Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN DIABETES

MELITUS DENGAN KOMPLIKASI RETINOPATI


(KATARAK) DI PUSKESMAS BUKIT HINDU

DI SUSUN OLEH:

DEA FITRI MELINDA

NIM PO.62.20.1.17.322

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

KELAS REGULER ANGKATAN IV SEMESTER VII

TAHUN 2020/2021
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik/tema : Diabetes melitus dengan komplikasi katarak


Waktu : 8.30 – 8.50 WIB (20 Menit)
Sasaran : Klien Diabetes melitus dengan katarak
Tempat : Bukit Hindu
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu memahami dan
dapat mengerti tentang Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak.
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberi penyuluhan selama 20 menit, diharapkan klien dan keluarga dapat
memahami tentang:
1. Pengertian Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
2. Penyebab Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
3. Klasifikasi Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
4. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
5. Patifisiologi Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
6. Komplikasi Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
7. Pemeriksaan penunjang & Penatalaksanaan Diabetes Melitus dengan komplikasi
katarak
Kegiatan Pembelajaran:

Kegiatan
No Tahap Waktu
Pemateri Audiens

1. Pembukaan 3 a. Memberi salam a. Menjawab salam

m b. Memberi pertanyaan apersepsi b. Memberi salam


e a. Menjelaska
n c. Menyimak
n tujuan
i
penyuluhan d. Menyimak
t

c. Menyebutkan materi /pokok


bahasan yang akan disampaikan
b. Pengertian
2. Pel 17 menit a. Memperhatikan
Diabetes Melitus
aks
ana dengan komplikasi b. Mengemukakan
an pendapat
katarak Mengemukakan
c. Penyebab pendapat

Diabetes Melitus c. Mendengarkan


dengan komplikasi
d. Mendengarkan
katarak
e. Mendengarkan
d. Klasifikasi
Diabetes Melitus f. Mendengarkan

dengan komplikasi g. Mendengarkan


katarak
e. Tanda dan
Gejala Diabetes
Melitus dengan
komplikasi katarak
f. Patifisiologi
Diabetes Melitus
dengan komplikasi
katarak
g. Komplikasi
Diabetes Melitus
dengan komplikasi
katarak
h. Pemeriksa
an penunjang &
Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
dengan komplikasi
katarak

3. Pe 5 a. Menyimpulkan materi penyuluhan


nut
up m yang telah disampaikan a. Menyimak
e
n b. Menyampaikan terima kasih atas b. Mendengarkan
i perhatian dan waktu yang telah di
t berikan kepada pasien c. Menjawab salam

c. Mengucapkan salam

Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab


Media : Leaflet
Materi :Terlampir
Evaluasi:
1. Standar Persiapan

a. Pasien (Tn. Y) bersedia untuk diberikan pendidikan kesehatan.

b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai perencanaan.

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.

2. Standar Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji tentang Diabetes
Melitus.
3. Standar Hasil
1) Pasien mampu menjelaskan kembali Pengertian Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
2) Pasien mampu menjelaskan kembali Penyebab Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
3) Pasien mampu menjelaskan kembali Klasifikasi Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
4) Pasien mampu menjelaskan kembali Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
5) Pasien mampu menjelaskan kembali Patifisiologi Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
6) Pasien mampu menjelaskan kembali Komplikasi Diabetes Melitus dengan
komplikasi katarak
7) Pemeriksaan penunjang & Penatalaksana Pasien mampu menjelaskan kembali
an Diabetes Melitus dengan komplikasi katarak
Sumber :
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan , Edisi
2.Jakarta:Salemba Medika.
LAPORAN-PENDAHULUAN-KATARAKDiakses pada tanggal 23 April 2021
Lp-Katarak Diakses pada tanggal 23 April 2021
NANDA. (2009-2011). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Sidarta, Ilyas (2009). Ihtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Tamsuri, Anas. (2011). Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta: EGC

