0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan2 halaman
Allegory of the Cave menggambarkan perubahan pandangan terhadap realitas. Cerita ini mengisahkan tahanan di gua yang hanya melihat bayangan di tembok dan menganggapnya nyata, tanpa menyadari adanya dunia luar. Cerita ini menunjukkan bahwa pandangan kita terhadap realitas mungkin salah, dan kita perlu melihat di luar asumsi awal kita.
Allegory of the Cave menggambarkan perubahan pandangan terhadap realitas. Cerita ini mengisahkan tahanan di gua yang hanya melihat bayangan di tembok dan menganggapnya nyata, tanpa menyadari adanya dunia luar. Cerita ini menunjukkan bahwa pandangan kita terhadap realitas mungkin salah, dan kita perlu melihat di luar asumsi awal kita.
Allegory of the Cave menggambarkan perubahan pandangan terhadap realitas. Cerita ini mengisahkan tahanan di gua yang hanya melihat bayangan di tembok dan menganggapnya nyata, tanpa menyadari adanya dunia luar. Cerita ini menunjukkan bahwa pandangan kita terhadap realitas mungkin salah, dan kita perlu melihat di luar asumsi awal kita.
Teori Plato tentang allegory of the cave menunjukkan sebuah perubahan
panjang yang berbeda dengan cara pandang kita dan cara meyakini kita terhadap sebuah realita. Asumsi di belakang allegory adalah asumsi yang mendasar kalau apa saja yang kita rasakan adalah sebuah pemikiran yang tidak tuntas yang menggantikan sebuah fakta dan sebuah kebenaran. Dan di dalam cerita plato ini menceritakan bahwa plato membangun atau membuat sebuah gua yang para tahanannya di rantai dan di haruskan melihat tembok gua. Di dalam allegory of the cave terdapat dua buah bagian di dalam cerita ini, yaitu perubahan fantasi para tahanan dan anggapan filosofis kalau allegory harusnya yang menggantikan atau yang seharusnya mewakili, karen itulah yang mendatangkan kita kepada allegory itu sendiri. Arti yang khusus, yang di dapatkan dari gua bisa di lihat dari pertama dengan adanya atau hadirnya para tahanan yang dirantai di dalam gelapnya gua, para tahanan diikat dan para tahanan juga tidak di perbolehkan untuk melihat apapun yang ada di dekat mereka. Di sekitar para tahanan ada yang membuat bayangan di tembok gua, dan para tahanan mengira atau mengaggap itu semua adalah nyata. Di saat socrates ( guru plato ) mendeskripsikan atau menggambarkan gua dan sekaligus juga menggambarkan keadaan para tahanan, socrates ( guru plato) menyampaikan kalau para tahanan akan merasa keliru atau bingung seperti apa sebuah realita atau kenyataan. Karena seperti yang sudah diketahui kalau di sekitar para tahanan ada yang membuat bayangan di tembok gua bahkan mereka menggunakan barang barang dan bahkan sampai menggunakan orang orang agar semua bayangan itu terlihat real atau nyata dan agar para tahanan itu percaya dengan apa yang mereka lihat itu nyata. Para tahanan itu mempercayainya karena mereka tidak melihat apapun selain bayangan di tembok itu dan para tahanan itu menganggap semua itu adalah kenyataan bagi diri mereka sendiri. Ini adalah poin kisah atau cerita yang penting karena poin atau cerita ini membuktikan kepada kita kalau apapun yang kita anggap sejak lama atau bahkan sejak kita lahir itu nyata tapi bisa saja semua aggapan atau pikiran kita itu salah tentang kenyataan yang kita anggap nyata bisa saja itu semua bahkan benar benar salah berdasarkan interpretasi kita. Lalu plato memberi sebuah gambaran tentang visi kenyataan atau realita dan kebenaran yang sesungguhnya. mungkin akan menyakitkan bagi para tahanan, namun plato tetap ingin bagaimanapun para tahanan ini tetap melihat dan memandang kembali apa yang sudah mereka rasakan dan apa yang sudah selalu mereka lihat sebagai tanda menerima sebuah kenyataan, realita atau kebenaran dengan rasa menyenangkan dan dengan rasa tidak menyakitkan.