Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Reformasi Gereja Masa Kini

Rika Tangdo

Institut Agama Kristen Negeri Toraja

rikatangdo@gmail.com

Abstrak

Pengertian gereja sendiri berasal dari bahasa latin Yunani Ekklesei yang berarti
memanggil keluar. Gereja sendiri bukanlah gedungnya ataupun tempat beribadahnya,
melainkan yang paling utama gereja adalah orangnya yang percaya akan kristus, yang
dipanggil dan dikuduskan Oleh Allah. Gereja adalah seluruhnya sebagai tempat
terjadinya iman pada masa kini, yang berarti penirmaan akan sabda Allah oleh gereja,
yang biasa terjadi dalam iman kepercayaan seseorang, tidak bersifat pasif melainkan
kreatif. Untuk mereformasi gereja masa kini yang kita perlu tahu bahwa gereja harus
memahami benar mengenai gereja yag berpusat pada orang, gereja juga harus
memahami cara membangun gereja yang berpusat pada orangnya, gereja harus
memikirkan proses perubahan secara bijaksana, dan gereja harus mengadakan
reformasi tanpa ragu.

Kata Kunci : Pengembangan, Reformasi, Gereja Masa kini


Pendahuluan

Kata pengembangan adalah suatu pembangunan yang dilakukan secara bertahap


yang teratur, dan menjurus kesasaran yang dikehendaki. Tetapi yang dimaksud disini
mengenai pengembangan adalah pengembangan secara rohani bagi jemaat. Sedangkan
reformasi secera umum adalah suatu perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada.
Istilah reformasi sebenarnya tidak hanya menunjuk pada gerakan reformasi yang
kemudian melahirkan Gereja-gereja protestan pada abad ke-16 1

Jadi pengembangan reformasi gereja masa kini adalah suatu pembangunan yang
dilakukan secara bertahap dan suatu perubahan sistem gereja. Pengertian gereja
sendiri berasal dari bahasa latin Yunani Ekklesei yang berarti memanggil keluar. Gereja
sendiri bukanlah gedungnya ataupun tempat beribadahnya, melainkan yang paling
utama gereja adalah orangnya yang percaya akan kristus, yang dipanggil dan
dikuduskan Oleh Allah2. Dalam pengembangan Reformasi gereja masa kini, tentunya
tidak terlepas dari manusia itu sendiri, karena gereja akan mengalami pengembangan
reformasi dengan bantuan dari manusia. Dalam hal ini kita tahu bahwa Gereja adalah
perkumpulan umat manusia yang percaya kepada Yesus Kristus. Jadi wujud gereja
sendiri itu adalah persekutuan dengan Kristus dan Persekutuan dengan orang lain 3.

Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dari penulisan ini yaitu agar para pembaca dapat mengetahui akan
perkembangan reformasi gereja masa kini. Sehingga setiap jemaat gereja tidak
ketinggalan akan perkembangan yang ada. Baik dari perkembangan rohani maupun
dari perkembangan Modernisasi.

Pembahasan

Geraja yang berada didunia tentu akan menghadapi berbagai tantangan bahkan
perkembangan. Tetapi perkembangan itu dapat menjadi pendorong postif bagi

1
Emanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja (Yogyakarta: PT Kanisius, 2013), 13
2
Jonar T.H. Situmorong, M.A., Eklesiologi (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016), 8
3
Dr. H. Berkhof dan Dr. I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009)
perkembangan gereja. Kita bisa mengambil contoh perkembangan teknologi, informasi
dan komunikasi yang cukup pesat ini telah menyumbangkan banyak hal dalam
pelayanan gereja. Contohnya pengejaran gereja dapat melalui TV atau radio dengan
adanya alat ini maka seluruh pelosok tempat dapat mempelajari ajaran gereja. Dalam
menyikapi berbagai perkembangan yang ada di dalam masyarakat, tentunya gereja
masa kini dituntut untuk membaruhi diri dalam memenuhi kebutuhan anggotanya 4.
Maka dari itu Dalam pengembangan Reformasi gereja masa kini, tentunya tidak terlepas
dari manusia itu sendiri, karena gereja akan mengalami pengembangan reformasi
dengan bantuan dari manusia. Dalam hal ini kita tahu bahwa Gereja adalah
perkumpulan umat manusia yang percaya kepada Yesus Kristus. Jadi wujud gereja
sendiri itu adalah persekutuan dengan Kristus dan Persekutuan dengan orang lain 5.
Untuk mengembangkan reformasi gereja yang harus kita lakukan adalah :