.
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Katarak adalah mengaburnya lensa, dapat menyerang sebagian atau keseluruhan
lensa tersebut (Evelyn c. Pearce, 2009, hal 391).
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau
berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila
protein pada lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi
pada lensa (Corwin, 2009).
Beberapa kondisi penyakit, seperti diabetes ternyata juga bisa menyebabkan
katarak. Ketika seseorang mengalami diabetes, penumpukan gula akibat penyakit ini
mempengaruhi lensa mata. Sorbitol, yakni gula yang terbentuk dari glukosa dapat
menumpuk dan menimbulkan komplikasi, termasuk katarak
2. Penyebab
Menurut Ilyas, (2006) katarak dapat di sebabkan sebagai berikut:
a) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis.
b) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X
atau benda-benda radioaktif.
c) Penyakit mata seperti uveitis.
d) Penyakit sistemis seperti diabetes mellitus.
e) Defek congenital.
3. Klasifikasi
a) Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini
sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella,
diabetes mellitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, dan galaktosemia.
b) Katarak Senile
Adalah kekeruhan lensa yang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa
macam yaitu :
c) Katarak Nuklear
Kekeruhan ang terjadi pada inti lensa.
d) Katarak Kortikal
Kekeruhan terjadi pada korteks lensa.
e) Katarak Kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuclear atau kortikal.
Berdasarkan stadium katarak senil dibagi menjadi :
1) Katarak Insipient
Katarak yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang berbentuk gerigi
dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya.
2) Katarak Imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh
lensa sehingga masih terdapat begian-bagian yang jernih pada lensa.
3) Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul.
4) Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut hingga korteks lensa mencair dan
dapat keluar melalui kapsul lensa.
4. Tanda dan Gejala
Secara umum gejala katarak berupa :
1) Merasa ada kabut yang menghalangi disekitar mata.
2) Mata sangat peka terhadap sinar.
3) Bila menggunakan sebelah mata benda yang dilihat menjadi double.
4) Memerlukan cahaya terang agar dapat membaca.
5) Lensa mata berubah menjadi buram dan tidak bening.
6) Sering berganti kaca mata tetapi tetap sulit melihat dengan jelas.
5. Patofisiologi
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda
dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti : Diabetes, namun
sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan
katarak berkembang secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade
ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila
tidak terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan
permanent. Factor yang sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi sinar
ultraviolet B, Diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu lama.
Dalam keadaan normal transfaransi lensa terjadi karena adanya keseimbangan
antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran
sesemi permeabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat
diserap, mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada
bagian lain sehingga membentuk massa transparan ataubbintik kecil di sekitar lensa,
membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan
cairan/degenasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya
cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
6. Komplikasi Katarak
a. Kerusakan endotel kornea
b. Sumbatan pupil
c. Glaucoma
d. Perdarahan
e. Penyulit yang terjadi berupa visus tidak akan mencapai 5/5
f. Nistagmus dan strabismus
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik.
b. Pengukuran tonografi : mengkaji tekanan intra okuler (TIO) (Normalnya 12-25
mmHg).
c. Pemeriksaan lapang pandang : untuk mengetahui visus.
d. Pemeriksaan oftalmoskop : mengkaji struktur intraocular, mencatat atrofi lempeng
optic, papil edema, perdarahan retina.
e. Pemeriksaan slit-lamp.
f. Biometri
g. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

8. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak. Beberapa
penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah keruhnya lensa
untuk menjadi katarak (Ilyas, 2006).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas atau
mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James, 2006).
Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam
penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan
tugas sehari-hari penderita. Digunakan nama insipient, imatur, dan hipermatur
didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof. Dr. Sidarta
Ilyas, dkk, 2002).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian
lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan
anestesi local daripada anastesi umum. Anestesi local diinfiltrasikan disekitar bola
mata dan kelopak mata atau diberikan secara topical. Operasi dilakukan dengan insisi
luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari
mata) katarak ekstrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan probe
ultrasonografi yang dimasukkan melalui inisisi yang lebih kecil dari kornea atau sklera
anterior (fakoemulsifikasi).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS DENGAN
KOMPLIKASI RETINOPATI

