Anda di halaman 1dari 5

KASUS PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1. Tidak membayar pajak

Seperti halnya negara demokrasi yang menyebutkan bahwa pemerintahan dari, oleh dan untuk
rakyat, begitu pula dengan pajak. Bisa dikatakan bahwa pajak berasal dari, oleh dan untuk rakyat sendiri.
Maksud dari hal tersebut yaitu penghasilan atau anggaran dana suatu negara berasal dari rakyat yang
dilakukan melalui pemungutan pajak atau berasal dari kekayaan alam yang terdapat dalam negara tersebut
yang harus dibayar oleh rakyat atau bisa juga disebut sebagai peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara yang digunakan untuk membiayai kepentingan pemerintah dan kesejahteraan rakyat
umum.
Di Indonesia pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh setiap warga negara yang
telah memenuhi syarat subjektif dan objektif untuk membayar pajak. Kewajiban membayar pajak sendiri
tercantum dalam pasal 23 A UUD 1945 yang berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Selain itu di Indonesia pajak memiliki posisi
yang paling penting, selain untuk membiayai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, pajak
merupakan penopang terbesar APBN di negara Indonesia. Dalam postur APBN 2018, pendapatan negara
di proyeksikan sebesar 1.894,7 triliun rupiah dengan rincian penerimaan dari pajak sebesar 1.618,1 triliun
rupiah, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 275,4 triliun rupiah, dan hibah sebesar 1,2
tririlun rupiah. (Wikipedia.com).
Seperti sebuah slogan yang mengatakan bahwa “Warga bijak taat bayar pajak”. Ini adalah sebuah
slogan yang seringkali terdengar di kalangan masyarakat umum, dimana slogan ini selalu dikampanyekan
secara masif oleh pemerintah baik melalui media cetak maupun media elektronik. Tujuannya yaitu agar
masyarakat bisa taat membayar pajak, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan keuangan
negara selain dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah baik dalam maupun luar negeri
yang digunakan untuk membiayai pembangunan.
Upaya pemerintah yang mendorong masyarakat untuk membayar pajak dengan menekankan
bahwa tanpa pajak, pembangunan tidak akan berjalan, dan jika pembangunan tidak berjalan maka
pemerintah tentu tidak bisa mensejahterakan rakyat justru tidak berbanding lurus dengan fakta yang ada.
Jadi dengan tidak membayar pajak maka pembangunan di Indonesia tidak akan berjalan dengan baik.
Apalagi, di Indonesia pembangunannya masih sangat minim dibandingkan dengan negara lain.

