Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pada  musim kemarau, produksi hijauan sangat rendah dan ternak kekurangan pakan.
Disamping itu kepemilikan lahan petani sangat terbatas dan umumnya dimanfaatkan bagi
tanaman pangan, sehingga budidaya untuk tanaman pakan hanya dapat dilakukan sebagai
tanaman sela dengan hasil terbatas. Dengan meningkatnya skala usaha, keterbatasan ketersediaan
hijauan terutama pada musim kemarau sangat berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas
ternak karena kekurangan pakan. Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan tersebut, perlu
dicarikan pakan alternatif sebagai pengganti hijauan. Pemanfaatan limbah pertanian dengan
menggunakan bioteknologi dapat kita terapkan dalam menunjang kebutuhan pakan harian ternak.
Limbah pertanian yang dapat kita manfaatkan dengan menerapkan bioteknologi sebagai pakan
ternak yaitu jerami padi karena ketersediannya yang sangat melimpah serta kurangnya
pengelolaan limbah jerami padi tersebut, maka kita dapat memanfaatkanya menjadi bahan pakan
ternak fermentasi dengan memanfaatkan bioteknologi. Penggunaan limbah sebagai pakan
umumnya dilakukan oleh peternak yang memiliki lahan dan mengusahakan (menanam) komoditi
tanaman pangan. Jenis limbah yang digunakan adalah jerami padi 62.5% , jerami jagung 12.5%,
jerami padi + jerami jagung 12.5% dan jerami padi + jerami jagung + jerami ubi kayu + jerami
ubi jalar 12.5%. Produksi limbah pertanian terbesar adalah jerami padi 85.81%, jerami jagung
5.84%, jerami kacang tanah 2.84%, jerami kedelai 2.54%, pucuk ubi kayu 2.29% dan jerami ubi
jalar 0.68% (Febrina, D. 2008).
Jerami padi merupakan salah satu alternatif yang memiliki potensi menjadi pakan ternak
pada kondisi tertentu. Potensi jerami padi tersebut ditunjukan oleh ketersediaanya yang
melimpah dan sebagian cendrung tidak termanfaatkan. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan
baru mencapai 31-39%, selainya untuk dibakar atau dikembalikan ketanah 36-62%, serta untuk
industri 7-16%. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan karena selalu dibakar setelah proses pemanenan. Produksi
jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen, atau 4-
5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan.
Oleh karena itu, jerami padi sangat penting artinya untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak
ruminansia khusususnya sapi potong, kambing dan domba. Pemanfaatan jerami sebagai pakan
ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para peternak sulit untuk
memperoleh hijauan berkualitas tinggi (Yanuartono, dkk. 2017). Kualitas jerami padi dapat
ditingkatkan baik secara kimia maupun biologi. Peningkatan jerami padi melalui biologi adalah
melalui fermentasi.
Fermentasi pada jerami dalam meningkatkan nutrisi dapat dilakukan dengan menggunakan
urea dan probiotik. Pemberian jerami padi sebagai pakan tunggal tidak akan pernah mampu
menyediakan nutrien yang cukup bagi kebutuhan ruminansia. Pada dasarnya, kunci untuk
meningkatkan nilai nutrien pada limbah tanaman seperti jerami padi adalah mengatasi hambatan
utama pada proses fermentasi oleh mikroba rumen (Yanuartono, dkk. 2019). Probiotik adalah
campuran berbagai mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat
jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu fermentasi adalah suhu. Pada suhu yang tepat mikroorganisme akan tetap
tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu, fermentasi jerami dapat dilakukan dengan
baik dalam kondisi aerob maupun anaerob dan didiminasi oleh bakteri asam laktat yang bersifat
fakultatif anaerob.  Cara  yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi
adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik,
lignolitik, selulitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (starbio, starbioplus,
probion). Hal tersebut akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi yang
dipelihara serta pemanfaatan limbah jerami padi sebagai bahan pakan ternak merupakan suatu
program dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Penggunaan bioteknologi pemanfaatan
limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan ternak harapanya dapat mengatasi permasalah
ketersediaan pakan segar di Indonesia karena semakin sempitnya lahan hijauan serta juga dapat
mengatasi ketersediaan pakan di musim kemarau karena melalui proses fermentasi ini daya
simpan pakan menjadi lebih lama.

Daftar Pustaka:
Febrina, D. dan Mairika L. 2008. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia
pada Peternak Rakyat 01 Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Inoragiri Hulu. Jurnal
Peternakan. 5(1): 28 – 37.

Yanuartono, Hary P., Soedarmanto I., dan Alfarisa N. 2017. Potensi Jerami Sebagai Pakan
Ternak Ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 27(1): 40 – 62.

Yanuartono, S. Indarjulianto, H. Purnamaningsih, A. Nururrozi, dan S. Raharjo. 2019.


Fermentasi: Metode untuk Meningkatkan Nilai Nutrisi Jerami Padi. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia 14 (1) : 49-60.

Anda mungkin juga menyukai