,81 .
= 0,68 − 0,6 (0,08)
= 690,62/
 3 = 680 = 0,68
= 0,08 =..ℎ
=3−0
= 0,68 − 0,6 = 880 . 9,81 .
(0,08)
 4 = 700 = 0,7 =.. ℎ = 690,62/
= 0,1
=4−0
= 0,7 − 0,6
= 880 . 9,81 . (0,1)
 5 = 600 = 0,6 = 863,28 /
=0
=5−0
= 0,6 − 0,6 =..ℎ
= 880 . 9,81 . (0)
 6 = 750 = 0,75 =.. ℎ =0/
=6−0
= 0,75 − 0,6
= 880 . 9,81 . (0,15)
=7−0 = 880 . 9,81 .
= 0,74 − 0,6 (0,14)
= 0,14 = 1208,59 /
 8 = 720 = 0,72 =..ℎ
= 8− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,72 − 0,6 (0,12)
= 0,12 = 1035,93 /
 9 = 750 = 0,75 =..ℎ
=9−0
= 880 . 9,81 .
= 0,15 (0,15)
= 0,75 − 0,6 = 1294,93 /

 10 = 430 = 0,43 =..ℎ


= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,43 − 0,6 (−0,17)
= −1467,57 /
= −0,17
 11 = 640 = 0,64 =..ℎ
= 0,4
= 11 − 0 = 880 . 9,81 . (0,4)
= 0,64 − 0,6 = 395,31 /

 12 = 670 = 0,67 =..ℎ


= 0,07
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,67 − 0,6 (0,07)
= 604,2 /
 13 = 380 = 0,38 =..ℎ
= −0,22
= 13 − 0
= 880 . 9,81 .
(−0,22)
= 0,38 − 0,6 = −1899,21 /

 14= 400 = 0,4 =..ℎ


= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,4 − 0,6 (−0,2)
=0 = −1726,56 /
= −0,2
 15 = 600 = 0,6 =..ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 . (0)
= 0,6 − 0,6 =0/

 16 = 700 = 0,7 =..ℎ


= 16 − 0 = 880 . 9,81 . (0,1)
=0,7−0,6 = 863,28/
= 0,1
= 0,07
5. Pada 3000 rpm
 1 = 670 = 0,67 =..ℎ
= 1− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,67 − 0,6 (0,07)
= 0,15
 3 = 740 = 0,74 =..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 .
= 0,74 − 0,6 (0,14)
= 0,14 = 1208,59 /
 4 = 820 = 0,82 =..ℎ
= 4− 0 = 880 . 9,81 .
(0,22)
= 0,82 − 0,6 = 1899,21 /
= 0,22
 5 = 760 = 0,76 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 .
= 0,76 − 0,6 (0,16)
= 1381,24 /
= 0,16
 6 = 610 = 0,61 =..ℎ
==6 0,01
−0 = 880 . 9,81 .
= 0,61 − 0,6 (0,01)
= 86,32/
 7 = 770 = 0,77 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 .
(0,17)
= 0,77 − 0,6 = 1467,57 /
= 0,17
 8 = 740 = 0,74 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 .
(0,14)
= 0,74 − 0,6 = 1208,59 /
= 0,14
 9 = 770 = 0,77 =..ℎ
=9−0 = 880 . 9,81 .
= 0,77 − 0,6 (0,17)
= 1467,57 /
= 0,17
 10 = 390 = 0,39 =..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,21)
= 0,39 − 0,6 = −1812,88 /
= −0,21
 11 = 650 = 0,65 =..ℎ
= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,08
= 0,65 − 0,6 (0,05)
= 431,64 /
= 0,05
 12 = 680 = 0,68 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,68 − 0,6 (0,08)
= 690,62/
 13 = 360 = 0,36 =..ℎ
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,19
 15 = 600 = 0,6 =..ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 . (0)
= 0,6 − 0,6 =0/
=0
 16 = 700 = 0,7 =..ℎ
= 16− 0 = 880 . 9,81 . (0,1)
= 0,7 − 0,6 = 867,28 /
= 0,1

B. Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse)