OLEH:
Dea Fitri Melinda
NIM PO.62.20.1.17.322

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN IV SEMESTER VIII
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : RETINOPATI
SASARAN : PASIEN DAN KELUARGA
TEMPAT : BUKIT HINDU
HARI/TANGGAL : 27 APRIL 2021
WAKTU : 14.00-SELESAI

A. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat mengerti tentang komplikasi kardiovaskuler diabetes melitus

khususnya penyakit jantung

B. Tujuan Penyuluhan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat mampu menjelaskan :

1. Komplikasi Retinopati Diabetes Melitus


2. Gejala komplikasi Retinopati
3. Pencegahan dan Penanganan Retinopati
C. Isi Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya – jawab
E. Media
Leaflet
F. Langkah-Langkah Kegiatan

N TAHAP KEGIATAN METODE ALOKASI


O BELAJAR
WAKTU
1 Pendahul a) Memberi salam - Metode tanya 2
uan b) Menggali sejauh mana jawab
menit
pengetahuan pasien ( 2 arah )
tentang Retinopati
c) Menyampaikan pokok
bahasan
d) Menyampaikan tujuan

2 Penyajian a) Mengetahui tanda dan Metode tanya 10


gejala retinopati jawab
menit
( 2 arah )
b) Mengetahui klasifikasi
retinopati

c) Mengetahui tanda dan


gejala retinopati

d) Mengetahui pencegahan
Retinopati

e) Mengetahui
Penanganan Retinopati

3 Penutup a) Menyimpulkan materi - Metode tanya 3


penyuluhan bersama jawab
menit
keluarga ( 2 arah )
b) Memberikan evaluasi
secara lisan
c) Memberi salam penutup

G. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali
mengenai diabetes melitus.
A. Evaluasi proses
1) Klien antusias terhadap materi penyuluhan
2) Klien mengajukan pertanyaan.
B. Evaluasi hasil
1. Klien mengerti tentang Retinopati
2. Klien mengerti tentang Penyebab Retinopati
3. Klien mengerti tentang Tanda dan Gejala Retinopati
4. Klien mengerti tentang pencegahan dan penanganan
C. Pertanyaan
1. Apa Pengertian Retinopati ?
2. Apa Penyebab Retinopati ?
3. Apa Saja Tanda Dan Gejala Retinopati ?
4. Bagaimana Pencegahan dan penanganan nya ?

Lampiran Materi :

A. Pengertian
Retinopati adalah kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa
perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan.
Penyakit retinopati adalah penyakit lanjutan dari seseorang yang telah mengalami
diabetes melitus atau hipertensi.  Faktor yang diperkirakan penting dalam
perkembangan retinopati adalah seseorang yang yang sudah dinyatakan terserang
diabetes melitus dan hipertensi. Dalam suatu kasus,seseorang yang telah lama
mengalami diabetes melitus,80% kepastiannya diperkirakan mengalami retinopati.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula
dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat
digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit
gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup
banyak di Indonesia juga di seluruh dunia. Penyakit Diabetes Melitus terjadi ketika
kadar gula (glukosa) dalam darah berlebih. Kelebihan gula tersebut menjadi racun
bagi tubuh penderita.
Retinopati diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus, di mana
kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh
darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.
Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2,
terutama mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes
dalam jangka waktu yang lama. Pada awalnya, retinopati diabetik seringkali hanya
menunjukkan gejala ringan, atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Namun apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan.
Maka dari itu, penderita diabetes melitus selalu disarankan untuk melakukan
pemeriksaan mata rutin setidaknya satu kali dalam setahun meskipun tidak
merasakan keluhan apapun pada mata.
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy)adalah kerusakanpada retina
akibattekanan darah tinggi.Kelainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan
umum atausetempat, percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena
crossingatau sklerose pembuluhdarah.Kelainan pembuluh darah ini dapat
mengakibatkan kelainan pada retina yaitu retinopatihipertensi.Retinopati hipertensi
dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang pada daerahmakula dapat
memberikan gambaran seperti bintang (star figure).
B. Tanda dan Gejala
Pada tahap awal, retinopati diabetik dapat menimbulkan gejala yang khas seperti:
1. Penglihatan kabur dan ganda.
2. Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
3. Melihat lingkaran-lingkaran cahaya ataupunmelihat bintik gelap dan cahaya
kelap-kelip.
4. Tidak dapat melihat sesuatu yang ada pada salah satu sisi.
5. Kesulitan dalam membaca.
6. Mata merah dan gatal.
7. Kehilangan penglihatan warna.
8. Sesuatu yang lurus tidak keliahatan lurus.