2. Tidak mentaati peraturan lalu lintas

Pelanggaran lalu lintas adalah salah satu problema yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
Bentuknya bisa beraneka ragam. Mulai dari menerobos lampu merah, tidak membawa surat-surat penting
saat berkendara, sampai berkendara di jalur yang tidak semestinya.
Pelanggaran lalu lintas menyebabkan berbagai macam dampak negatif. Salah satunya yang paling
terjadinya adalah kecelakaan lalu lintas.
Mengetahui seluk beluk pelanggaran lalu lintas kini menjadi hal yang wajib dilakukan. Apalagi,
jika Sahabat adalah orang yang sering melintasi lalu lintas dan tinggal di kota besar.
Untungnya, artikel ini bisa membantu Sahabat dengan sejumlah bahasan pelanggaran lalu lintas. Mulai
dari pengertian hingga dendanya. Adapun sejumlah bahasan itu bisa disimak sebagai berikut ini!
1. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas
Secara sederhana, pelanggaran lalu lintas bisa didefinisikan sebagai pelanggaran atas aturan yang berlaku
di lalu lintas, khususnya jalan raya. Dalam ranah hukum, pelanggaran lalu lintas termasuk bagian hukum
pidana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992.
Seperti halnya pelanggar hukum pidana umumnya, orang yang menjadi pelanggar lalu lintas juga akan
mendapatkan hukuman langsung dari pihak aparat. Dalam konteks pelanggaran lalu lintas, aparat yang
dimaksud tak lain adalah polisi.
2. Jenis Pelanggaran Lalu Lintas yang Kerap Terjadi
Pelanggaran lalu lintas tak memiliki satu bentuk atau jenis. Ada banyak sekali jenis dari tindakan kriminal
satu ini. Adapun beberapa di antaranya yang kerap kali terjadi adalah:
 Mengendarai Kendaraan di Atas Trotoar
Kalau Sahabat tinggal di Jakarta, jenis pelanggaran lalu lintas satu ini sering terjadi. Orang yang
melakukan pelanggaran lalu lintas ini biasanya adalah pengendara motor yang tidak sabar, serta ingin
segera menerobos kemacetan ibu kota. Sanksi bagi orang yang melakukan pelanggaran ini adalah Rp 500
ribu atau penjara maksimal dua bulan lamanya.
 Pengendara Motor yang Tidak Memakai Helm
Helm adalah benda wajib yang harus dipakai pengendara motor. Selain untuk menaati peraturan
pemerintah, memakai helm juga merupakan bentuk perlindungan diri si pengendara motor.
Namun, nyatanya seringkali banyak yang abai soal itu. Banyak sekali orang yang dengan santainya
mengendarai motor tanpa memakai helm. Kalaupun pakai, helmnya cenderung helm non-SNI atau tidak
sesuai standar. Denda Rp 250 ribu atau penjara selama 1 bulan adalah hukuman yang akan mengenai
orang yang melakukan pelanggaran lalu lintas ini.
 Memakai Ponsel Saat Berkendara
Selain bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas, memakai ponsel saat berkendara juga termasuk
pelanggaran terhadap aturan lalu lintas. Denda Rp 750 ribu dan/atau penjara selama tiga bulan adalah
hukumannya.
Untuk menghindari hukuman tersebut, alangkah lebih baik untuk tidak memakai ponsel selama
berkendara. Kalaupun harus memakai ponsel untuk kepentingan komunikasi, Sahabat bisa meminggirkan
kendaraan Sahabat terlebih dahulu.
 Tidak Menyalakan Lampu Utama Saat Berkendara di Waktu Malam
Demi keselamatan pengendara di waktu malam, pengendara wajib menyalakan lampu utama pada
kendaraan mereka. Namun, nyatanya, banyak sekali yang tidak melakukannya. Entah karena lupa ataupun
sengaja. Denda Rp 250 ribu dan/atau penjara satu bulan lamanya adalah hukuman untuk pelanggaran lalu
lintas ini.

3.  Merusak fasilitas umum

Kemerdekaan berpendapat di muka umum juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun


1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (“UU 9/1998”). Unjuk rasa atau
demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan
lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.
Pasal 23 huruf e Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum (“Perkapolri
7/2012”) kemudian menyatakan bahwa kegiatan penyampaian pendapat di muka umum dinyatakan
sebagai bentuk pelanggaran apabila berlangsung anarkis, yang disertai dengan tindak pidana atau
kejahatan terhadap ketertiban umum, kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau
barang, dan kejahatan terhadap penguasa umum. 
Sedangkan anarkis yang dimaksud dalam Perkapolri 7/2012 adalah tindakan yang dilakukan
dengan sengaja atau terang-terangan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertentangan dengan
norma hukum yang mengakibatkan kekacauan, membahayakan keamanan umum, mengancam
keselamatan barang dan/atau jiwa, kerusakan fasilitas umum, atau hak milik orang lain.
 Sanksi Pidana
Pasal 16 UU 9/1998 menyebutkan pelaku atau peserta pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum
yang melakukan perbuatan melanggar hukum, dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Membuang sampah sembarangan

Dalam skala besar, polusi lingkungan dan lautan adalah akibat utama dari kebiasaan buang
sampah sembarangan. Sampah-sampah tersebut bisa menumpuk di saluran air maupun sungai dan
berujung mengotori laut. Jutaan ton sampah yang mengambang di lautan saat ini telah mengancam
keselamatan biota laut, termasuk berbagai jenis ikan yang menjadi sumber pangan manusia. 
Tidak hanya mengotori lingkungan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan juga akan membuat
Anda dan keluarga lebih rentan terkena berbagai penyakit. Demam berdarah, hepatitis A, hingga cacingan
hanyalah beberapa contoh penyakit yang bisa timbul sebagai dampak membuang sampah sembarangan.
 Jenis penyakit yang mungkin muncul akibat buang sampah sembarangan
Ada banyak penyakit yang bisa timbul akibat kebiasaan banyak orang membuang sampah sembarangan,
di antaranya:
 Tetanus
 Hepatitis A
 Cacingan
 Demam berdarah
 Keracunan makanan
 Infeksi kulit
 Trachoma
 Infeksi salmonella
 Shigellosis
 Gastroenteritis