= 880 kg/m3
Y0 = 660 mm => 0,66 m
g = 9,81 m/det3

1.Pada 1000 rpm

 = 660 = 0,66
1 =..ℎ
=1−0 = 880 . 9,81 . (0)
= 0,66 − 0,66 =0/
=0
 2 = 660 = 0,66 =..ℎ
=2−0 = 880 . 9,81 . (0)
= 0,66 − 0,66 =0/
=0
 3 = 670 = 0,67 =..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 .
= 0,67 − 0,66 (0,01)
= 86,32 /
= 0,01
 4 = 670 = 0,67 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 .
==0,67
0,01− 0,66 (0,01)
= 86,32 /
 5 = 670 = 0,67 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 . (0,01)
= 0,67 − 0,66 = 86,32 /
= 0,01
 6 = 690 = 0,69 =..ℎ
=6−0 = 880 . 9,81 .
= 0,69 − 0,66 (−0,02)
= −172,056 /
= −0,02
 7 = 630 = 0,63 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 .
= −0,03
= 0,63 − 0,66 (−0,03)
= −258,98 /
 8 = 620 = 0,62 =..ℎ
= 0,62 − 0,66 = −345,31 /
= −0,04
 9 = 620 = 0,62 =..ℎ
=9−0 = 880 . 9,81 .
= 0,62 − 0,66 (−0,04)
= −0,04 = −345,31 /
 10 = 690 = 0,69 =.. ℎ
= 10 − 0
= 0,69 − 0,66 = 880 . 9,81 .
= −0,02 (−0,02)
= −172,056 /
 11 = 650 = 0,65
= 11 − 0
= 0,65 − 0,66 =..ℎ
= −0,01 = 880 . 9,81 .
(−0,01)
 12 = 630 = 0,63
= −86,31 /
= 12 − 0
= 0,63 − 0,66
= −0,03 =..ℎ
= 880 . 9,81 .
 13 = 700 = 0,7
(−0,03)
= 13 − 0 = −250,98 /
= 0,7 − 0,66
= 0,04
=..ℎ
 14 = 710 = 0,71
= 880 . 9,81 .
= 14 − 0 (0,04)
= 0,71 − 0,66 = 345,31 /
= 0,05
 15 = 700 = 0,7 =..ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,7 − 0,66 (0,05)
= 0,04 = 431,64 /
 16 = 680 = 0,68
= 16 − 0 =..ℎ
= 0,68 − 0,66 = 880 . 9,81 .
= 0,02 (0,04)
= 345,31 /

=..ℎ
= 880 . 9,81 .
(0,02)
=0 = 172,63 /

2. Pada 1500 rpm


 1 = 660 = 0,66 =..ℎ
==1 0,01
−0 = 880 . 9,81 . (0)
= 0,66 − 0,66 =0/

 2 = 670 = 0,67 =..ℎ


=2−0 = 880 . 9,81 .
(0,01)
 4 = 680 = 0,68 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 .
= 0,68 − 0,66 (0,02)
= 172,65 /
= 0,02
 5 = 680 = 0,68 =..ℎ
= 5− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,68 − 0,66 (0,02)
= 172,65 /
= 0,02
 6 = 640 = 0,64 =..ℎ
=6−0 = 880 . 9,81 . (0,02)
= 0,64 − 0,66 = −172,65 /
= −0,02
 7 = 600 = 0,6 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 .
= 0,6 − 0,66 (−0,06)
= −517,96 /
= −0,06
 8 = 510 = 0,51 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 .
= 0,51 − 0,66 (−0,15)
= −1294,92 /
= −0,15
 9 = 510 = 0,51 =..ℎ
=9−0 = 880 . 9,81 .
(−0,15)
= 0,51 − 0,66 = −1294,92 /
= −0,15
 10 = 700 = 0,7 =..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,7 − 0,66 (0,04)
= 345,31 /
= 0,04
 11 = 640 = 0,64 =..ℎ
= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,64 − 0,66 (0,02)
= −172,65 /
= −0,02
 12 = 600 = 0,6 =..ℎ
== 12 − 0
0.06 = 880 . 9,81 .
(−0,06)
= 0,6 − 0,66 = −517,96 /
= −0,06
 13 = 720 = 0,72 =..ℎ
= 0.08
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,72 − 0,66 (0,06)
= 517,96 /
 14 = 740 = 0,74 =..ℎ
= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
 16 = 710 = 0,71 =..ℎ
= 16 − 0 = 880 . 9,81 . (0,05)
= 0,71 − 0,66 = 431,64 /
= 0,05

3. Pada 2000 rpm


 1 = 670 = 0,67 =..ℎ
=1−0 = 880 . 9,81 .
= 0,67 − 0,66 (0,01)
= 86,32 /
= 0,01
 2 = 710 = 0,71 =..ℎ
=2−0 = 880 . 9,81 .
= 0,05 (0,05)
= 0,71 − 0,66 = 431,64 /