C. Klasifikasi Penyakit
1. Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina ( retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama berupa
aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak.
Penderita Diabetes Mellitus akan mengalami retinopati diabetik hanya bila ia
telahmenderita lebih dari 5 tahun. Bila seseorang telah menderita DM lebih 20
tahun maka biasanya telah terjadi kelainan pada selaput jala / retina.
Retinopati diabetik sendiri dapat dibagi menjadi 2 :
a. Retinopati Diabetes non proliferatif
Suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan
sumbatan pembuluh-pembuluh halus. Kebanyakan orang dengan
Retinopati Diabetes non proliferatif tidak mengalami gejala atau dengan
gejala yang minimal pada fase sebelum masa dimana telah tampak lesi
vaskuler melalui ophtalmoskopi.
b. Retinopati Diabetes Proliferatif
Merupakan penyulit mata yang paling parah,karena retina yang sudah
iskemik atau pucat tersebut bereaksi dengan membentuk pembuluhdarah
baru yang abnormal (neovaskuler).  Neovaskuler atau pembuluh darah liar
ini merupakan ciri Retinopati Diabetes Proliferatif dan bersifat rapuh serta
mudah pecah sehingga sewaktu-waktu dapat berdarah kedalam badan
kaca yang mengisi rongga mata, menyebabkan pasien mengeluh melihat
floaters (bayangan benda-benda hitam melayang mengikuti penggerakan
mata) atau mengeluh mendadak penglihatannya terhalang.
2. Retinopati Hipertensi
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy) adalah kerusakan pada retina
akibat tekanan darah tinggi. Retinopati Hipertensi adalah kelainan-kelainan
retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.  Kelainan
pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan
pembuluh darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah.
Kelainan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina yaitu
retinopati hipertensi.Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau
eksudat retina yang pada daerah makula dapat memberikan gambaran seperti
bintang (star figure).

D. Pencegahan dan Penanganan


1. Pencegahan
Prinsip utama  penatalaksanaan dari retinopati diabetik adalah pencegahan.
Pencegahan maksimal dapat dicapai dengan memperhatikan berbagai hal
yang dapat mempengaruhi perkembangan retinopati diabetik. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan guna mencegah retinopati diabetik antara lain:
a. Pemeriksaan Mata
Prinsip utama dalam menangani retinopati diabetik adalah
pencegahan dengan deteksi dini sebelum terjadi gangguan penglihatan
yang berat. Walaupun belum mengeluh dan tanpa melihat berapa lama
pasien menderita diabetes, seorang pasien harus dirujuk ke dokter mata
untuk menjalani pemeriksaan mata awal (skrinning).
Pemeriksaan mata rutin pada pasien dengan DM sangat
dianjurkan. Pemeriksaan mata pertama kali dianjurkan dilakukan pada
saat pasien didiagnosis DM atau maksimal 5 tahun setelah terdiagnoisis
DM. Pemeriksaan mata selanjutnya dilakukan secara berkala setiap satu
tahun sekali.
Dalam pemeriksaan, mata akan ditetes supaya pupil menjadi
lebih lebar dan dokter dapat mengamati retina secarra seksama.
Sebaiknya dilakukan untuk dokumentasi dengan foto fundus, atau
pencitraan lain yang diperlukan.
b. Kontrol Kadar Glukosa Darah
Kontrol kadar glukosa darah dengan mengkonsumsi obat sesuai
anjuran dokter Anda. Lakukan pengecekan kadar glukosa darah secara
rutin minimal 1 bulan sekali, dan lakukan pemeriksaan kadar HbA1C
minimal 6 bulan sekali. Berdasarkan penelitian Diabetic Control and
Complication Trial (DCCT) diketahui bahwa gula darah yang terkontrol
selama 3 tahun pada pasien DM dapat menurunkan resiko terjadinya
retinopati diabetik hingga 60% dan mencegah perburukan retinopati
diabetik hingga 54%. Pada penelitian yang dilakukan United Kingdom
Prospective Diabetes Study (UKPDS) diketahui bahwa setiap penurunan
HbA1C sebesar 1% akan diikuti dengan penurunan resiko komplikasi
mikrovaskular sebesar 35%. Kontrol optimum glukosa darah / HbA1c
sebesar < 7% diketahui dapat mempertahankan atau menunda
terjadinya retinopati diabetik.
c. Perbaiki Pola Hidup
Retinopati diabetik merupakan komplikasi dari DM. Oleh karena
itu, memperbaiki faktor-faktor risiko penyakit DM akan membantu
mencegah terjadinya retinopati diabetikum.
Dalam memperbaiki pola hidup, hal-hal yang perlu dihindari
pasien Retinopati Diabetik adalah sebagai berikut :
1) Merokok
Merokok telah lama diketahui menyebabkan penyakit jantung,
kanker paru-paru hingga impotensi. Namun, banyak orang tidak
menyadari bahwa merokok dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan. Merokok meningkatkan kesempatan terkena diabetes.
Jangan tunggu sampai terkena diabetes, karena komplikasi
diabetes menyebabkan retinopati diabetik, penyakit jantung, stroke,
penyakit pembuluh darah, kerusakan saraf dan masih banyak
lainnya. Saat menghisap asap rokok, sedikitnya ada 60 bahan kimia
yang dapat menyebabkan kanker dan lebih dari 4000 zat yang
berbahaya bagi tubuh ikut terhisap. Zat berbahaya tersebut antara
lain nikotin, amonia, dan karbon monoksida. Pada perokok terdapat
peningkatan kadar gula darah dan juga peningkatan distribusi
lemak perut, tambahan lagi keduanya ini merupakan penanda yang
dapat menyebabkan terjadinya resistensi hormon Insulin.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh American Journal of
Epidemiology, seorang perokok berat yang merokok sebanyak 16–
25 batang atau lebih setiap harinya memiliki risiko dua kali lipat
lebih banyak menderita Diabetes Mellitus jika dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok. The Cancer Prevention Study
menemukan bahwa perempuan yang merokok lebih dari 40 batang
per hari memiliki risiko terkena Diabetes Mellitus 74% lebih tinggi
daripada perempuan yang tidak merokok, sedangkan risiko terkena
Diabetes Mellitus bagi laki-laki perokok meningkat sebesar 45%.
Maka, dapat disimpulkan bahwa dengan semakin seringnya
merokok, risiko seseorang untuk menderita Diabetes Mellitus akan
semakin bertambah. Bagi penderita Diabetes Mellitus, sadari bahwa
kebiasaan merokok dapat memperburuk penyakit Diabetes Mellitus
karena merokok dan Diabetes Mellitus saling membahayakan satu
sama lain.
2) Obesitas
Komplikasi lain yang berhubungan dengan diabetes melitus dan
obesitasadalah retinopati diabetik. Hubungan antara diabetes
melitus dan obesitas dengan kejadian retinopati diabetik salah
satunya adalah terjadinya neovaskularisasi pada retina yang rentan
pecah dan dapat menjadi retinopati.