Penyakit seperti hepatitis A dan demam berdarah adalah penyakit yang mudah menular. Jika satu
orang terkena, risiko orang lain yang tinggal satu lingkungan dengan penderita tertular akan naik.Bahkan,
wabah hepatitis A sempat terjadi di Depok (Jawa Barat) dan Pacitan (Jawa Timur) dan menginfeksi
ratusan orang hanya gara-gara satu orang yang kurang bisa menjaga kebersihan lingkungan.
 Penyebaran wabah menjadi dampak lain dari kebiasaan membuang sampah sembarangan
Sampah yang dihasilkan dari rumah atau individu umumnya bisa dibagi menjadi sampah organik
dan anorganik.Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai dan berasal dari bahan-bahan yang bisa
membusuk, seperti sisa makanan, kulit buah, dan batang sayur-sayuran. Sementara itu, sampah anorganik
adalah sampah yang tidak dapat terurai tetapi umumnya bisa didaur ulang, seperti yang terbuat dari
plastik dan kaleng.Akibat buang sampah organik dan anorganik sembarangan, bakteri dan parasit bisa
tumbuh subur. Sampah-sampah ini juga akan mengundang berbagai binatang yang bisa menjadi vektor
atau pembawa penyakit, seperti tikus, kecoa, dan nyamuk.Sampah bisa menyebabkan penyakit pada
manusia melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
1. Penularan langsung
Apabila sampah dibuang di sembarang tempat, akan ada kemungkinan orang lain menyentuhnya, baik
secara sengaja maupun tidak. Saat ada anggota badan yang bersentuhan dengan sampah itulah bakteri
atau kuman dan parasit akan berpindah ke tubuh, sehingga menyebabkan berbagai penyakit.Dampak
embuang sampah sembarangan, terutama yang tajam seperti kaleng dan kaca juga akan meningkatkan
risiko sampah tidak sengaja terinjak atau menyebabkan orang lain terluka. Saat kulit terluka, maka bakteri
akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.
2. Penularan penyakit secara tidak langsung
Penularan penyakit secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor atau hewan pembawa penyakit,
seperti:
 Tikus
 Lalat
 Kecoa
 Nyamuk
Hewan-hewan ini bisa menjadi kendaraan untuk bakteri, virus, cacing, dan berbagai penyebab penyakit
lainnya untuk masuk ke tubuh. Seperti pada lalat yang bisa membawa bakteri ke makanan yang kita
konsumsi, atau nyamuk yang bisa membawa virus dengue dan menularkannya dari satu orang ke orang
lain.

5.  Tidak Taat Hukum

Pelanggaran hukum adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan aturan
yang telah ditetapkan oleh sebuah Negara atau pemerintah, atasan dsb. Yang apabila
melanggar akan diberi sanksi atau hukuman ringan maupun berat lainnya. Hukum dan
peraturan dibuat untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan kita bersama. Setiap orang
diharapkan mematuhi hukum dan peraturan tersebut agar keadilan tetap terjaga. Namun,
ada-ada saja alasan manusia untuk tidak menaati hukum dan peraturan seperti pada ciri
ciri masyarakat hukum adat .

6. Melanggar HAM
Melanggar hak asasi manusia lain pada pasal 28j ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia”. Namun tidak semua orang dapat
mematuhi aturan tersebut. Nyatanya masih banyak orang yang melanggar hak asasi
manusia lain contohnya membunuh, melukai, mencemarkan nama baik dan masih banyak
lagi. Oleh karena itu agar tercipta suasana yang kondusif, seharusnya setiap warga negara
wajib menghormati dan menghargai hak asasi manusia lain. Salah satu contoh
pelanggaran hak asasi manusia adalah membunuh orang lain, ini pelanggaran terhadap
hak hidup seperti pada

Anda mungkin juga menyukai