Anda di halaman 1dari 1

Teori Tentang Berpikir Kreatif

Perspektif supranatural adalah pandangan tradisional tentang brepikir kreatif. Di dalam perspektif
ini, orang yang kreatif dilahirkan dan tidak dibuat kreatif melalui pelatihan. Perspektif rasionalisme
meghadirkan proses kreatif dalam hal konsekuensi-konsekuensi alami yang dihasilkan dari
penerapan prinsip-prinsip universal. Pandangan ini menyatakan bahwa semua kegiatan dari dunia
kita saling melengkapi satu sama lainnya. Perspektif developmental menghadirkan sebuah
pandangan yang menyeluruh tentang bagaimana berpikir kreatif berkembang saat individu tumbuh
menjadi dewasa.

Pengertian Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif terdiri dari dua suku kata yaitu berpikir dan kreatif, berpikir itu sendiri
merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu
masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat bermacam-macam cara berpikir antara lain
berpikir vertikal, lateral, kritis analitis, kreatif, dan strategis. Menurut Harriman, berpikir kreatif
adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga
diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau
gagasan yang baru oleh arena itu berpikir kreatif termasuk kedalam ranah kognitif.Beberapa
keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan
berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan
analisis. Kurikulum 2006 yang dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memasukkan
keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai anak disamping materi isi yang merupakan
pemahaman konsep.

Manurut Silver 1997 (Oga, 2013: 11) menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kratif anak-anak dan
orang dewasa sering digunakan “The Torance Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen
kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (Fluency), fleksibilitas dan
kebaruan (Novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon
sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon
perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Gagasan ketiga
aspek berpikir kreatif tersebut diadaptasi oleh beberapa ahli dalam matematik.

Indikator penilaiaan kemampuan berpikir kreatif siswa (kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan)
menggunakan pengajuan masalah dan pemecahan masalah. Berdasarkan indikator tersebut,
penulias bermaksud untuk menghadirkan sebuah soal yang mengembangkan pemecahan masalah
didalam soalnya.

Kriteria-kriteria berpikir kreatif berhubungan dengan pemecahan masalah yaitu kefasiahan,


fleksibilitas dan kebaruan dimana dalam kefasihan mengacu kepada terdapat banyak ide-ide yang
diberikan siswa pada satu masalah dengan maksud yang sama. Fleksibilitas mengacu pada
penyelesaiaan masalah yang berbeda terkait dengan kemampuan siswa sendiri. Sedangkan kebaruan
adalah kemampuan siswa untuk menghadirkan permasalahan dengan pemecahan masalah yang
berbeda

Anda mungkin juga menyukai