Anda di halaman 1dari 3

Anak bangsa kampus STAI..

Sabtu, 11 september 2021

Makalah sejarah penghimpunan dan pembinaan hadis

SEJARAH PENGHIMPUNAN DAN PEMBINAAN HADIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hadis juga di sebut sebagai sunnah karna segala sesuatu yang di sadarkan kepada baginda
nabi baik perkataan, perbuatan dan taqrir nabi Muhammad SAW.hadis perupakan bagian dari islam
dan juga bagian sumber hukum dari ajaran islam, sebagaimana yang kita ketahui adalah dasar
pengambilan hukum dalam islam adalah al qur’an, hadis, ijma’ dan qiyas, kendatinya hadis tidak akan
pernah terpisahkan dari islam.
Walaupun demikian, keberadaan hadis dalam kodifikasinya sangat berbeda dengan alquran,
yang mana alquran mendapatkan perhatian khusus dari baginda rosulullullah SAW maupun dari
sahabat. Adapun upaya kodifikasi hadis secara resmi baru di lakukan di masa khilafa umar bin abdul
aziz dan bani umayyah yang memerintah di tahun 99 sampai tahun 101 H. waktunya sangat relative
jauh dengan semasa hidup baginda rosulullah SAW. Nabi wafat di tahun 11 H.

Adapun tujuan kita berbicara tentang sejarah penghimpunan dan pembinaan hadis agar kita
bias melihat dan mengetahi sejaran dan fakta yang terjadi di masa rosulullah SAW.

1.2 RUMUS MASALAH


1. bagaimana pembinaan dan penghimpunan hadis dari abad 1,2 sampai sekarang?
BAB II
PEMBAHASAN

1. hadis pada masa rosulullah SAW


Kalau kita membicarakan hadis di masa rosulullah masih hidup , secara langsung kita akan
membahas kepribadian rosulullah, karan seluruh aspek kehidupan nabi adalah hadis.

Rosulullah menyampaikan ajaran islam kepada umut manusia selama 23 tahun, yang mana
kita ketahui nabi berdakwah 13 tahun di kota mekah dan 10 tahun di kota madinah, dengan keadaan
seperti ini membuat para sahabat lebih serius lagi mempelajari dan memahami apa yang di ucapkan
nabi Muhammad SAW.

Wahyu yang di turunkan allah SWT kepada rosulullah SAW yang di sampaikan kepada
para sahabat yang berupa: perkataan (qouli) nabi perbuatan (fi’li) nabi penetapan ( taqriri) nabi.
Sehingga apa yang di dengar, apa yang di lihat, apa yang sudah menjadi ketetapan nabi akan menjadi
panutan para sahabat. Karna Cuma nabi yang satu satunya menjadi pedoman . karna nabi muhammad
adalah nabi dan rosul yang mempunyai kelbihan dari manusia umumnya.

Hadis di mulai masa hidup nabi Muhammad SAW masih hidup , akan tetapi ada 4 periode
pengumpulan hadis semenjak rosulullah SAW wafat.

Periode Pertama
Periode pertama berlangsung selama rentang hidup Nabi Muhammad SAW hingga sepanjang abad
pertama Hijriah. Pada masa ini, Rasulullah hidup, bergaul dan berbicara dengan masyarakat dan para
sahabat, baik di masjid, rumah, pasar, maupun saat berjumpa dengan musafir. Apa yang disampaikan
oleh Nabi SAW senantiasaa diperhatikan secara saksama oleh para sahabat yang menjadi periwayat
hadis kendati masih berupa hafalan. Beberapa penghafal hadis terkenal pada periode ini adalah Abu
Hurairah, Abdullah bin ‘Abbas, Aisyah ash-Shiddiqah, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, Anas
bin Malik, dan lain-lain.

Periode Kedua
Periode ini dimulai sekitar pertengahan abad kedua Hijriah. Selama periode ini, sejumlah besar tabi’in
menghimpun karya mereka dalam bentuk buku. Beberapa penghimpun hadis pada periode ini adalah
Muhammad bin Syihab az-Zuhri (ia dianggap sebagai ulama hadis terbesar di zamannya), Abdul
Malik bin Juraij, Mu’ammar bin Rasyid, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Hammad bin Salamah,
Abdullah bin al- Mubarak, dan Malik bin Anas (w. 179 H). Di antara karya tulis pada periode ini
adalah Al- Muwaththa’ karya Imam Malik.

Periode Ketiga
Dimulai pada abad ke-2 H hingga akhir abad ke-4 H, ketika hadis-hadis Nabi, atsar sahabat, dan
aqwal (ucapan) tabi’in dikategorisasikan, dipisahkan, dan dibedakan. Selain itu, riwayat-riwayat yang
maqbulah (diterima) dihimpun secara terpisah dan buku-buku dari periode kedua diperiksa kembali
untuk diautentifikasi.

Pada periode ini pula, hadis-hadis dipelihara dan dijaga. Hal itu diwujudkan para ulama dengan
memformulasikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hadis (lebih dari 100 ilmu) hingga menghasilkan
ribuan buku mengenai hadis. Salah satu penyusun hadis yang berasal dari periode ini adalah Imam
Ahmad bin Hanbal (164-241 H). Ia menyusun kitab Musnad Ahmad yang berisi 30 ribu hadis dalam
24 juz.
Periode Keempat
Periode ini dimulai pada abad kelima hingga hari ini. Karya-karya yang dihasilkan dalam periode ini,
antara lain penjelasan (syarh), catatan kaki (hasyiah), dan penerjemahan buku-buku hadis ke dalam
berbagai bahasa. Pada periode ini pula, para ulama menyusun kitab hadis dengan mencuplik dari
kitab-kitab yang pernah ditulis dan disusun pada abad ketiga.
Ulama hadis selanjutnya lalu menyusun syarh atau penjelasan dari buku-buku penjelasan hadis di
atas. Misalnya, Muhammad Ismail ash- Shon’ani (wafat 1182 H) menulis kitab Subulus Salam Syarh
Bulughul Maram yang berisi penjelasan kitab karya Ibnu Hajar al-Asqolani itu, atau Nailul Awthar
karya Qadhi asy-Syaukani yang memuat penjelasan dari kitab Muntaqa al-Akhbar.

Anda mungkin juga menyukai