 3 = 650 = 0,65 =..ℎ


= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,01)
= 0,65 − 0,66 = −86,31 /
= −0,01
 4 = 700 = 0,7 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 .
= 0,7 − 0,66 (0,04)
= 345,31 /
= 0,04
 5 = 700 = 0,7 =..ℎ
= 5− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,7 − 0,66 (0,04)
= 345,31 /
= 0,04
 6 = 640 = 0,64 =..ℎ
= 6− 0 = 880 . 9,81 .
(0,02)
= 0,64 − 0,66 = −172,65 /
= −0,02
 7 = 580 = 0,58 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,66 (−0,08)
= −690,02 /
= −0,08
 8 = 550 = 0,55 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 .
= 0,55 − 0,66 (−0,11)
= −949,06 /
= −0,11
 9 = 550 = 0,55 =..ℎ
=9−0 = 880 . 9,81 .
(−0,11)
= 0,55 − 0,66 = −949,06 /
= 0,63 − 0,66 = −258,98 /
= −0,03
 12 = 560 = 0,56 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 . (−0,1)
= 0,56 − 0,66 = −863,28 /
= −0,1
 13 = 720 = 0,72 =..ℎ
= 13 − 0 = 880 . 9,81 . (0,06)
= 0,72 − 0,66 = 517,96 /
= 0.06
 14 = 760 = 0,76 =..ℎ
= 14 − 0 = 880 . 9,81 . (0,1)
= 0,76 − 0,66 = 863,28 /
= 0.1
 15 = 770 = 0,77 =..ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 . (0,11)
= 0,77 − 0,66 = 949,60 /
= 0.11
 16 = 740 = 0,74 =..ℎ
= 16 − 0 = 880 . 9,81 . (0,08)
= 0,74 − 0,66 = 690,62 /
= 0.08

4. Pada 2500 rpm


 1 = 680 = 0,68 =..ℎ
= 1− 0 = 880 . 9,81 . (0,02)
= 0,68 − 0,66 = 172,65 /
= 0,02

 2 = 740 = 0,74 =..ℎ


= 2− 0 = 880 . 9,81 . (0,08)
= 0,74 − 0,66 = 690,62 /
= 0.08
 3 = 700 = 0,7 =..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 . (0,04)
= 0,7 − 0,66 = 345,31 /
= 0,04
 4 = 730 = 0,73 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 . (0,07)
= 0,73 − 0,66 = 604,29 /
= 0,07
 5 = 730 = 0,73 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 . (0,07)
= 0,73 − 0,66 = 604,29 /
= 0,07
 6 = 640 = 0,64 =..ℎ
=6−0 = 880 . 9,81 . (−0,02)
= 0,64 − 0,66 = −172,65 /
= −0,02
 7 = 570 = 0,57 =..ℎ
= 7− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,57 − 0,66 (−0,09)
= −0,09 = −776,95 /
 8 = 520 = 0,52 =..ℎ
= 8− 0 = 880 . 9,81 .
(−0,14)
= 0,52 − 0,66 = −1208,59 /
= −0,14
 9 = 500 = 0,5 =..ℎ
= 9− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,5 − 0,66 (−0,16)
= −1381,24 /
= −0,16
 10 = 700 = 0,7 =..ℎ
== 10 − 0
0,04 = 880 . 9,81 .
= 0,7 − 0,66 (0,04)
= 345,31 /
 11 = 600 = 0,6 =..ℎ
= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,06)
= 0,6 − 0,66 = −517,96 /
= −0,06
 12 = 520 = 0,52 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,14)
= 0,52 − 0,66 = −1208,59 /
= −0,14
 13 = 730 = 0,73 =..ℎ
= 13 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,73 − 0,66 (0,07)
= 604,29 /
= 0,07
 14 = 780 = 0,78 =..ℎ
= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
(0,12)
= 0,78 − 0,66 = 1025,93 /
= 0,12
 15 = 800 = 0,8 =..ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,8 − 0,66 (0,14)
= 1208,59 /
5. Pada 3000 rpm
 = 670 = 0,67
1 =..ℎ
= 1−0 = 880 . 9,81 . (0,01)
= 0,67 − 0,66 = 86,32 /
= 0,01
 2 = 740 = 0,74 =..ℎ
=2−0 = 880 . 9,81 .
= 0,74 − 0,66 (0,08)
= 0.08 = 690,62 /
 3 = 720 = 0,72
=..ℎ
=3−0 = 880 . 9,81 .
= 0,72 − 0,66 (0,06)
= 517,96 /
= 0,06
 4 = 760 = 0,76 =..ℎ
=4−0 = 880 . 9,81 . (0,1)
= 0,76 − 0,66 = 863,28 /
= 0.1
 5 = 780 = 0,78 =..ℎ
=5−0 = 880 . 9,81 . (0,12)
= 0,78 − 0,66 = 1035,93 /
= 0.12
 6 = 640 = 0,64 =..ℎ
==6− 0
−0,02 = 880 . 9,81 .
= 0,64 − 0,66 (−0,02)
= −172,65 /
 7 = 550 = 0,55 =..ℎ
=7−0 = 880 . 9,81 .
(−0,11)
= 0,55 − 0,66 = −949,06 /
= −0,11
 8 = 480 = 0,48 =..ℎ
=8−0 = 880 . 9,81 .
(−0,18)
= 0,48 − 0,66 = −1553,90 /
= −0,18
 9 = 410 = 0,41 =..ℎ
= 9− 0 = 880 . 9,81 .
= 0,41 − 0,66 (−0,25)
= −2158,2 /
= −0,25
 10 = 690 = 0,69 =..ℎ
= 10 − 0 = 880 . 9,81 .
(−0,02)
= 0,69 − 0,66 = −172,05 /
= −0,02
 11 = 580 = 0,58 =..ℎ
= 11 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,58 − 0,66 (−0,08)
= −690,02 /
= −0,08
 12 = 460 = 0,46 =..ℎ
= 12 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,46 − 0,66 (−0,2)
= −172,05 /
= 14 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,81 − 0,66 (0,15)
= 0.15 = 1244,92 /
 15 = 840 = 0,84 =.. ℎ
= 15 − 0 = 880 . 9,81 .
= 0,84 − 0,66 (0,18)
= 1553,90 /
= 0.18
 16 = 800 = 0,8 =..ℎ
= 16 − 0 = 880 . 9,81 .
(0,14)
= 0,8 − 0,66 = 1208,59 /
4.2 Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 4.1 Putaran Searah Jarum Jam (Forward)

−1 −2 −3 −4 −5 −6 −7 −8 −9 −10 −11 −12 −13 −14 −15 −16


1000 −258,98 −258,98 −172,66 −172,66 −345,31 517,96 949,60 1208,59 1,381 863,28 431,64 1035,93 −1467,57 −1553,90 −1208,59 −604,29
1500 −172,65 −86,32 −86,32 −86,32 −172,65 690,62 1035,9 1294,93 1035,93 −1035,9 431,64 1035,93 1035,93 1035,93 −113,12 −517,96
2000 −86,32 86,32 86,32 172,65 86,32 776,95 1122,2 1208,59 1381,24 −1208,5 250,98 776,95 −1640,23 −1553,90 −863,28 −172,05
2500 172,65 690,62 690,62 863,28 0 1294,9 1208,5 1035,93 1294,93 −1467,5 395,31 604,2 −1899,21 −1726,56 0 863,28
3000 604,2 1294,93 1208,59 1899,21 1381,24 86,32 1467,5 1208,59 1467,57 −1812,8 431,64 690,62 −2071,87 −1640,23 0 867,28

Tabel 4.2 Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse)

−1 −2 −3 −4 −5 −6 −7 −8 −9 −10 −11 −12 −13 −14 −15 −16



1000 0 0 86,32 86,32 86,32 −172,05 −258,98 −345,31 −345,31 −172,056 −86,31 345,31 431,64 345,31 172,63
250,98
1500 0 86,32 86,32 172,65 172,65 −172,65 −517,96 −1294,9 −1294,9 345,31 −172,65 −517,96 517,96 690,62 690,62 431,64
2000 86,32 431,64 −86,31 345,31 345,31 −172,65 −690,02 −949,06 −949,06 −172,05 −258,98 −863,28 517,96 863,28 949,60 690,62
2500 172,65 690,62 345,31 604,29 604,29 −172,65 −776,95 −1208,5 −1381,2 345,31 −517,96 −1208,5 604,29 1025,93 1208,59 517,96
3000 86,32 690,62 517,96 863,28 1035,93 −172,65 −949,06 −1553,9 −2158,2 −172,05 −690,02 −172,05 690,62 1244,92 1553,9 1208,59

23
4.3 Grafik Hasil Perhitungan
Grafik 4.1 Putaran Searah Jarum Jam (Forward)

Putaran Searah Jarum Jam (Forward)


1000 1500 2000 2500 3000

Y- Y-1
Y-15 163000 Y-2
2000
Y-14Y-3 1000

Y-13 Y-4

Y-12 Y-5

Y-11 Y-6
Y-10Y-7
Y-9Y-8

Grafik 4.2 Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse)