a. Fokusnya orang

yang artinya jika orang fokus dalam melakukan pelaksanaan tata ibadah
dengan baik dengan mengikuti perkembangan zaman, maka gereja akan
mengalami pengembangan zaman. Kita tahu bahwa banyak pemimpin gereja,
pendeta, atau aktivitas gereja “terjebak” oleh kesibukan yang luar biasa dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan, program, rapat-rapat, kebaktian, dan acara.
Sehingga mereka kadang lupa akan perkembangan zaman yang penting juga bagi
gereja. Ketika orang fokus dalam menata gereja agar gereja maju dan mengalami
pengembangan pasti jemaat pun akan merasa senang. Dan jemaat pun tidak
ketinggalan dalam perkembangan zaman6. Terkadang gereja kehilangan fokusnya
dalam memperhatikan jemaatnya. Ada gereja yang sudah tidak memahami
pergumulan hidup setiap warga jemaatnya, gereja tida mau mendalami
pergumulan jemaanya, bahkan gereja kurang mencurahkan waktu untuk jemaat.
Jika hal ini selalu terjadi pada gereja, maka gereja itu sendiri tidak akan
mengelami perkembangan reformasi masa kini, karena yang paling utama dalam
mengembangkan reformasi gereja masa kini adalah jemaanya. Karena gereja masa
kini bukan hanya mengikuti perkembangan zaman tetapi juga harus

4
Yuprieli Hulu, S.PAK, M.Th., Dkk, Suluh Siswa 3 Berkarya dalam Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 18
5
Dr. H. Berkhof dan Dr. I. H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009)
6
Paulus Lie, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 1
memperhatikan jemaanya dan tidak kehilangan fokus7. Adapun dampak negatif
jika gereja tidak fokus pada orangnya yaitu, jika jumlah yang mengahadiri ibadah
sangat kurang dibanding jumlah anggota yang terdaftar. Sangat mengherankan
bagi kita, karena banyak pemimpin gereja atau pendeta yang begitu tenang jika
anggota peserta ibadah berkurang. Maka dari itu supaya gereja berkembang
dengan baik pemimpin gerja atau pendeta harus memperhatikan anggota
jemaatnya dengan baik8. Untuk mereformasi gereja masa kini yang kita perlu tahu
bahwa gereja harus memahami benar mengenai gereja yag berpusat pada orang,
gereja juga harus memahami cara membangun gereja yang berpusat pada
orangnya, gereja harus memikirkan proses perubahan secara bijaksana, dan
gereja harus mengadakan reformasi tanpa ragu.

b. Mereformasi Tugas dan Peran Pendeta sebagai Penggerak Reformasi


gerejanya

kita tahu bahwa pendeta adalah tokoh masyarakatnya, bukan hanya


tokoh dalam komunitasnya, karena banyak pendeta di Indonesia pada masa kini
yang tidak menyadari bahwa dia ditunjuk Tuhan untuk menjadi gembala bagi
masyarakat, bukan hanya gembala bagi “sekelompok” orang. Dia juga bukan
hanya sekedar menjadi pendeta dalam gerejanya melainkan dia juga adalah
pendeta bagi masyarakat. Seorang pendeta harus mengerti akan tugas dan
perannya, karena tugas pokok seorang pendeta ialah sebagai penasihat teologi,
sebagai penggerak akan pembaruan dalam jemaatnya, dan seorang pendeta juga
harus rajin membangun struktur pelayanananya9.

c. Mereformasi kebaktian

mengenai tentang kebaktian kita tidak bisa pungkiri bahwa hampir


semua gereja memiliki liturgi atau tata kebaktian yang hampir sama. Maka dari
itu untuk pengembangan gereja masa kini, gereja haruslah memiliki kreativitas
dalam menata kebaktian, karena gereja yang kreatif adalah gereja yang berani
merencanakan ke khasan liturgi ibadah atau berani melakukan kreasi dalam
peribadahannya. Jika hal ini dilakukan maka setiap warga gereja tidak akan

7
Paulus Lie, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 3
8
Paulus Lie, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 7
9
Paulus Lie, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 64-75
pernah merasa bosan dalam melaksanaan ibadah. Gereja pada masa kini masih
bergumul antara mempertahankan tradisi kebaktian yang biasa dilakukan atau
mereformasi kebaktian dengan melakukan hal yang baru10.