Orang yang menderita obesitas lebih berisiko terhadap diabetes.
Untuk dapat mengurangi risiko diabetes yaitu dengan menurunkan
berat badan. Jaga berat badan agar tetap ideal agar terhindar dari
bahaya diabetes. Bahkan mengurangi berat badan sekitar 5 persen
saja dapat menurunkan risiko diabetes hingga 70 persen.
3) Kebiasaan mengkonsumsi junk-food (makanan cepat saji)
Hindari kebiasaan mengkonsumsi makan cepat saji. Orang yang
gemar makan makanan cepat saji lebih terancam mengalami
obesitas dan mengembangkan tingkat resistensi insulin hingga 2
kali lipat. Selain itu, banyak makanan cepat saji yang sarat akan
lemak trans yang tidak sehat dan karbohidrat olahan. Hal tersebut
dapat membuat berat badan tidak stabil dan meningkatkan risiko
diabetes.
4) Gizi seimbang
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memenuhi gizi
seimbang adalah sebagai berikut :
a) Makanlah beraneka ragam makanan, untuk menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.
b) Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan
pertahankan berat badan normal) agar dapat melaksanakan
kegiatan sehari-hari seperti bekerja, belajar, berolahraga dan
kegiatan lain.
c) Makanlah sumber makanan karbohidrat, pilihlah karbohidrat
kompleks dan serat seperti padi-padian (beras, jagung,
gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu,
dan lain-lain. Kemudian makanlah sumber makanan
karbohidrat sederhana alamiah seperti buah-buahan, sayuran
dan susu serta karbohidrat sederhana yang diproses seperti
gula, madu, sirup, bolu, selai, dan lain-lain.
d) Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai
seperempat kecukupan energi. Lemak dan minyak dalam
makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi,
membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah
lezatnya makanan.
e) Gunakan garam beryodium.
5) Olahraga secara teratur
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar
gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olah raga berat, olah
raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus
pengaruhnya bagi kesehatan. Beberapa contoh olah raga yang
disarankan yaitu jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang.
Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit
per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri
pendinginan antar 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak
jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan
juga meningkatkan penggunaan glukosa.
2 Penanganan
Retinopati diabetik dapat di tangani dan disembuhkan. Penanganan
terbaik yang di ketahui adalah :
a. Bedah laser
Laser digunakan untuk pembakaran kecil pada retina, untuk menambal
pembuluh darah ekstra, dan menghindari tumbuhnya pembuluh darah
baru yang rapuh. Edema macular juga dapat di tangani dengan bedah
laser. Sebagai tambahan, alat bantu penglihatan kurang, seperti lensa
pembesar (untuk close up) dan lensa telescopic (untuk jarak) dapat
membantu. Apabiloa ada perdarahan vitreous atau operasi untuk
mengangkat pembuluh darah yang pecah dan jaringan scar (jaringan
bekas luka), untuk menghentikan perdarahan, untuk mengganti sebagian
cairan vitreous dalam mata dengan cairan garam, dan kadang-kadang di
perlukan tindakan operasi untuk memperbaiki detached (ablasio) retina.
Ada pila cara penanganan retinopati diabetik dengan menyuntikan obat
(biasanya obat anti fakta pertumbuhan) ke dalam retiana.
b. Foto coagulasi
Penyinaran dengn sinar laser (xenon ARC) membuka area baru dalam
pengobatan retinopati. Khususnya pada diabetes retinopati grade II (DR
II) jelas terjadi perbaikan pada retina dan penglihatan. Pada DR II lanjut
dan DR III kelaianan ini menetap, sehingga tidak terjadi kemunduran
penglihatan.
Cara kerja dan kegunaan foto coagulasi ini adalah :
1) Membekukan dan merusak kapiler sumber perdarahan.
2) Mencegah pembentukan pembuluh darah baru.
3) Mencegah perlengketan retina dan pertumbuhan jaringan ikat.
DAFTAR PUSTAKA

Atanasia, F. 2017. Merokok dan diabetes. Diunduh dari


https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/merokok-dan-diabetes Pada tanggal
26 April 2017

Ariantytety. 2011. Pencegahan Retinopati Diabetik. Diunduh pada tanggal


26 April 2021

Hans, T. 2018. Life HealthyWith Diabetes.Yogyakarta: Rapha Publishing

No name. 2017 . Cara Agar Anda Terhindar Dari Resiko Diabetes . Diunduh
dari http://diabetesindo.weebly.com/artikel-diabetes/category/diabetes/5. Pada
tanggal 26 april 2021

Anda mungkin juga menyukai