Putaran Berlawanan Jarum


Jam
1000 (Reverse)
1500 2000 2500 3000

Y- Y-1
Y-15 163000 Y-2
2000
Y-14Y-3 1000
-1000
-2000
Y-13 Y-4
-3000

Y-12 Y-5

Y-11 Y-6
Y-10Y-7
Y-9Y-8

2
4
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Bantalan umumnya berkeja dengan gaya reaksi, apabila gaya reaksi
ini mungarah tegak lurus dengan garis sumbu polos maka
 Bantalan merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menopang
elemen mesin lainya yang sedang bergerak

5.2 Saran
Laporan ini dibuat dikala pandemic melanda (virus covid-19) sehingga
kami tidak bisa melakukan praktek, diharapkan ada kebijakan dari laboraorium
fenomena dasar mesin agar nanti bila keadaan kembali normal kita bisa
melakukan prakter tanpa endtri krs lagi.
Daftar Pustaka
Anton L Hartawan, ‘’Minyak pelumas, Pengetahuan Dasar dan Penggunaan’’ PT.
Gramedia Jakarta.

Gandhi Haratap, 1994. ‘’Perencanaan Teknik Mesin’’. Erlangga, Jakarta

Lembaran produksi pelumasan Pertamina, 1994

Sularso, Kiyokatsu Suga, 1994, ‘’Dasar Perencanaan dan Pemeliharaan Elemen


Mesin’’ PT Pradnya Paramita, Jakarta

Ir. Jack Stolk, Ir.C kros, 1993. ‘’Elemen Mesin’’. Erlangga, Jakarta

Modul laporan fenomena dasar mesin

https://id.scribd.com/document/440802031/267030516-bantalan-luncur-pdf

http://erulmesin09.blogspot.com/2012/11/bantalan-luncur.html
LAMPIRAN

Soal No 1

1. Apa fungsi pelumasan?


2. Pada uji eksperimental bantalan luncur terpasang instrument yang disebut
inventer, apa fungsi instrument tersebut.
3. Massa jenis minyak pelumas 0,893 kg/dm4, tinggi pengukuran 690 mm,
hitung berapa tekanan minyak pelumas.
Jawab :

1. Fungsi pelumasan :

 Mengendalikan Gesekan
 Mengendalikan Suhu
 Mengendalikan Korosi
 Mengendalikan Keausan
 Mengisolasi Listrik
 Meredam Kejutan
 Pembersih Kotoran
 Memindahkan Tenaga
 Membentuk Sekat

2.Inverter berfungsi sebagai converter daya listrik yang mampu mengonversikan


arus searah atau DC (Direct Current) menjadi arus bolak-balik atau AC
(Alternating Current), atau juga sebaliknya dengan efektivitas yang sama.

3. Diketahui :
kg
∶ 0,893
d N3 = 0,0893 /2
= 690 = 0,69
= 9,81
Ditanya P ?
Jawab : = . . ℎ
= 0,0893 . 9,81 . 0,69
= 0,60446 (N/m2)
Lembar Uji Eksperimental Bantalan Luncur
1. Putaran : Searah Jarum Jam (Forward)

−1 −2 −3 −4 −5 −6 −7 −8 −9 −10 −11 −12 −13 −14 −15 −16


1000 570 570 580 580 560 660 710 740 760 500 650 720 430 420 460 530
1500 580 590 590 590 580 680 720 750 780 480 650 720 420 420 470 540
2000 540 610 610 620 610 690 730 740 760 460 630 690 410 420 500 580
2500 620 680 680 700 600 750 740 720 750 430 640 670 380 400 550 690
3000 670 750 740 820 610 610 770 740 770 390 650 680 360 410 600 700

Ket:

P = Tekanan Pengukuran N/m

= Massa Jenis 880 kg/m3


g = Percepatan Gravitasi m/det3
Y-n = Tinggi Pengukuran
3
mm
rpm : n/60
=...................kg/m
Y0 = 600 mm

g = 9,81 m/det3

Kelompok : 22

2
8
2. Putaran Berlawanan Jarum Jam (Reverse)

−1 −2 −3 −4 −5 −6 −7 −8 −9 −10 −11 −12 −13 −14 −15 −16


1000 660 660 670 670 670 640 630 620 620 690 650 630 700 710 700 700
1500 660 570 670 680 680 640 600 510 510 700 640 600 720 740 740 710
2000 670 710 650 700 700 640 540 550 550 690 630 560 720 760 770 740
2500 680 740 700 730 730 640 570 520 500 700 600 520 730 780 800 720
3000 670 740 720 760 780 640 550 480 410 690 580 460 740 810 840 840

Ket :
Y0 = 660 MM

Kelompok :22
No Nama No. Mhs
1. Aditya Yuda Febriano 151031124

Anda mungkin juga menyukai