Gereja adalah seluruhnya sebagai tempat terjadinya iman pada masa kini,
yang berarti penirmaan akan sabda Allah oleh gereja, yang biasa terjadi dalam
iman kepercayaan seseorang, tidak bersifat pasif melainkan kreatif. Maka dari itu
sabda yang sama diterima oleh gereja sambil menerapkannya dengan cara yang
selalu unik dan baru11. Gereja juga adalah salah satu persekutuan yang paling
setia atau persahabatan yang terbuka, jika gereja memiliki persahabatan yang
terbuka. Yang bararti menerima jemaatnya dengan baik. Baik itu menerima
segalah keluh kesah jemaatnya12.

Didalam sebuah gereja pasti akan memiliki pokok-pokok iman yang


dapat membangun iman jemaat. Maka dari itu Adapun Pokok-pokok iman
gereja yang harus kita ketahui yaitu:

a. Iman Kepada Allah Bapa, yang artinya bahwa dalam tradisi pengelaman
akan Allah sendiri dari Umat israel. Iman Kepada Yahwe adalah satu-
satunya Allah yang hidup.
b. Iman kepada Yesus Kristus, yang artinya dalam perjanjian baru umat
yang beriman yang percaya dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada
Allah yang menyatakan diri-Nya. Artinya yang menjadi kekhasan dan
pusat iman umat perjanjian baru adalah Yesus Kristus13.
c. Iman kepada Roh Kudus, yang arinya ini merupakan syahadat kita pada
bagian ketiga. Karena disini roh kudus yang telah mempersatukan
seluruh warga gereja dan menuntun, menjaga bahkan menjiwai Gereja
sepanjang zaman14.

Kesimpulan
10
Paulus Lie, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010), 79 dan 81
11
Dr. Nico Syukur Dister OFM, Pengantar Teologi (Yogyakarta: PT Kanisius, 1991), 190
12
Yohanes Krismantyo Susanta “ Gereja Sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka Menurut Jurgen
Moltmann” Jurnal Teologi Kristen, Vol. 2 No. 1 Juni 2020
13
Emanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja (Yogyakarta: PT Kanisius, 2013), 58
14
Emanuel Martasudjita, Pr, Pokok-pokok Iman Gereja (Yogyakarta: PT Kanisius, 2013), 197-198
Berdasarkan pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengembangan reformasi gereja masa kini sangatlah berguna bagi para jemaat. Bukan
hanya gereja yang di reformasi tetapi melainkan juga jemaatnya. Yang paling pertama
yang harus direformasi adalah jemaatnya atau fokus kepada orangnya, tugas dan
pendeta, kemudian kebaktiannya. Gereja adalah seluruhnya sebagai tempat terjadinya
iman pada masa kini, yang berarti penirmaan akan sabda Allah oleh gereja, yang biasa
terjadi dalam iman kepercayaan seseorang, tidak bersifat pasif melainkan kreatif. Maka
dari itu sabda yang sama diterima oleh gereja sambil menerapkannya dengan cara yang
selalu unik dan baru.

Daftar Pustaka
Martasudjita,Emanuel Pr, Pokok-pokok Iman Gereja (Yogyakarta: PT Kanisius, 2013)

Situmorong, Jonar T.H., Eklesiologi (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016)

Berkhof dan Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009)

Yuprieli Hulu, S.PAK, M.Th., Dkk, Suluh Siswa 3 Berkarya dalam Kristen (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009)

Lie Paulus, Mereformasih geraja (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2010)


Dr. Nico Syukur Dister OFM, Pengantar Teologi (Yogyakarta: PT Kanisius, 1991)

Yohanes Krismantyo Susanta “Gereja Sebagai Persekutuan Persahabatan Yang Terbuka


Menurut Jurgen Moltmann” Jurnal Teologi Kristen, Vol. 2 No. 1 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai