Anda di halaman 1dari 1

budaya dapat mempengaruhi kekhasan arsitektur, kebudayaan akan mencakup hal yang berkenaan

dengan kebenaran (logika), kebaikan (etika), keindahan (estetika). Faktor fungsi dari kebudayaan
dalam wujud arsitektur ditentukan oleh kebutuhan, teknologi, asosiasi, estetika, telesik
(kesejamanan), pemakaian yang tepat. Karena itu setiap budaya mempunyai corak rumah masing-
masing baik bentuk maupun fungsi dari rumah tinggal yang di huninya.

bukti yang menunjukkan bahwa di situ pun dahulu rumah berbentuk panggung. Rumah Panggung,
selain untuk mencegah bahaya (binatang, banjir, dll), juga memberi kehangatan pada penghuninya.
Tiang rumah terbuat dari kayu, tetapi diletakkan diatas batu yang disebut umpak (di Kanekes) atau
tatapakan. Tangga untuk naik rumah disebut golodog atau babancik (pada rumah tembok). Rumah
panggung dengan tatapakan batu ini, secara teknis dapat bertahan dari guncangan gempa bumi,
sehingga cocok dengan alam priangan yang banyak gunung apinya yang masih aktif

Rumah adat sunda berbentuk rumah panggung dengan filosofi manusia tidaklah hidup di alam langit
atau alam kahyangan, dunia atas. Dan juga tidak hidup di dunia bawah. Maka dari itu manusia harus
hidup dipertengahannya dan tinggal di tengah-tengah. Konsep tersebut dituangkan dalam bentuk
rumah panggung sebagai realisasi dari konsep pemikiran tersebut secara nyata.

2. Bentuk rumah panggung bagi masyarakat Sunda memiliki makna yang mendalam tentang pola
keseimbangan hidup dimana harus selarasnya antara hubungan vertikal (interaksi diri dengan
Tuhan) dengan hubungan horizontal (interaksi diri dengan lingkungan alam semesta) manifestasi ini
nampak dari bangunan rumah yang tidak langsung menyentuh tanah.

3. Rumah dalam bahasa sunda adalah Bumi (bahasa halus), dan bumi adalah dunia. Ini
mencerminkan bahwa rumah bukan hanya tempat untuk tinggal dan berteduh, tapi lebih dari itu.

1.Bagian Hareup atau Bagian Depan Rumah

2.Bagian Tengah Rumah ( Tengah Imah )

3. Bagian Belakang Rumah ( Tukang )

Anda mungkin juga menyukai